Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN EFUSI PLEURA

Disusun oleh : kelompok Tujuh (7)

1. Johana Riskia Mandur 113063C118015

2. Meinsy Christiani 113063C118022

3. Risae Apriyani 113063C118036

4. Tri Susanto 113063C118040

Dosen Pengampu :

Dyah Trifianingsih, S.Kep.,Ners, M.Kep

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin

Prodi Sarjana keperawatan

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dapat terwujud berkat
partisipasi dan kerja sama kelompok tujuh (7), kami menyampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Dyah Trifianingsih, S.Kep.,Ners, M.Kep selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah 1 yang telah memberikan pengarahan dalam menyelesaikan
makalah ini.

Kami membuat makalah dengan judul Gangguan Sistem Pernafasan Efusi Pleura yang
kami sajikan berdasarkan bahan dari buku-buku dan Jurnal-jurnal Pdf yang telah kami dapatkan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon
kritik dan saran yang bersifat membangun agar menjadikankami lebih baik lagi. Adapun harapan
kami semoga makalah ini dapat diterima dengan semestinya dan bermanfaat bagi pembaca
(mahasiswa dan para dosen). Terimakasih.

Banjarmasin, 28 Agustus 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 4
B. Tujuan............................................................................................................................... 5
BAB II ......................................................................................................................................... 6
LANDASAN TEORI ...................................................................................................................... 6
C. Definisi Efusi Pleura ........................................................................................................ 6
D. Etiologi Efusi Pleura ........................................................................................................ 6
E. Jenis Efusi Pleura ................................................................................................................. 6
F. Patofisiologi Efusi Pleura .................................................................................................... 7
G. Tanda dan Gejala .............................................................................................................. 7
BAB III ........................................................................................................................................... 8
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA ............................................................................ 8
H. Pengkajian ........................................................................................................................ 8
I. Penatalaksanaan Medis ...................................................................................................... 10
J. Diagnosis Keperawatan ..................................................................................................... 10
K. Implementasi .................................................................................................................. 10
L. Intervensi Keperawatan Efusi Pleura ................................................................................. 10
M. Evaluasi .......................................................................................................................... 11
BAB IV ......................................................................................................................................... 12
PENUTUP..................................................................................................................................... 12
N. KESIMPULAN .............................................................................................................. 12
O. SARAN .......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai makhluk hidup kita masih hidup sampai saat ini karena setiap saat kita selalu
bernafas menghirup udara. Bernafas adalah proses pengambilan 02 dan pengeluaran CO2.
Fungsi utama sistem pernafasan adalah pertukaran gas. Dalam proses pertukaran ini, udara
memasuki tubuh pada saat inhalasi (inspirasi) kemudian udara pernafasan tersebut berjalan
disepanjang traktus respiratorius melalui pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida di
tingkat jaringan dan akhirnya karbon dioksida dihembuskan keluar pada saat ekshalasi
(ekspirasi).

Sistem pernafasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernafasan dan
mekanisme pernafasan. Urutan saluran pernafasan yaitu rongga hidung – Faring – trakea –
bronkus – paru-paru (Bronkiolus dan alveolus). Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang
memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk
maupun bersin. Namun banyak sekali kelainan dari sistem pernafasan yang dapat menganggu
proses dari pernafasan kita. Dalam makalah ini kelompok kami membahas tentang gangguan
sistem pernafasan “Efusi Pleura “. Efusi pleura merupakan salah satu kelainan yang
menganggu sistem pernapasan.

Efusi pleura bukanlah diagnosis suatu penyakit, melainkan hanya merupakan gejala atau
komplikasi dari suatu penyakit. Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat cairan
berlebihan dirongga pleura, jika kondisi ini dibiarkan akan membahayakan jiwa
penderitanya. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus efusi pleura
diseluruh dunia cukup tinggi menduduki urutan ketiga setelah kanker paru, sekitar 10 – 15
juta dengan 100 – 250 ribu kematian tiap tahunnya. Tingkat kegawatan dari efusi pleura
ditentukan oleh jumlah cairan, kecepatan pembentukan cairan dan tingkat penekanan paru.
Tingginya kasus efusi pleura disebabkan keterlambatan penderita untuk memeriksa

4
kesehatan sejak dini sehingga menghambat aktivitas sehari-hari dan kematian akibat efusi
pleura masih sering ditemukan. Oleh karena ada peningkatan jumlah penderita maka menjadi
masalah kasus untuk kita semua, terutama bagi dunia keperawatan karena efusi pleura masih
menjadi masalah kesehatan yang tinggi, sehingga masalah kesehatan ini harus segera
ditangani dengan serius.

