Kelenjar Adrenal Dan Kelainannya
Kelenjar Adrenal Dan Kelainannya
SKENARIO 4
“KELENJAR ADRENAL”
Disusun oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
SKENARIO 4
KELENJAR ADRENAL
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Moon Face adalah bentuk wajah yang sembab dan membulat karena
timbunan lemak, merupakan geala penyakit yang disebabkan oleh
penumpukan hormone kortisol, salah satu hormone yang dihasilkan kelenjar
adrenal. Merupakan efek pemakaian obat steroid yang berkepanjangannya.
2. Buffalo hump adalah seperti punuk kerbau pada bagaian posterior leher serta
daerah posterior supraklavikula karena penumpukan lemak.
3. Striae adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan munculnya lesi lineae
yang menyerupai jaringan parut pada daerah kulit yang mengalami
peregangan yang berkepanjangan dan berulang ulang, lesi kadang gatal, tanda
tanda ini akan bertambah besar dan berubah warna menjadi kemerahan.
TUJUAN BELAJAR :
- Cushing Sindrome
- Addison’s Disease
- Precocious Puberty
- Phaeochromocytoma
- Hiperaldosteronisme
6. Kedokteran Komunitas
1. ANATOMI KELENJAR ADRENAL
• Panjangnya 4-6 cm, lebar 1-2 cm, dan tebal 4-6 mm, mempunyai berat
lebih kurang 8 gr.
• Dekstra berbentuk piramid sedang sinistra berbentuk pipih atau bulan sabit
(semilunar)
• Vaskularisasi:
Korteks
Medula
Zona Glomerulosa Zona Fasciculata Zona Retikularis
Bentuk sel silindris Bentuk sel Sel membentuk Sel tersusun
ovoid polihedral anyaman dan lempengan-
saling lempengan
Di kelilingi kapiler Tersusun sejajar beranastomase Dikelilingi
dan tegak lurus kapiler, vena, dan
sel ganglion
simpatik
Intisel bulat, anak Inti sel open faced
inti tidak jelas type
Sitoplasma asidofil Sitoplasma lipid Sitoplasma lipid
droplet droplet
Granula basofil Khas spongiosit
Hormon Hormon Hormon seks dan Hormon
mineralkortikoid glukokortikoid glukokortikoid katekolamin
Korteks Adrenal
1) Zona Glomerulosa
a) Merupakan suatu zona tipis di inferior dari kapsul kelenjar
adrenal
b) Tersusun dalam kelompok kecil, terdiri atas bentukan ovoid dari
sel-sel silindris
c) Setiap bentukan ovoid dikelilingi kapiler-kapiler
d) Iinti sel bulat, anak inti jelas
e) Sitoplasma acidofilik, dengan granula basofilik
f) Menghasilkan hormon mineralocorticoid
2) Zona Facisulata
a) Merupakan zona intermedia paling tebal di korteks adrenal
b) Terdiri atas sel-sel tersusun sejajar & tegak lurus
c) Setiap deretan dikelilingi kapiler-kapiler
d) Sel: polyhedral, inti open faced type, sitoplasma lipid droplets
tampak berbusa spongiocyte. Sehingga tanda khasnya
adalah wana pucat karena adanya butiran lemak yang banyak
e) bersama z. retikularis menghasilkan hormon glucocorticoid
(cortison, cortisol, & cortisosteron).
3) Zona Reticularis
a) Merupakan zona terdalam dari cortex adrenal.
b) Tersusun atas sel-sel membentuk anyaman-anyaman yang saling
beranastomose.
c) Berakhir pada bagian medula.
d) sitoplasma: merah gelap, karena tidak ada lipid droplet
e) membentuk glucocorticoid & sex hormon.
Medula Adrenal (merah tua)
Addison’s Disease
Definisi
Penyakit Addison disebabkan karena kegagalan korteks adrenal
memproduksi hormon adrenokortikal. Sering kali disebabkan oleh
atrofi primer. Atrofi primer sering terjadi karena autoimunitas, TBC,
dan karsinoma.
Etiologi
Sebagian besar idiopatik(autoimun) yang lainnya akibat kerusakan
adrenal (neoplasma , TB,amilodosis , nekrosis peradangan )
,iatrogenik(penghentian steroid , ketokonazol, dan obat-obat lain )
.Penyakit addison primer disebabkan akibat kerusakan adrenal
.Penyakit addison sekunder disebabakan oleh kerusakan
hipofisis.Pasien dengan penyakit addison hipofisis lebih toleran
terhadap stress metabolik karena mineralokortikoidnya normal.
