Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

TEKNIK LINGKUNGAN
MODUL 5

PERKEMBANGAN TINGKAT
POPULASI
PEMAKAIAN ENERGI FOSIL
ENERGI ALTERNATIF

Dra. I Gusti ayu arwati, MT


Dosen Teknik Mesin
PERKEMBANGAN TINGKAT
POPULASI
PEMAKAIAN ENERGI FOSIL
ENERGI ALTERNATIF
Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh

05
Teknik TeknikMesin I G Ayu Arwati,Dra,MT

Abstract Kompetensi
Lingkungan saat ini belum Mahasiswa mampu menjelaskan
tentang pengembangan tingkat
memuat lingkungan yang
populasi, dan masalah energi
memadai. Namun pencegahannya alternatif
sudah melalui peraturan
pemerintahan dan undang-
undang

2014 TEKNIK LINGKUNGAN


2 I Gusti Ayu Arwati
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pembahasan
PERKEMBANGAN TINGKAT POPULASI

Apabila proses eksploitasi ini tidak dikendalikan dan limbah yang dihasilkan belum ditangani
secara serius, maka akan menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan.
Pembangunan saat ini pun belum memuat pertimbangan lingkungan yang memadai.
Namun, upaya pencegahan sudah mulai dilakukan melalui berbagai aturan perundangan
mengenai lingkungan. Di samping itu, kemiskinan di selatan dan kemapanan di utara
cenderung merusak lingkungan hidup dan memboroskan sumber daya alam. Dengan
demikian, memahami bumi dan proses yang terjadi di dalamnya adalah mutlak agar
manusia dapat bertindak bijaksana. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menjaga
kapasitas lingkungan agar dapat melakukan fungsi-fungsinya dengan baik.
Manusia sebagai makhluk yang bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan di bumi
sudah sepatutnya melakukan hal-hal yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan bumi.
Populasi manusia di bumi telah melampaui 6 miliar jiwa pada tahun 2000 dan diperkirakan
akan mencapai 8 miliar jiwa pada tahun 2020. Untuk mendukung jumlah manusia sebanyak
itu, beban bumi akan semakin berat, terutama dalam penyediaan sumber daya alam dan
untuk memberikan lingkungan yang berkualitas layak.
Mengapa Populasi Manusia Meledak?
Sebagian besar pertumbuhan penduduk dunia 97%-nya berasal dari Negara-negara dunia
ketiga. Sejak abad kedua puluh, sebagian besar permasalahan yang menimbulkan gejolak
resiko kehilangan nyawa serta lonjakan kematian manusia besar-besaran telah dapat diatasi
oleh kemajuan teknologi dan perkembangan ekonomi. Konsekuensinya, tingkat kematian
menurun begitu cepat hingga mencapai titik yang terendah sepanjang sejarah manusia.
Penurunan angka mortalitas disebabkan oleh kemajuan teknologi di bidang kedokteran.
Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat dewasa ini disebabkan oleh cepatnya transisi
yang melanda kecenderungan penduduk dunia. Yakni, yang semula memiliki angka
kematian dan angka kelahiran yang tinggi menjadi angka kematian yang rendah namun
angka kelahiran tetap tinggi.
Penyebab utama perbedaan laju pertumbuhan penduduk antara negara maju dan negara
berkembang bertumpu pada perbedaan tingkat kelahiran. Kesenjangan tingkat kematian
antara negara maju dan berkembang semakin lama semakin kecil. Penyebab utamanya adalah
2014 TEKNIK LINGKUNGAN
3 I Gusti Ayu Arwati
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
membaiknya kondisi kesehatan di seluruh Negara-negara dunia ketiga. Bagi kebanyakan Negara
berkembang, tingkat kematian bayi telah mengalami penurunan besar selama beberapa dekade
terakhir sehingga harapan hidup menjadi lebih lama.
Tidak hanya dalam tingkat kelahiran, kematian, kesehatan manusia, dan ekonomi saja yang
mempengaruhi meledaknya populasi manusia. Tingkat pendidikan manusia juga berperan langsung
dalam bertambahnya populasi manusia di Bumi ini. Pemahaman terhadap pola pikir masyarakat yang
modern menjadikan seseorang lebih berpikir untuk menata kehidupan berkeluarga. Selain itu usia
produktif tidak langsung menikah tetapi mereka akan lebih produktif untuk bekerja dibandingkan
untuk berkeluarga apabila tingkat pendidikan yang mereka enyam tinggi.
Pertambahan jumlah penduduk ini tidak diiringi bersamaan dengan peningkatan jumlah kualitas
dan kuantitas alam, sehingga secara langsung alam sebagai tempat tinggal manusia terancam akibat
tingginya kapasitas manusia di Bumi ini yang tidak seimbang dengan sumber daya alam yang ada di
dalamnya.
Dampak Meledaknya Populasi Manusia
Sepanjang menyangkut lingkungan hidup dan/atau sumber daya alam (SDA), manusia sebenarnya
dihadapkan pada suatu tantangan berat. Tantangan adalah suatu keadaan atau kondisi yang
menghadapkan manusia pada suatu masalah, tetapi pemecahannya memerlukan suatu kemampuan
baru (yang masih harus dicari dan dikembangkan). Tiga tantangan yang paling menonjol yang
digarisbawahi dalam KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Bumi 1992 di Rio de Janeiro adalah :
Pesatnya laju pertumbuhan populasi manusia di bumi.
Pertumbuhan penduduk dunia meningkat pesat seperti yang disajikan dalam Gambar 1.

