Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengantar Ilmu Kependudukan merupakan studi kependudukan.Dalam


menyatakan sumber-sumber data kependudukan atau demografi yang pokok
adalah sensus, sistem registrasi kejadian-kejadian vital, sistem registrasi
penduduk, dan survei-survei terbatas atau survei sampel. Sumber tambahan lain
yang sering berguna adalah catatan-catatan dan dokumen-dokumen instansi
pemerintah.

Said Rusli (2010) dalam “Pengantar Ilmu Kependudukan” menjelaskan, studi


kependudukan merupakan istilah lain bagi ilmu kependudukan. Studi
kependudukan lebih luas cakupannya dibandingkan demografi. Demografi adalah
suatu studi mengenai jumlah, distribusi territorial, dan komposisi penduduk,
perubahan-perubahan yang bertalian dengannya serta komponen-komponen yang
menyebabkan perubahan yang bersangkutan yang dapat diidentifikasi sebagai
natalitas, moratalitas, gerak penduduk teritorial, dan mobilitas sosial.

Dalam bukunya tersebut Said Rusli (2010), menyatakan sumber-sumber


data kependudukan atau demografi yang pokok adalah sensus, sistem registrasi
kejadian-kejadian vital, sistem registrasi penduduk, dan survei-survei terbatas atau
survei sampel. Sumber tambahan lain yang sering berguna adalah catatan-catatan
dan dokumen-dokumen instansi pemerintah . Dewasa ini di negara-negara maju,
sistem registrasi kejadian-kejadian vital dan sistem registrasi penduduk telah
berkembang cukup teratur. Sedangkan dikebanyakan negara berkembang, tradisi
untuk memelihara secara teratur sistem registrasi kejadian-kejadian vital dan
sistem registrasi penduduk belum ada. Kalaupun ada, sering tidak lengkap dan
kebenarannya perlu dipertanyakan.
Sebenarnya dengan adanya era globalisasi dan kemajuan teknologi pada
saat ini, mengharuskan adanya pelayanan publik yang cepat, tepat, dan akurat
dalam pencatatan sistem registrasi dan pelayanan administrasi di desa maupun di
kota atau kabupaten. Banyak peristiwa yang dialami manusia yang memerlukan
pencatatan yang baik dalam sistem kependudukan seperti dimulai dari peristiwa
kelahiran, dewasa, bekerja, pernikahan, sampai kematian. Pencatatan peritiwa-
peristiwa vital tersebut perlu didukung oleh berbagai pihak, baik di tingkat
Pemerintah Pusat sampai Pemerintah Daerah.
Adapun pelayanan publik yang sangat menyentuh masyarakat luas adalah
pelayanan Kependudukan. Aparat yang memberikan pelayanan ini adalah aparat
di tingkat Kelurahan. Oleh karena itu, Kelurahan harus memberikan pelayanan
yang terbaik, agar seluruh masyarakat dapat terlayani dengan baik pula. Namun,
dalam pelaksaan pencatatan registrasi penduduk ini masih mengalami kendala,
salah satunya kurangnya kesadaran penduduk untuk melaporkan setiap kejadian
vital yang dialami, selain itu aparat pencatatnya pun masih terbatas.
Sistem registrasi penduduk Indonesia saat ini masih dilakukan secara
lokal. Setiap kabupaten mencatat penduduk yang ada di wilayahnya tanpa
memikirkan keadaan kependudukan di wilayah lain. Dapat disimpulkan
pencatatan penduduk ini masih dilakukan secara lokal. Ada beberapa hal yang
sering terlewatkan dalam pencatatan penduduk, diantaranya penduduk baru yang