Gejala klinis:
- defisiensi mineralokortikoid
hal ini akan menurunkan reabsorpsi natrium sehingga tubuh akan
mengalami hiponatremia, hiperkalemia, dan asidosis ringan.
Prognosis buruk apabila setelah empat hari sampai dua minggu
setelah mineralokortikoid tidak diproduksi pasien tidak segera
ditangani karena pasien dapat meninggal.
- defisiensi glukokortikoid
terjadi keabnormalan pada kadar gula antara waktu makan.
Prognosis buruk karena infeksi pernapasan ringan saja dapat
menyebabkan kematian apabila setelah glukokortikoid tidak
dihasilkan lagi pasien tidak segera ditangani.
- kelemahan , kelelahan , hipotensi ortostatik
- hiperpigmentasi , berbintik-bintik
- mual , penurunan berat badan, dehidrasi , hipotensi
- penurunan toleransi terhadap dingin , hipometabolisme
Diagnosis
- Kadar Na serum < 130 mEq/L, K> 5mEq/L, BUN dan kreatinin
meningkat
- Dapat ditemukan hipoglikemik.Keadaan elektrolit mingkin hanya
ditemukan pada penyakit addison yang disebabkan oleh kerusakan
adrenal karena harus terjadi kehilangan aldosteron yang disebabkan
oleh kerusakan adrenal,karena harus terjadi kehilangan aldosteron
untuk menghasilkan kelainan elektrolit
- Kadar kortisol di pagi hari rendah
- Uji perangsangan kortintropin.Berikan kosintropin 0,25 mg IV
sebelum pukul 09.00 pagi.Kortisol harus meningkat dari nilai
dasarnya yaitu 5 menjadi 25 pikogram/dl dan menjadi dua kali lipat
dalam 60-90 menit .Kadar >20 pikogram/dl dianggap merupakan
respon normal.Jika tetap mencurigai hipoadrenalisme , lakukan ujia
metirapron.
- Uji metirapron .Tentukan nilai dasar kortisol serum dasar.Berikan
3 g metirapon secara oral pada tengah malam.Ukur kortisol dan
deoksikortisol pada pukul 8 pagi hari berikutnya. Jika sumbu
hipofisi-adrenal normal , kadar kortisol plasma harus kurang dari 5
pikrogram /dl dan kadar 11-deoksikortisol lebih dari 10
mg/dl.Ukur kadar ACTH serum .ACTH serum akan meningkat
pada kegagalan adrenal primer dan normal atau rendah pada
kegagalan hipofisis primer.
Tata Laksana
- Darurat. Berikan terapi segera!. Berikan hidrokortison suksinat
100 mg IV bolus dan 100 mg lagi di dalam NS selama 2 jam dan
total 300 mg hidrokortison suksinat IV selama 24 jam pertama.
Berikan NS IV untuk mengoreksi hipotensi dansyok.
- Terapi Jangka Panjang. Hidrokortison suksinat 150 mg IV pada
24 jam yang kedua.Hidrokortison suksinat 75 mg IV pada 24 jam
yang ketiga.Dosis rumatannya adalah hidrokortison 30 mg Po
setiap hari ditambah fludrokortison asetat 0,1 mg PO setiap hari.
Pemeriksaan penunjang
- Pemerisaan laboratorium
1) Penurunan konsentrasi glukosa darah dan natrium (hipoglikemia
dan hiponatremia)
2) Peningkatan kosentrasi kalium serum (hiperkalemia)
3) Peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis)
4) Penurunan kadar kortisol serum
5) Kadar kortisol plasma rendah
- Pemeriksaan radiografi abdominal menunjukan adanya kalsifikasi
diadrenal
- CT Scan
Detektor kalsifikasi adrenal dan pembesaran adrenal yang sensitive
hubungannya dengan insufisiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur,
penyakit infiltratif malignan dan non malignan, dan haemoragik
adrenal
- Gambaran EKG
Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non spesifik
abnormal sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolit
DD
Munculnya gejala klinis akibat addison’s disease harus bisa dibedakan
dengan:
1. hipotensi
2. GI tract disease
3. anorexia nervosa
4. cancer
Komplikasi
a. Syok (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)
b. Kolaps sirkulasi
c. Dehidrasi
d. Hiperkalemia
e. Sepsis
Krisis Addison disebabkan karena hipotensiakut (hiperkortisolisme)
ditandai dengan sianosis, panas, pucat, cemas, nadi cepat.
