S
alah satu elemen organisasi adalah sumberdaya manusia. Dibandingkan
dengan elemen-elemen yang lain, maka manusia merupakan elemen yang
paling dinamis dan kompleks. Kompleksitas dan kedinamisan tersebut dapat
dilihat dari perilakunya yang terus berusaha dari waktu ke waktu untuk menanggapi
lingkungannya dan mempertahankan eksistensinya.
Perilaku manusia di dalam organisasi akan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pekerja dalam organisasi pada prinsipnya berasal dari diri
pekerja yang bersangkutan, lingkungan organisasi di mana ia berada, serta situasi dan
kondisi yang terjadi pada saat itu. Sehingga perilaku yang muncul merupakan hasil
interaksi dari faktor-faktor tersebut.
1. Pengadaan personil
2. Pengembangan personil melalui pelatihan dan pendidikan
3. Pemberian imbalan
4. Integrasi personil ke dalam organisasi
5. Pemeliharaan terhadap personil yang ada
6. Pemberhentian personil
78
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
1. Faktor-faktor intern: keterampilan atau kualifikasi yang dibutuhkan pada saat ini
dan di masa mendatang. Hal ini dapat menimbulkan kemungkinan terjadinya
perluasan atau penciutan organisasi.
2. Faktor-faktor ekstern: situasi dan kondisi pasaran tenaga kerja.
79
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
Pada dasarnya analisis jabatan terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu uraian jabatan (job
description) dan persyaratan jabatan (job specification).
Uraian jabatan merupakan suatu catatan yang sistematis mengenai tugas dan
tanggungjawab suatu jabatan tertentu, berdasarkan fakta-fakta yang ada. Adapun
manfaat dari uraian jabatan ini adalah sebagai berikut:
80
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
Beberapa informasi yang perlu dicantumkan dalam membuat uraian jabatan biasanya
meliputi:
Berdasarkan pada uraian jabatan dan persyaratan jabatan tersebut maka langkah
selanjutnya adalah melakukan evaluasi jabatan (job evaluation). Evaluasi jabatan
merupakan proses yang sistematis dan teratur untuk menentukan nilai relatif dari
81
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
suatu jabatan dalam hubungannya dengan jabatan lain. Tujuan utama dari evaluasi
jabatan adalah untuk menentukan struktur upah yang tepat antara jabatan-jabatan
yang ada.
Secara garis besar langkah-langkah dalam evaluasi jabatan adalah sebagai berikut:
Cara untuk mendapatkan calon tenaga kerja dalam rangka rekruitmen tersebut dapat
dilakukan dengan:
82
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
Untuk mengetahui kesesuaian antara calon tenaga kerja yang berminat dengan
kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan organisasi, maka perlu dilakukan suatu
seleksi. Seleksi merupakan proses penilaian yang dilakukan oleh pengambil
keputusan mengenai sampai sejauhmana calon tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Dengan demikian seleksi akan menyangkut prediksi
tentang keberhasilan calon tenaga kerja di masa yang akan datang pada suatu posisi
jabatan tertentu.
Proses seleksi standar pada suatu organisasi dijelaskan pada Gambar 8.1. berikut
(Aroef, 1997).
1 3
7 4
6 5
Gambar 8.1.
Proses Seleksi Standar
83
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
Keterangan:
*: keputusan untuk berhenti dari salah satu pihak
1: melengkapi formulir lamaran kerja (application forms)
2: wawancara penyaringan awal
3: ujian (test)
4: penelitian latar belakang/pemeriksaan referensi
5: wawancara seleksi pendalaman
6: pemeriksaan fisik
7: penawaran pekerja
Dari seleksi yang telah dilaksanakan organisasi akan memperoleh calon-calon tenaga
kerja yang dianggap paling sesuai dengan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.
Biasanya calon tenaga kerja yang telah diterima belum mengenal atau belum
mempunyai pengalaman mengenai jabatan yang akan dipegangnya. Jika hal ini
terjadi, maka organisasi harus memikirkan tindak lanjutnya dalam rangka
mempersiapkan tenaga kerja yang bersangkutan sebelum memangku jabatannya.
Dalam hal ini organisasi perlu mengadakan suatu program pelatihan dan pendidikan.