datang untuk menetap dan meminta dicatat namun tidak ditanyakan tempat
terakhir dia terdaftar sebagai penduduk. Kalaupun hal tersebut ditanyakan dan
dijawab dengan jelas, tidak ada usaha dari petugas untuk menghubungi tempat
yang lama untuk menghapus catatan di tempat yang lama tersebut. Tidak ada
prosedur yang jelas apa yang harus dilakukan penduduk apabila memang harus
pindah dari suatu tempat ke tempat lain dari segi pencatatan penduduk. Dari hal
tersebut, ada banyak permasalahan yang ditimbulkan. Salah satunya, dengan
terjadinya hal tersebut satu orang bisa mempunyai lebih dari satu KTP. Ini berarti
satu orang tersebut bisa tercatat sebagai penduduk sebanyak satu kali. Dengan ini
tentu saja jumlah penduduk yang dilaporkan bisa lebih besar dibandingkan
kenyataannya. Tetapi, tidak sesederhana itu karena di era reformasi seperti ini
penduduk yang tidak mempunyai KTP juga mungkin sama besarnya sehingga
sama.
Sistem registrasi dan administrasi kependudukan harus bisa berjalan
dengan baik karena sangat berpengaruh untuk berbagai keperluan dalam sistem
kependudukan Indonesia. Adanya data kependudukan yang tidak valid dapat
berpengaruh juga dalam penyediaan infrastruktur. Penyediaan infrastruktur ini
harus tepat guna dan tepat sasaran sehingga semua masyarakat dapat
memanfaatkannya. Namun, jika ada data kependudukan yang tidak valid maka
pemerintah tidak dapat memproyeksikan seberapa banyak kebutuhan masyarakat
yang ada di suatu daerah tersebut. Data registrasi penduduk inilah yang sering
digunakan dalam perencanaan pembangunan. Selain itu, data registrasi penduduk
ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan penduduk di suatu
daerah. Jadi, dapat disimpulkan data registrasi penduduk merupakan pondasi
dalam pembangunan negara Indonesia.
Di setiap daerah dari tingkat RT,RW, Kelurahan, sampai tingkat
administratif yang lebih tinggi harus mempunyai sistem registrasi yang baik
karena mengingat pentingnya sistem registrasi tersebut untuk berbagai
kepentingan. Di Bogor sendiri, contohnya di Kelurahan Bantarjati, Bogor Utara,
sistem registrasi di daerah ini sudah mulai berjalan dengan baik. Masyarakat
sudah mulai sadar untuk melaporkan kejadian-kejadian vital yang mereka alami
untuk dicatat oleh para petugas di daerah tersebut.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui perumbuhan dan perkenbabangan penduduk Kelurahan
Beringin Raya.
2. Mengetahui cara mengnalisa pertumbuhan pertumbuhan dan
perkembangan penduduk Kelurahan Beringin Raya.
3. Mengetahui struktur penduduk di Kelurahan Beringin Raya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penduduk adalah Mereka yang berada di dalam dan bertempat tinggal atau
berdomisili di dalam suatu wilayah Negara ( Menetap ) – Lahir secara turun
temurun & besar di Negara itu Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa
didefinisikan menjadi dua yaitu orang yang tinggal di daerah tersebut dan orang
yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang
mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan,
tetapi memilih tinggal di daerah lain.