Precocius Puberty
Definisi
Precocious puberty adalah istilah dimana seorang anak telah mulai
memperlihatkan tanda-tanda pubertas sebelum usia 7 atau 8 tahun
pada anak perempuan dan 9 tahun pada anak laki-laki. Mungkin
secara emosional hal ini akan sulit di terima bagi mental anak dan
bisa jadi kadang itu dikarenakan adanya problem kesehatan pada
diri anak tersebut.
Etiologi
- Pubertas biasanya dipicu oleh hypothalamus (yaitu suatu area
dalam otak yang membantu mengontrol fungsi kelenjar pituitary)
hypothalamus ini memberikan sinyal pada kelenjar pituitary (yaitu
kelenjar yang berukuran kecil yang terletak pada dasar otak) untuk
melepaskan hormone dan memberikan stimulasi pada indung telur,
ovari (pada anak perempuan) atau testis (pada anak laki-laki) untuk
menghasilkan hormon sex.
- Kadang, puber dini juga bisa dipicu oleh masalah struktural pada
otak (seperti tumor), luka pada otak karena pernah terjadi trauma
(benturan dan lainnya yang mengakibatkan luka di otak), infeksi
(seperti meningitis) atau masalah dalam indung telur (ovarium)
atau kelenjar tiroid yang memicu pada mulainya tanda-tanda
pubertas lebih awal dibanding yang umumnya terjadi.
- Yang umumnya terjadi pada anak perempuan, bahwa puber dini
tidak dipicu oleh gangguan medis, mereka hanya memperlihatkan
tanda-tanda pubertas tanpa diketahui sebabnya. Akan tetapi hal ini
tidak sering terjadi pada anak laki-laki, dimana kasus puber dini
pada anak laki-laki biasanya disertai karena adanya masalah
kesehatan.
- Sekitar 5% anak laki-laki, masalah puber dini adalah karena faktor
keturunan. Bisa jadi anak mengalami puber dini karena keturunan
dari ayahnya atau dari keturunan pihak ibu dari kakeknya (yang
mana sang ibu tidak mengalami kelainan puber dini). Akan tetapi
pada anak perempuan kasus puber dini yang di sebabkan karena
keturunan hanya 1% dibandingkan dengan anak laki-laki.
Gejala
Tanda-tanda pubertas pada anak perempuan adalah antara lain
yang tersebut dibawah ini pada usia anak sebelum 7 atau 8 tahun:
• Perkembangan payudara
• Pertumbuhan rambut dibawah lengan
• Pertumbuhan tinggi badan yang pesat diatas rata-rata usia anak
sebayanya
• Menstruasi
• Jerawat
• Aroma bau badan seperti orang dewasa
Pada anak laki-laki, tanda-tanda pubertas dini antara lain:
• Mulai membesarnya ukuran testis atau penis
• Tumbuhnya rambut dibawah lengan dan pada wajah
• Pesatnya pertumbuhan tinggi badan
• Perubahan suara
• Jerawat
• Perubahan aroma bau badan seperti layaknya orang dewasa
Tatalaksana
- Jika dokter anda mencurigai bahwa anak anda menunjukkan
tanda-tanda puber dini, dia mungkin akan menganjurkan anda
untuk berkonsultasi pada dokter endocrinologist (dokter dengan
spesialisasi pada pertumbuhan anak dan kelainan hormon pada
anak) untuk evaluasi lebih lanjut sekaligus terapinya.
- Setelah dilakukan diagnosa, terapi untuk anak dengan
pertumbuhan puber dini ini ditujukan untuk menghambat proses
perkembangan seksual dan untuk menghentikan pesatnya
pertumbuhan tulang anak yang mungkin nantinya pada usia
dewasa anak akan menjadi lebih pendek tingginya dibanding
normalnya.
- Terapi puber dini tergantung pada sebab puber dini itu sendiri,
dimana ada dua pendekatan terapi untuk anak dengan diagnosa
puber dini, antara lain:
1. Memberi terapi pada sebab dari puber dini itu sendiri, misalnya
tumor.
2. Merendahkan tingginya level hormon sex dengan proses
pengobatan yang tujuannya untuk menghambat
prosesperkembangan seksual yang terlalu pesat.
