Anda di halaman 1dari 14

PENYELIDIKAN BANGUNAN BETON YANG TERLANTAR

(Studi Kasus Proyek Pasar Kotabaru)


Darmansyah Tjitradi *

ABSTRAK
Tulisan ini merupakan hasil dari penyelidikan mengenai pengaruh terbukanya bangunan di
lingkungan air laut terhadap kualitas material bangunan (beton dan tulangan baja) yang tertunda
pengerjaannya selama kurang lebih 2 tahun. Penelitian dilakukan dengan mengambil kasus
proyek Pasar Kotabaru yang pembangunannya terhenti selama 2 tahun. Penyelidikan yang
dilakukan menggunakan cara pengamatan visual (kualitatif) yang merupakan pengamatan awal
sebelum dilanjutkan dengan pengukuran secara kuantitatif (uji Hammer Test). Pengamatan yang
dilakukan meliputi pengamatan lapangan terhadap warna (uji karbonasi), retak, spalling, dan
karat pada tulangan baja.
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan elemen struktur balok, pelat,
dan kolom mempunyai keseragaman mutu dan kualitas beton dengan kategori cukup baik,
terdapat sebagian kolom yang selimut betonnya mulai terserang asam dengan kedalaman rata-
rata 10 mm, namun pada kedalaman > 10 mm pH beton masih normal (bersifat basa), sedangkan
tulangan baja yang terbuka hanya mengalami karat yang dapat dikategorikan ringan, sehingga
dapat di rekomendasikan bahwa pembangunan gedung dapat dilanjutkan.

Kata kunci: pelapukan beton, korosi, uji hammer test, uji karbonasi

1. PENDAHULUAN
Pasar Kotabaru adalah merupakan pusat perbelanjaan terbesar dan termegah di Bumi
Saijaan yang berada di Jl. Putri Cipta Sari dan letaknya sangat dekat dengan tepi pantai, pasar
tersebut direncanakan bertingkat 3 dengan luas sekitar 8000 m2 itu, akan berisi sekitar 352
anjungan atau kios, berfasilitas eskalator (tangga berjalan) dan fasilitas penunjang lainnya.
Selain tempat berjualan modern di situ juga ada pujasera yang bisa dikunjungi oleh masyarakat
di Kotabaru (Radar Banjar, 12 Maret 2004)
Namun dalam pembangunannya proyek tersebut telah mengalami pemberhentian
sementara selama kurang lebih 2 tahun dengan kemajuan fisik hanya sampai dengan
pembangunan lantai-1. Setelah sempat mangkrak beberapa tahun, pembangunan Pasar Kotabaru
akhirnya segera dapat dilanjutkan.
Lokasi Pasar Kotabaru ini letaknya sangat dekat dengan tepi laut maka dikuatirkan
bangunan Pasar tersebut akan mengalami pelapukan oleh uap air laut yang mengandung garam,
karena selama ini lantainya dibiarkan terbuka begitu saja dan kerangka tulangan bajanya
terlihat sudah mulai berkarat.
Untuk mengantisipasi hal tersebut diatas, maka perlu dilakukan penyelidikan dan
pengkajian, agar dapat disimpulkan seberapa jauh pengaruh terbukanya bangunan terhadap
* Dosen Jurusan Teknik Sipil UNLAM

1
kualitas dan kekuatan material struktur terpasang dalam hal ini beton dan tulangan baja. Hasil
dari penyelidikan ini merupakan rekomendasi terhadap kelayakan kelanjutan Proyek Pasar
tersebut, sehingga Proyek Pasar tersebut dapat dilanjutkan dengan baik.

2. TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan dan manfaat dari penyelidikan ini adalah untuk segera dapat mengetahui:
a. Sejauh mana akibat dari pengaruh terbukanya bangunan di lingkungan air laut terhadap
kualitas material bangunan (beton dan tulangan baja) yang tertunda pengerjaannya selama
kurang lebih 2 tahun.
b. Memberikan rekomendasi agar pihak pelaksana bangunan dapat melanjutkan proyek dengan
baik.

3. TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Pengujian Keseragaman dan Kualitas Beton dengan Hammer Test
Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban impact (tumbukan) pada
permukaan beton dengan mempergunakan massa yang diaktifkan dengan memberikan energi
yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi
tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan dan juga
setelah dikalibrasi dapat memberikan indikasi nilai kuat tekan beton benda uji. Kelebihan
pengujian dengan cara ini antara lain murah, praktis (mudah digunakan), dan pengukuran dapat
dilakukan dengan cepat, serta sangat berguna untuk memberikan informasi mengenai
karakteristik dan keseragaman material beton pada struktur.
Karena kedalaman benturan yang diakibatkan oleh tumbukan antara tongkat penusuk
dan permukaan beton rendah, maka hasil dari pengujian kuat tekan karakteristik dengan
Hammer Test lebih rendah bila dibandingkan dengan pengujian tekan dengan alat Compression
Testing Machine.
Tabel 1. Kriteria penilaian hasil pengujian dengan Hammer Test

Angka pantulan rata-rata Kualitas Permukaan Beton

>40 Baik, lapisan keras


30-40 Cukup baik
20-30 Kurang baik
<20 Ada retak/delamasi dekat permukaan
Sumber: Januarti Jaya, 2006

2
Kadang-kadang hasil pembacaan pada palu beton memberikan hasil yang terlalu optimis,
dan ini biasanya terjadi bila pemukulan dekat pada pengaruh tulangan atau agregat kasar.
Pembacaan pada pelat biasanya lebih tinggi bila dibandingkan dengan balok, karena tulangan
pelat lebih dekat pada permukaan. Untuk menghindari faktor kesalahan ini, maka harus
dilakukan pembacaan sebanyak mungkin dengan interval yang rapat, minimal 15 kali tembakan
per titik dengan jarak antar tembakan minimal 3 cm.

Gambar 1. Alat dan urutan kerja pengujian Hammer Test

3.2. Pengujian Korosi Beton dengan Uji Carbonasi


Ada dua penyebab utama korosi pada beton, yaitu serangan ion Chlor dan karbonasi.
Karbonasi terjadi ketika karbondioksida di udara masuk kedalam beton, dan dengan kondisi
lembab, bereaksi dengan kalsium hidroksida menghasilkan kalsium karbonat. Kecepatan
karbonasi tergantung pada kualitas, kelembaban yang terkandung dalam beton dan lingkungan.
Untuk mengetahui apakah permukaan beton sudah terkontaminasi atau belum dengan memakai
larutan Indikator pH phenolpthaline. Jika beton sudah terkontaminasi maka reaksi larutan
indikator pH tidak berwarna (transparan) (lihat Gambar 2), dan jika beton masih dalam keadaan
baik (masih basa dengan pH = 13,5) maka reaksi dari larutan indikator pH berwarna merah
muda (pink) (lihat Gambar 3) (sumber Triwulan, 2006).

3
Gambar 2. Permukaan beton telah terkarbonasi (transparan)

Gambar 3. Areal beton di sekitar tulangan belum terkarbonasi


(warna merah muda)

4. METODE PENELITIAN
Pengukuran tingkat kerusakan bangunan dapat dibagi menjadi 2 bagian (Shahab H.,
1998), yaitu :
1. Pengukuran Kualitatif, dilakukan dengan pengamatan visual dilapangan (foto)
2. Pengukuran Kuantitatif, dilakukan dengan pengujian sampel beton, palu beton (Hammer
Test), uji karbonasi beton, dan pembebanan (loading test)
Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat kerusakan bangunan Pasar Kotabaru
adalah dengan Metode Pengukuran Kualitatif/ pengamatan visual, uji Hammer Test, dan uji
Karbonasi beton.

4
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis dan Hasil Pengamatan Visual di Lapangan
Komponen struktur yang ditinjau di lapangan secara pengamatan visual adalah:
 Pengamatan Visual di bawah Lantai-1:
a. Balok Lantai -1
Secara keseluruhan balok induk dan balok anak masih dalam keadaan baik. Balok beton
tidak ditemukan retak struktur, lendutan, dan pengembangan volume beton. Ditemukan balok
induk (B7) yang permukaan betonnya keropos karena pengerjaan terdahulu, keropos bukan
disebabkan karena pelapukan oleh uap air laut. Pada pemberhentian pengecoran balok, tulangan
balok yang tidak terlindung hanya mengalami karat yang ringan.
b. Kolom
Secara keseluruhan kolom di bawah lantai-1 masih dalam keadaan baik. Pada kolom
beton tidak ditemukan retak struktur. Pada pemberhentian pengecoran kolom, tulangan kolom
yang tidak terlindung hanya mengalami karat yang ringan.
c. Pelat Lantai Satu
Secara keseluruhan bagian bawah pelat lantai-1 masih dalam keadaan baik. Pada bagian
bawah pelat beton tidak ditemukan retak struktur, lendutan, dan pengembangan volume beton.
Pada pemberhentian pengecoran pelat lantai-1, tulangan pelat yang tidak terlindung hanya
mengalami karat yang ringan.

