NIM : 2013451012
KELAS : D3 SANITASI REGULER 1
UAS SANITASI INDUSTRI K3
SUMBER: https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09/struktur-
susunan-tugas-p2k3-panitia.html
1) Preliminary Hazard Analysis (PHA) atau analisis bahaya awal, merupakan suatu sistem
atau metode yang biasanya digunakan untuk menjelaskan dengan teknik kualitatif untuk
mengidentifikasi bahaya pada tahap awal dalam proses desain. Prinsip dari PHA, untuk
mengidentifikasi bahaya yang mungkin akan berkembang menjadi kecelakaan. Ini
dilakukan dengan menimbulkan situasi atau proses yang tidak direncanakan. Ini penting
untuk melakukan pengenalan bahaya dari awal yang bertujuan untuk
mengimplementasikan tindakan korektif pada proses desain.
2) Hazard Operability Study (HAZOPS) , merupakan metode yang digunakan industri untuk
mengidentifikasi bahaya pada tahap desain yang direkayasa. Tujuannya untuk
menganalisis bagian sistem satu per satu dan menjelaskan bagaimana kondisi yang ideal
untuk suatu sistem dapat Langkah awal dilakukan dengan mendapatkan tinjauan dari
sistem berupa gambar teknis atau informasi lain dari sistem tersebut.
3) Risk Based Inspection (RBI ), yakni penilaian risiko dan manajemen proses yang
difokuskan pada kegagalan peralatan karena kerusakan material. Fokus RBI adalah
penilaian risiko yang berkaitan dengan pengoperasian peralatan. RBI dapat memberikan
masukan kepada manajemen untuk merencanakan jadwal inspeksi dan pemeliharaan
peralatan termasuk penganggaran biayanya.
4) What-If merupakan metode membantu bahaya awal untuk meninjau kembali desain
dengan menanyakan permintaan pertanyaan awal yaitu bagaimana-jika atau bagaimana-
jika. Analisis ini merupakan bagian dari daftar periksa cara, yang kemungkinan
merupakan metode bantuan bahaya tertua.
5) Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) atau analisis pola kegagalan dan akibat, yaitu
metode untuk mengidentifikasi bahaya yang melibatkan analisis modus
kegagalan. Seperti apa penyebabnya dan bagaimana dampaknya, serta kritikalitas dari
kegagalan. Tujuan dari FMEA adalah untuk mengidentifikasi kegagalan yang memiliki
dampak yang tidak diinginkan pada sistem operasi.
6) Fault Tree Analysis (FTA) dan Event Tree Analysis (ETA) merupakan diagram logika
yang digunakan untuk merepresentasikan dampak masing-masing dari suatu peristiwa
dan penyebab dari suatu peristiwa. Diagram ini juga menyatakan ilustrasi bebas dari
rangkaian potensi kegagalan peralatan atau kesalahan manusia yang dapat menimbulkan
kerugian. FTA bersifat deduktif yang dilakukan dengan memunculkan akibat untuk
mencari sebab. Sedangkan ETA bersifat induktif yang dilakukan dengan menampilkan
sebab (kejadian awal) untuk mencari akibat (kejadian akhir).
7) Penilaian Risiko Kualitatif merupakan pendekatan nilai terhadap risiko suatu sistem
dengan memberikan skor kualitatif, seperti iya atau tidak, lalu baik atau buruk terhadap
faktor kemungkinan dan akibat kegagalan dari suatu kejadian (Wachyudi, 2010).
8) Penilaian Risiko Semi-kuantitatif merupakan pengembangan penilain risiko dengan
menggunakan suatu pemodelan untuk kejadian tertentu. Tujuannya untuk
mendapatkan rate event. Dengan pemodelan ini, akan menghasilkan akurasi data
berdasarkan informasi awal yang diolah dengan mempertimbangkan parameter-
parameter yang ada.
9) Penilaian Risiko Kuantitatif merupakan penilaian penuh dengan melakukan pemodelan
pada semua kejadian, sehingga kemungkinan dampak dari suatu kegagalan dapat
diketahui secara numerik. Dari sini akan didapati tingkat risiko yang cukup akurat.