Program pelatihan diberikan kepada calon tenaga kerja yang masih baru dan juga
bagi tenaga kerja yang sudah bekerja cukup lama pada organisasi yang bersangkutan.
84
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
Selain program pelatihan dan pendidikan, mekanisme lain yang termasuk dalam
pengembangan personil organisasi adalah alih jabatan (mutasi) dan promosi.
Mutasi merupakan suatu keputusan yang harus diambil oleh pimpinan organisasi
untuk memindahkan karyawan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya yang
dianggap setingkat atau sejajar. Mutasi merupakan suatu kegiatan rutin di dalam
suatu organisasi untuk dapat melaksanakan prinsip “orang yang tepat pada tempat
yang tepat”.
Untuk menjamin agar mutasi yang dilaksanakan dapat meningkatkan efektivitas dan
efisiensi, maka diperlukan adanya suatu evaluasi pada setiap pekerja secara terus
menerus dan objektif.
85
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan mutasi antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Mutasi tidak boleh dirasakan sebagai suatu hukuman bagi si pekerja yang
bersangkutan.
2. Mutasi dilakukan untuk mengusahakan prinsip “orang yang tepat pada tempat
yang tepat”.
3. Mutasi untuk meningkatkan kerjasama kelompok.
4. Mutasi untuk meningkatkan semangat dan kegairahan kerja.
5. Mutasi untuk menciptakan persaingan yang sehat.
6. Mutasi untuk menciptakan orang-orang yang dapat saling menggantikan.
7. Mutasi dilaksanakan berdasarkan peraturan dan kebijaksanaan.
Promosi adalah kegiatan pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang
lebih tinggi. Dengan adanya kenaikan jenjang tersebut maka juga akan membawa
konsekuensi pada peningkatan kualitas dan kuantitas tugas, tanggungjawab,
wewenang, pendapatan, dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Syarat-syarat untuk dapat dipromosikan harus dinyatakan dengan tegas dan jelas agar
semua karyawan mengetahuinya. Syarat tersebut hendaknya mampu menjamin
stabilitas perusahaan dan meningkatkan moral karyawan. Beberapa syarat yang dapat
dipertimbangkan sebagai dasar untuk melakukan promosi karyawan, antara lain
adalah:
1. Pengalaman
2. Tingkat pendidikan
3. Loyalitas (kesetiaan terhadap perusahaan tempat bekerja)
4. Kejujuran
5. Tanggungjawab
6. Kepandaian bergaul (human relations)
7. Prestasi kerja
8. Inisiatif dan kreativitas
86
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
Kompensasi yang diterima karyawan, selain berbentuk upah (uang) dapat juga berupa
fasilitas perumahan, fasilitas kendaraan, atau bentuk-bentuk lain yang dapat dinilai
dengan uang.
87
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
dirasakan oleh personil yang ada, namun juga berdampak pada organisasi secara
keseluruhan.
Berkenaan dengan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pekerja tersebut maka
dibahas masalah-masalah mengenai: konsep-konsep psikologi manusia, konsep
kebutuhan manusia, dan teori motivasi. Sementara itu faktor yang berasal dari
lingkungan organisasi akan dibatasi dengan pembahasan mengenai kepemimpinan
(leadership) saja, sedangkan faktor-faktor situasional tidak akan dibahas mengingat
sifatnya yang sangat teknis.
Konsep-konsep Psikologi
Dalam usaha memahami perilaku manusia, berikut ini akan dikemukakan beberapa
konsep atau model konseptual yang dikemukakan oleh beberapa ahli psikologi
(Aroef, 1997).
88
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
89
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
b. Variabel ‘O’ (human organism) adalah variabel yang erat kaitannya dengan
proses kognitif yang terjadi pada diri manusia.
c. Variabel ‘B’ (behavior) mempunyai arti sebagai segala sesuatu yang
dilakukan oleh manusia, baik yang teramati maupun yang tidak teramati.
d. Variabel ‘C’ (consequences), seperti halnya variabel stimulus, variabel ini
merupakan konsekuensi-konsekuensi yang berasal dari lingkungan organisasi,
baik yang teramati maupun yang tidak.