- Pada beberapa kasus, terapi pada gangguan kesehatan penyebab
puber dini dapat menghentikan proses puber dini itu sendiri, akan
tetapi pada kebanyakan kasus, karena puber dini tidak dipicu oleh
gangguan kesehatan, terapi biasanya terdiri dari terapi hormon
yang bertujuan untuk menghentikan laju pesatnya perkembangan
seksual.
- Pada saat ini terapi hormon yang diperbolehkan dalam bentuk
obat disebut LHRH analogs- yaitu hormon sintetik yang
menghambat pertumbuhan hormon sex pada tubuh, yang menjadi
penyebab puber dini. Hasil memuaskan biasanya muncul selama
kurang lebih satu tahun setelah di konsumsinya LHRH, yang
mana umumnya aman dan tidak mengakibatkan efek samping
pada anak-anak.
- Pada anak perempuan, ukuran payudara akan mengecil, atau
paling tidak nantinya tidak akan berkembang secara pesat.
Sementara pada anak laki-laki, ukuran penis dan testis akan
kembali pada umumnya anak seusianya. Petumbuhan tinggi
badan akan melambat para rata-rata pertumbuhan tinggi badan
anak pada umumnya dan perilaku anak biasanya menjadi seperti
anak-anak pada umumnya usia sebayanya.
Phaeochromocytoma
Definisi
Secara etimologi Phaeochromositoma berasal dari bahasa Yunani.
Phios berarti kehitaman, chroma berarti warna dan cytoma berarti
tumor. Hal ini mengacu pada warna sel tumor ketika diwarnai dengan
garam kromium. Pheochromocytoma adalah tumor kelenjar adrenal
yang menghasilkan hormon epinefrin dan norepinefrin. Hormon ini
memiliki banyak fungsi, beberapa diantaranya seperti mengatur
tekanan darah dan detak jantung. Pheochromocytoma banyak
ditemukan pada orang dewasa dengan umur 30-60 tahun.
Phaeochromocytomas adalah tumor fungsional berasal dari sel-sel
chromaffin dari medula adrenal dan paraganglions. Sel Chromaffin
adalah sel-sel yang mensekresi katekolamin yang mempunyai
karakteristik pewarnaan coklat dengan dikromat karena kehadiran
butiran sitoplasma katekolamin. Presentasi klinis klasik adalah
dengan serangan paroksismal hipertensi disertai sakit kepala,
berkeringat, kecemasan palpitasi dan tremor.
Etiologi
Banyak faktor yang dapat menyebabkan pheochromocytoma. Pada
kebanyakan kasus, yang paling berperan adalah faktor genetik dan
lingkungan. 25% dari pheochromocytomas karena faktor keluarga .
Mutasi gen VHL , RET, NF1, SDHB dan SDHD semua diketahui
menyebabkan pheochromocytoma keluarga /-adrenal paraganglioma
ekstra. Pheochromocytoma adalah tumor dari neoplasia endokrin
multipel sindrom, tipe IIA dan IIB (juga dikenal sebagai MEN IIA
dan IIB MEN , masing-masing). Komponen lainnya neoplasma
sindrom yang mencakup paratiroid adenoma, dan kanker tiroid
meduler . Mutasi di autosomal RET proto-onkogen drive keganasan
ini. mutasi umun onkogen RET juga dapat mencakup ginjal spons
meduler.
Pheochromocytoma terkait dengan MEN II dapat disebabkan oleh
mutasi onkogen RET. Kedua sindrom dicirikan oleh
pheochromocytoma serta kanker tiroid (karsinoma meduler tiroid).
MEN IIA juga disebabkan oleh hiperparatiroidisme, sedangkan MEN
IIB juga disebabkan oleh neuroma mukosa. Kesimpulannya bahwa
Lincoln di sebabkan oleh MEN IIB, bukan Sindrom Marfan seperti
yang diduga sebelumnya, meskipun ini tidak pasti.
Pheochromocytoma juga berhubungan dengan neurofibromatosis.
Phaeochromositoma juga bisa terjadi pada penderita penyakit von
Hippel-Lindau, dimana pembuluh darah tumbuh secara abnormal dan
membentuk tumor jinak (hemangioma); dan pada penderita penyakit
von Recklinghausen (neurofibromatosis, pertumbuhan tumor
berdaging pada saraf). Penyakit ini juga dapat timbul dan atau tanpa
gejala.
