Anda di halaman 1dari 4

ETIKA DAN BISNIS

A. Etika bisnis sebagai integritas pribadi dan tanggung jawab sosial

Etika berkaitan dengan cara bertindak dan cara menjalani kehidupan. Etika
berkaitan dengan pertanyaan yang mungkin paling monumental yang pernah di tanyakan
oleh manusia: bagaimana seharusnya kita hidup? Etika dalam hal ini, bersifat praktis,
berkaitan dengan bagaimana cara kita bertindak. Memilih, berperilaku, melakukan hal hal.
Para filsuf biasannya menekankan bahwa etika bersifat normative, yaitu hubungan dengan
alasan bagaimana seharusnya kita bertindak. Ilmu sosial seperti psikologi dan sosiologi
juga meneliti pengambilan keputusan dan tindakan manusia. Namun ilmu ilmu ini lebih
bersifat deskrftif ketimbang normative. Ilmu ilmu tersebut memberikan penjelasan
bagaimana dan mengapa manusia bertindak seperti yang mereka lakukuan: sebagai di
siplin normative, etika mencari penjelasan bagaimana dan mengapa manusia seharusnya
bertindak, alih alih bagimana mereka bertindak.

Setiap keputusan yang di buat oleh manajer bisnis tidak hanya melibatkan
keputusan pribadi, tetapi juga melibatkan pengambilan sebuah keputusan yang mewakili,
atas nama, sebuah organisasi yang berada di lingkungan sosial, hukum, dan politik
tertentu.dalam lingkungan bisnis, seseorang akan secara konstan di minta untuk membuat
keputusan yang memengaruhi baik integritas pribadi maupun tanggung jawab sosialnya.

Untuk mengatakan bahwa etika merupakan sebuah di siplin normative adalah


mengatakan bahwa etika berhubungan dengan norma norma, standar perilaku yang sesuai
dan benar atau normal. Norma norma membentuk panduan atau standar bertindak,
seharusya kita menjadi tipe orang yang seperti apa. Pengertian lainnya adalah bahwa
norma berhubungan dengan nilai tertentu yang akan di tunjukkan dengan tindakan
tertentu. Disiplin disiplin normative mengisyaratkan beberapa nilai yang di tekankan.

B. Etika dan hukum.

Hukum menyediakan panduan yang sangat penting dalam pengambilan keputusan


yang etis, dan buku ini akan menggabungkan pertimbangan menurut hukum secara
keseluruhan. Namun hukum dan norma yang etis tidak identic dan tidak juga selalu
sepakat. Beberapa persyaratan yang etis, seperti perlakuan seorang karyawan dengan
hormat, tidak di wajibkan oleh hukum walaupun mungkin di jamin secara etis.

Banyak perusahaan yang telah membuat program etika dan memperkerjakan


pejabat bagian etika ( ethis offcer) yang bertugas mengatur program etika perusahaan.
Pejabat etika memiliki andil yang besar dalam pekerjaan yang baik, namun cukup adil jika
di katakan bahwa kebanyakan dari mereka berfokus pada isu kepatuhan. Beberapa alasan
persuasive untuk berfikir bahwa hal ini tidaklah cukup untuk bergerak maju dalam diskusi
kita mengenai etika sebagai pedoman yang efektif dalam penganbilan keputusan.

1. Berpegangan bahwa kepatuhan terhadap hukum sudah cukup untuk memenuhi


kewajiban etis seseorang menimbulkan pertanyaan apakah hukum itu sendiri bersifat etis
atau tidak.
2. Masyarakat yang menghargai kebebasan individu akan enggan mewajibkan secara
hukum aturan susila yang lebih dari sekedar minimum.
3. Pada tahapan yang lebih peraktis, memberi tahu perusahaan bahwa tanggung jawab
etisnya hanya sebatas kepatuhan terhadap hukum hanya mengundang lebih banyak
peraturan hukum.
4. Pandangan bahwa kepatuhan di anggap cukup bergantug pada pemahaman hukum yang
menyesatkan.

