NIM : 2206013376
Tugas 1
Analisa Kerusakan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “kerusakan”! Sebutkan kondisi umum dari
kerusakan material!
Kerusakan adalah ketidakmampuan suatu sistem/komponen untuk berfungsi dengan
semestinya. Kondisi umum dari kerusakan antara lain:
a. Tidak dapat berfungsi total/sebagian.
b. Masih dapat menjalankan fungsinya namun kondisinya meragukan atau tidak aman.
c. Tidak dapat dioperasikan lagi.
2. Sebutkan beberapa penyebab kerusakan yang umum terjadi ada suatu material teknik!
Penyebab kerusakan pada material teknik antara lain :
a. Kesalahan dalam desain
b. Kesalahan dalam memilih material
c. Ketidaksempurnaan material
d. Kesalahan pada proses produksi/fabrikasi
e. Kesalahan dalam perakitan (assembling)
f. Kondisi operasi yang tidak sesuai
g. Kesalahan dalam perawatan (maintenance)
3. Buatlah analisis kerusakan pada “Jam Tangan” saudara yang biasa dipakai sehari-hari!
Dalam analisis ini ditentukan 4 aspek yang biasanya menjadi penyebab kerusakan jam tangan
yang digambarkan pada Gambar 1.
Kerusakan jam
tangan
Perawatan Pemakaian
5. Di bidang material (manufacture), ada istilah Failure Modes and Effects Analysis
(FMEA). Jelaskan konsep dan ruang lingkup dari FMEA dan kegunaannya, berilah
contoh di lapangan berikut resikonya!
a. Konsep dan kegunaan FMEA
FMEA merupakan suatu metodologi yang digunakan untuk menganalisa masalah kualitas
yang muncul sejak di tahap pengembangan. Dengan begitu tindakan koreksi dapat
langsung diambil dan desain bisa langsung diperbaiki. FMEA awalnya mengklasifikasikan
jenis failure mode yang terjadi, lalu menentukan dampaknya terhadap produksi untuk
selanjutnya menjalankan tindakan koreksi.
Dalam menjalankan FMEA, ada 3 variabel utama, yakni:
− Severity, yakni rating yang mengacu pada besarnya dampak serius dari suatu potensial
failure mode.
− Occurrence, yakni rating yang mengacu pada beberapa banyak frekuensi potential
failure terjadi.
− Detection, yakni mengacu pada kemungkinan metode deteksi yang sekarang dapat
mendeteksi potential failure mode sebelum produk tersebut dirilis untuk produksi,
untuk desain, hingga untuk proses sebelum.
Metode FMEA menggunakan Risk Priority Number (RPN), yakni angka yang
menggambarkan area mana yang perlu jadi prioritas perhatian. RPN diukur berdasarkan 3
faktor diatas, severity, occurrence, & detection.
b. Ruang lingkup FMEA mencakup di antaranya:
− Proses berfokus pada analisa proses manufaktur dan perakitan.
− Desain berfokus pada analisa produk sebelum proses produksi.
− Konsep berfokus pada analisa sistem atau subsistem dalam tahap awal desain
konsep.
− Perlengakapan berfokus pada analisa desain mesin dan perlengkapan sebelum
melakukan pembelian.
− Servis berfokus pada analisa jasa dari proses industri jasa sebelum diluncurkan ke
pelanggan.
− Sistem berfokus pada analisa fungsi sistem secara global.
− Software berfokus pada analisa fungsi software.
c. Contoh penerapan
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) digunakan untuk mengkuantifikasi rekam data
kegagalan turbin gas. Data yang digunakan adalah rekam data harian dari turbin gas.
Analisis dilakukan pada sub system dari peralatan gas turbin. Failure mode biasanya
disajikan ke dalam tabel dikuantifikasi mengenai resikonya dengan menggunakan tiga
parameter yaitu severity, occurrence, dan detection. Selanjutnya dilakukan perhitungan
nilai RPN dan Critical RPN yang berfungsi sebagai batas untuk menentukan failure mode
mana sajakah memerlukan perhatian lebih. Failure mode yang RPN-nya melebihi nilai
RPN kritis diurutkan berdasarkan nilai RPN dari yang tertinggi untuk menentukan urutan
prioritasnya. Sehingga diperoleh gambaran mengenai mana yang harus diprioritaskan
terlebih dahulu ataupun memerlukan evaluasi.