SUMBER:https://petrotrainingasia.com/berikut-beberapa-metode-identifikasi-
bahaya-yang-dapat-digunakan/
3. Jelaskan bgaimana cara dan Langkah -langkah melakukan identifikasi bahaya untuk:
a. Pengecoran logam
JAWAB:
Bahaya Identifikasi bahaya
6. Pakaian pelindung
SUMBER: http://fadlyhthokichi.blogspot.com/2016/03/keselamatan-kerja-dibidang.html
b. Batubara
JAWAB:
Bahaya Identifikasi bahaya
Proses pengecoran secara garis besar dapat dibedakan dalam proses pengecoran dan proses
percetakan. Pada proses pengeceron tidak digunakan tekanan sewaktu mengisi rongga
cetakan, sedang pada proses pencetakan logam cair ditekan agar mengisi rongga cetakan.
Karena pengisian logam berbeda, cetakan pun berbeda, sehingga pada proses percetakan
cetakan umumnya dibuat dari loga. Pada proses pengecoran cetakan biasanya dibuat dari
pasir meskipun ada kalanya digunakan pula plaster, lempung, keramik atau bahan tahan api
lainnya
PASIR
Ada dua cara pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir. Pembagian dilakukan
berdasarkan jenis pola yang digunakan:
1) Pola yang dapat digunakan berulang-ulang dan
2) Pola sekali pakai
Urutan pembahasan proses pengecoran adalah sebagai berikut:
1. Prosedur pembuatan cetakan
2. Pembuatan pola
3. Pasir
4. Inti
5. Peralatan (mekanik)
6. Logam (telah dibahas dalam Bab 3 dan Bab 4)
7. Penuangan dan pembersihan benda cor.
1) 1.“Tahapan dalam akuntansi pertambangan bisa dihitung dengan lima jari”, gurau
llham sambil mengangkat tangan kirinya.
Tahapan-tahapan tersebut, lanjut Ilham, diawali dengan perusahaan melakukan
eksplorasi. Pada tahapan ini, perusahaan mencari dahulu sumber-sumber mineral
yang layak untuk dapat dieksploitasi secara komersial, yaitu dengan cara melakukan
penyelidikan umum, mengurus surat perizinan dan administrasi kepada pejabat
pemerintahan daerah setempat, melakukan study topografi, geologi, geokimia, dan
geofisik dari interest area serta melakukan proses drilling, trenching dan sampling.
2) Tahapan kedua
adalah tahapan evaluasi. Pada tahapan ini perusahaan harus memperhitungkan secara
teknis dan komersial kemungkinan dari interest area yang dimaksud untuk
ditambang, yaitu dengan cara menghitung dan menilai kualitas cadangan mineral,
meneliti model dan menilai proses penambangan mana yang paling ekonomis dalam
setiap interest area, melakukan survey moda transportasi, infrastruktur, dan studi
pasar dan keuangan.
3) Tahap ketiga
adalah persiapan berbagai infrastruktur dan struktur yang akan memungkinkan
terjadinya proses penambangan, proses delivery hasil tambang ke titik penjualan dan
proses penjualan untuk dapat dilakukan, dimana didalam tahapan ini perusahaan
harus melakukan proses-proses seperti proses pembentukan muka bumi secara
permanen. “konstruksi jalan, jalur pengangkutan dan terowongan, konstruksi fasilitas
pendukung, land clearing, serta pengupasan lapisan tanah pucuk awal dilakukan pada
tahapan ini”, jelas alumni Akuntansi UMM asal Jakarta ini.
