(AD)
&
BAB II
LAMBANG
Pasal 2
Pasal 3
Organisasi ini berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila serta berpedoman pada Kode Etik
Pecinta Alam Indonesia. (baca tetapi tidak diikuti)
BAB IV
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 4
Maksud :
Pasal 5
Tujuan :
1. Tujuan Umum :
a. Membentuk kader-kader yang peduli terhadap pelestarian alam dan lingkungan
sesuai dengan Kode Etik Pecinta Alam.
2. Tujuan Khusus :
a. Sebagai wadah pengembangan ide dan kreatifitas anggota dalam kepecinta-alaman.
b. Mempererat tali persaudaraan antar sesama organisasi pecinta alam.
c. Merencanakan, melaksanakan, mengembangkan kegiatan kepecintaalaman yang
bersifat penerapan dan keilmuan di tingkat perguruan tinggi dan masyarakat.
d. Berperan aktif dalam kegiatan bati sosial
BAB V
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Pasal 6
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, maka TESAPALA mempunyai tugas untuk :
1. Merencanakan, mengembangkan dan melaksanakan kegiatan kepecinta-alaman sesuai
Kode Etik Pecinta Alam Indonesia.
2. Menjunjung tinggi organisasi dan almamater.
BAB VI
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 7
Susunan organisasi TESAPALA terdiri atas :
1. Anggota Muda
2. Anggota Tetap
3. Anggota Luar Biasa
BAB VIII
PENETAPAN ORGANISASI
Pasal 9
BAB IX
KEWAJIBAN , HAK DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 10
Kewajiban Anggota Muda dan Tetap :
1. Ikut berperan aktif dalam kegiatan organisasi.
2. Ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban dan keamanan
organisasi.
3. Menghargai ilmu dan sesama anggota.
4. Menjaga dan menjunjung tinggi nama, kewajiban, serta kehormatan organisasi.
5. Memenuhi dan menaati semua peraturan atau ketentuan yang berlaku di organisasi.
Pasal 11
BAB X
MUSYAWARAH ORGANISASI
Pasal 13
Musyawarah TESAPALA :
BAB XI
KEKUASAAN TERTINGGI
Pasal 14
Kekuasaan tertinggi organisasi berada di tangan Musyawarah Anggota Tetap.
BAB XII
KEUANGAN
Pasal 15
Keuangan organisasi diperoleh dari :
1. Iuran dan swadana anggota
2. Dari akademi
3. Dana HIMA
4. Sumber-sumber lain yang tidak mengikat
BAB XIII
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 16
1. Hal-hal yang tidak disebut dalam Anggaran Dasar diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
2. Anggaran Rumah Tangga dibuat dengan tidak menyalahi Anggaran Dasar kemudian
ditetapkan oleh musyawarah anggota.
Pasal 17
Dalam keadaan sangat mendesak, pengurus harian diberi kebijakan mengadakan perubahan
Anggaran Rumah Tangga dan berlaku sampai Musyawarah Anggota Aktif memutuskan.
BAB XIV
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 18
Anggaran Dasar dapat diubah oleh musyawarah anggota dan perubahannya sah apabila
diputuskan dengan suara sedikitnya 2/3 dari jumlah peserta Musyawarah Anggota yang hadir.
BAB XV
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 19
1. Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan dengan keputusan musyawarah anggota
yang hadir ¾ dari jumlah anggota, dan disetujui 2/3 dari jumlah anggota yang hadir.
2. Sesudah organisasi dinyatakan bubar, segala hak milik menjadi milik akademi dan
anggota, yang telah ditentukan oleh musyawarah anggota yang memutuskan pembubaran
itu.
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 20
Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak disahkan sesuai Musyawarah Anggota Pertama dan
diamandemen pada Musyawarah Anggota ke-19 di Surabaya tanggal 17 Februari 2019, pukul
13.00 WIB bertempat di Kelas D3/4A Kampus Kesehatan Lingkungan Surabaya
Pemimpin Sidang
NIA : NIA :
NIA :
Saksi-saksi :
1. NIA : 1.
2. NIA : 2.
3. NIA : 3.
4. NIA : 4.
ANGGARAN RUMAH TANGGA TESAPALA
(ART)
BAB I
TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Tempat kedudukan organisasi di Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya Politeknik
Kesehatan Kementeian Kesehatan Surabaya, Jl. Menur 118A telp. (031) 5020696, Surabaya
60282.