2014 TEKNIK LINGKUNGAN


4 I Gusti Ayu Arwati
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1. Pertumbuhan dan proyeksi penduduk dunia, 1950 – 2050
Sumber : Population Division of the Department of Economic and Social Affairs
of the United Nations Secretariat (2004), http://esa.un.org/unpp

Pemanfaatan Teknologi Pembangunan Berkelanjutan


Pola pertumbuhan perkembangan ekonomi atau parameter lainnya, seperti populasi, dapat
dilukiskan seperti pada Gambar 2. Memperhatikan pola pertumbuhan pada gambar tersebut, keadaan
dunia saat ini berada pada garis hitam-penuh yang sedang menanjak, terutama dari segi pertumbuhan
populasi dan ekonomi. Sampai kapankah pertumbuhan ini akan terus berlanjut?
Dengan memerhatikan tanda-tanda yang terjadi di bumi ini dan tantangan yang telah dikemukakan
pada KTT Bumi di Rio de Janeiro tahun 1992, tampaknya tidak mudah diatasi oleh umat manusia,
yang terjadi adalah masa depan yang buruk bagi kehidupan manusia. Prediksi yang terjadi adalah
seperti yang digambarkan oleh garis merah-penuh pada Gambar 3. Yaitu, terjadinya bencana yang
menimpa umat manusia. Keadaan seperti ini haruslah dihindari dengan berbagai cara dan usaha.
Usaha yang harus dilakukan adalah bagaimana mengatur berbagai upaya untuk mencapai
kesetimbangan di bumi ini. Pencapaian kesetimbangan yang dapat menunjang kebutuhan manusia
saat ini dengan tidak mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan
yang mereka perlukan, dikenal sebagai “Keberlanjutan”, dan masyarakat yang berusaha menciptakan
kondisi seperti itu disebut sebagai “Masyarakat yang Berkelanjutan” (Sustainable Society).

2014 TEKNIK LINGKUNGAN


5 I Gusti Ayu Arwati
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 2. Pola pertumbuhan pembangunan secara umum
Sumber: Suzuki (2006)

Bagaimana mewujudkan masyarakat yang berkelanjutan adalah tantangan besar


bagi umat manusia saat ini, yang harus segera dijawab dan diwujudkan. Namun,
kriteria apakah yang dapat diterapkan bagi suatu usaha, tindakan, atau kegiatan
dalam mewujudkan keberlanjutan tersebut? Kriteria yang digunakan oleh UNFCC
(United Nation Framework on Climate Change) dalam mempertimbangkan
keberlanjutan suatu proyek atau kegiatan adalah memenuhi 3-P. Arti dari 3-P
adalah Planet, Profits, and
Persons. Atau dengan kata lain, keberlanjutan tersebut harus mempertimbangkan
keberlanjutan dari sisi Lingkungan, Ekonomi, dan Sosial. Secara diagram ketiga
kriteria tersebut dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 3.