 Pengamatan Visual di atas Lantai-1:


1. Kolom
Secara keseluruhan kolom di atas lantai-1 masih dalam keadaan baik. Pada kolom beton
tidak ditemukan retak struktur, dan pengembangan volume beton. Terlihat sebagian kolom
selimut betonnya kurang dari 25 mm (sampel K21, K22, dan K23), sehingga tulangan sengkang
terlihat. Pada pemberhentian pengecoran kolom, tulangan kolom yang tidak terlindung hanya
mengalami karat yang ringan. Terdapat tulangan kolom untuk penyambungan yang terlalu
pendek (persyaratan sambungan kolom minimal panjangnya 300 mm dan 48xdiameter tulangan
utama (diambil yang terbesar)).
2. Pelat Lantai Satu
Secara keseluruhan bagian atas pelat lantai-1 masih dalam keadaan baik. Pada bagian
atas pelat beton tidak ditemukan retak struktur, lendutan, dan pengembangan volume beton.

5
5.2. Analisis dan Hasil Pengujian Keseragaman dan Kualitas Beton dengan
Hammer Test
Telah dilakukan pengujian keseragaman dan kualitas permukaan beton pada komponen
struktur Pasar Kotabaru dengan menggunakan alat Hammer Test, dengan rincian banyaknya
sampel dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah sampel pengujian Hammer Test

Jumlah Titik
Lokasi Elemen Struktur Jumlah sampel
Tembak

Balok
Di bawah
Kolom K1-K20 600
Lantai-1
Pelat

Balok B0-B7 240


Di atas
Kolom K21-K24 80
Lantai-1
Pelat P1-P5 140

TOTAL SAMPEL 37 1060

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa jumlah elemen struktur yang diuji kekuatan
tekan betonnya adalah sebanyak 37 buah elemen struktur (balok, kolom, dan pelat lantai)
dengan jumlah total titik tembak sebanyak 1060 titik.
Rekapitulasi hasil pengujian Hammer Test dapat dilihat pada Tabel 3 s.d. 4, serta
Gambar 4 s.d 5.

6
Tabel 3. Nilai Rebound Uji Hammer Test

Nilai Pantulan Kualitas


Komponen
Permukaan Permukaan
Struktur
Beton Beton

BALOK
DI
BAWAH KOLOM TK-1 41.923 Baik
LANTAI-1
PELAT LANTAI

BALOK 31.250 Cukup Baik


DI
ATAS KOLOM TK-2 37.225 Cukup Baik
LANTAI-1
PELAT LANTAI 35.943 Cukup Baik

RATA-RATA NILAI PANTUL 38.362


KUALITAS PERMUKAAN CUKUP
30 s.d. 40
BETON BAIK

Tabel 4. Nilai Kuat Tekan Beton Uji Hammer Test


Kuat Tekan Beton Kuat Tekan Beton
Komponen Struktur (Silinder) (Kg/Cm2) (Kubus) (Kg/Cm2)
Min Max Min Max
BALOK
DI
BAWAH KOLOM TK-1 317.7431 445.0005 373.8154 523.5299
LANTAI-1
PELAT LANTAI

BALOK 142.8673 247.0817 168.0792 290.6844


DI
ATAS KOLOM TK-2 248.6232 369.9712 292.4979 435.2602
LANTAI-1
PELAT LANTAI 177.2411 287.2407 208.5189 337.9302

SEBELUM KOREKSI UMUR:

RATA-RATA KUAT TEKAN 254.3751 373.6899 299.2648 439.6352

SETELAH KOREKSI UMUR


(750 HARI x 0,66):

RATA-RATA KUAT TEKAN 167.8876 246.6353 197.5148 290.1592

Catatan: Mutu Beton Rencana : 225 Kg/cm2 (Kubus)