Pertumbuhan penduduk adalah merupakan keseimbangan yang dinamis


antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan mengurangi jumlah penduduk.
Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh beberapa komponen yaitu: kelahiran
(fertiltas), kematian (mortalitas), migrasi masuk dan migrasi keluar. Selisih antara
kelahiran dan kematian disebut pertumbuhan alamiah (natural increase),
sedangkan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar disebut migrasi neto
(Todaro, 2003).

Kependudukan merupakan hal ikhwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri


utama pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi
kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, serta
lingkungan penduduk tersebut.Sedangkan istilah penduduk memiliki definisi yaitu
individu, anggota keluarga, masyarakat, ataupun warga Negara yang bertempat
tinggal di suatu wilayah Negara tertentu pada waktu tertentu (BKKBN 1997).
Selain itu, ilmu kependudukan merupakan istilah analisis-analisis yang bertujuan
dan mencakup memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk,
karakteristik dan perubahan-perubahannya, menerangkan sebab-sebab perubahan
dari faktor dasar tersebut; dan menganalisa segala konsekuensi yang mungkin
sekali terjadi dimasa depan sebagai hasil perubahan-perubahan itu (Said,2012).
Data kependudukan yang dapat disajikan sampai wilayah administrasi
terkecil sangat berguna bagi perencanaan pembangunan. Karena registrasi
penduduk di Indonesia belum dapat menghasilkan data kependudukan seperti
yang diharapkan, maka sensus penduduk menjadi satu-satunya sumber data
kependudukan yang diharapkan mampu memberikan gambaran keadaan
penduduk Indonesia (Handoyo, 2006)
Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh besarnya
kelahiran, kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar. Penduduk akan bertambah
jika ada kelahiran bayi dan adnya penduduk yang datang dan penduduk yang
berkurang jika ada kematian dan penduduk yang keluar dari daerah tersebut
(Mantra, 2003)
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin bagi suatu
masyarakat penting baik dalam kerangka biologis, ekonomis, maupun sosial.
Umpamanya penting dalam pertaliannya angka-angka kelahiran, kematian, rasio
beban tanggungan, dan jumlah penduduk usia sekolah. Perbedaan yang besar
mungkin terdapat antara negara-negara tertentu dalam hal komposisi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin (Kartomo, 1981).
Demografi berasal dari bahasa Yunani, ‘demos’ [the people] dan
‘graphein’ [to write]. PBB (1958) mendefinisikan demografi sebagai studi ilmiah
terhadap penduduk manusia, terutama mengenai jumlah, struktur, dan
perkembangannya.
Sementara itu, Bogue memberi penjelasan bahwa demografi adalah studi
matematik dan statistic terhadap jumlah, komposisi, dan distribusi spasial
mengenai penduduk manusia, dan perubahan-perubahandariaspek-aspektersebut
yang senantiasa terjad isebaga iakibat bekerjanya lima proses yaitu fertilitas,
mortalitas, perkawinan, migrasi, danmobilitas social.
Komponen Demografi :
1. Mortalitas
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat
yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan.
Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000
individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9,5 berarti pada populasi
100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas
yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode
waktu tertentu.
Adapun berbagai ukuran-ukuran mortalitas yaitu :
a. Case Fatality Rate (CFR) Angka kefatalan kasus
CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit tertentu
yang terjadi dalam 1 tahun dengan jumlah penduduk yang menderita penyakit
tersebut pada tahun yang sama.
Rumus: CFR = (P/T)k, dimana P = Jumlah kematian terhadap penyakit
tertentu dan T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun
yang sama. Perhitungan ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat penyakit
dengan tingkat kematian yang tinggi. Rasio ini dapat dilihat lebih spesifik
menurut golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lain-lain.
b. Crude Death Rate (CDR) Angka Kematian Kasar
Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun
per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Disebut kasar karena
angka ini dihitung secara menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok
tertentu di dalam populasi denga tingkat kematian yang berbeda-beda.
Rumus: CDR= (D/P)k, dimana D= jumlah kematian yang dicata selama 1
tahun dan P=Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Manfaat CDR
antara lain sebagai gambaran status kesehatan masyarakat, gambaran tingkat
permasalahan penyakit dalam masyarakat, gambaran kondisi sosial ekonomi,
gambaran kondisi lingkungan dan biologis, serta untuk menghitung laju
pertumbuhan penduduk.

c. Age Spesific Death Rate (ASDR) angka kematian menurut golongan umur
Angka kematian menurut golongan umur adalah perbandingan antara
jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada penduduk golongan umur x
dengan jumlah penduduk golongan umur x pada pertengahan tahun.
Rumus: ASDR= (dx/px)k , dimana dx = jumlah kematian yang dicatat
selama 1 tahun pada golongan umur x, px = jumlah penduduk pada golongan
umur x pada pertengahan tahun yang sama, dan k = konstanta. Manfaat ASDR
antara lain untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan masyarakat
dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur, untuk membandingkan
taraf kesehatan masyarakat di bebagai wilayah, dan untuk menghitung rata-rata
harapan hidup.
d. Under Five Mortality Rate (UFMR) Angka kematian Balita
Angka kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian bayi dengan
angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian balita yang dicatat
selam satu tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama.
Rumus: UFMR = (M/R)k , dimana M = Jumlah kematian balita yang dicatat
selama satu tahun, R = Penduduk balita pada tahun yang sama, dan k = Konstanta.
Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat
karena angka ini merupakan indikator yang sensitif untuk status kesehatan bayi
dan anak.

e. Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Bayi


Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah penduduk yang berumur
kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1 tahun dengan 1000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama.
Rumus: IMR = (d0 /B)k, dimana d0 = jumlah penduduk yang berumur kurang
dari 1 tahun, B = jumlah lahir hidup pada tahun yang sama, dan k = Konstanta.
Manfaat dari perhitungan angka kematian bayi antara lain untuk mengetahui
gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan
faktor penyebab kematian bayi, mengetahui tingkat pelayanan antenatal,
mengetahui status gizi ibu hamil, mengetahui tingkat keberhasilan program
kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Program Keluaga berencana (KB), serta
mengetahui kondisi lingkungan dan sosial ekonomi.