2014 TEKNIK LINGKUNGAN


6 I Gusti Ayu Arwati
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 3. Kriteria dalam pembangunan yang berkelanjutan

. Beberapa contoh yang memperlihatkan teknologi yang tidak berkelanjutan, antara


lain:

Penggunaan pupuk kimia, yang pada awalnya dapat meningkatkan kebutuhan


pangan, akan tetapi pada jangka panjang menimbulkan kerusakan tanah pertanian
lokal.

Obat antibiotika telah dirasakan penting bagi peningkatan kesehatan manusia, tetapi
penggunaannya yang sangat luas menyebabkan munculnya bakteri yang tahan
terhadap obat antibiotika. Pada jangka panjang, hal ini dapat menimbulkan resiko
kesehatan yang luas.

Kata kunci dari teknologi berkelanjutan adalah adanya inovasi sistem yang
mengubah struktur sistem teknologi. Pengertian sistem di sini bukan saja pada skala
mikro akan tetapi mencakup inovasi sistem dalam skala besar yang melibatkan unsur
unsur yang berkontribusi dalam menghasilkan produk dan jasa bagi konsumen.
Inovasi sistem ada kalanya membutuhkan biaya investasi yang besar dan sering pula
diiringi dengan kehancuran keseluruhan sistem yang digantikannya. Sebagai contoh,
sistem telegraf yang dihancurkan oleh teleks, yang kemudian kedua teknologi
tersebut disapu oleh mesin faks. Saat ini, kita sedang mengamati menghilangnya
mesin faks yang digantikan oleh pengiriman dokumen melalui surat elektronik (e-
mail).

Kesimpulan

Uraian di atas menunjukkan betapa besar dan luasnya kerusakan lingkungan yang
diakibatkan oleh meningkatnya populasi manusi di Bumi ini secara berkelanjutan.
Ada beberapa faktor penyebab kerusakan lingkungan, antara lain:

pertambahan penduduk yang pesat, sehingga telah menyebabkan tekanan yang


sangat berat terhadap pemanfaatan keanekaragaman hayati. Misalnya, timbulnya
eksploitasi terhadap sumber daya alam yang berlebihan.

perkembangan teknologi yang pesat, sehingga kemampuan orang untuk


mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan semakin mudah dilakukan.

makin meningkatnya penduduk lokal terlibat dalam ekonomi pasar kapitalis, sehingga
menyebabkan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan.

kebijakan dan pengelolaan sumber daya alam yang sangat sentralistik dan bersifat
kapitalis dan tidak tepat guna.

2014 TEKNIK LINGKUNGAN


7 I Gusti Ayu Arwati
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berubahnya sistem nilai budaya masyarakat dalam memperlakukan sumber daya alam
sekitarnya. Misalnya, punahnya sifat-sifat kearifan penduduk lokal terhadap
lingkungan hidup sekitarnya.

Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya alam yang holistik, berkelanjutan dan
berkeadilan sosial bagi segenap warga masyarakat, sungguh diperlukan untuk
mempertahankan kelestarian alam dan lingkungan serta kesejahteraan masyarakat.

Dampak Pemakaian Energi Fosil


Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungan sekitarnya, baik itu lingkungan
alam maupun lingkungan sosial. Seiring dengan perkembangan zaman, jumlah penduduk
dunia juga terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, sehingga peningkatan akan
kebutuhan energi tidak dapat dihindarkan lagi. Saat ini, hampir semua kebutuhan energi
yang manusia gunakan diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya energi untuk
pembangkit listrik, industri dan berbagai macam alat-alat transportasi.