B. Tujuan
1. Mengetahui cara pengkajian pada klien dengan efusi pleura
2. Mengetahui diagnosa keperawatan pada klien dengan efusi pleura
3. Mengetahui intervensi keperawatan pada klien dengan efusi pleura
4. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan efusi pleura

5
BAB II
LANDASAN TEORI

C. Definisi Efusi Pleura


Efusi pleura merupakan keadaan terdapat cairan dalam jumlah berlebihan didalam rongga
pleura diantara lapisan viseral dan parietal. Pada kondisi normal, rongga ini hanya berisi
sedikit cairan eksternal yang melumasi permukaan pleura. Peningkatan produksi atau
penurunan pengeluaran cairan akan mengakibatkan efusi pleura. Cairan mungkin cairan
serosa, darah (Hemothorax), atau nanah (empyema). Cairan terbentuk ketika cairan melebihi
kemampuan tubuh untuk memindahkan cairan. Kelebihan cairan menghalangi paru-paru
berkembang penuh. Area pembentukan cairan akan memindahkan jaringan paru-paru,
pertukaran udara di area tersebut.

D. Etiologi Efusi Pleura


Berdasarkan jenis cairan yang terbentuk, cairen pleura dibagi lagi menjadi
transudat,eksudat, dan hemoragi.
a. Transudat, dapat disebabkan oleh kegagalan jantung kongesif (gagal jantung kiri),
sindrom meigs.
b. Eksudat, disebabkan oleh infeksi, TB. Pneumonia, tumor, infark paru, radiasi, dan
penyakit kolagen.
c. Efusi hemoragi, dapat disebabkan oleh adanya tumor, trauma,infark paru, dan
tuberkolosis.

E. Jenis Efusi Pleura


Efusi pleura terdiri dari dua jenis yaitu efusi pleura transudatif sering terjadi karena gagal
jantung, penyakit hepar yang disertai asites, dialisis peritoneal, hipoalbuminemia, dan
gangguan yang menimbulkan peningkatan volume intravaskuler secara berlebihan. Efusi
pleura eksudatif terjadi pada tuberkulosis, abses subfrenikus, pankreatitis, pneumonitis, atau
empiema bakterialis atau fungus, malignansi, emboli paru dengan atau tanpa infark paru,
penyakit kolagen (lupus eritematosus) serta artritis rematoid, miksedema, dan trauma dada.

6
F. Patofisiologi Efusi Pleura
Keseimbangan antara tekanan osmotik dan hidrostatik dalam kapiler pleura parietalis
secara normal akan menghasilkan gerakan cairan ke dalam rongga pleura. Tekanan yang
seimbang dalam kapiler pleura viseralis meningkatkan reabsorbsi cairan ini. Tekanan
hidrostatik yang berlebihan atau tekanan osmotik yang menurun dapat menyebabkan cairan
berlebihan tersebut mengalir melintasi kapiler yang utuh. Akibatnya, akan terjadi efusi pleura
transudatif yaitu ultrafiltrat plasma yang mengandung protein dengan konsentrasi rendah.
Efusi pleura eksudatif terjadi ketika memperlihatkan peningkatan permeabilitas dengan atau
tanpa perubahan tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid yang memungkinkan cairan
yang kaya protein tersebut merembes ke dalam rongga pleura.

G. Tanda dan Gejala


Pasien efusi pleura secara khas memperlihatkan keluhan dan gejala yang berkaitan
dengan kondisi patologis yang mendasari. Sebagian besar pasien dengan efusi yang luas,
khususnya pasien yang menderita penyakit paru sebagai penyebab yang mendasari, akan
mengeluh sesak napas (dispnea). Keluhan ini pada keadaan efusi yang berkaitan dengan
pleuritis akan disertai keluhan nyeri pleuritik dada. Gambaran klinis lain bergantung pada
penyebab efusi. Pasien-pasien empiema juga mengalami demam dan perasaan tidak enak
badan (malaise). Terdapat komplikasi pada efusi pleura dapat meliputi kerusakan ventilasi,
pleuritis. Ada tanda dan gejala yang umum muncul seperti :

1. Dada sakit karena adanya inflamasi pleura di dalam area tidak selalu ada
2. Kesulitan bernapas (dyspnea) karena berkurangnya pembesaran dada di area
3. Turunnya suara pernapasan pada auskultasi di area karena adanya cairan
4. Tumpul saat diketuk di area yang terkena karena adanya cairan
5. Demam karena infeksi pada empyema
6. Denyut jantung dan respirasi bertambah, tekanan darah turun karena kehilangan darah
pada hemothorax
7. Saturasi oksigen rendah pada oksimetri denyut

7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA

H. Pengkajian
a. Biodata
Sesuai dengan etiologi penyebabnya, efusi pleura dapat timbul pada seluruh usia.
Status ekonomi (tempat tinggal) sangat berperan terhadap timbulnya penyakit ini
terutama yang didahului oleh tuberkolosis paru. Klien dengan tuberkolosis paru. Klien
dengan tuberkolosis paru sering ditemukan di daerah padat penduduk dengan
kondisisanitasi kurang.
b. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utaman
Kebanyakan efusi pleura bersifat asimptomatik,gejala yang timbul sesuai
dengan penyakit yang mendasarinya. Pneumonia akan menyebabkan deman,
menggigil, dan nyeri dada pleuritik, ketika efusi sudah membesar akan
mengakibatkan napas pendek. Tanda fisik meliputi deviasi trakea menjauhi sisi yang
terkena, dullness pada perkusi, dan penurunan bunyi pernapasan pada sisi yang
terkena.
2. Riwayat Kesehat Dahulu
Klien dengan efusi pleura terutama akibat adanya infeksi non-pleura biasanya
mempunyai riwayat penyakit tuberkolosis paru.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ditemukan data penyakit yang yang sama atau diturunkan dari anggota
yang lain, terkecuali penularan tuberkolosisn yang menjadi faktor penyebab
timbulnya efusi pleura.
c. Pemeriksaan Fisik
1. Pada klien efusi pleira bentuk hemitorak yang sakit m,encembung, kosta
amendatar, ruang interkosta melebar, pergerakan pernafasan menurun. Pendorong
mediastium ke arah hemitorak kontralateral yang diketahui dari posisi trakea dan
iktus kordis. RR cenderung meningkat dan klien biasanya dispneu.
2. Vokal premitus menurun terutama untuk ifusi pleira yang jumlah cairannya
>250cc. Disamping itu pada palpasi juga ditemukan pergerakan dinding dada
yang tertinggal pada dada yang sakit.

8
3. Suara perkusi redup sampai pekak bergantung pada jumlah cairannya. Bila
cairannya tidak tidak mengisi penuh rongga pleura, maka pada pemeriksaan
ekskursi diafragma akan didapatkan adanya penurunan kemampuan engembangan
diafragma.
4. Auskultasi suara nafas menurun sampai menghilang, egofoni.

d. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis dapat ditegakan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik saja, tetapi
kadang-kadang sulit juga, sehingga perlu pemeriksaan penunjang seperti sinar tembus
dada. Diagnosis yang pasti bisa di dapatkan melalui tindakan torakonsentesis dan biopsi
pleura pada beberapa kasus.
1. Sinar Tembus Dada
Permukaan cairan yang terdapat dalam rongga pleura akan membentuk bayangan
seperti kurva, dengan permukaan daerah lateral lebih tinggi dari pada bagian medial.
Bila bagiannya horizontal dari lateral ke medial, pasti terdapat udara dalam rongga
tesebut yang bisa berasal dari luar atau dari dalam paru-paru itu sendiri. Hal lain
yang dapat terlihat dalam foto dada efusi pleura adalah terdorongnya mediastinum
pada sisi yang berlawanan dengan cairan. Akan tetapi, bila terdapat atelaktasis pada
sisi yang bersamaan dengan cairan , mediastinum akan tetap pada tempatnya.
2. Torakosentesis
Aspirasi cairan pleura berguna sebagai sarana untuk diagnostik maupun
terapeutik. Torakosentesis sebaiknya dilakukan pada posisi duduk. Lokasi aspirasi
adalah pada bagian bawah paru di sela iga ke-9 garis aksila posterior dengan
memakai jarum abbocath nomor 14 atau 16. Pengeluaran cairan sebaiknya tidak lebih
dari 1000 – 1500 cc pada setiap kali aspirasi. Jika aspirasi dilakukan sekaligus dalam
jumlah banyak, maka akan menimbulkan syok pleural (hipotensi) atau edema paru.
Edema paru terjadi karena paru – paru terlalu cepat mengembang.
3. Biopsi pleura
Pemeriksaan histologis satu atau beberapa contoh jaringan pleura dapat
menunjukkan 50 – 75% diagnosis kasus pleuritis tuberkulosis dan tumor pleura. Bila
hasil biopsi pertama tidak memuaskan dapat dilakukan biopsi ulangan. Komplikasi
biopsi adalah pneumotorak, hemotorak, penyebaran infeksi atau tumor pada dinding
dada.
4. Pendekatan pada Efusi yang tidak terdiagnosis.