f. Maternal Mortality Rate (MMR) Angka Kematian Ibu


Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi
kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama 1 tahun per 1000
kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus: MMR = (I/T)k, dimana I = adalah jumlah kematian ibu akibat
komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas, T = kelahiran hidup pada tahun
yang sama, dan k = konstanta. Tinggi rendahnya angka MMR tergantung kepada
sosial ekonomi, kesehatan ibu sebelum hamil, persalinan, dan masa nasa nifas,
pelayanan terhadap ibu hamil, dan pertolongan persalinan dan perawatan masa
nifas.

2. Fertilitas
Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah
penduduk disamping migrasi masuk. Fertilitas didefinisikan sebagai performa
reproduksi aktual dari seseorang atau sekelompok individu yang pada umumnya
dikenakan kepada seorang atau sekelompok perempuan.
Adapun berbagai ukuran-ukuran fertilitas yaitu:
a. Crude Birth Rate (CBR) Angka kelahiran kasar
Angka kelahiran kasar adalah semua kelahiran hidup yang dicatat dalam 1
tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama.
Rumus: CBR = (B/P)k, dimana B = semua kelahiran hidup yang dicatat, P
= jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama, dan k = konstanta(1000).
Angka kelahiran kasar ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat
fertilitas secara umum dalam waktu singkat tetapi kurang sensitif untuk
membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah dan mengukur perubahan tingkat
fertilitas karena perubahan pada tingkat kelahiran akan menimbulkan perubahan
pada jumlah penduduk.

b. Age Spesific Fertilty Rate (ASFR) Angka fertilitas menurut golongan umur
Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran oleh ibu
pada golongan umur tertentu yang dicatat selama 1 tahun yang dicatat per 1000
penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang sama.
Rumus: ASFR = (F/R)k, dimana F = Kelahiran oleh ibu pada golongan
umur tertentu yang dicatat, dan R = Penduduk wanita pada golongan umur
tertentu pada tahun yang sama.
c. Total Fertility Rate (TFR) Angka fertilitas total
Angka fertilitas total adalah jumlah angka fertilitas menurut umur yang
dicatat selama 1 tahun
Rumus: TFR = Jumlah angka fertilitas menurut umur x k

3. Migrasi
Perpindahan penduduk (migrasi atau mobilitas) merupakan salah satu dari
tiga komponen utama pertumbuhan penduduk yang dapat menambah atau
mengurangi jumlah penduduk. Komponen ini bersama dengan kelahiran dan
kematian mempengaruhi dinamika penduduk di suatu wilayah seperti jumlah,
komposisi, dan distribusi keruangan.
Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait
dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor-
faktor pendorong dan penarik bagi penduduk untuk melakukan migrasi,
kelancaran sarana transportasi antar wilayah, dan pembangunan wilayah dalam
kaitannya dengan desentralisasi pembangunan.
Untuk memudahkan studi dan analisis tentang migrasi maka digunakan
beberapa pengertian tentang ukuran-ukuran yang digunakan dalam perhitungan
migrasi antarkabupaten/kota. Ukuran-ukuran tersebut adalah:

1. Angka migrasi masuk (mi), yang menunjukkan banyaknya migran yang


masuk per 1000 penduduk di suatu kabupaten/kota tujuan dalam satu
tahun.
2. Angka migrasi keluar (mo), yang menunjukkan banyaknya migran yang
keluar dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk di kabupaten/kota
asal dalam satu tahun.
3. Angka migrasi neto (mn), yaitu selisih banyaknya migran masuk dan
migrant keluar ke dan dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk dalam
satu tahun.

