Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hidrosefalus merupakan kerusakan jaringan saraf otak karena adanya

peningkatan tekanan yang disebabkan kelebihan jumlah cairan serebrospinal (CSS)

dalam rongga serebrospinalis (Muttaqin, 2008:238). Hydrocephalus Association (2017)

menyatakan bahwa untuk setiap 1.000 kelahiran di Amerika Serikat, 1 Hingga 2 bayi

menderita hidrosefalus. Selain itu, Hydrocephalus Association (2017) juga menyatakan

bahwa hidrosefalus adalah alasan paling umum untuk operasi pada anak-anak. Sementara

itu, Hani Yahya Assegaf sebagai penggagas Azizah Foundation yang merupakan

lembaga informal yang secara khusus memberi perhatian kepada penderita hidrosefalus,

menyatakan bahwa di Indonesia hidrosefalus memiliki potensi ratio 1 dari 1.500

kelahiran bayi.

Hidrosefalus adalah suatu keadaan dimana terjadi penambahan volume dari

cairan serebrospinal (CSS) didalam ruangan ventrikel dan ruang subarakhnoid. Keadaan

ini disebabkan oleh karena terdapat ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi dari

cairan serebrospinal. Sedangkan insiden hidrosefalus congenital bervariasi untuk tiap-

tiap populasi yang ada. Hershey BL mengatakan kebanyakan hidrosefalus pada anak-

anak adalah congenital yang biasanya sudah tampak pada masa bayi. Jika hidrosefalus

mulai tampak setelah umur 6 bulan biasanya bukan karena congenital. Mujahid Anwar,

dkk mendapatkan 40-50 % bayi dengan perdarahan intra ventrikuler derajat 3 dan 4

mengalami hidrosefalus.

Hidrosefalus yang terjadi sebagai komplikasi meningitis bakteri dapat dijumpai

pada semua usia termasuk orang dewasa, tetapi lebih banyak diderita oleh anak-anak.

Berdasarkan hasil rekapan dari 20 penyakit terbesar di RSUD Arifin Achmad pada tahun
2006, hidrosefalus menempati urutan ke 20 dengan jumlah penderita yang dirawat

sebanyak 53 orang.

Atas dasar masalah diatas masalah kelompok tertarik untuk mengangkat masalah

dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny.Y dengan Hidrosefalus di Ruang GBST

Lantai II RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran umum tentang Hidrosefalus dan mampu memberikan

asuhan keperawatan yang tepat pada klien dengan Hidrocefalus.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian terhadap Ny.Y dengan Hidrosefalus.

b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan terhadap Ny.Y dengan Hidrosefalus.

c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan terhadap Ny.Y dengan Hidrosefalus.

d. Mampu melakukan tindakan keperawatan terhadap Ny.Y dengan Hidrosefalus.

e. Mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan terhadap Ny.Y dengan

Hidrosefalus.

C. Manfaat

1. Bagi Masyarakat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai penyakit

Hidrosefalus

2. Bagi tenaga kesehatan

Makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk memberikan

pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan Hidrosefalus


3. Bagi penulis

Penulis berharap dapat menambah wawasan pada pasien dengan penyakit

Hidrosefelus

Anda mungkin juga menyukai