7
NILAI PANTUL RATA-RATA PERMUKAAN BETON
(PENGUJIAN HAMMER TEST)
45
Nilai Pantul Permukaan Beton

40 Avg. = 38,362
35
30
25
20
15
10 BALOK
KOLOM
5
PELAT LANTAI
0
Di bawah Lantai-1 Di atas Lantai-1

Gambar 4. Nilai pantul rata-rata permukaan beton hasil pengujian dengan alat Hammer Test

KUAT TEKAN BETON RATA-RATA


(PENGUJIAN HAMMER TEST)
Kuat Tekan Beton (Kubus) (Kg/cm 2)

550
500
450
400
350
300
250
200
K-225
150
100
50
0
BALOK
MIN MAX MIN MAX MIN MAX MIN MAX
KOLOM
Di bawah Lantai-1 Di atas Lantai-1 Di bawah Lantai-1 Di atas Lantai-1
PELAT LANTAI
SILINDER KUBUS

Gambar 5. Nilai kuat tekan beton rata-rata hasil pengujian dengan alat Hammer Test

Berdasarkan nilai pantul uji Hammer Test terhadap permukaan beton pada Tabel 3 dan
Gambar 4 dapat diketahui bahwa nilai pantulan beton rata-rata Struktur Pasar Kotabaru adalah
sebesar 38,362, sehingga keseragaman dan kualitas beton dapat dikategorikan masih CUKUP
BAIK (30 s.d. 40).
Sedangkan perkiraan interval nilai kuat tekan beton berdasarkan hasil uji Hammer Test
dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 5, dengan hasil sbb.:
Sebelum dikoreksi faktor umur:
Kuat Tekan Rata - Rata Silinder  254,375 s.d. 373,690 kg/cm 2

Kuat Tekan Rata - Rata Kubus  299,265 s.d. 439,635 kg/cm 2

8
Setelah dikoreksi faktor umur 750 hari (x 0,66):
Kuat Tekan Rata - Rata Silinder  167,888 s.d. 246,635 kg/cm 2

Kuat Tekan Rata - Rata Kubus  197,515 s.d. 290,159 kg/cm 2

Dapat diketahui bahwa Mutu Beton Rencana proyek sebesar 225 Kg/cm 2 masih berada dalam
interval kuat tekan beton kubus 197,515 s.d. 290,159 kg/cm2.

5.3. Analisis dan Hasil Pengujian Korosi Beton dengan Uji Carbonasi
Telah dilakukan pengujian korosi beton (uji Carbonasi) yang disebabkan oleh pengaruh
lingkungan (uap air laut atau air hujan yang mengandung asam) dengan menggunakan larutan
indikator pH phenolpthaline dengan rincian banyaknya sampel pengujian dapat dilihat pada
Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah sampel dan hasil uji Carbonasi beton

Elemen Jumlah
Lokasi Hasil Warna Kondisi Keterangan
Struktur sampel

Balok
Di bawah Kolom
C1 Merah muda Terlindung
Lantai-1 Tingkat 1

Pelat
Tidak
Balok C2 Merah muda
Terlindung
Tidak
C4 Merah muda
Terlindung
Selimut
Di atas beton rata-
Kolom rata setebal
Lantai-1 Tingkat 2 Tidak 10 mm tidak
C5 s.d. C8 Merah muda
Terlindung berwarna,
berarti beton
terserang
asam
Tidak
Pelat C3 dan C9 Merah muda
Terlindung
TOTAL SAMPEL 9

9
Berdasarkan hasil uji Carbonasi beton pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa pada
pengujian kolom di atas lantai-1 (sampel C5 s.d. C8) terlihat bahwa selimut beton rata-rata 10
mm sudah mulai terserang asam (uji dengan larutan pH reaksinya tidak berwarna), hal ini dapat
dilihat secara visual karena kondisi kolom dalam keadaan terbuka, dan tipisnya selimut beton,
namun pada kedalaman > 10 mm pH beton masih dalam keadaan normal (basa). Sehingga
secara keseluruhan (balok, pelat lantai, dan kolom) pH beton masih dalam keadaan normal yaitu
basa (pH > 7).

6. KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil pengamatan visual (kualitatif) dan hasil pengujian sampel komponen struktur
beton di lapangan dengan alat Hammer Test (37 sampel dengan 1060 titik tembak) dan uji
korosi beton dengan larutan indikator pH Phenolphtaelin (9 sampel) dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Komponen struktur balok, pelat, dan kolom mempunyai keseragaman mutu dan kualitas
beton dengan kategori CUKUP BAIK (R = 38,362) (dari uji Hammer Test beton)
2. Mutu Beton Rencana proyek sebesar 225 Kg/cm2 masih berada dalam interval kuat tekan
beton kubus 197,515 s.d. 290,159 kg/cm2 hasil uji Hammer test.
3. Terdapat sebagian kolom diatas lantai-1 (sampel C5 s.d. C8) yang selimut betonnya mulai
terserang asam dengan kedalaman rata-rata 10 mm, namun pada kedalaman > 10 mm pH
beton masih normal (bersifat basa) (dari uji Larutan indikator pH Phenolphtaelin)
4. Secara keseluruhan pH beton masih normal yaitu bersifat basa (pH > 7) yang berarti beton
masih melindungi tulangan baja terhadap korosi (dari uji Larutan indikator pH
Phenolphtaelin berwarna merah muda (pink))
5. Secara pengamatan visual tulangan baja yang terbuka hanya mengalami karat yang dapat
dikategorikan ringan.
6. Secara pengamatan visual tidak terdapat pengembangan volume beton yang diakibatkan oleh
uap air laut (garam) yang bereaksi dengan beton, pengembangan volume ini sangat
berbahaya pada beton karena beton akan menjadi retak dan mengalami penurunan kekuatan
(Calsium Silikat Hidrat (CSH) terurai).
7. Tidak terdapat retak struktur dan lendutan pada komponen struktur balok, pelat, dan kolom.

10
Rekomendasi:
1. Faktor air semen maksimum = 0,40 untuk perlindungan tulangan terhadap korosi pada beton
yang terpengaruh lingkungan yang mengandung klorida dari garam, atau air laut (SNI-2002
ps. 6.2)
2. Kebutuhan semen minimum = 325 kg/m3 untuk lingkungan korosif yang disebabkan oleh
kondensasi atau uap korosi (SK SNI-1990)
3. Pembersihan lapisan karat pada tulangan baja dapat dilakukan dengan cara sandblasting atau
pengamplasan, atau sikat kawat.
4. Elemen struktur beton bagian eksterior agar segera diberikan lapisan yang bersifat kedap air
(coating) untuk mencegah masuknya uap air garam atau hujan yang mengandung air asam
pada pori-pori beton.
5. Kolom yang mempunyai selimut beton terlalu tipis (sampel K21 s.d. K23) agar segera di
beri selimut beton tambahan untuk mencegah masuknya uap air garam atau hujan yang
mengandung air asam pada pori-pori beton.
6. Balok induk yang selimut betonnya keropos (sampel B7) agar segera diperbaiki, karena core
beton sangat mudah terserang korosi.

7. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum, Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Normal (SK
SNI T-15-1990-03), Bandung, 1991.
Departemen Pekerjaan Umum, Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung ( SNI 03-2847-2002), BSN.
Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman Mendirikan Bangunan Gedung (SKBI-1.3.53.1987
UDC: 69.002)
Koran Radar Banjar, PT . TMB Gandeng Pihak Ketiga, Ditarget Membangun Mall 60 Hari
Selesai, 12 Maret 2004.
Januarti Jaya, Nondestructive Test and Assessment, Materi Kursus Aplikasi Tata Cara
Perhitungan Beton Terkini di Indonesia, ITS Surabaya, 2006.
Triwulan, Deterioration Beton, Materi Kursus Aplikasi Tata Cara Perhitungan Beton Terkini di
Indonesia, ITS Surabaya, 2006.
Toda, et.all, Diagnosis of Concrete Deterioration by Nondestructive Evaluation, IHI
Engineering Review, vol. 37 B0.3, October 2004.

11
Lampiran:
a. Foto pengujian Balok:

b. Foto pengujian Kolom:

12
c. Foto pengujian Pelat:

d. Foto pengujian Karbonasi Beton:

13
e. Denah Struktur Bangunan Pasar Kotabaru dan lokasi pengujian Hammer Test:

14

Anda mungkin juga menyukai