Ukuran-ukuran migrasi ini bermanfaat untuk mengetahui apakah suatu


kabupaten/kota merupakan daerah yang memiliki daya tarik bagi penduduk
wilayah sekitarnya atau wilayah lainnya. Dapat juga ditentukan apakah suatu
kabupaten/kota merupakan wilayah yang tidak disenangi untuk dijadikan tempat
tinggal. Dengan kata lain kabupaten/kota ini memiliki daya dorong bagi
penduduknya untuk pergi meninggalkan daerah tersebut.
Kabupaten/kota yang memiliki daya tarik bagi penduduk wilayah
sekitarnya biasanya memiliki angka migrasi neto yang positif. Artinya, jumlah
penduduk yang masuk lebih banyak daripada jumlah penduduk yang
keluar. Sedangkan kabupaten/kota yang kurang disenangi oleh penduduknya
akibat kelangkaan sumberdaya misalnya, biasanya memiliki angka migrasi neto
yang negatif, yang berarti jumlah penduduk yang keluar lebih banyak daripada
jumlah migran yang masuk.
Sumber utama data penduduk dapat berupa sensus penduduk, survey
sampel demografi, sistem registrasi kejadian-kejadian vital dan statistik
administrasi, dan data kualitatif. Diantara sumber-sumber ini, sensus merupakan
sumber data yang dominan digunakan di berbagai negara, termasuk negara
berkembang seperti Indonesia.
Sensus diartikan sebagai perhitungan penduduk yang mencakup wilayah
suatu negara (Baclay dalam Rusli, 1995). Perhitungan penduduk dalam suatu
sensus dapat dilakukan dengan tiga cara, sebagai berikut :
· Sistem de jure : penduduk dicacah berdasarkan tempat tinggal tetap.
· Sistem de facto :penduduk dicacah berdasarkan di mana penduduk tersebut
ditemukan pada saat sensus.
· Sistem kombinasi de jure dan de facto.
Sistem registrasi penduduk dipelihara oleh pemerintah setempat dengan
pencatatan kelahiran, kematian, adopsi, perkawinan, perceraian, perubahan
pekerjaan, perubahan nama, dan perubahan tempat tinggal.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Laporan Kependudukan Kelurahan Beringin Raya Kecamatan Muara
Bangka Hulu Tahun 2017

No. Perincian Jumlah


Jiwa
1. Penduduk Awal Tahun (Po) 2007
2. Penduduk Tengah Tahun (Ptt) 2002
3. Penduduk Akhir Tahun (Pt) 1997
l4. Kelahiran 1 tahun (B) 13
5. Kematian 1 tahun (D) 20
6. Penduduk masuk (I) 29
7. Penduduk keluar (E) 57

Jenis Kelamin

Umur (Tahun) Laki-Laki Perempuan Laki – Laki +


Perempuan

0-4 74 59 133

5-9 86 103 189

10-14 83 71 154

15-19 81 80 161

20-24 113 78 191

25-29 103 111 214

30-34 137 101 238


35-39 70 70 140

40-44 69 66 135

45-49 61 56 117

50-54 42 37 79

55-69 52 33 85

60 – 64 38 35 73

65 – 69 29 31 60

70 – 74 3 7 10

75 + 7 7 14

Jumlah 1.048 945 1993

3.2 Pembahasan

PERHITUNGAN DATA KEPENDUDUKAN

Rasio Anak Terhadap Wanita (RAW)

𝛴 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑚𝑢𝑟 0−4 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛


RAW = x 100
𝛴 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑎 𝑢𝑚𝑢𝑟 15−49 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

=133/ 562 x 100

= 23,7

Karena data penduduk dari Kelurahan Beringin Raya dimulai dari 0-4 tahun
maka rasio anak terhadap wanita menggunakan umur penduduk dari 0-4 tahun/
penduduk wanita 15-49 tahun maka RAW = 23,7 dari jumlah wanita umur 15-49
tahun.
Rasio Beban Tanggungan (RBT)

𝛴 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑚𝑢𝑟 0−14+ 𝛴 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘>65 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛


RBT= x 100
𝛴 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑚𝑢𝑟 15−64 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
560
= 1433 x 100
560
= 1433 X 100

= 39,1

Rasio Jenis Kelamin ( RJK)

𝛴 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐿𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖
RJK = x 100
𝛴 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
1.048
= x 100
945

= 1,11 x 100
= 111

Jumlah Penduduk Tengah Tahun (PTT)

𝑃𝑜+𝑃𝑡
PTT =
2
2007 +1997
= 2

= 2002
Di Kelurahan Beringin Raya dapat jumlah penduduk tengah tahun 2002
jiwa.

Reit Kelahiran Kasar (CBR)

𝛴 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
CBR = 𝛴 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 x 1000

= 13/ 2002 x 1000


= 0,0065 x 1000

= 6,5
Data jumlah kelahiran dalam satu tahun di tahun 2017 yaitu 13 jiwa,
dengan demikian rait kelahiran kasar di Kelurahan Beringin Raya 6,5 dari jumlah
penduduk tengah tahun 2.002 jiwa.

