1
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillahirabbil’alamin… Puji syukur kita hanturkan atas kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat terselesaikan tugas ini.
Sebagaimana tugas ini dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah Teknologi Pengolahan Zat
Warna Alam.
Shalawat dan salam tidak lupa kita ucapkan kepada junjungan Nabi Besar kita
Rasulullah SAW yang mana telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman yang
terang benderang seperti sekarang ini.
Semoga dengan adanya tugas ini dapat membantu mahasiswa lebih memahami lagi
materi kuliah yang telah disampaikan dan dapat melihat langsung kenyataan yang ada
dilingkungan sekitar nya. Tugas ini juga salah satu macam bentuk penilaian pada mata kuliah
Teknologi Pengolahan Zat Warna Alam. Semoga tulisan ini dapat berguna bagi yang menulis
dan pembacanya. Aamin.
Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan
penyelesaian dari tugas ini. Mungkin tugas ini masih jauh dari kata sempurna, dan masih perlu
bimbingan dosen dalam menyempurnakannya. Mohon maaf jika terdapat bagian yang tidak
sesuai dan salah.
Wassalamu’alaikum wr. wb
Nugraeni Fahrunisa
2
DAFTAR ISI
JUDUL …………………………………………………………………………….. 1
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. 3
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………..4
II. PEMBAHASAN ………………………………………………………………...8
III. PENUTUP ………………………………………………………………………11
IV. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..12
3
I. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pewarna alami merupakan zat warna yang berasal dari ekstrak tumbuhan (seperti
bagian daun, bunga, biji), hewan dan mineral yang telah digunakan sejak dahulu sehingga
sudah diakui bahwa aman jika masuk kedalam tubuh.
Pewarna alami yang berasal dari tumbuhan mempunyai berbagai macam warna yang
dihasilkan, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis tumbuhan, umur tanaman,
tanah, waktu pemanenan dan faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu, Food and Drugs
Administration (FDA) Amerika Serikat menggolongkan zat warna alami ke dalam golongan
zat pewarna yang tidak perlu mendapat sertifikasi atau dianggap masih aman. Jenis-jenis zat
pewarna alami yang banyak digunakan dalam industri pangan antara lain ialah zat pewarna asal
tanaman, seperti karotenoid, antosianin, klorofil dan curcumin.
Berdasarkan sumbernya, zat pewarna alami dibagi atas:
1. Zat pewarna alami yang berasal dari tanaman, seperti: antosianin, karotenoid,
betalains, klorofil, dan kurkumin.
2. Zat pewarna alami yang berasal dari aktivitas mikrobial, seperti: zat pewarna dari
aktivitas Monascus sp, yaitu pewarna angkak dan zat pewarna dari aktivitas
ganggang.
3. Zat pewarna alami yang berasal dari hewan dan serangga, seperti: Cochineal dan
zat pewarna heme.
4
Namun penggunaan zat pewarna alami dibandingkan dengan zat pewarna sintetis memiliki
kekurangan, yaitu:
Pewarnaannya yang lemah,
Kurang stabil dalam berbagai kondisi,
Aplikasi kurang luas,
Cenderung lebih mahal.
Seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan.
Tidak stabil pada saat proses pemasakan.
Konsentrasi pigmen rendah.
Stabilitas pigmen rendah.
Keseragaman warna kurang baik.
Spektrum warna tidak seluas seperti pada pewarna sintetis.
Susah dalam penggunaannya.
Pilihan warna sedikit atau terbatas.
Kurang tahan lama
5
Tabel Perbedaan Pewarna Alami dan Buatan
Berdasarkan komponen zat pewarnanya, pewarna alami dapat dibagi menjadi 5 kelompok,
yaitu:
a. Karotenoid: isoprenoid dan derivatnya.
KAROTEN, menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya digunakan untuk mewarnai
produk-produk minyak dan lemak seperti minyak goreng dan margarin. Dapat diperoleh dari
wortel, papaya dan sebagainya.
BIKSIN, memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji pohon Bixa
orellana yang terdapat di daerah tropis dan sering digunakan untuk mewarnai mentega,
margarin, minyak jagung dan salad dressing.
b. Klorofil dan senyawa heme: pigmen porphyrin.
KLOROFIL, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun. Banyak digunakan untuk
makanan. Saat ini bahkan mulai digunakan pada berbagai produk kesehatan. Pigmen klorofil
banyak terdapat pada dedaunan (misal daun suji, pandan, katuk dan sebaginya). Daun suji dan
6
daun pandan, daun katuk sebagai penghasil warna hijau untuk berbagai jenis kue jajanan pasar.
Selain menghasilkan warna hijau yang cantik, juga memiliki harum yang khas.
c. Antosianin: 2-fenilbenzopyrylium dan derivatnya.