SUMBER:https://lab-akuntansi.umm.ac.id/id/berita/mengenal-tahapan-proses-
penambangan-batubara.html
5. Buatlah penilaian risiko dari identifikasi bahaya, penentuan tingkat risiko serta pengendalian
risiko untuk soal no 5 (a-e). (Masing-masing tulis sumber kutipan dan daftar Pustaka)
masing-masing mahasiswa minimal 1
JAWAB :
No Identifikasi Penilaian Pengendalia
Bahaya Risiko saat n Risiko saat
ini ini
Aktivitas Kondisi Kejadian
yang Berbahaya Berbahaya
diamati
1. Land Clearing Pepohonan Bulldozer Moderate 1. Dozer di
( Pembersihan tumbang pada tertimpa lengkapi
Lahan ) saat pembersihan pepohonan dengan
lahan (Land yang tumbang kanopi.
Clearing). pada saat
2. Posisi
pembersihan
mendorong
lahan (land
dozer sejajar
clearing).
dengan
rebahnya
pohon.
3. Apabila
pohon
mempunyai
diameter > 30
cm dengan
ketinggian >10
m harus
menggunakan
alat chaisaw.
Topografi yang Bulldozer High Risk 1. Pengeceka
miring dan tergelincir
n kondisi
terjal. hingga terbalik
pada saat kerja.
pembersihan
2. Tidak
lahan
dikarenakan melakuka
kondisi topografi
n
yang miring kegiatan land
dan terjal.
clearing pada
saat hujan, 1
jam setelah
malam
hari.
2. Hauling Top Soil Jalan hauling Dump truck High Risk 1. Pengaturan
longsor dan amblas
desain
operator dump hingga
truck kurang terbalik tambang dan
hati- hati dalam dikarenakan
mengoperasikan kondisi jalan kemiringan
unit. hauling yang tambang .
longsor.
2. Memasanga
n safety line
di tepi jalan
yang
longsor.
3. Loading Material di area Dump truck Moderate 1. Perhatikan
Overburde loading lunak amblas pada
kondisi
n dan mendaki. saat maju
setelah material di
excavator
memuat area loading
overburden ke terlebih
vessel dump
truck. dahulu.
2. Pemisaha
n material
keras dan
material
lunak.
Jarak antara Bucket Moderate 1. Jaga
dump truck excavator jarak dump
dengan alat mengenai
truck
loading vessel dump
(excavator) truck HD pada dengan alat
terlalu dekat. saat loading
loading.
overburden,
karena jarak 2. Pastika
antara dump n klakson
truck dengan
pada excavator
alat loading
(excavator)
terlalu dekat. berfungsi
dengan
baik.
3. Jika
dump truck
HD akan
mundur,
pastikan
setelah ada
kode (aba-
loading.
4. Program safety
operation unit.
4. Hauling Muatan dump Material Low 1. Pastika
Overburde truck melebihi overburden n muatan
n kapasitas, jatuh mengenai
dump truck
dimana kondisi unit lain karena
jalan hauling muatan dump tidak
mendaki dan truck yang
berlebihan.
bergelombang melebihi
kapasitas serta 2. Pada saat di
kondisi jalan
yang mendaki tikungan
dan uasahakan
bergelombang
tidak
berselisihan
atau memberi
kesempatan
bagi dump
truck
bermuatan
untuk lewat
terlebih
dahulu.
Jalan hauling Dump truck High Risk 1. Tidak
licin, material di tergelincir mengoperasika
tepi jalan lunak dan hilang n unit terlalu
dan dump truck kendali ke tepi jalan
terlalu sehingga dan
ke tepi karena terperosok berhenti terlebih
karena
ingin memberi ingin memberi dahulu untuk
kesempatan kesempatan memberi
bagi dump bagi DT kesempatan
truck bermuatan bagi dump
bermuatan yang akan truck
yang melewati melewati jalan bermuatan
jalan tersebut. tersebut, yang akan
sementara melewati jalan
kondisi jalan tersebut.
licin, material 2. Kecepatan
di tepi jalan unit 40 km/jam
lunak serta sesuai dengan
dump truck SOP PT. KIM
terlalu ke tepi. 3. Gunakan
seat belt.