Reit Kematian Kasar (CDR)

𝛴 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
CDR = 𝛴 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 x 1000
20
= 2.002 x 1000

= 0,0099 x 1000

= 9,9

Data yang diproleh dari Kelurahan Beringin Raya mengenai jumlah


penduduk yang mati pada tahun 2017 yaitu 20 jiwa, maka rait kematian kasar
yaitu 9,9 dari jumlah penduduk tengah tahun 2.002 jiwa.

PENGUKURAN PERKEMBANGAN PENDUDUK

Cara Pengukuran Perkembangan Penduduk


Pengukuran perkembangan penduduk untuk mendapatkan jumlah
penduduk akhir tahun (Pt) melibatkan data-data jumlah penduduk awal (Po),
jumlah kelahiran (B), jumlah kematian (D), penduduk masuk/Imigran (I), dan
Emigran(E). jika semua data tersebut dapat diketahui maka perhitungan
perkembangan penduduk dapat dilakukan namun, jika angka kelahiran dan
kematian tidak tersedia, hanya ada jumlah penduduk maka pengukuran
perkembangan penduduk dilakukan dengan perhitungan persamaan geometric dan
eksponensial untuk melihat jumlah penduduk akhir tahunnya.

Persamaan Penduduk Berimbang


Pt = P0 + B - D + I – E
= 2007 + 13 - 20 + 29 – 57
= 1.972
Perkembangan penduduk berimbang di Kelurahan Beringin Raya pada
tahun 2017 yaitu 1.972 jiwa.

Reit Perkembangan Penduduk Pada Tahun Tertentu


Pengukuran perkembangan penduduk dengan cara ini untuk melihat reit
perkembangn penduduk untuk tahun tertentu, dimana hanya melibatkan data
kelahiran (B), kematian (D) ,imigran (I) dan emigrant (E).

𝐵−𝐷+𝐼−𝐸
r = x 100%
𝑃𝑡𝑡

13−20+ 29−57
= x 100%
2002

= - 0,017 %

rait perkembangan penduduk di Kelurahan Beringin Raya sebesar -0,017%


dari jumlah penduduk tengah tahun 2002 jiwa. Didapatkan hasil - 0,017% karena
jumlah kematian lebih banyak dari jumlah kelahiran penduduk Kelurahan
Beringin Raya.

PERHITUNGAN ANGKA FERTILITAS (KELAHIRAN)

Reit Kelahiran Kasar (CBR)

𝛴 𝑘𝑒𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑎𝑛 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
CBR = 𝛴 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 x 1000

= 13/ 2002 x 1000


= 0,0065 x 1000

= 6,5

Jumlah kelahiran di Kelurahan Beringin Raya 13 jiwa pada tahun 2017 maka
dapat ditentukan rait kelairan kasar yaitu 6,5 dari 2002 jumlah penduduk tengah
tahun.
Reit Fertilitas Umum / General Reporoduction Reit ( GRR)
GRR merupakan jumlah kelahiran wanita usia produksi pada tahun
tertentu. Sehingga dalam perhitungannya melibatkan reit spesifik fertilitas bagi
kelompok usia ibu/ wanita produktif pada tahun tertentu ( ASFRx).Yang
dipersoalkan hanya bayi perempuan, karena bayi perempuan secara langsung
terkait pada pergantian generasi.

General reporoduction reit (GRR) :

GRR = ∑x7 ASFFRx

ASFFR1 =∑ B : Jumlah wanita kelompok umur 15-19

= 13 / 80

= 0,16

ASFFR2 = ∑ B : Jumlah wanita kelompok umur 20-24

= 13 / 78

= 0, 17

ASFFR3 = ∑ B : Jumlah wanita kelompok umur 25-29

= 13 /111

= 0,12

ASFFR4 = ∑ B : Jumlah wanita kelompok umur 30-34

= 13/101

= 0,13

ASFFR5 = ∑ B : Jumlah wanita kelompok umur 35-39

= 13/70
= 0, 19

ASFFR6 = ∑ B : Jumlah wanita kelompok umur 40-44

= 13/66

= 0, 19

ASFFR7 =∑ B : Jumlah wanita kelompok umur 45-49

= 13/56

= 0,23

Dari perhitungan reit sfesifik fertilitas di atas menunjukkan bahwa penduduk


reit kelahirannya tinggi pada ibu yang berusia 45 - 49 tahun ( lebih banyak
melahirkan). Untuk mengetahui reit fertilitas umumnya atau total reit fertilitasnya
adalah sebagai berikut:

GRR = ∑7x ASFFR1-7

=0,16 + 0,17 + 0,12 + 0,13 + 0,19 + 0,19 + 0,23

= 1,19

PERHITUNGAN ANGKA MORTALITAS (KEMATIAN)

Reit Kematian Kasar (CDR)


Reit kematian kasar ini mendeskripsikan reit kematian penduduk secara
keseluruhan.

𝛴 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
CDR = 𝛴 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 x 1000
20
= 2.002 x 1000
= 0,0099 x 1000

= 9,9

Reit Kematian Khusus (ASDR)


Reit kematian khusus ini menggambarkan tingkat mortalitas dari
kelompok tertentu berdasarkan karakteristik tertentu, misalnya jenis kelamin,
umurm lapangan pekerjaan, etnis dan lain-lain. Dari data Kependudukan yang
diambil dari Kelurahan Panorama hanya bisa diketahui berdasarkan karakteristik
dari kelompok jenis kelamin saja.

 ASDR perempuan :
KematianPerempuan
ASDRPerempuan  X 1000
PendudukPerempuan
8
ASDRPerempuan  X 1000
945
ASDRPerempuan  8,47

Kematian penduduk perempuan pada Kelurahan Beringin Raya pada


tahun 2017 adalah 8 jiwa, maka dapat diketahui rait kematian khusus terhadap
perempuan 8, 47 dari 945 jiwa penduduk wanita di Kelurahan Beringin Raya .

 ASDR Laki-laki :

KematianLaki  laki
ASDRLaki  laki  X 1000
PendudukLaki  laki

12
ASDRLaki  laki  X 1000
1.048
ASDRLaki  laki  11,45

kematian penduduk laki-laki di beringin Raya adalah sebanyak 12 jiwa


pada tahun 2017, maka dapat dicari rait kematian khusus terhadap laki-laki yaitu
11,45 dari 1.048 jiwa laki-laki di Kelurahan Beringin Raya.
PERHITUNGAN ANGKA MIGRASI

Angka Mobilitas ( m)

Angka ini menunjukkan rasio banyaknya penduduk yang pindah secara lokal

𝑀
Angka Mobilitas (m) = 𝑃𝑡 x 1000 (M = I + E)

86
= 1997 x 1000

= 0,043 x 1000 = 43,1


= 43,1

Hasil tersebut menunjukkan bahwa dari 57 jiwa yang keluar dan 29


jiwa jumlah migran masuk, memberikan angka mobilitas penduduk sebesar 43,1
dari 1997 jiwa penduduk Kelurahan Beringin Raya pada akhir tahun.

Angka Migrasi Masuk (MI)


Angka ini menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 orang
penduduk daerah tujuan dalam waktu 1 tahun.

𝐼
Mi = 𝑃𝑡𝑡 x 1000

29
= 2002 x 1000

= 14, 48

Hasil ini menunjukan bahwa di Kelurahan Beringin Raya memiliki migran


masuk sebesar 14,48 dari 2.002 jiwa penduduk tengah tahun Kelurahan Beingin
Raya tahun 2017.

Angka Migrasi Keluar (Mo)


Angka migrasi ini menunjukkan banyaknya migran yang keluar per 1000
penduduk daerah asal dalam waktu 1 tahun.
𝐸
Mo = 𝑝𝑡𝑡 x 1000
57
= 2002 x 1000

=28,47

Hasil ini menunjukan bahwa di Kelurahan Beringin Raya memiliki migran


keluar sebesar 28,47 dari 2.002 jiwa penduduk tengah tahun Kelurahan Beingin
Raya tahun 2017.

Angka Migrasi Netto (Mn)

Angka migrasi ini menunjukkan banyaknya migrant masuk dan keluar ke


dan dari suatu daerah per 1000 penduduk dalam 1 tahun.