Patofisiologi
Phaeochromositoma suatu penyebab hipertensi sekunder yang jarang
terjadi atau sangat langka, merupakan tumor medullar adrenal atau
tumor rantai simpatis (paraganglioma) yang melepaskan katekolamin
dalam jumlah besar (epinefrin, norepinefrin, dan dopamine) secara
terus-menerus atau dengan jangka waktu. Feokromositoma
menyerang 0.1% hingga 0.5% penderita hipertensi dan dapat
menyebabkan akibat yang fatal bila tidak terdiagnosis atau diobati.
phaeochkromositoma dapat menyerang laki-laki dan perempuan
dalam perbandingan yang sama dan mempunyai insiden puncak
antara usia 30 dan 50 tahun.
Sekitar 90% tumor ini berasal dari sel kromafin medulla adrenalis,
dan 10% sisanya dari ekstra-adrenal yang terletak di area
retroperitoneal (organ Zuckerkandl), ganglion mesenterika dan
seliaka, dan kandung kemih. Pasien dengan neoplasia endokrin
multiple (MEN II), telah meningkatkan sekresi katekolamin dengan
manifestasi klinis phaeochromositoma akibat hyperplasia medulla
adrenal bilateral.
Beberapa penderita memiliki penyakit keturunan yang disebut
sindroma endokrin multipel, yang menyebabkan mereka peka
terhadap tumor dari berbagai kelenjar endokrin (misalnya kelenjar
tiroid, paratiroid dan adrenal).
Manifestasi klinis
- Takikardi
- Palpitasi jantung
- Sakit kepala
- Berat badan menurun, nafsu makan normal
- Pertumbuhan lambat
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
Tatalaksana
Farmakologi
- Alpha-adrenergic blocking agents.- eg. Phentolamine (Regitine)
- Smooth muscle relaxants. eg. Na nitroprusside (Nipride)
Pada kehamilan
- Diagnosis dengan pemeriksaan urin 24 jam dan MRI
- Trimester 1 dan 2 (<24 minggu):
- Phenoxybenzamine + beta blocker
- Tumor direseksi ASAP laprascopically
- Trimester 3 :
Phenoxybenzamine + beta blocker
Ketika janin cukup besar: dilakukan secsio diikuti dengan reseksi
tumor
Testicular Feminization Syndrome
Definisi
terdiri dari 910 asam amino. Klasifikasi TSF antara lain complete
Diagnosis
- Pemeriksaan kariotip
- Pemeriksaan LH
- Pemeriksaan FSH
- Sonogram
Tatalaksana
Hiperaldosteronisme
Definisi
Keadaan terjadi produksi hormone aldosterone berlebihan.
Etiologi
- hipersekresi tumor adrenal (hiperaldosteronisme primer/sindrom
conn)
- peningkatan berlebihan aktivitas system renin angiotensin
aldosterone (hiperaldosteronisme sekunder)
- penyakit akibat aktivitas berlebihan system renin angiotensin
aldosterone, missal aterosklerosis
Manifestasi klinis
- hypokalemia
- hypernatremia
- hipertensi
- Rasa lemas,
- kesemutan,
- kram otot,
- periode lumpuh sementara,
- sangat haus
- sering berkemih.
Tatalaksana
memproduksi aldosteron.
(hiperaldosteronisme sekunder).
5. FARMAKOLOGI KELENJAR ADRENAL
K
o
r
t
i
k
o
s
t
e
r
oid memiliki efek sangat besar terhadap metabolism karbohidrat
dan protein. Karena efeknya pada metabolism glukosa,
kortikosteroid memperburuk control glikemik pada pasien diabetes
dan mempercepat serangan diabetes pada kelompok yang memiliki
kecenderungan. Selain itu, kortikosteroid juga berefek pada
metabolism lipid. Pertama, redistribusi drastic lemak tubuh pada
saat hiperkortisisme terinduksi oleh endogen ataupun
farmakologis, seperti pada sindrom cushing. Pada keadaan ini akan
terjadi buffalo hump dan moon face. Kedua, fasilitasi permisif efek
lipolitik senyawa lain, seperti hormone pertumbuhan dan agonis
reseptor β-adrenergik yang menghasilkan kenaikan asam lemak
bebas setelah pemberian glukokortikoid.
Aldosteron adalah kortikosteroid yang paling poten
mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Selain
itu, kortikosteroid juga berefek pada kardiovaskular, utamanya
hipertensi akibat retensi Na+ dan air akibat peningkatan aktivitas
system renin angiotensin aldosterone.