Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nugraeni Fahrunisa

NPM : 1806243191

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “kerusakan”! Sebutkan kondisi


umum dari kerusakan material !
Kerusakan merupakan ketidakmampuan suatu komponen untuk dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Perpatahan (fracture) tidak perlu terjadi.
Kondisi umum kerusakan material :
 Jika tidak dapat dioperasikan (dijalankan)
 Masih dapat beroperasi, tetapi tidak berfungsi semestinya
 Kerusakan serius atau tidak aman untuk digunakan
2. Sebutkan beberapa penyebab kerusakan yang umum terjadi pada suatu
material teknik!
 Salah desain, apabila suatu komponen didesain dengan dimensi yang tidak sesuai
pada saat penggunaan
 Salah memilih material, memilih material harus mempertimbangkan sifat fisik,
kimia serta sifat mekaniknya
 Ketidaksempurnaan material, ketidaksempurnaan material yaitu berupa cacat
yang timbul pada saat proses pembuatan
 Salah dalam proses pembuatan
 Salah dalam proses penyatuan (assembly)
 Kondisi operasi tidak sesuai
 Salah perawatan
3. Buatlah analisis kerusakan pada “Jam Tangan: saudara yang biasa dipakai sehari-hari !
Jam tangan analog dengan strap berbahan rubber/karet. Strap mengalami putus dengan
analisa penyebab terjadi kelelahan pada material sehingga akibat pemakaian. Pemilihan
material yang kurang baik sehingga strap mudah putus. Karet/rubber yang bersifat getas.
4. Pelajaran apa yang diperoleh dari teknik kerusakan (failures engineering) ?
Dengan mempelajari teknik kerusakan maka kami dapat mengetahui teori-teori kegagalan
yang mungkin terjadi dan dapat menganalisa kegagalan tersebut. Melakukan analisa
kegagalan dengan langkah-langkah yang benar sehingga mendapatkan hasil yang akurat.
Menganalisa kegagalan tidaklah benar jika dilakukan perseorangan melainkan dalam
sebuah team.
5. Di bidang material (manufacture), ada istilah Failure Modes and Effects Analysis
(FMEA). Jelaskan konsep dan ruang lingkup dari FMEA dan kegunaannya, berikan
contoh di lapangan berikut resikonya!
FMEA adalah suatu metodologi dalam menganalisa masalah kualitas yang muncul sejak
ditahap pengembangan, maka tindakan koreksi bisa langsung diambil, dan desain
langsung bisa diperbaiki.
FMEA terdiri dari beberapa jenis, antara lain sebagi berikut:
 Process : berfokus pada analisa proses manufaktur dan assembly
 Design : berfokus pada analisa produk sebelum proses produksi
 Concept : berfokus pada analisa sistem atau subsistem dalam tahap awal desain
konsep
 Equipment : berfokus pada analisa drsain mesin dan perlengkapan sebelum
melakukan pembelian
 Service : berfokus pada analisa jasa dari proses industri jasa sebelum diluncurkan
ke pelanggan
 System : berfokus pada analisa fungsi sistem secara global
 Software : berfokus pada analisa fungsi software
Contoh :
Kerusakan stop valve pada desain pemanas air. Stop valve memiliki peran sebagai
mengontrol aliran gas untuk pemanasa air yang pengaturannya dapat full terbuka (api
pemanas menyala) dan full tertutup (api pemanas mati). Berikut adalah FMEA dari
kegagalan Stop valve:
Efek/Akibat
Mode kegagalan
Local System
Gagal, keadaan tertutup Pembakar mati Tidak ada air panas
Gagal, keadaan terbuka Pembakar tidak akan mati Overheat, dapat terbakar
Tidak terbuka sempurna Pembakar tidak hidup Air memanas dalam waktu
sepenuhnya yang lama
Tidak merespon kontroler Sama dengan 1/2 Sama dengan 1/2
Gas bocor didalam valve Pembakar tidak akan mati, Air mengalami overheat
terbakar dalam tingkat
rendah
Gas bocor keluar valve Gas bocor ke ruangan Kemungkinan ledakan gas,
kebakaran.

6. Di bidang korosi, ada istilah yang disebut dengan Risk Based Inspection (RBI). Jelaskan
konsep dan ruang lingkup dari RBI dan kegunaannya, berilah contoh di lapangan berikut
resikonya!
RBI adalah analisa resiko dan proses manajemen yang berfokus pada hilangnya
penahanan dari alat yang bertekanan pada suatu fasilitas proses, dikarenakan adanya
kerusakan material. Resiko ini diatur atau ditanggulangi dengan inspeksi alat secara
berkala.
Resiko merupakan kombinasi dari probabilitas beberapa kondisi yang dapat terjadi
dengan konsekuensi (biasanya negative) yang ebrhubungan dengan kondisi tersebut.
Resiko dapat dihitung berdasarkan persamaan sebagia berikut:
Resiko = probabilitas x konsekuensi
Ruang lingkup RBI mencakup managemen pabrik dan inspeksi dari peralatan yang
berhubungan dengan pressure dan system yang menjadi subjek untuk memenuhi
kebutuhan pengecekan dibawah regulasi Pressure System Safety Regulation 2000 (PSSR)
Kegunaan RBI antara lain:
 Meningkatkan kualitas managemen kesehatan dan keselamatan (HSE) dan resiko
lain dari kegagalan komponen dalam pabrik.
 Dalam mengidentifikasi secara berkala dan perbaikan atau penggantian dari
peralatan yang sudah mulai memburuk kualitasnya
 Menghemat biaya yang dikeluarkan dengan meningkatnkan efektifitas inspeksi.
Contoh:
Jacketed process vessel
Probabilitas
o Korosi internal : keadaan laju korosi actual menunjukkan umur sisa adalah 10
tahun (very unlikely)
o Fatigue : beban dari agitator sangat rendah atau dibawah 20% dari umur desain
(unlikely)
o Stress corrosion cracking: tidak terdeteksi (very unlikely)
Rating probabilitas : unlikely
Konsekuensi
o Impact of production : kerusakan dapat terprediksi, potensi perbaikan dapat
direncanakan. (skala 2)
o Lokasi (personel): lokasi hanya dapat diakses dengan izin dari ruang control
(skala 2)
o Lokasi (peralatan) : lokasi relative padat dan segala kerusakan dapat memberikan
efek pada peralatan sekitarnya (skala 3)
o Karakteristik fluida : fluida pada proses memrupakan hydrocarbon yang tidak
berbahaya (skala 2)
o Fluid hazard (content): kuantitas dari zat berbahaya kecil (skala 2)
o Fluid hazard (pressure): tekanan tidak melibihi 3 bar (skala 1)
Rating konsekuensi : 12 moderate
Probability of failure
Consequence Highly Probable Possible Unlikely Very
of failure probable unlikely
Very high
High
Moderate Low
Low
Very low
Overall risk rating = low

Anda mungkin juga menyukai