𝐼−𝐸
Mn = x 1000
𝑃𝑡𝑡

29 −57
= x 1000
2002

= - 13, 99

Dari data tersebut dapat ditentukan bahwa jumlah penduduk yang masuk
lebih sedikit dari pada jumlah penduduk yang keluar di Kelurahan Muara Bangka
Hulu
Piramida pendudukan berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Kelurahan Beringin Raya , Kecamatan Muara Bangka Hulu
Tahun 2017

PIRAMIDA PENDUDUK KELURAHAN BERINGIN RAYA


75 +
70 – 74
65 – 69
60 – 64
55-69
50-54
45-49
40-44 Perempuan
Umur

35-39
30-34 Laki-Laki
25-29
20-24
15-19
10_14
5_9
0-4

15 10 5 0 5 10 15
Jumlah Penduduk
BAB IV
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan data
kependudukan yang diambil dari Kelurahan Beringin Raya dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
Untuk ukuran dasar kependudukan Kelurahan Beringin Raya didapatkan rasio
anak terhadap wanita adalah 23,7 rasio beban tanggungan adalah 39,1, dan rasio
jenis kelamin adalah 111.Untuk jumlah penduduk tengan tahun Kelurahan
Beringin Raya adalah 2.002.Reit kelahiran kasar adalah 6,5.Reit kematian kasar
adalah 9,9.Untuk perkembangan penduduk berimbang didapatkan hasil 1.972,
untuk perkembangan penduduk untuk tahun tertentu didapatkan hasil – 0, 017 %
.Untuk ukuran fertilitas pada reit kelahiran kasar didapatkan hasil 6,5. Rasio anak
terhadap wanita 23,7. Reit fertilitas umum adalah 1,19.Untuk ukuran kematian
pada reit kematian kasar adalah 9,9.reit kematian khusus perempuan adalah 8,47
dan reit kematian khusus laki-laki adalah 11,45.Untuk ukuran mobilitas adalah
43,1. Migrasi masuk adalah 14,48. Migrasi keluar adalah 28,47 dan migrasi neto
didapatkan hasil 13,99.
Penduduk Kelurahan Beringin Raya mengalami peningkatan dalam hal
perkembangannya.Hal ini dapat dilihat dari perhitungan data akan reit
perkembangan penduduk yang bernilai semakin menigkat. Kelurahan Beringin
Raya mempunyai struktur penduduk dengan usia intermediate, karena tingkat
kematian dan kelahiran yang kecil menyebabkan penduduk usia dewasa semakin
bertambah.
Ketersediaan data dan sistem registrasi penduduk Ketersediaan data dan
sistem registrasi penduduk Kelurahan Beringin Raya dapat diketahui melalui
kantor kelurahan Beringin Raya . Penduduk desa ini sangat membantu dalam hal
pencatatan registrasinya . Penduduk Kelurahan Beringin Raya yang mengalami
kejadian demografi akan datang ke kantor kelurahan untuk pencatatan registrasi.
Pencatatan sistem registrasi Kelurahan Beringin Raya tercatat dengan baik dan
data yang lengkap di Kelurahan ini juga tergolong lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Mantra, IB. 2004. Demografi Umum. Pustaka Pelajar :Yogyakarta.

Mc Donald, Peter 1984. Pengantar Kependudukan. UGM Pers : Yogyakarta’

M.P Tuanaya Tjondronegoro Umar, Said Rusli. 1981. Ilmu Kependudukan.


Erlangga : Jakarta.

Rusli, S. 1985. Ilmu Kependudukan, Suatu kumpulan bacaan. Erlangga : Jakarta

Rusli, Said. 2012. Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3ES.Jakarta.

Tjiptonerijanto Rozy Prijanto Munir. 1986. Penduduk dan Pembangunan


Ekonomi. Bima Aksara : Jakarta.

Todaro, Michael. P. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. EdisiKetujuh

Terjemahan Haris Munandar. Jakarta : Penerbit Erlangga

Young, Elspeth. 1984. Pengantar Kependudukan. UGM Pers : Yogyakarta.


LAPORAN AKHIR
PENGANTAR ILMU KEPENDUDUKAN
“KELURAHAN BERINGIN RAYA”

Disusun Oleh:

Nama : Nurlaila Lubis


NPM : E1D017034
Prodi : Agribisnis
Dosen : 1. Ir. Basuki Sigit Priyono M.Sc
2. Septri Widiono,SP.MSi
3. Ir. Ellys Yuliarti M.Si

AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018

Anda mungkin juga menyukai