“FISIOLOGI OTOT”
Disusun Oleh:
Fakultas Kedokteran
Univerisitas Hasanuddin
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya mampu tepat waktu menyelesaikan
makalah yang membahas Fisiologi Otot.
Saya sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurnaan. Karena itu, saya selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari dosen dan seluruh pembaca makalah ini agar menjadi
pembelajaran dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya dalam rangka menunjang
pengetahuan mengenai fisiologi otot.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
III.1 Kesimpulan.................................................................................................10
III.2 Saran...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Tulang dan sendi membentuk rangka tubuh (skeleton), tetapi tidak dapat
menghasilkan pergerakan sendiri. Pergerakan dihasilkan oleh pergantian kontraksi
dan relaksasi otot, dimana terjadi perubahan energi kimia (ATP) menjadi energi
mekanik. Jaringan otot menyusun 40-50% dari berat badan total. Secara umum
fungsi jaringan otot ialah untuk pergerakan, stabilisasi posisi tubuh, mengatur
volum organ dan termogenesis, diperkirakan 85% panas tubuh dihasilkan oleh
kontraksi otot. Sifat jaringan otot adalah eksitabilitas/ iritabilitas, dapat
berkontraksi, dapat diregang tanpa merusak jaringannya pada batas tertentu, dan
elastisitas (Wangko, sunny. 2014).
Dalam kehidupan, ada beberapa bagian yang dapat membantu antara organ
satu dengan organ lainnya, contohnya saja otot. Otot dapat melekat di tulang yang
berfungsi untuk bergerak aktif. Selain itu otot merupakan jaringan pada tubuh
hewan yang bercirikan mampu berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh
stimulus dari sistem saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu
struktur filamen yang berukuran sangat kecil tersusun dari protein kompleks, yaitu
filamen aktin dan miosin. Pada saat otot berkontraksi, filamen-filamen tersebut
saling bertautan yang mendapatkan energi dari mitokondria di sekitar miofibril
Oleh karena itu, banyak jenis otot yang saling berhubungan walaupun jenis otot
terdiri dari otot lurik, otot jantung, dan otot rangka. Ketiganya mempunyai fungsi
dan tujuan yang berbeda pula.
I.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi sistem otot.
2. Mengetahui fungsi otot.
3. Mengetahui jenis-jenis otot.
4. Mengetahui Kinerja kontraksi otot.
5. Mengetahui sistem otot heman vertebrata dan invertebrata.
6. Mengetahui proses metabolisme sistem otot.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi Sistem Otot
Otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar
hewan, dan kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang
memerlukan energi dalam suatu hewan yang aktif. Unit dasar dari seluruh jenis
otot adalah miofibril, yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil yang
tersusun dari protein kompleks, yaitu filamen aktin dan miosin. Pada saat
berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang mendapatkan energi
dari mitokondria di sekitar miofibil (Razak, 2004).
Sistem Otot merupakan sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat
gerak. Otot terdiri dari sel-sel (serabut otot) yang terspesialisasi untuk kontraksi
(mengandung protein kontraktil). Sel otot memiliki kemampuan untuk
berkontraksi (memendek dan menebal) dan relaksasi (kembali ke keadaan semula)
(Campbell, 2003).
Otot rangka (skeletal muscle) merupakan organ utama dari sistem otot
yang menyusun tubuh. Sistem ini terutama terdiri dari otot lurik dan jaringan ikat,
mengatur jaringan saraf yang mengontrol kontraksi otot, dan jaringan epitel yang
melapisi bagian dalam jaringan pembuluh darah (Campbell, 2003).
Satu otot sebagai organ hanya punya satu aksi tertentu saja yaitu
menggerakkan satu bagian tertentu tubuh. Sedangkan kerjasama semua otot tubuh
sebagai satu sistem yang akan menghasilkan semua gerakan tubuh yang
terkoordinasi (Campbell, 2003).
