Definisi
FMEA digunakan sebagai teknik evaluasi tingkat
kehandalan untuk menentukan efek dari kegagalan
sistem dan peralatan. Kegagalan digolongkan
berdasarkan dampaknya pada kesuksesan suatau misi
dan keselamatan anggota atau peralatan. Konsep
FMEA ini berubah ketika diterapkan pada kondisi
manufaktur modern yang memproduksi produk-
produk konsumsi. Pada produsen dari produk-produk
konsumsi tersebut kemudian menetapkan beberapa
prioritas baru termasuk kepuasan dan keselamatan
konsumen (Haviland, 1998).
Definisi
Tipe FMEA
• System FMEA : digunakan untuk menganalisa sistem dan subsistem pada
tahap konsep dan desain awal. Fokus pada potential failure modes yang
berhubungan dengan fungsi sistem, atau subsistem
• Design FMEA : digunakan untuk menganalisa produk sebelum diproduksi.
Suatu FMEA untuk desain fokus pada potential failure modes yang
disebabkan oleh kekurangan (deficiencies) dalam desain
• Process FMEA : digunakan untuk menganalisa proses produksi, perakitan
dan kegiatan transaksi. Suatu FMEA untuk proses fokus pada potentiall
failure modes yang disebabkan oleh proses deficiency(ies).
Terminology FMEA
Contoh: desain pintu mobil
Failure Modes
-Physical description of a failure :suara bising pada bagian
pertemuan antara daun pintu dan atap mobil.
Cause
- Refers to cause of the failure: karet seal yang tidak memadai
Effect (dampak)
- Impact of failure on : people, machine, method, material, or
evironment : pada orang/penumpang: ketidaknyamanan
INJURY RISK ASSESMENT OF CM BED USE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS FOR SYSTEM AND DESIGN OF THE
BED
by Susanto PT Mak Yogyakarta
Tabel Occurance Rating
kejadian Rating CNF/1000 Kriteria
Hampir pasti 1 Metode deteksi yang terbukti tersedia pada tahap konsep awal
Sangat tinggi 2 Program analisis computer yang terbukti tersedia dalam tahap desain awal
Sangat sedikit 8 Membuktikan uji ketahanan tanah pada produk dengan pemasangan elemen
sistem
Kecil 9 Hanya metode yang tidak terbukti atau tidak dapat diandalkan
INJURY RISK ASSESMENT OF CM BED USE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS FOR SYSTEM AND DESIGN OF THE
BED
by Susanto PT Mak Yogyakarta
ANALYZE :
Value of FMEA
FMEA
History
Failure Mode and Effect Analysis
Identify
Potential Determine
Effect(s) of Saverity
Failure Mode
Identify
Potential Determine Determine
Cause(s) of Occurence RPN
Failure Mode
Evaluate
Current Identify Actions
Determine
Controls or Leading to
Detectability
Design Improvement
verification
Procedure
Failure Mode and Effect Analysis
Identifikasi failure modes yang kritis (memiliki nilai faktor resiko yang
besar)
Procedure
Failure Mode and Effect Analysis
Dari tabel Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) dihasilkan beberapa modus
kegagalan yang memiliki nilai resiko tertinggi :
Rank 1, RPN 294
Pendinginan pada cetakan/mold yang kurang sempurna, akan membuat aliran material
terhambat ataupun udara akan terjebak (air trap) sehingga produk cacat akan mungkin
sekali terjadi. Kapasitas produksi yang tinggi membuat sulitnya proses perawatan ideal.
Rank 2, RPN 288
Setting mesin menjadi faktor yang tidak kalah pentingnya. Setting mesin ini menjadi
sulit dilakukan karena ada tiga jenis merk mesin di perusahaan yang masing-masing
mempunyai karakteristik yang berbeda. Selain itu faktor eksternal seperti suhu pada
mold, suhu pada chiller dan material yang dipakai mempengaruhi unsur-unsur dalam
setting mesin tadi.