ANTOSIANIN, penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terdapat pada bunga
dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu, bunga tasbih/kana, krisan,
pelargonium, aster cina, dan buah apel,chery, anggur, strawberi, juga terdapat pada buah
manggis dan umbi ubi jalar. Bunga telang, menghasilkan warna biru keunguan. Bunga
belimbing sayur menghasilkan warna merah. Penggunaan zat pewarna alami, misalnya pigmen
antosianin masih terbatas pada beberapa produk makanan, seperti produk minuman (sari buah,
juice dan susu).
d. Pewarna tumbuhan lainnya: betalains, cochineal, riboflavin dan kurkumin.
KURKUMIN, berasal dari kunyit sebagai salah satu bumbu dapur sekaligus pemberi warna
kuning pada masakan yang kita buat.
e. Melanoidin dan karamel: terbentuk selama proses pemanasan dan penyimpanan.
KARAMEL, berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis (pemecahan)
karbohidrat, gula pasir, laktosa dan sirup malt. Karamel terdiri dari 3 jenis, yaitu karamel tahan
asam yang sering digunakan untuk minuman berkarbonat, karamel cair untuk roti dan biskuit,
serta karamel kering. Gula kelapa yang selain berfungsi sebagai pemanis, juga memberikan
warna merah kecoklatan pada minuman es kelapa ataupun es cendol.
Pembuatan bahan warna alami sebenarnya sangatlah mudah. Bahan-bahan yang dapat
digunakan sebagai pewarna alami ditumbuk, dapat pula menggunakan blender atau penumbuk
biasa dengan sedikit ditambah air, lalu diperas dan saring dengan alat penyaring. Agar
warnanya cerah dapat ditambahkan sedikit air kapur atau air jeruk nipis. Setelah diperoleh air
perasan pewarna, lalu disimpan di dalam lemari es atau freezer jika menginginkan disimpan
lebih lama.
7
II. PEMBAHASAN
Wortel ( Daucuscarota L.) merupakan tanaman yang sangat bermanfaat karena banyak
mengandung betakaroten. Semakin orange warnanya, maka semakin tinggi pula kandungan
betakarotennya. Pemanenan wortel harus dilakukan secara hati-hati agar tidak terjadi luka pada
umbinya. Luka akan menyebabkan masuknya bakteri, antara lain bakteri kelompok
Leuconostoc yang cepat sekali tumbuh dan menguraikan gula yang ada dalam wortel yang akan
diubah menjadi dextran yaitu senyawa berbentuk lendir sehingga wortel tidak layak untuk
dikonsumi. Wortel segar mengandung air, protein, karbohidrat, lemak, serat, abu, nutrisi anti
kanker, gula alamiah (fruktosa, sukrosa, dekstrosa, laktosa, dan maltosa), pektin, glutanion,
mineral (kalsium, fosfor, besi dan natrium), vitamin (betakarotein, B1 dan C) serta asparagine.
Betakaroten merupakan anti oksidan yang menjaga kesehatan dan menghambat proses
penuaan. Selain itu betakaroten bisa mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker serta
melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dari proses oksidasi. Jika tubuh memerlukan
vitamin A maka betakaroten di hati akan diubah menjadi vitamin A. Fungsi vitamin A bisa
mencegah buta senja, mempercepat penyembuhan luka dan mempersingkat lamanya sakit
campak. Sebuah wortel ukuran sedang mengandung sekitar 12000 SI betakaroten. Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa dengan mengkonsumsi wortel yang dikukus sebentar akan
memperbesar penyerapan betakaroten (Kumalaningsih,2006).
9
Warna krem muda yang difiksasi dengan kapur.
Warna krem yang difiksasi dengan tunjung.
Temuan di atas sejalan dengan pendapat Budiono (2008: 69) bahwa bahan fiksasi selain
menguatkan ikatan zat warna alam dengan kain juga sangat menentukan arah warna yang
berbeda. Tawas menghasilkan warna muda sesuai warna aslinya, kapur menengah atau arah
kecoklatan, tunjung arah yang lebih tua atau mengarah ke warna hitam.
10
III. PENUTUP
Warna yang dihasilkan dari eksperimentasi dengan bahan wortel impor (Daucus Carote)
menghasilkan warna yang tidak begitu baik, warna tersebut diantaranya:
Warna krem muda (mendekati warna putih) yang difiksasi dengan cuka dan tawas.
Warna krem muda yang difiksasi dengan kapur.
Warna krem yang difiksasi dengan tunjung
11
IV. DAFTAR PUSTAKA
http://kumpulantugassekolahnyarakabintang.blogspot.co.id/2014/11/pewarna-alami-
tumbuhan.html diakses 27 Desember 2015 pukul 22.00 WIB
http://feraissudadua.blogspot.co.id/2014/10/zat-pewarna-alami-untuk-pewarnaan.html
diakses 27 Desember 2015 pukul 22.10 WIB
http://www.academia.edu/9843721/spektrofotometer_dan_pigmen_tanaman diakses
27 Desember 2015 pukul 22.20 WIB
http://andywandriansyah.blogspot.co.id/2013/12/eksperimentasi-warna-alam-wortel-
impor.html diakses 27 Desember 2015 pukul 22.45 WIB
12