Anda di halaman 1dari 3

PETROKIMIA

Petrokimia adalah bahan kimia yang dihasilkan dari bahan bakar fosil. Bahan kimia dari petrokimia sering
digunakan sebagai bahan untuk industry. Industry petrokimia dapat didefinisikan sebagai industry yang
menggunakan bahan baku mentah dari minyak bumi, gas alam, batu bara serta biomasa yang
mengandung senyawa PONA (paraffin, olefin, naftena dan aromatic). Industry petrokimia dan
turunannya merupakan industry yang kompleks dan terintegrasi dalam pemenuhan produk atau bahan
kimia bernilai tinggi. Pengelompokan industry petrokimia adalah hal penting dalam memudahkan
klasifikasi industry petrokimia dan turunannya Jalur bahan baku petrokimia dapat dihasilkan dari sumber
yang ada seperti sumur gas, sumur minyak bumi, batu bara maupun biomassa. Bahan baku tersebut
diolah dengan cara dimurnikan sesuai dengan standart yang telah ditentukan, hasil pemurnian dikirim ke
industry petrokimia. Idustri petrokimia yang pertama kali menerima hasil olahan dari sumber tersebut
disebut industry petrokimia hulu(Christian dan Setiadi 2019).

Industry petrokimia hulu (upstream petrochemical) merupakan industry yang mengolah bahan baku baik
dari sumur gas, sumur minyak, batu bara maupun biomassa. Industry menghasilkan turunan produk
petrokimia utama yang terbagi tiga antara lain basis metana (C1), olefin dan aromatic baik untuk dijual
maupun diteruskan diolah lebih lanjut pada sector industry petrokimia antara. Industry petrokimia
antara (midstream petrochemical) merupakan sector ditengah-tengah antara hulu dan hilir, sector ini
banyak menghasilkan beragam turunan produk petrokimia bernilai tinggi. Sector industry ini bertugas
untuk mengolah dan mengembangkan hasil produk industry petrokimia hulu dengan tujuan untuk dijual
maupun diteruskan ke industry petrokimia hilir. Industry petrokimia hilir (downstream petrochemical)
merupakan sector paling akhir pada industry petrokimia. Sector industry ini bertugas untuk mengolah
dan mengembangkan hasil ptroduk industry petrokimia antara (midstream petrochemical) dengan
tujuan untuk dijual maupun diolah menjadi produk akhir ataupun produk jadi (Christian dan Setiadi
2019).

KARET SINTETIS

Karet sintetis adalah karet yang berasal dari hasil samping pengolahan minyak bumi yang kemudian
melalui reaksi polimerisasi menjadi suatu material baru yang sifatnya mendekati sifat karet alam. Bahan
kimia yang digunakan untuk meningkatkan sifat fisis karet dalam pembuatan kompon adalah bahan anti
degran dan, filler (bahan pengisi) (Rahmaniar 2010). Karet sintetis sebagian besar dibuat dengan
mengandalkan bahan baku minyak bumi. Pengembangan karet sintetis secara besar-besaran dilakukan
sejak zaman Perang Dunia II. Negara-negara industry maju merupakan pelopor berkembangnya jenis-
jenis karet sintetis. Tiap jenis karet memiliki sifat tersendiri yang khas yaitu tahan terhadap panas atau
suhu tinggi, minyak, pengaruh udara, dan bahkan ada yang kedap gas. Berdasarkan tujuan
pemanfaatannya, ada dua macam karet sintetis yang dikenal, yaitu karet sintetis yang digunakan secara
umum serta karet sintetis yang digunakan untuk keperluan khusus (Tim Penyusus PS 2008)

1. Karet sintetis kegunaan umum


Karet sintetis ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Banyak fungsi karet alam yang
dapat digantikannya. Jenis-jenis karet sintetis untuk kegunaan umum diantaranya sebagai
berikut.
a. SBR (Styrena Butadiene Rubber). Jenis SBR merupakan jenis karet sintetis yang paling banyak
diproduksi dan digunakan. Jenis ini memiliki ketahanan kikis yang baik dan kalor atau panas
yang ditimbulkan rendah.
b. BR (Butadiene Rubber) atau Polydiene Rubber. Keret jenis BR lebih lemah, daya lekat lebih
rendah, dan pengolahannya juga tergolong sulit. Karet jenis ini jarang digunakan tersendiri.
c. IR (isoprene rubber) atau polyisoprene rubber. Jenis karet ini mirip dengan karet alam karena
sama-sama merupakan polimer isoprene. Banyak sifat IR yang mirip sekali dengan karet
alam, walaupun tidak secara keseluruhan.