Struktur dari otot secara keseluruhan, Jika menyentuh bagian paha pada
tubuh, maka akan merasakan sebuah otot yang besar. Yang sebenarnya yang di
rasakan adalah bagian tengah dari otot; bagian tengah merujuk pada pembesaran
badan otot diantara titik-titik penempelannya. Otot ini terdiri dari ribuan serat otot
tunggal (sel-sel otot) (Campbell, 2003).
Otot rangka yang besar dikelilingi oleh lapisan penghubung yang kenyal
yang disebut fasia. Lapisan luar dari fasia disebut epimisium. Fasia meluas dan
menempel ke tulang sebagai sebuah tendon, sebuah struktur seperti tali. Lapisan
lain dari jaringan penghubung, disebut perimisium, mengelilingi kumpulan otot
yang lebih kecil. Kumpulan otot disebut fasikulus. Serat otot secara individual
ditemukan dalam fasikulus dan dikelilingi oleh lapisan ketiga dari jaringan
penghubung yang disebut endomisium (Campbell, 2003).
Struktur dari sebuah Serat Otot Tunggal. Sel otot adalah sebuah serat otot
yang memanjang. Sebagian serat-serat otot memiliki panjang 12 inchi. Serat otot
dapat memiliki lebih dari satu nukleus dan dikelilingi oleh membran sel yang
disebut sarkolema. Pada beberapa titik membran sel menembus dalam ke bagian
dalam dari serat otot membentuk tubulus transversa. Dalam serat otot ada
retikulum endoplasma khusus yang disebut retikulum sarkoplasma (Campbell,
2003).
Setiap serat otot terdiri dari struktur silindrikal panjang yang disebut
miofibril. Setiap miofibril terbuat dari serangkaian unit kontraktil yang disebut
sarkomer. Setiap sarkomer meluas dari Z line ke Z line dan dibentuk dengan
pengaturan yang unik dari dua protein kontraktil yaitu aktin dan miosin. Z line
terjadi di ujung dari setiap sarkomer. Filamen aktin tipis meluas ke bagian tengah
dari sarkomer dari Z line. Filamen miosin yang lebih tebal terletak diantara
filamen aktin. Perluasan dari filamen miosin adalah struktur yang disebut kepala
miosin. Pengaturan aktin dan miosin dalam setiap sarkomer memberikan bentuk
lurik pada otot rangka dan otot jantung (Campbell, 2003).
1. Otot Polos
Otot polos (smooth muscle) dinamai demikian karena otot ini tidak
memiliki penampakan berlurik, ditemukan dalam dinding saluran
pencernaan, kandung kemih, arteri, dan organ internal lainnya. Sel-sel itu
berbentuk gelendong, otot polos berkontraksi lebih lambat dibandingkan
dengan otot rangka tetapi dapat berkontraksi dalam jangka waktu yang
lebih lama. Dikontrol oleh jenis saraf yang berbeda dari saraf yang
mengontrol otot rangka, otot polos bertanggung jawab atas aktivitas tubuh
tidak sadar, seperti gerakan lambung atau penyempitan arteri (Campbell,
2003).
Otot polos terdiri dari sel-sel otot polos. Sel otot ini bentuknya
seperti gelendongan, dibagian tengan terbesar dan kedua ujungnya
meruncing. Otot polos memilki serat yang arahnya searah panjang sel
tersebut miofibril. Serat miofilamen dan masing-masing mifilamen teridri
dari protein otot yaitu aktin dan miosin. Otot polos bergerak secara teratur,
dan tidak cepat lelahg. Walaupun tidur. Otot masih mampu bekerja.
Terletak pada otot usus, otot saluran peredaran darah otot saluran
kemih, dan lain lain.
Dikontrol oleh saraf tidak sadar dan sebagai otot tidak sadar
2. Otot Lurik
Sel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti
banyak, letaknya di pinggir, panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50
mikron. Sel otot lurik ujungnya sel nya tidak menunjukkan batas yang
jelas dan miofibril tidak homogen akibatnya tampak serat-serat lintang.