Kebutuhan Manusia
Apabila kebutuhan fisik seseorang telah terpenuhi, maka kebutuhan yang lebih
tinggi, yaitu kebutuhan akan rasa aman akan timbul, dan apabila kebutuhan
hierarki kedua ini telah terpenuhi maka kebutuhan hierarki ketiga, keempat, dan
kelima akan muncul.
90
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
Menurut Herzberg, sumber kepuasan kerja berkaitan dengan “isi” dari pekerjaan
(job content). Sedangkan sumber ketidakpuasan kerja berkaitan dengan “ruang
lingkup” pekerjaan (job context).
Hygiene factors mempunyai pengaruh negatif atau nol pada kepuasan kerja.
Artinya apabila faktor ini tidak sesuai dengan kehendak karyawan maka
pengaruhnya akan negatif, sedangkan apabila sesuai tidak akan memberikan
pengaruh apa-apa.
91
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
Teori Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dari dalam diri
manusia. Faktor pendorong ini akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan
demikian, motivasi kerja akan berpengaruh terhadap performansi karyawan.
Berikut ini dikemukakan uraian mengenai motif yang ada pada manusia sebagai
faktor pendorong dari perilaku manusia.
92
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
Dalam suatu perusahaan, misalnya salah satu cara untuk menjaga agar para
karyawan merasa “aman” di hari tuanya kelak adalah dengan memberikan
jaminan hari tua, pesangon, asuransi, dan sebagainya.
93
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
5. Motif status (status motive): motif status atau motif gengsi merupakan kebutuhan
manusia untuk mencapai/menduduki tingkatan (ranking) tertentu di dalam suatu
kelompok, organisasi, atau masyarakat.
Untuk memelihara sikap para personil agar sesuai dengan yang diinginkan, maka
organisasi dapat melakukan proses komunikasi dan penyuluhan. Agar komunikasi
berjalan dengan baik maka pada saat proses komunikasi dilaksanakan perlu dilandasi
oleh rasa saling pengertian antara pemberi dan penerima informasi. Tanpa adanya
94
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
Media komunikasi dua arah antara pemberi dan penerima informasi di atas dapat
dipergunakan dalam proses pemberian bimbingan dan penyuluhan. Proses bimbingan
dan penyuluhan dapat dimanfaatkan oleh organisasi untuk memecahkan berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh seorang karyawan atau sekelompok karyawan.
Permasalahan yang muncul pada diri seorang karyawan atau kelompok karyawan di
sini dapat juga diartikan sebagai isyarat munculnya suatu konflik (pertentangan), baik
yang bersifat individu, antar individu, maupun kelompok.
Selain pemeliharaan terhadap sikap para personil maka aspek lain yang perlu juga
dipelihara adalah aspek fisik (jasmani) dari personil. Sebab tanpa dibekali oleh
jasmani yang baik, maka akan cukup sulit untuk dapat bekerja dan menghasilkan
performansi yang cukup tinggi. Untuk itu dalam pemeliharaan aspek fisik karyawan,
biasanya organisasi biasanya mempunyai suatu program kesehatan dan keselamatan
95
PENGARAHAN Aspek Sumberdaya Manusia
kerja, yang bukan saja bertujuan untuk mengurangi kemungkinan seorang karyawan
terkena suatu penyakit, tetapi juga terhindar dari segala bahaya yang dapat terjadi
selama pekerja yang bersangkutan sedang menjalankan tugasnya (terhindar dari
kecelakaan kerja).
Pada prinsipnya pemutusan hubungan kerja terjadi jika salah satu pihak (pihak
karyawan atau pihak organisasi) merasa dirugikan apabila hubungan kerja kedua
belah pihak tetap dipertahankan.
8.7. Rangkuman
Sebagaimana elemen-elemen organisasi yang lain, maka sumberdaya manusiapun
harus dikelola dengan baik. Pengelolaan sumberdaya manusia di dalam organisasi
inilah yang kemudian dikenal sebagai “manajemen personalia”.
1. Pengadaan personil
2. Pengembangan personil melalui pelatihan dan pendidikan
3. Pemberian imbalan
4. Integrasi personil ke dalam organisasi
5. Pemeliharaan terhadap personil yang ada
6. Pemberhentian personil
96