C. Etika sebagai alasan peraktis

Etika di gambarkan sebagai hal yang bersifat praktis dan normative, berkaitan
dengan tindakan, pilihan, keputusan, dan penalaran( REASONING) kita mengetahui
bagaimana seharusnya bertindak. Dalam kerangka ini, kita akan mendeskripsikan etika
sebagian dari alasan peraktis ( practical reason), penalaran mengenai apa yang seharusnya
kita lakukan dan membedakannya dari alasan teoritis(theoretical reason). Yaitu penalaran
mengenai apa yang seharusnya kita percayai pandangan buku ini terhadap pengambilan
keputusan yang etis secara tepat masuk kedalam pengertian etika sebagai bagian dari
alasan peraktis tersebut.
Alasan teoritis adalah pencarian kebenaran, yang merupakan standar paling tinggi
terhadap apa yang kita percayai. Berdasarkan teradisi ini, ilmu pengetahuan adalah
penentu kebenaran. Ilmu pengetahuan menyediakan metode dan perisedur dalam
menentukan apa yang benar. Dengan demikian, metode ilmiah dapat menjadi jawaban bagi
pertanyaan mendasar dari alasan teoritis: apa yang seharusnya kita percayai? Karnanya
timbul pertanyaan, apakah ada metodelogi atau prosedur yang dapat di bandingkan untuk
menetukan apa yang seharusnya kita lakukan dan bagimana seharusnya kita bertindak?hal
ini merupakan permulaan yang sangat membantu dalam mengembangkan pengambilan
keputusan yang bertanggung jawab, masuk akal, dan etis.

D. Pergeseran nilai

Etika atau yang juga biasa di sebut sebagai ilmu pengetahuan moral, selalu di
definisikan dalam banyak cara ilmu pengetahuan tentang nilai nilai, ilmu pengetahuan
tentang tidakan uang benar, ilmu pengetahuan tentang kewajiban, penyelidikan umum
mengenai apa yang baik, dalam semua bentuknya. Persoalan etika telah menjadi anggenda
menajemen bahkan definisi yang awalnya berfokus sempit hanya pada norma mengenai
apa yang baik dan buruk telah berefolusi menjadi perhatian yang luas pada nilai nilai dan
budaya perusahaan.

Perkembangan minat terhadap nilai nilai telah bermanifestasi menjadi berbagai


macam bentuk. Dalam beberapa tahun belakangan ini, banyak manajer telah meluncurkan
program etika, inisiatif nilai, dan program perubahan budaya di perusahaan mereka.
Beberapa dari mereka telah membentuk jabatan jabatan etika perusahaan atau komite
etika setingkat dewan. Beberapa telah membuat satuan tugas khusus untuk menangani isu
seperti komflik kepentingan, korupsi, atau fariasi data elektronik.

E. Seorang pahlawan yang beretika atau pembisnis yang gagal?


 Strategi bisnis dan harapan bagi Lawrence

Strategi bisnis yang di implementasikan setelah kebakaran oleh salah satu mantan
eksekutif, cesar aguilar, yang menghabiskan akhir pecan yang tidak menyenangkan dengan
pakaian basah sebagai bagian dari pelatihan wajib militer. Mulai memberi imbalan bagi
perusahaan dan masyarakat. Maldenmills menyediakan pakaian hangat di musim dingan
bagi oara tentara di afganistan dan irak.

 Keputusan untuk membangun kembali

Keputusan aaron untuk membangun kembali pabrik segera setelah kebakaran


didorong oleh insting untuk bertahan hidup menara jam yang terkenal yang di miliki
perusahaan dapat di sekamatkan dari kebakaran.

Warisan

Aaron telah gagal mendapatkan kembali kendali atas perusahaan tersebut.


Walaupun keberaniannya untuk berusaha berfikir dengan kegagalan ia membangun
kembali pabrik itu di Lawrence dan memberi harapan kepada masyarakat bahwa masih
ada masa depan bagi keluarga mereka sekarang ini pemilik yang bar uterus mengulang
ngulang kotmitmennya kepada masyarakat. Walaupun mereka mengatakan bahwa
mungkin lebih banyak lagi pekerjaan yang akan di kirim keluar negri di masa depan.

Tindakan ini telah menyadarkan para pemimpin bisnis di amerika untuk


mempertimbangkan lagi mengenai hubungan kerja antara sebuah perusahaan dan para
pekerjanya tidak hanya di pandang dari sisi kepentingan ekonomi saja, tetapi juga sisi
hubungan pribadi dan kebersamaan. Tindakan aaron Feuerstein, yang meletakkan
kepentingan karyawannya di atas kepentingan ekonominya sendiri, dilandaskan pada
keyakinannya sebagai seorang yahudi ortodoks.

F. Apakah anda memerlukan penjabat etika (ethics officer)?

Banyak perusahaan telah mempelajari bahwa program etika dapat menghindarkan


mereka dari proses pengadilan yang mahal dan menjalankan kerangka perusahaan dari
halaman depan the wall street journal yang akan menurunkan royalitas perusahaan dan
menconeng reputasi perusahaan. Hal yang akan langsung mempengaruhi laba perusahaan.

Tujuan dari seorang penjabat etika, tujuannya tidak hanya untuk memastikan
bahwa beroperasi sesuai dengan aturan hukum tetapi juga membawa nilai nilai pribadi
yang kuat kedalam keseharian di dalam tempat kerja.

Anda mungkin juga menyukai