BAB II
LAMBANG
Pasal 2
1. Bentuk lambang :
a. Bingkai Lingkaran.
b. Tulisan TEKNOLOGI SANITASI PECINTA ALAM yang melingkar di bingkai
lingkaran.
c. Kompas dengan penunjuk “N” (Utara)
d. Kalpataru.
e. Tulisan TESAPALA SURABAYA.
2. Makna Lambang :
a. Bingkai Lingkaran : Mencerminkan garis katulistiwa, dimana negara Indonesia
berada.
b. Tulisan TEKNOLOGI SANITASI PECINTA ALAM yang melingkar di bingkai
lingkaran : sebagai penjabaran dari singkatan nama organisasi.
c. Kompas dengan penunjuk “N” (utara): Pedoman dalam berfikir dan bertindak,
bahwa segala sesuatu bersumber dari satu hal sebagai acuan.
d. Kalpataru : Merupakan sumber penghargaan tertinggi dalam pengelola
lingkungan, juga lambang dari bidang garapan bagi setiap kegiatan.
e. Tulisan TESAPALA SURABAYA : Sebagai identitas wadah dalam
melaksanakan kegiatan.
3. Warna Lambang :
a. Hitam : Kesungguhan dan kemantapan hati.
b. Merah : Keberanian, semangat pantang menyerah.
c. Putih : Kesucian, jujur dan selalu pada kebenaran
d. Emas : Keagungan, keluhuran, kearifan.
e. Hijau tua : artikan yang berhubungan dengan lingkungan.
BAB III
BENDERA
Pasal 3
1. Bendera TESAPALA berbentuk persegi panjang dengan ukuran 120x90 cm.
2. Warna dasar bendera adalah hijau muda yang menggambarkan kesegaran dan
kedamaian.
3. Bendera TESAPALA bergambarkan lambang Tesapala dengan keterangan dibawah
lambang tertulis nama TESAPALA SURABAYA yang merupakan identitas
organisasi.
BAB IV
SCRAF
Pasal 4
1. Scraf Putih : Diberikan kepada Anggota Muda Tesapala.
2. Scraf Hijau : Diberikan kepada Anggota Tetap Tesapala.
3. Pada scraf terdapat Lambang Tesapala dengan keterangan dibawah lambang, tertulis
nama TESAPALA sebagai identitas organisasi dan terdapat nama lapangan dibagian
ujung kanan scraf.
4. Scraf hanya boleh digunakan oleh anggota TESAPALA.
BAB V
PAKAIAN DINAS LAPANGAN
Pasal 5
1. Pakaian Dinas lapangan merupakan pakaian yang wajib dimiliki Anggota Tetap
TESAPALA, dan hanya boleh digunakan oleh Anggota Tetap TESAPALA
2. Unsur-unsur Pakaian Dinas Lapangan :
a. Pakaian Dinas Lapangan berwarna dasar hitam.
b. Terdapat nama asli dan NIA yang terdapat pada dada bagian kanan atas.
c. Terdapat lambang bendera merah putih pada dada bagian kiri atas.
d. Terdapat lambang Tesapala pada bagian atas lengan kanan.
e. Terdapat nama lapangan pada bagian bawah kanan depan.
f. Tulisan TESAPALA pada punggung bagian atas.
g. Warna tulisan hijau neon.
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 6
Yang dapat diterima menjadi anggota adalah mahasiswa Studi D-III dan D-IV Kesehatan
Lingkungan Surabaya Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya, beragama
dan berakhlak, mengetahui maksud dan tujuan organisasi dan bersedia mengikuti
pendidikan dan latihan organisasi.
Pasal 7
BAB VII
KEWAJIBAN, HAK, DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 8
Kewajiban Anggota Aktif :
1. Kewajiban yang harus dipenuhi calon anggota menjadi anggota muda adalah
mengikuti kegiatan DIKLATSAR Kepecintaalaman untuk mendapatkan scraf putih.
2. Kewajiban yang harus dipenuhi anggota muda sebagai syarat menjadi anggota tetap
adalah :
a. Merencanakan dan melaksanakan ekspedisi yang bersifat penerapan keilmuan, minat,
dan bakat di bidang kepecinta-alaman, minimal 2 kali pendakian dengan tempat yang
berbeda dengan minimal ketinggian pendakian I 2500 mdpl dan pendakian ke II
minimal 3000 mdpl serta melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan batas
waktu pelaksanaan sebelum pengambilan Nomor Induk Anggota untuk mendapatkan
scraf hijau.
b. Melakukan kegiatan pendalaman materi untuk pembentukan divisi organisasi dengan
melakukan pendakian II guna mendapatkan Nomor Induk Anggota TESAPALA
dengan batas waktu 3 bulan.
c. Senantiasa membina hubungan baik antar organisasi pecinta alam dan organisasi
lingkungan hidup sesuai dengan Kode Etik Pecinta Alam Indonesia.
d. Menjalin hubungan baik dengan semua pihak agar terbina suasana hidup
kekeluargaan.
e. Membuat laporan penanggung jawaban kegiatan yang diikuti.
3. Batas waktu kewajiban anggota muda maksimal 1 tahun setelah ditetapkan menjadi
anggota muda.
4. Apabila dalam batas waktu yang telah ditentukan belum terlaksana, maka diatur
sesuai kebijakan pengurus harian yang telah ditetapkan melalui pengurus harian.
Pasal 9
a. Menghayati dan mengamalkan ilmu yang dimiliki serta konsisten dalam perkataan dan
perbuatan sesuai dengan Kode Etik Pecinta Alam.
b. Meningkatkan kualitas ilmu kepecinta-alaman.
c. Menjaga martabat dan nama baik diri sendiri, organisasi, dan akademik sesuai dengan
norma yang berlaku.
d. Melaksanakan upacara pengukuhan pengambilan scraf dan Nomor Induk Anggota.
a. Senantiasa membina hubungan baik dan tidak menyimpang dari norma agama dan susila.
b. Senantiasa harus menjadi suri tauladan bagi masyarakat pada umumnya dan anggota
pada khususnya.
c. Memegang teguh rahasia organisasi.
d. Memberikan apresiasi untuk kemajuan organisasi tapi tidak mengikat.
Pasal 11
1. Meninggal Dunia
2. Dikeluarkan karena tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku di organisasi.
3. Atas permintaan sendiri dan ditetapkan melalui musyawarah organisasi.
4. Melakukan tindakan yang bertentangan dengan AD / ART organisasi.
BAB VIII
PENDIDIKAN DAN LATIHAN DASAR
Pasal 12
Pendidikan dan Latihan TESAPALA antara lain :
Pasal 13
1. Pendidikan dan latihan pecinta alam adalah pola penanaman ilmu sebagai modal dasar
pengetahuan kepecinta-alaman,agar calon anggota menguasai ilmu kepecinta-alaman.
2. Pendidikan dan latihan pemantapan materi adalah pola penjurusan berbagai disiplin ilmu
kepecinta-alaman.
BAB IX
PENGURUS HARIAN
Pasal 14
1. Pengurus harian adalah unsur pelaksana organisasi yang melaksanakan tugas pokok dan
fungsi.
2. Pengurus harian mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan, mengembangkan tujuan dan maksud organisasi.
b. Melaksanakan program kerja.
c. Melaksanakan penelitian untuk mengembangkan ilmu kepecinta-alaman.
d. Melaksanakan pengabdian masyarakat.
3. Pengurus harian terdiri dari :
a. Ketua Umum
b. Sekretaris Umum
c. Bendahara Umum
d. Logistik
e. Humas
f. Divisi umum
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
2. Persyaratan Logistik :
Pasal 19
1. Humas merupakan unsur pelaksana dalam pelaksaan organisasi di bidang hubungan
masyarakat.
2. Persyaratan Humas :
a. Beragama dan berakhlak.
b. Anggota tetap yang aktif.
c. Ditunjuk oleh Ketua Umum
3. Humas mempunyai fungsi :
Mensosialitaskan kegiatan TESAPALA baik internal maupun eksternal
Pasal 20
1. Divisi Kegiatan merupakan penanggung jawab penerapan keilmuan pada organisasi,
divisi ini dibagi oleh beberapa bidang.
2. Persyaratan :
a. Beragama dan berakhlak.
b. Anggota tetap yang aktif.
c. Ditunjuk oleh Ketua Umum
3. Divisi kegiatan memiliki fungsi :
Mengkoordinir setiap bidang divisi yang menjadi tanggung jawabnya
BAB X
MUSYAWARAH ORGANISASI
Pasal 21
1. Musyawarah Anggota adalah musyawarah dan kekuasaan tertinggi organisasi dan
diadakan pengurus harian bersifat besar.
2. Acara Musyawarah Anggota :
a. Laporan pertanggung jawaban pengurus harian.
b. Memilih, menetapkan Ketua Umum dan pengurus harian.
c. Membahas permasalahan organisasi.
3. Musyawarah anggota diadakan setahun sekali.
4. Ketentuan mengenai musyawarah anggota ditetapkan saat pelaksanaan.
BAB XI
DEWAN PENASEHAT
Pasal 22
1. Dewan penasehat merupakan Anggota Tetap 2 angkatan diatas
Pasal 25
1. Musyawarah pengurus harian merupakan musyawarah yang diadakan khusus pengurus
harian.
2. Acara musyawarah pengurus harian :
a. Laporan kebijakan tiap pengurus harian.
b. Masalah organisasi.
c. Laporan pengurus organisasi.
3. Musyawarah pengurus harian diadakan sewaktu-waktu.
4. Hasil musyawarah pengurus harian disepakati bersama dan ditetapkan kemudian.
Pasal 26
Pasal 27
1. Musyawarah Luar Biasa merupakan musyawarah yang bersifat khusus dan diperlukan.
2. Acara musyawarah luar biasa ditetapkan oleh keputusan bersama.
3. Musyawarah luar biasa diadakan sewaktu-waktu.
4. Hasil musyawarah luar biasa disepakati bersama dan ditetapkan kemudian.
BAB XI
KEUANGAN
Pasal 28
1. Keperluan umum organisasi diperoleh dari anggota yang ditetapkan oleh musyawarah
anggota.
2. Keperluan kegiatan dibiayai anggota, akademik, dan sumber dana dari pihak lain
menurut kebijakan pengurus.
BAB XII
BAB XIII
SANKSI
pasal 30
1. Anggota yang melanggar ketentuan peratuaran yang berlaku di organisasi dikenakan
sanksi sesuai dengan keputusan musyawarah luar biasa.
2. Sanksi diambil daengan keputusan bersama berupa :
a. Teguran lisan
b. Tegur tertulis
c. Peringatan keras
d. Pembebasan / di skors
e. Pencabutan hak sebagai anggota
BAB XIV
PERATURAN ORGANISASI
Pasal 31
1. Hal-hal yang tidak disebut dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga diatur
dalam peraturan organisasi.
2. Peraturan organisasi dibuat dengan tidak menyalahi anggaran rumah tangga kemudian
ditetapkan dalam musyawarah anggota
Pasal 32
BAB XV
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 33
Anggaran Rumah Tangga dapat diubah oleh musyawarah anggota dan perubahannya sah
apabila diputuskan dengan suara setidaknya 2/3 dari jumlah peserta musyawarah anggota
yang hadir atau diundang untuk hadir membicarakan hal tersebut.
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 33
1. Periode kepengurusan organisasi setelah Musyawarah Anggota sampai Musyawarah
Anggota selanjutnya.
2. Surat menyurat resmi di tandatangani oleh Ketua Umum.
Surabaya, 17 Februari 2019
Pemimpin Sidang
NIA : NIA :
NIA :
Saksi-saksi :
1. NIA : 1.
2. NIA : 2.
3. NIA : 3.
4. NIA : 4.