Rank 3, RPN RPN 252
Komposisi material yang tidak sesuai adalah salah satu penyebab cacat silver dan short
shoot. Material yang terlalu panas dan komposisi material recycle yang terlalu banyak
dicampur dengan material dasar membuat aliran material menjadi terhambat.
IMPROVE :
Action Planning For Failure Modes
IMPROVE :
Action Planning For Failure Modes
CONTROL :
Solusi dan Tanggung Jawab Implementasi
Penggunaan FMEA dalam estimasi Cost
Of Poor Quality (COPQ)
Langkah 1: Identifikasi penyebab potensial terjadinya failure menggunakan input dari input-output
diagram dan pindahkan ke dalam FMEA worksheet. Gunakan cause-and-effect matrix, untuk
meyakinkan bahwa semua jenis failure masuk dalam COPQ analysis. Masukkan hanya input /faktor
terkontrol, ini penting karena biaya untuk faktor tak terkontrol tidak dapat dikalkulasi dengan
pasti.
Langkah 2: Setelah memasukkan input, lakukan review dengan tim untuk memastikan semua potensi
failure sudah diidentifikasi. Masukkan setiap kemungkinan failure yang dapat terjadi. Jika terdapat
resiko failure, tim harus mengidentifikasinya dan memasukkan potential cost of failure ke dalam
perhitungan COPQ.
Langkah 3: Lakukan perhitungan prioritas resiko untuk semua potensial failure dengan menggunakan
FMEA. Hitung nilai Risk Priority Number dengan mempertimbangkan nilai severity, occurrence and
detection.
Risk Priority Number = Severity x Occurrence x Detection
Severity = ranking tingkat keparahan dari efek modus kegagalan bagi pelanggan
Occurrence = ranking tejadinya penyebab modus kegagalan pada saat pemakaian produk
Detection = ranking deteksi sistem pengendalia yang ada saat ini mampu mendeteksi
terjadinya modus kegagalan dan mencegahnya sampai ke tangan pelanggan
Penggunaan FMEA dalam estimasi Cost
Of Poor Quality (COPQ) (Lanjutan)
Langkah 4: Gunakan masukan tim dan semua alat estimasi yang
tersedia ,hitung average cost to resolve (ACR) untuk tiap penyebab potensial
terjadinya kegagalan . ACR dihitung sebagi perkalian antara estimasi waktu
penyelesaian problem (estimated effort hours to resolve =EHR) dan rata-rata
biaya penyelesaian per jam ( average cost per effort hour = ACH).Estimasi
disini menggunakan tingkat kepercayaan 90%-95%.
Mulai
Masuk ke bank
ya ya
Tunggu Antri ? Form Input Data Ke Sistem
Benar? Komputer
tdk
tdk
Menyerahkan Form
Transaksi Ke Teller
Print Data
Perbaiki
Selesai
Measure (langkah 2 & 3)
Langkah 2 Selanjutnya tim mengadakan pertemuan untuk melakukan
brainstroming dan mengidentifikasi penyebab yang lain. Dari brainstroming
yang dilakukan teridentifikasi satu penyebab lagi yaitu : ATM Rusak sehingga
total terdapat 5 penyebab.
Langkah 3 Dilakukan perhitungan Risk Priority Numbers (RPN)untuk ke
lima penyebab kegagalan dengan menggunakan FMEA tools.
COPQ (annualized)= [Sum of (RPNi x ACRi) / Sum of (RPNi)] x Annual Reduction in Events
Estimasi terjadinya kegagalan ini adalah 400 kejadian per bulan = 4800 kejadian per tahun
1 Skill Karyawan 1 50 50
2 Sistem Komputer 4 100 400
3 Prosedur Transaksi 1 50 50
4 Form Transaksi 1 50 50
5 ATM Rusak 16 100 1600
Jumlah Jumlah
This is the end of the PRESENTATION