6. Di bidang korosi, ada istilah yang disebut dengan Risk Based Inspection (RBI). Jelaskan
konsep dan ruang lingkup dari RBI dan kegunaannya, berilah contoh di lapangan berikut
resikonya!
a. Konsep dan kegunaan RBI
RBI adalah suatu proses manajemen dan penilaian resiko yang berfokus pada loss of
containment dari peralatan bertekanan di dalam fasilitas processing, karena
degradasi/deteriorasi material. Risk-Based Inspection (RBI) adalah sebuah metode yang
dapat digunakan untuk menentukan interval inspeksi dan jenis serta tingkat
inspeksi/pemeriksaan. Penilaian Risk-Based Inspection (RBI) menentukan risiko dengan
menggabungkan probabilitas dan konsekuensi dari kegagalan peralatan. Alasan mengapa
RBI menjadi pilihan bagi banyak organisasi adalah karena metode ini mampu memberikan
beberapa keuntungan antara lain:
− Efektivitas biaya: RBI memungkinkan untuk mengidentifikasi dan memfokuskan
inspeksi pada komponen atau sistem yang memiliki risiko yang lebih tinggi. Dengan
demikian, organisasi dapat mengalokasikan sumber daya dan biaya secara efektif dan
efisien untuk meminimalkan risiko pada fasilitas yang mereka miliki.
− Prioritas inspeksi dan maintenance: RBI membantu organisasi dalam menentukan
prioritas inspeksi dan perawatan yang diperlukan pada suatu fasilitas berdasarkan
tingkat risiko yang dihasilkan. Hal ini memungkinkan organisasi untuk mengambil
tindakan preventif atau korektif pada komponen yang paling berisiko terlebih dahulu,
sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan pada fasilitas.
− Mengurangi paparan turnaround (TAR): TAR melibatkan banyak pekerja dan
sebagian besar terlibat dalam operasi non-standar, seperti pembersihan, pembilasan,
pengelasan, dan perbaikan peralatan. Selain itu terdapat banyak peralatan untuk
bekerja dalam ketinggian dan alat berat lainnya yang dapat meningkatkan risiko
sebuah insiden.
b. Ruang lingkup RBI
RBI biasanya diterapkan untuk peralatan statis (static equipment), seperti sistem
perpipaan, bejana tekan, tangki, dan heat exchanger. Ruang lingkup RBI mencakup
beberapa komponen dan tahapan utama:
− Identifikasi aset kritis yang paling penting dalam menjaga keberlanjutan operasi dan
keselamatan untuk dilakukan tindakan RBI.
− Evaluasi potensi kegagalan (PoF) dan konsekuensi kegagalan (CoF) analisis terhadap
berbagai faktor seperti usia, kondisi, jenis material, lingkungan kerja, dan lainnya.
− Pemeringkatan risiko yang dapat berupa risiko tinggi, sedang, atau rendah.
− Pengembangan strategi inspeksi dengan memerhatikan aset dengan risiko tinggi
mungkin memerlukan inspeksi lebih sering dan bervariasi, sedangkan aset dengan
risiko lebih rendah dapat diinspeksi dalam interval yang lebih panjang.
− Strategi pengambilan tindakan korektif atau perbaikan jika diperlukan.
− Melakukan RBI siklus selanjutnya berdasarkan hasil inspeksi terbaru, perubahan
dalam kondisi operasional, atau perubahan dalam penilaian risiko.
c. Contoh penerapan
Melakukan assessment pada sebuah separator di industri gas dan minyak bumi. Analisis
RBI biasanya dilakukan pada bagian komponen sehingga separator tersebut akan dibagi
menjadi beberapa komponen seperti head, shell dan nozzle. Pada setiap komponen akan
dilakukan identifikasi damage mechanisms yang sesuai dengan jenis material, fluida yang
mengalir dan kondisi operasi, untuk menghitung nilai dari probability of failure (PoF).
Risiko setiap komponen dihitung berdasarkan nilai PoF dan CoFnya. Komponen yang
memiliki risiko tertinggi akan menjadi representatif untuk mementukan jadwal, metode
dan efektivitas inspeksi serta menentukan usulan/rekomendasi tindakan mitigasi. Inspeksi
biasanya berupa Ultrasonic Testing untuk mengetahui ketebalan aktual dari kompononen,
sedangkan rekomendasi dapat berupa melakukan recoating atau penggantian material
apabila kondisi peralatan sudah tidak layak.
Referensi:
1. API RP 581, 2016. Risk Based Inspection Methodology, 3rd Edition. Washington D.C: API
Publishing Service.
2. Hassan, D. A., 2013. Review of The Global Oil And Gas Industry: A Concise Journey From
Ancient Time to Modern World. Petroleum Technology Development Journal, Volume 3, pp.
123-141.
3. https://www.jamtangan.com diakses pada 3 September 2023 14.15 WIB
4. Prof. Dr. Ir. Winarto, MSc. Modul pembelajaran Introduksi Analisa Kerusakan. DTMM
FTUI.
5. Muzakki, A., et al, 2020. Penerapan Metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA)
Untuk Mengkuantifikasi Rekam Data Kegagalan Turbin Gas. Data, https://air.eng.ui.ac.id/
diakses pada 3 September 2023 14.30 WIB