Apa yang menjadi impian tersebut adalah benar, pada awal berdirinya
Muhammadiyah benar-benar mampu mengusung perubahan tersebut. Ide-
ide yang dibawa Muhammadiyah mampu memberikan penyegaran kehidupan
umat melawan kebodohan dan kemiskinan, menentang penindasan dan
ketidakadilan. Muhammadiyah berada di garis depan umat, membimbing dan
memberdayakan umat menuju kehidupan yang lebih mencerahkan. Bahkan
dalam rangka itu, Muhammadiyah saat ini telah memiliki ribuan amal usaha
dalam banyak sektor kehidupan sosial yang terus mengabdi membangun
masyarakat Indonesia. Drs. H. Musthofa Kamal Pasha, B.Ed., dan H. Ahmad
Adaby Darban, SU mengatakan bahwa Muhammadiyah ini memiliki 3
identitas, yaitu Gerakan Islam, Gerakan Dakwah Islam dan Gerakan Tajdid.
Berbagai amal usaha yang ada adalah artefak tajdid yang disumbangkan oleh
Muhammadiyah, karena memang pada masa awal Muhammadiyah berdiri,
umat Islam nyaris tidak membangun amal usaha sebagaimana yang dilakukan
oleh Muhammadiyah.
PEMBAHASAN
Umat Islam yang mayoritas di negeri ini masih lemah secara politik,
ekonomi, dan budaya. Banyak problem laten dihadapi umat seperti
kemiskinan, berfirqah-firqah dan konflik paham, tidak memiliki peta jalan
kolektif yang strategis, dan berbagai masalah lainnya. Masalah bangsa identik
dengan masalah umat Islam karena menjadi penduduk terbesar. Terus terang
umat Islam Indonesia atau umat Islam Nusantara itu masih “yad al-sufla” alias
tangan di bawah dan belum menjadi “yad al-‘ala” atau tangan di atas,
meskipun di antara elite dan organisasinya mungkin sering bicara yang besar-
besar dan hebat-hebat seolah benar-benar umat Islam itu kuat. Apalagi
kondisi umat di akar-rumput, masih berposisi sebagai “maf’ul bihi” yakni
menjadi objek penderita. Kondisi ini tidak dapat dibiarkan dan dininabobokan
oleh langkah-langkah kamuflase dan mercusuar, tetapi membutuhkan kerja-
kerja sistematik, kongkret, dan strategis.
Agenda Ke Depan