Bahan bakar fosil itu sendiri adalah bahan bakar yang terbentuk dari proses alam seperti
dekomposisi anaerobik dari sisa-sisa organisme termasuk fitoplankton dan zooplankton
yang mengendap ke bagian bawah laut (atau danau) dalam jumlah besar, selama jutaan
tahun. Bahan bakar fosil merupakan sumber daya tak terbarukan karena proses
pembentukannya memerlukan waktu jutaan tahun, sedangkan cadangan di alam habis jauh
lebih cepat daripada proses pembentukannya. Produksi dan penggunaan bahan bakar fosil
menimbulkan keprihatinan lingkungan. Sebuah gerakan global menuju generasi energi
terbarukan karena itu dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan energi meningkat.

Diperkirakan oleh Energy Information Administration bahwa pada tahun 2007 sumber utama
energi terdiri dari minyak bumi 36,0%, batu bara 27,4%, gas alam 23,0%, yang berarti
86,4% konsumsi energi primer di dunia adalah bahan bakar fosil. Sedangkan sumber energi
non-fosil seperti tenaga air, nuklir, dan lainnya ( panas bumi , surya , gelombang , angin ,
kayu , limbah ) hanya sebesar 13,6%. Padahal energi non-fosil ini jika dikelola dengan benar
akan memberikan kontribusi besar pada konsumsi energi dunia yang tumbuh sekitar 2,3%
per tahun.

Anda sadari atau tidak, pemakaian energi fosil yang terus menerus akan mengakibatkan
dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup. Hal tersebut
dikarenakan bahan bakar fosil seperti batubara , minyak bumi , dan gas alam mengandung
2014 TEKNIK LINGKUNGAN
8 I Gusti Ayu Arwati
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
persentase karbon yang tinggi. Gas karbon adalah gas tanpa warna yang merupakan
senyawa karbon dengan oksigen, tidak terbakar dan larut dalam air. Jika gas karbon
tersebut terlepas ke udara akan bersenyawa dengan oksigen dan membentuk gas karbon
dioksida. Karbon dioksida adalah salah satu gas rumah kaca yang meningkatkan radiasi dan
memberikan kontribusi pada pemanasan global , yang menyebabkan rata-rata suhu
permukaan bumi meningkat.
Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan. Berikut merupakan beberapa dampak negatif penggunaan energi fosil:

1. Dampak terhadap udara dan iklim

Penggunaan berbagai macam bahan bakarfosil (misalnya: minyak bumi, batu bara, dan gas
alam) untuk bahan bakar alat-alat industri dan transportasi telah membuat sebuah
perubahan besar pada kondisi iklim dunia.
Penggunaan bahan bakar tersebut telah meningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK)
yaitu karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2)
dan tiga gas-gas industri yang mengandung fluor (HFC, PFC, dan SF6) sehingga
menyebabkan meningkatnya radiasi yang terperangkap di atmosfer bumi.

Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air diawan dan membentuk
asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yangmerupakan asam kuat. Jika dari awan
tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang
merupakan pH“hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan
asammenyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam.Untuk pertanian
dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi.
Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya.
Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
Sedangkan Gas-gas industri yang mengandung fluor (HFC, PFC, dan SF6) diproduksi oleh
proses industri, dan tinggal di atmosfer hampir selama-lamanya karena tidak ada penyerap
atau penghancur alaminya.

Peningkatan GRK tersebut akan menyebabkan fenomena pamanasan global yaitu naiknya
2014 TEKNIK LINGKUNGAN
9 I Gusti Ayu Arwati
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
temperatur rata-rata dipermukaan bumi. Pemanasan global itu sendiri akan mengakibatkan
perubahan iklim, yaitu perubahan pada unsur-unsur iklim seperti naiknya suhu permukaan
bumi, meningkatnya penguapan di udara, berubahnya pola curah hujan, dan tekanan udara
yang pada akhirnya akan mengubah pola iklim dunia.

2. Dampak Terhadap Perairan

Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi
yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan
mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan
pencemaran perairan.
Selain itu, pencemaran air oleh minyak bumi juga bisa disebabkan oleh pembuangan
minyak pelumas secara sembarangan. Pembuangan sisa sampah cair pabrik ke sungai atau
laut juga ikut memegang andil yang besar terhadap pencemaran air ini. Di laut sering terjadi
pencemaran oleh minyak dari tangki yang bocor. Dengan adanya minyak pada permukaan
air menghalangi kontak antara air dengan udara sehingga kadar oksigen didalam air akan
berkurang dan dapat mengganggu biota-biota yang berada didalam air tersebut. Pada
dasarnya pencemaran air disebabkan oleh kesalahan manusia.