2. Karet sintetis untuk kegunaan khusus


Jenis karet sintetis ini tidak terlalu banyak digunakan dibandingkan karet sintetis yang pertama.
Jenis ini digunakan untuk keperluan khusus karena memiliki sifat khusus yang tidak dipunyai
karet sintetis jenis pertama. Sifat yang sekaligus menjadi kelebihannya ini adalah tahan terhadap
minyak, oksidasi, panas atau suhu tinggi, serta kedap terhadap gas. Beberapa jenis karet sintetis
untuk kegunaan khusus yang banyak dibutuhkan di antarannya sebagai berikut.
a. IRR (isobutene isoprene rubber). IRR sering disebut butyl rubber dan hanya mempunyai
sedikit ikatan rangkap sehingga membuatnya tahan terhadap pengaruh oksigen dan ozon.
IRR

b. NBR (nitrile butadiene rubber) atau acrilonytrile butadiene rubber. NBR adalah karet sintetis
untuk kegunaan khusus yang paling banyak dibutuhkan sifatnya yang sangat baik adalah
tahan terhadap minyak, sekalipun didalam minyak, karet ini tidak mengembang. Sifat ini
disebabkan oleh adanya kandungan akrilonitril di dalamnya.

c. CR (chloroprene rubber). CR memiliki ketahanan terhadap minyak, tetapi disbanding dengan


NBR ketahanannya lebih rendah. CR juga memiliki daya tahan terhadap oksigen dan ozon di
udara, bahkan juga terhadap panas atau nyala api.

d. EPR (ethylene propylene rubber). EPR sering disebut EPDM karena tidak hanya
menggunakan monomer etilen dan propilen pada proses polimerisasinya melainkan juga
monomer ketiganya atau EPDM. Keunggulan yang dimiliki EPR adalah ketahanannya
terhadap sinar matahari, ozon, serta pengaruh unsur cuaca lainnya, sedangkan
kelemahannya pada daya lekat yang rendah.

3. Manfaat Karet
Berdasarkan jenisnya seperti jenis NBR (nitrile butadiene rubber) yang memiliki ketahanan tinggi
terhadap minyak biasa digunakan dalam pembuatan pipa karet untuk bensin dan minyak,
membran, seal, gasket, serta barang lain yang banyak dipakai untuk peralatan kendaran
bermotor atau industry gas. Jenis CR (chloroprene rubber) yang tahan terhadap nyala api banyak
digunakan dalam pembuatan pipa karet, pembungkus kabel, seal, gasket, dan sabuk pengangkut.
Perekat kadang-kadang dibuat dengan menggunakan jenis CR tertentu. Sifat kedap terhadap gas
yang memiliki oleh jenis IIR dapat dimanfaatkan untuk pembuatan ban kendaraan bermotor, juga
pembalut kawar listrik, serta pelapis bagian dalam tangka penyimpanan lemak atau mintak. Jenis
EPR juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kabel listrik. Karet memiliki pengaruh besar
terhadap bidang transportasi, komunikasi, industry, pendidikan, kesehatan, hiburan, dan banyak
bidang kehidupan lain yang vital bagi kehidupan manusia (Tim Penyusus PS 2008).
Tim Penyusus PS 2008. Panduan Lengkap Karet. Bogor (ID) : Swadaya

Rahmaniar M. 2010. Pengaruh Ukuran Partikel Nano Sulfur Terhadap Sifat Fisis Karet Komponen
Kendaraan Bermotor. Jurnal of Industrial Reasearch. 4(2) : 26-33.

Christian A, Setiadi W. 2019. Turunan bahan kimia dari industry petrokimia. Ponorogo (ID) : Myria
Publisher.

Anda mungkin juga menyukai