9
I. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan klien dengan efusi pleura adalah dengan mengatasi penyakit yang
mendasarinya, mencegah re-accumulation cairan dan mengurangi ketidaknyamanan dan
dispnea.

J. Diagnosis Keperawatan
a. Pola napas tidak efektif, yaitu berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
(akumulasi dari udara / cairan) dan proses radang ditandai dengan dispnea, takipnea,
perubahan kedalaman pernapasan, penggunaan otot bantu napas, nasal faring, sianosis,
ABGs abnormal, dan perubahan pergerakan dinding dada.
b. Risiko tinggi terhadap trauma yang berhubungan dengan ketergantungan alat eksternal
dan proses penyakit saat ini
c. Nyeri akut yang berhubungan dengan terangsangnya saraf intratorak sekunder
terhadap iritasi pleura dan inflamasi parenkim paru.
d. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan penurunan kemampuan rekoil
paru, gangguan transportasi oksigen

K. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat
terhadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana
keperawatan diantaranya : intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah
dilakukan validasi, ketrampilan intrapersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan
cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi
serta dokumentasi intervensi dan respon pasien. Pada tahap implementasi ini merupakan
aplikasi secara kongkrit dari rencana intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi
masalah kesehatan dua perawatan yang muncul pada pasien.

L. Intervensi Keperawatan Efusi Pleura


a. Kaji kedalaman pernapasan. Rasional : mengetahui sejauh mana perubahan kondisi
pasien.
b. Obsevasi tanda-tanda vital. Rasional : peningkatan RR dan tachcardi merupakan
indikasi adanya penurunan fungsi paru
c. Berikan pasien posisi semi Fowler. Rasional : memaksimalkan ekspansi paru
d. Perisa / awasi WSD, bila terpasang. Rasional : menghindari kegagalan mengeluarkan
cairan dari rongga pleura
e. Ajarkan teknik relaksasi. Rasional : untuk memperbaiki pola napas

10
M. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang.
Kriteria dalam menentukan tercapainya suatu tujuan, pasien :
a. Mampu mempertahankan fungsi paru secara normal
b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
c. Mampu melakukan aktifitas seoptimal mungkin
d. Tidak terjadi infeksi

11
BAB IV
PENUTUP

N. KESIMPULAN
1. Efusi pleura merupakan keadaan terdapat cairan dalam jumlah berlebihan didalam
rongga pleura diantara lapisan viseral dan parietal. Pada kondisi normal, rongga ini
hanya berisi sedikit cairan eksternal yang melumasi permukaan pleura
2. Berdasarkan jenis cairan yang terbentuk, cairen pleura dibagi lagi menjadi
transudat,eksudat, dan hemoragi.
3. Pasien efusi pleura secara khas memperlihatkan keluhan dan gejala yang berkaitan
dengan kondisi patologis yang mendasari. Sebagian besar pasien dengan efusi yang
luas, khususnya pasien yang menderita penyakit paru sebagai penyebab yang
mendasari, akan mengeluh sesak napas (dispnea). Keluhan ini pada keadaan efusi
yang berkaitan dengan pleuritis akan disertai keluhan nyeri pleuritik dada
4. Asuhan keperawatan pada efusi pleura meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi

O. SARAN
Bagi mahasiswa diharapkan Mengetahui cara pengkajian pada klien dengan efusi
pleura,Mengetahui diagnosa keperawatan pada klien dengan efusi pleura, Mengetahui
intervensi keperawatan pada klien dengan efusi pleura dan Mengetahui asuhan keperawatan
pada pasien dengan efusi pleura

12
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Koes. (2014). Memahami Berbagai Macam Penyakit. Bandung: ALPABETA


BANDUNG.
Keogh, Jim. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: ANDI.
Kowalak. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran ECG.
Martin, Susan. (2008). Standar Perawatan Pasien. Jakarta: Buku Kedokteran ECG.
Somantri, Irman. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

13

Anda mungkin juga menyukai