3. Dampak Terhadap Tanah

Dampak penggunaan energi terhadap tanah


dapat diketahui, misalnya dari pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan
lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining).
Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu
bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk

2014 TEKNIK LINGKUNGAN


10 I Gusti Ayu Arwati
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian
atau hutan selama kurun waktu tertentu.
Penggunaan alat-alat yang menggunakan energi bersih sangat membantu lingkungan dan
pemulihan bumi. Kita bisa ikut berpartisipasi dalam menggunakan alat-alat yang aman untuk
lingkungan seperti yang paling efisien dan digemari saat ini, Pemanas Air Tenaga Matahari.
Salah satunya adalah Inti Solar Water Heater yang terus berkomitmen dan konsisten
mengedukasi Indonesia untuk menggunakan energi ramah lingkungan dan gratis dari
matahari. Mari ikut bersama menjaga kelestarian lingkungan dan kelangsungan bumi
Mengapa kita membutuhkan sumber energi alternatif?

Penggunaan energi alternatif akan memberi perlindungan suatu bangsa pada kenaikan harga
bahan bakar fosil, serta mengurangi ketergantungan pada negara-negara lain untuk pasokan
minyak.
Selain itu, sumber energi alternatif akan membatasi konsumsi sumber energi tak terbarukan
seperti minyak bumi dan batubara, serta yang paling penting, mengurangi pencemaran
lingkungan dan efek negatif pada sumber daya alam seperti air, udara, hutan, dll.
Peningkatan penggunaan sumber energi alternatif pada akhirnya akan menciptakan lapangan
kerja baru sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Jenis Sumber Energi Alternatif
Macam-macam sumber energi alternatif.
1. Tenaga Nuklir
Proses reaksi nuklir terkendali bisa menjadi sumber energi alternatif yang memiliki potensi
amat besar.
Proses nuklir tersebut dikenal pula sebagai reaksi fisi. Pada pembangkit listrik tenaga nuklir,
panas yang dihasilkan oleh reaksi fisi digunakan untuk menguapkan air.
Uap yang dihasilkan lantas digunakan untuk menggerakkan generator yang kemudian
menghasilkan listrik.
Survei yang dilakukan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa sekitar 14% pasokan listrik
dunia dipenuhi oleh pembangkit listrik tenaga nuklir.

2. Energi Biomassa

Materi biologis yang masih hidup atau telah mati disebut sebagai biomassa.

Biomassa umum digunakan sebagai sumber bahan bakar atau untuk produksi industrial.

Tanaman hidup, pohon mati, dan serpihan kayu merupakan bagian dari biomassa.

2014 TEKNIK LINGKUNGAN


11 I Gusti Ayu Arwati
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

Marshall, R. 2006. “Broader Horizons for Biomass”, Chemical Engineering, Vol. 113, No.
10, pp. 21–25.
Mulder, K. Editor. 2006. “Sustainable Development for Engineers“, Greenleaf Publishing
Ltd., Sheffield.
Setiadi, T. 2007. “Peranan Teknik Bioproses dalam mewujudkan Masyarakat
Berkelanjutan‘, Majelis Guru Besar, ITB, Bandung.
Soetaert, W. and Vandamme, E. 2006. “The Impact of Industrial Biotechnology”.
Biotechnology J., 1, pp. 756–769
Bachman, R. 2003. “Industrial Biotechnology – New Value – Creation Opportunities”,
McKinsey and Co., presentasi pada The Bio-Conference, New York.
Suzuki, M. 2006. “Aiming at Sustainable Society”, Half Day Seminar on Sustainable
Society, ITB, Bandung, November 27.
Mader, S.S. 2007. Biology, Ed. 9, McGraw Hill Int. Edition, New York.
About these ads

2014 TEKNIK LINGKUNGAN


12 I Gusti Ayu Arwati
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai