Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
hingga saat ini belum diketahui. Ada banyak spekulasi mengenai penyebab
pada ibu hamil tidak terjadi dengan sendirinya. Ada banyak faktor risiko yang
dapat mempengaruhi kejadian pre-eklampsia berat seperti: usia ibu, paritas, usia
preeklampsia karena ginjal menjadi target penyakit pada beberapa organ seperti
serius dan disertai dengan keterlibatan organ lain terutama ginjal dan otak,
1
bersama dengan hemolisis dan trombositopenia. Keadaan ini yang disebut
oleh Perdarahan (32%) dan Hipertensi dalam Kehamilan (25%), diikuti oleh
infeksi (5%), partus lama (5%), dan abortus (1%). Selain penyebab obstetrik,
kematian ibu juga disebabkan oleh penyebab lain-lain (non obstetrik) sebesar
32% (Kemenkes RI, 2012). Menurut WHO terdapat sekitar 585.000 ibu
meninggal per tahun saat hamil atau bersalin dan 58,1% diantaranya dikarenakan
Di Indonesia, pada tahun 2010 hipertensi pada ibu hamil adalah 21,5%,
pada tahun 2011 hipertensi pada ibu hamil adalah 24,7%, pada tahun 2012 ada
26,9% sedangkan pada tahun 2013 adalah 27,1%. Pada data tersebut sejak tahun
2010 hingga 2013 terjadi peningkatan kejadian hipertensi pada kehamilan, ini
segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan anak.
Semua kasus PEB harus dirujuk ke rumah sakit yang dilengkapi dengan fasilitas
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
>160/110mmHg pada usia kehamilan >20 minggu disertai tes celup urin yang
morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi yang tertinggi. Penyebab terjadinya pre-
eklampsia hingga saat ini belum diketahui. Ada banyak spekulasi mengenai
ini,dimana penyakit ini masih sulit untuk ditanggulangi. Menurut WHO terdapat
sekitar 585.000 ibu meninggal per tahun saat hamil atau bersalin dan 58,1%
Di Indonesia, pada tahun 2010 hipertensi pada ibu hamil adalah 21,5%,
pada tahun 2011 hipertensi pada ibu hamil adalah 24,7%, pada tahun 2012 ada
26,9% sedangkan pada tahun 2013 adalah 27,1%.11 Pada data tersebut sejak
tahun 2010 hingga 2013 terjadi peningkatan kejadian hipertensi pada kehamilan,
Tiga kelainan sistem target maternal yang sering terjadi bersamaan pada
3
intravaskuler, peninggian kadar enzim-enzim hepar dan jumlah trombosit yang
rendah. Sindrom HELLP merupakan suatu kondisi pada wanita hamil yang perlu
ini juga dihubungkan dengan keadaan penyakit yang berat atau akan
berkembang menjadi lebih berat serta dengan prognosis maternal dan luaran
Tabel 2.1. Faktor yang berperan pada wanita dengan HELLP Sindrome (ARDS =
sindrome distres pernapasan akut; DIC = koagulopati intravaskuler diseminata)
a. Primigravida, primipaternitas
4
penghambat (blocking antibodies) belum sempurna sehingga
kelompok usia ibu yang ekstrim yaitu kurang dari 20 tahun dan lebih
risiko preeklampsia.
meningkatkan risiko sebesar 3 kali lipat bagi ibu hamil. Wanita dengan
hamil
5
Pada penelitian yang dilakukan oleh Davies dkk dengan menggunakan
f. Obesitas
Pada ibu hamil yang overweight (BMI ≥ 25 kg/m2) dua kali lebih
disfungsi endotel.
2.4 Patofisiologi
patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh
saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan defisit saraf lokal dan kejang.
6
epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati. Manifestasi terhadap
1) Perubahan kardiovaskuler
7
larutan onkotik atau kristaloid intravena, dan aktivasi endotel disertai
diketahui penyebabnya. Jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak
pada penderita preeklampsia dan eklamsia daripada pada wanita hamil biasa
mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini
kalium, natrium, dan klorida dalam serum biasanya dalam batas normal.
3) Mata
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Selain itu
dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intra-okuler dan
Gejala lain yang menunjukan tanda preklamsia berat yang mengarah pada
8
4) Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia
perdarahan.
5) Uterus
6) Paru-paru
subjektif berupa :
• Muntah-muntah
9
• Nyeri epigastrium
ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan
kapsula glisson)
Hemolisis mikroangiopatik
Sindrom HELLP
10
Pemeriksaan tambahan yang diperlukan untuk penegakan diagnosa
adalah :
a. Darah rutin
aminotransferase)
d. Rontgen atau CT Scan otak untuk mengetahui sudah terdapat edema atau
tidak.
medisinalis.
sakit untuk rawat inap dan dianjurkan tirah baring miring ke satu
11
tetapi faktor yang sangat menentukan terjadinya edema paru dan
wedge pressure.
Oliguria terjadi bila produksi urin <30cc/jam dalam 2-3 jam atau
asam lambung yang sangat asam. Diet yang cukup protein, rendah
MgSO4
12
Contoh obat-obat lain yang dipakai untuk antikejang :
- Diazepam
- Fenotoin
sulfat (MgSO47H2O).
13
rangsangan tidak terjadi (terjadi kompetitif inhibition antara ion
Cara pemberian :
menit
Maintenance dose
14
o Setelah 24 jam pascapersalinan atau 24 jam
Pemberian antihipertensi
15
Misalnya Belfort mengusulkan cut off yang dipakai adalah
Nifedipin
mg/menit/dititrasi.
Edema paru
16
pembuluh darah kapiler paru). Prognosis preeklamsia berat
Glukokortikoid
17
dipulangkan bila penderita kembali ke gejala-gejala atau tanda-
medikamentosa.
di bawah ini:
Ibu
Janin
- Terjadinya olighidramnion.
Laboratorik
18
- Adanya tanda-tanda “Sindroma HELLP” khususnya
atau belum.
diperhatikan, yaitu:
sesar.
b. Memperpendek kala II
19
c. Pembedahan cesar dilakukan bila terdapat maternal
2.8 Komplikasi7
a. Pada Ibu:
Hematologik
DIC (Koagulopati Intravaskuler Diseminata), trombositopenia dan
hematoma luka operasi.
Solusio plasenta Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita
Nekrosis hati
penentuan enzim-enzimnya.
Kelainan mata
20
Sindrom HELLP (haemolysis, elevated liver enzymes and low
platelet)
Kelainan Ginjal
b. Pada Janin
Penyulit yang dapat terjadi pada janin ialah intrauterine fetal growth
2.9 Prognosis8
a. Pada Ibu
21
adalah secara fisik buruk, dengan hampir dua pertiga dari nulligravida
kali lipat meningkat pada pasien preeklampsia. Nilai puncak terjadi pada
b. Pada Janin
dan bayi kecil untuk usia kehamilan (OR 14,6). Kematian perinatal
menjadi <10%.
22
intravaskuler). Jika tekanan intrahepatik melampaui kemampuan
- Ikterus
Laboratorium
- Trombosit <150.000/ml
>40 IU/l
Tennesse
Terapi Medikamentosa
23
Mengikuti terapi medikamentosa preeklampsia-eklampsia dengan
fibrinogen.
24
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
1. Nama : Ny. UK
5. Umur : 25 tahun
6. Agama : Islam
7. Pendidikan : SMP
14. Pendidikan : SD
B. Anamnesis
25
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang pada jam 12.15 WIB ke RSUD
Bangil rujukan dari PKM Grati. Pasien merasa hamil 8 bulan mengeluhkan
kedua kaki nya bengkak sejak 1 bulan ini dan nyeri epigastrium (-), pusing
(-), mual muntah (-), pandangan kabur (-), sesak (-), kenceng-kenceng (-),
darah lendir dijalan lahir (-), keputihan (-), gerak janin (+), dan sebelum ke
Riwayat penyakit dahulu : Hipertensi (-), diabetes melitus (-), asma (-)
saat hamil
beralkohol (-)
Riwayat Obsetri
a. Riwayat Persalinan
2. Hamil ini
26
c. Riwayat menarche : umur 12 tahun dengan siklus 28 hari, lamanya 7 hari,
C. Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Nadi : 98 x/menit
RR : 20 x/menit
TB : 157 cm
BB : 75 kg
Status Generalis
27
TFU: 26 cm DJJ: 136 x/ mnt
His: (-) TBJ: 2015 gram
Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat. Teraba bulat, lunak kesan (bokong)
Leopold II : Lateral kanan teraba bagian - bagian kecil kesan
(ekstremitas) lateral kiri teraba keras dan datar kesan
(punggung)
Leopold III : Teraba keras dan bulat kesan (kepala) dan belum masuk
PAP
Leopold IV : Kepala belum masuk PAP
Ekstremitas Edema kaki +/+; Akral hangat +/+
Genetalia Eksterna : Flux (-), Fluor (-), Darah (-)
Inspekulo : Tidak dilakukan
VT (setelah pemberian SM) : Ø 0 cm, Eff 25 %, Hodge I, Presentasi kepala,
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
28
RDW 10,67 % 11,5-14,5
PLT 152 x103µL 155-366
MPV 8,299 Fl 6,90-10,6
FAAL HATI
AST/SGOT 75,97 U/L <31
ALT/SGPT 116,60 U/L <39
Albumin 3,3 g/dL 3,5-5,1
FAAL GINJAL
BUN 18 Mg/dl 7,8-20,23
Kreatinin 0,771 Mg/dl 0,6-1,0
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 138,60 Mmol/L 135-147
Kalium (K) 3,29 Mmol/L 3,5-5
Klorida (Cl) 100,80 Mmol/L 95-105
Kalsium Ion 1,158 Mmol/L 1,16-1,32
GULA DARAH
Gula Darah Sewaktu 105 Mmol/L <200
URINALISIS
Urine Lengkap
Glukosa Negatif mg/dL Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Keton Negatif mg/dL Negatif
Berat Jenis 1,010 1000
Darah Positif 1 Negatif
pH 6,5 5
Protein Positif 4 mg/L Negatif
Urobilinogen Negatif mg/L <=0,2
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Negatif U/L
Sedimen Urine
Eritrosit 17,5 /ul <30,7
Lekosit 19,0 /ul <39,0
Epitel 19,3 /ul <45,6
Warna kuning
Silinder 1,70 /ul <2,40
Bakteri 117,0 /ul <385,8
Keterangan
29
2. USG
3. NST
30
Gambar 3.2 NST
E. Assessment Awal
F. Penatalaksanaan
PDx: DL, UL, LFT, RFT, GDA, FH, LDH, Albumin, SE, NST
PTx :
MRS
Perawatan Aktif
31
Lanjut maintenance 40% 1 gr/jam s/d 24 jam
Po :
o Nifedipin 3x10 mg
o Metyldopa 3x500 mg
Folley Karteter
Prognosis
G. Laporan Operasi
Diagnosis Pre-Operatif :
32
H. Outcome
Bayi lahir dengan jenis kelamin perempuan pada tanggal 24 Febuari 2018, pukul
09.30 WIB dengan cara perabdominal. Ketuban (+) jernih, Berat bayi 1.525 gr,
I. SOAP
Tanggal S O A P
23 kaki Keadaan Umum: baik G2P1001 PDx: Nilai skor pelvik
Febuari bengkak (+) GCS : 4 5 6 Ab000 gr 30- PTx :
2018 ,sakit kepala Vital Sign : TD: 160/100 32 mgg T/H + Tirah baring ke satu sisi (kiri)
(-), mual(-), mmHg PEB + Partial Perawatan Aktif
muntah(-), N : 98 x/mnt HELLP Pro Induksi maturasi paru dengan
nyeri S :36,8oC; Syndrome + injeksi Dexamethasone 2x16 mg
epigastrium( RR Obesitas +
selang 12 jam → lanjut terminasi
-), Fetal
pandangan RR: 20 x/mnt Bradikardi Injeksi SM full dose
kabur(-), K/L: A/I/C/D -/-/-/- Inj Ceftriaxone 2x1 gram iv
sesak (-), Thorax: C/P dbn Po :
kenceng- Abdomen 1. Nifedipin 3x10 mg
kenceng(-) TFU: 26 cm ~ TBJ: 2015 gr 2. Metyldopa 3x500 mg
letak bujur U , DJJ: 136 x/
mnt PEd : KIE pasien dan keluarga
His: (-) tentang :
Kondisi pasien (ibu dan bayi)
Prosedur tindakan medis
Efek samping dan komplikasi
Ekstremitas : edem kaki +/+ dari tindakan yang dilakukan
Genetalia Ekst :Flux (- Prognosis
),Fluor(-), Darah (-)
VT : Ø 0 cm, Eff 25%, Hodge I, PMo :
Presentasi kepala, Ketuban Tanda-tanda impending eklamsia,
(+), Denominator sulit di vital sign, DJJ, His, kemajuan
evaluasi, UPD kesan dalam persalinan, produksi urin, balans
batas normal. cairan/6 jam, reflex patella
33
24 kaki Keadaan Umum: baik G2P1001 Pdx : -
Febuari bengkak (+) GCS : 4 5 6 Ab000 gr 30- Ptx :
2018 ,sakit kepala Vital Sign : TD: 130/90 32 mgg T/H + Po :
(-), mual(-), mmHg PEB + Partial 1. Nifedipin 3x10 mg
muntah(-), N : 88 x/mnt HELLP 2. Metyldopa 3x500 mg
nyeri S :36,3oC; Syndrome + Usul terminasi dengan SC CITO
epigastrium( RR: 20 x/mnt Obesitas + Persiapan Operasi :
-), K/L: A/I/C/D -/-/-/- Fetal 1. Injeksi ceftriaxon 1 gram
pandangan Thorax: C/P dbn Bradikardi IV (skin test)
kabur(-), Abdomen 2. Injeksi ranitidin 1 amp iv
sesak (-), 3. Injeksi metoclopramid 1
kenceng- : amp iv
kenceng(-) TFU: 25 cm ~ TBJ: 2015gr Pasang DC
letak bujur U , DJJ: 112 x/ Sedia darah/SP/daftar OK.
mnt Ptx pos OP:
His: (-) 1. Puasa s/d BU (+) / flatus
(+)
Ekstremitas : edem kaki +/+ 2. Drip SM 40 % 1 gr /jam
Genetalia Ekst : s/d 24 jam post SC
Flux (-),Fluor(-), Darah (-) 3. Drip Oxytosin 20 IU 28
VT : Ø 0 cm, Eff 25%, Hodge tpm S/d 12 jam post SC
I, Presentasi kepala, Ketuban Tx inj :
(+), Denominator sulit di 1. inj ceftriaxone 2x1
evaluasi, UPD kesan dalam 2. inj Ranitidin 3x1
batas normal 3. Inj metoclopramide 3x1
PEd :
KIE pasien dan keluarga tentang :
• Kondisi pasien
• Prosedur tindakan medis
• Efek samping dan
komplikasi dari tindakan
yang dilakukan
• Prognosis
PMo:
Tanda-tanda impending eklamsia,
vital sign, DJJ, His, kemajuan
persalinan, produksi urin, balans
cairan/6 jam, reflex patella
25 Febuari Nyeri pada k/u: cukup P2002 Ab000 Pdx : Cek DL post OP
2018 luka operasi Gcs :456 PP SCTP hari Ptx :
TD : 120/70 ke 1 - Post drip SM maintenance selesai
Th C/P dbn >> aff infus, aff DC
Abd : PO :
TFU 2 jari dibawah pusat , 1. cefadroxil 2x1
kontraksi (+) baik 2. asam mefenamat 3x1
GE : Lochea 3. roborantia 1x1
4. SF tab 1x1
5. Nifedipine 3x10mg
Pmo: obs TTV, keluhan subjective
pasien
Ped : -
34
26 Febuari Kel : - k/u: cukup P2002 Ab000 Pdx : -
2018 Gcs :456 PP SCTP hari Ptx:
TD : 120/80 mmHg ke 2 KRS
Th C/P dbn PO :
Abd : 1. cefadroxil 2x1
TFU 2 jari dibawah pusat , 2. asam mefenamat 3x1
kontraksi (+) baik 3. roborantia 1x1
GE : Lochea 4. SF tab 1x1
5. Nifedipine 3x10mg
Pmo: -
Ped : kontrol ke poli Kandungan
RSUD bangil
35
BAB IV
PEMBAHASAN
Ab000 gr 30-32 mgg T/H + PEB + Partial HELLP Syndrome + Obesitas + Fetal
Bradikardi.
bulan ini, nyeri epigastrium (-), pusing (-), mual muntah (-), pandangan kabur (-
), sesak (-), kenceng-kenceng (-), keluar darah lendir dijalan lahir (-), keputihan
(-), gerak janin (+) dan pada pemeriksaan fisik ditemukan peningkatan tekanan
darah yaitu 160/100mmHg. Pasien memiliki tinggi badan 157 cm dengan berat
melitus ataupun asma. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan pada pada hasil
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥110 mmHg disertai proteinuria lebih 5g/24
jam. Diagnosis preeklamsia berat apabila ditemukan ditemukan satu atau lebih
gejala berikut: tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik
≥110 mmHg, proteinuria >+2 atau pemeriksaan protein kuantitatif > 5g/24jam,
36
oliguria yaitu produksi urin kurang dari 500cc/24jam, kenaikan kadar kreatinin
plasma >1,2 mg/dl, gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri
kepala, skotoma dan pandangan kabur, nyeri epigastrium atau nyeri pada
kuadran kanan atas abdomen (akibat teregangnya kapsula glisson), edema paru
sel/mm3 atau penurunan trombosit dengan cepat, gangguan fungsi hepar yaitu
HELLP.
Sindrom HELLP Parsial yaitu bila dijumpainya satu atau dua dari ketiga
parameter sindrom HELLP. Lebih jauh lagi sindrom HELLP Parsial dapat dibagi
beberapa sub grup lagi yaitu Hemolysis (H), Low Trombosit counts (LP),
Pada pasien ini didapatkan faktor resiko obesitas dimana dari hasil pemeriksaan
fisik berat badan sebelum hamil 75 kg, tinggi badan 157 cm sehingga didapatkan
dengan tinjauan pustaka diatas, pada pasien ini memiliki faktor resiko yaitu
37
obesitas. Penderita obesitas terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi kalori
suplai oksigen serta zat makanan kedalam tubuh terganggu. Penyempitan dan
sumbatan oleh lemak ini memacu jantung untuk memompa darah lebih kuat lagi
meningkat.
Terapi yang diberikan pada pasien ini berupa pemberian MgSO4 20% 4
gram bolus IV, dilanjutkan drip MgSO4 40% 6 gram dalam RL 500 cc diberikan
dengan kecepatan 28 tetes/menit selama 6 jam dan diulang hingga 24 jam setelah
persalinan. Pada pasien ini juga diberikan injeksi Dexametason 2x16 mg selang
12 jam, nifedipin 3x10 mg dan metyldopa 3x500 mg, serta pemasangan kateter
untuk mencegah kejang dengan cara kerja menghambat atau menurunkan kadar
neuromuskular sehingga terjadi kompetitif inhibition antara ion kalsium dan ion
magnesium. Pemberian MgSO4 juga dapat menurunkan resiko kematian ibu dan
38
off bertujuan untuk pematangan paru janin, untuk sindrom HELLP sendiri dapat
dapat dilihat dari meningkatnya produksi urin, menurunnya tekanan darah. Pada
pasien ini juga diberikan nifedipin 3x10 mg dan Metyldopa 3x500 mg. Obat ini
bekerja menghambat influx kalsium ke dalam sel otot polos arteri. Nifedipin
bersifat lebih selektif sebagai vasodilator dan mempunyai efek depresi jantung
yang lemah jika dibandingkan dengan obat golongan CCB lainnya. Dosis
maksimum nifedipin 120 mg perhari dan tidak boleh diberikan sublingual karena
Pemasangan kateter foley pada pasien ini bertujuan untuk memantau cairan
yang keluar dari tubuh karena ditakutkan terjadi oliguria (produksi urin <30
cc/jam dalam 2-3jam atau <500 cc/24jam). Ditinjau dari umur kehamilan dan
medikamentosa (konservatif). Pada kasus ini usia kehamilan <37 minggu dengan
keadaan janin buruk disertai adanya parsial HELLP sindrom sehingga diambil
tindakan aktif. Indikasi perawatan aktif ialah bila didapatkan satu/lebih keadaan
pada ibu maupun janin, seperti pada pasien ini didapatkan adanya tanda-tanda
dengan PEB, pembedahan sesar dapat dilakukan pada pasien yang belum
39
inpartu, jika tidak ada indikasi untuk persalinan pervaginam atau bila induksi
persalinan gagal, terjadi maternal distress, fetal distress, atau umur kehamilan
<33 minggu.
40
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan dipilih secara SC karena pada kasus ini didapatkan usia kehamilan
<37 minggu dengan bishop score 4 dan keadaan janin yang buruk atau fetal
aktif.
Preeklampsia masih sering ditemukan pada wanita hamil. Tata laksana yang
cepat dan tepat dapat mencegah komplikasi penyakit serta kematian ibu dan
anak.
B. Saran
asin dan banyak lemak, mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat
41
melahirkan bayi dengan lebih awal secara normal atau SC untuk mencegah
42