Otot lurik di bedakan menjadi 3 macam, yaitu : otot rangka, otot lurik, dan
otot lingkar. Otot-otot rangka mempunyai hubungan dengan tulang dan
berfungsi menggerakkan tulang. Otot ini bila di lihat di bawah mikroskop,
maka tampak susunannya serabut-serabut panjang yang mengandung
banyak inti sel, dan tampak adanya garis-garis terang di selingi gelap yang
melintang (Ville,1984).
Cara kerja otot lurik: Bila otot lurik berkontraksi, maka menjadi
pendek dan setiap serabut turut dengan berkontraksi. Otot-otot jeis ini
hanya berkontraksi jika di rangsangan oleh rangsangan daraf sadar (otot
valunter). Kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena itu disebut otot
sadar, artinya bekerja menurut kemauan, karena itu di sebut otot sadar,
artinya bekerja menurut kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja otot
lurik terhadap perangsang cepat tapi tidak tahan kelelahan.
a. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya
berlawanan. Jika otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan
menyebabkan tulang tertarik atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama
berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke
posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep
adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang
dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki
tiga jung (tiga tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas bagian
belakang. Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot
trisep berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi
dan otot bisep berelaksasi.
b. Sinergis
Sistem otot memiliki karakteristik tersendiri yaitu (Lee dan Allen, 2009):
Amphibi
Secara majemuk, sistem otot katak berbeda dari susunan
mioton primitif, terutama dalam apendiks. Otot-otot segmental
mencolok pada tubuh. Segmen kaki teratas berotot besar (Huda,
2017).
Reptil
Dibandingkan dengan katak, sistem otot buaya itu lebih rumit,
karena gerakannya lebih kompleks. Otot-otot kepala, leher, dan
kaki tumbuh baik, walaupun kurang jika dibandingkan pada
mammalia. Segmentasi otot jelas pada kolumna vertebralis dan
rusuk (Huda, 2017) .
Mamalia
Tulang kuadrat dari tengkorak mempunyai 2 permukaan artikular
dorsal. Semua tulang pelvis bersatu. Ada sebuah pigostil. Sternum
mempunyai 4 buah tekik (celah) posterior. Otot pektoralis mayor
dimulai pada lunas tulang sternum, dan menarik tulang humerus
kebawah (berarti menarik sayap ke bawah). Sebaliknya, otot
pektoralis minor menarik sayap ke atas (Huda, 2017).
Sistem otot pada hewan avertebrata atau Alat gerak hewan pada
umumnya merupakan kontraksi sel-sel khusus (otot) material kontraksi
yang disebut sebagai aktomiosin .pada dasar nya sama baik otot polos
lurik maupun otot jantung vertebrata maupun avertebrata (Ville, 1984).
2) proses glikolisis dari glikogen membentuk asam piruvat dan asam laktat.
Reaksi ini tidak memerlukan oksigen dan pembetukan energi 2,5 kali lebih cepat
dari mekanisme fosforilasi oksidatif. Namun karena akumulasi asam laktat
biasanya otot mudah mengalami kelelahan dalam beberap menit
3) Fosforilasi oksidatif merupakan kombinasi antara oksigen dengan produk
glikolisis tetapi membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan energi.
Umumnya 95% sumber energi otot didapatkan dari sumber ini.
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
b. Semoga dengan adanya materi pada makalah ini bisa menunjang pambelajaran
dan diskusi.
Huda, Syafa'at A. 2017. Jenis Herpetofauna Di Cagar Alam Dan Taman Wisata
Alam Pengandaran Jawa Barat. Jurnal Pendidikan Sains. Vol 6, No.1: (41–
46).
Kus. Irianto. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis.
Gramedia: Jakarta.
Lee, John A. dan David G. Allen. 2009. Cellular mechanisms of fatigue in skeletal
muscle. American Journal of Physiology. Vol 261, No. 2: (195-201).