Banyaknya alat Dump truck High Risk 1. Pemasangan
berat yang lewat bersenggolan
rambu-rambu
di persimpangan karena
jalan hauling. banyaknya alat di jalan
berat yang
lewat di hauling.
persimpangan 2. Gunakan
jalan hauling
ketika hauling seat belt dan
overburden klakson unit.
dan ketika
dump truck 3. Kecepatan
menuju front
unit 40 km/jam
loading di pit
tambang. sesuai dengan
motor grader/
bulldozer.
Banyaknya debu Dump Truck Moderate 1. Nyalakan
di jalan hauling menabrak lampu
sehingga jarak safety berm rotary,
pandang terbatas karena lampu besar
banyaknya dan
debu di jalan gunakan
hauling seat
sehingga jarak belt.
pandang 2. Kecepatan
terbatas. unit 40 km/jam
sesuai dengan
SOP
3. Penyirama
n jalan
dengan
water truck.
5. Maintenance Adanya Bulldozer Moderate 1. Intensifika
jalan hauling dump truck tertabrak atau
si
oleh yang tersenggol oleh
bulldozer melewati dump truck komunikasi.
jalan hauling yang melewati
2. Prioritaskan
jalan tersebut
pada aktivitas dump truck
maintenance
jalan hauling bermuatan
untuk
menggunakan
jalan tersebut.
6. Loading Jarak antar Dump truck Moderate 1. Posisikan
batubara di pit dump truck bersenggolan unit dengan
tambang terlalu dekat ketika akan benar.
(kurang dari 2,5 manuver 2. Jaga
meter) mundur kearah jarak antar
alat loading dump
truck
minimal
2,5 meter
sesuai
dengan
SOP PT.
KIM
Posisi Vessel dump High Risk 1. Posisikan
excavator truck menabrak
excavator
miring dan kaca cabin
tidak memiliki bagian depan dengan benar
tanggul di excavator pada
depannya. saat manuver serta
mundur karena pemberian
posisi tanggul di
excavator
depan
miring dan
tidak memiliki excavator.
tanggul di
2. Gunakan
depannya.
klakson
dump truck
sebelum
manuver mudur.
Banyaknya debu di Gangguan Moderate 1. Tutup
pit tambang pada pernafasan dan
kaca cabin
saat loading iritasi pada
batubara, mata karena unit.
sementara kaca kaca cabin
2. Gunaka
cabin dump truck dump truck
terbuka. terbuka,dan n masker
banyaknya dan kaca
debu di pit
tambang pada mata safety.
saat loading
batubara.
7. Hauling Jarak beriringan Dump truck di High Risk 1. Jarak
batubara antar dump truck depan tiba- beriringan
menuju terlalu dekat tiba mundur minimal 15
stockpile dan menabrak meter sesuai
dump truck di dengan SOP
belakangnya PT. KIM
karena jarak
2. Intensifika
beriringan
si
antar dump
komunikasi
truck terlalu
dekat 3. Gunakan
klakson
unit.
Banyaknya debu di Dump truck Moderate 1. Kecepatan
jalan hauling menabrak unit 40 km/jam
sehingga jarak safety berm sesuai SOP PT.
pandang terbatas. karena KIM.
banyaknya
2. Nyalakan
debu di jalan
lampu rotary,
hauling
lampu besar dan
sehingga jarak
gunakan seat
pandang
belt.
terbatas.
3. Penyirama
n jalan
Jalan hauling Dump truck Moderate 1. Gunakan gigi
bergelombang dan terbalik terendah pada
menurun. karena jalan saat tanjakan
hauling atau turunan.
bergelomban
2. Maintenanc
g dan
e jalan oleh
menurun.
motor grader
atau bulldozer.
Jalan hauling licin Dump truck High Risk 1. Kecepatan
dan material jalan tergelincir unit 40 km/jam
yang lunak karena dan hilang sesuai
kendali dengan SOP PT.
pada malam sehingga KIM.
harinya menyenggol
2. Gunakan
hujan. crane truck
seat belt.
yang sedang
amblas.
8. Loading Operator dump Operator dump Moderate 1. Berdiri jauh
batubara di truck berdiri di truck tertimpa dari unit yang
stockpile untuk dekat dump batubara pada sedangberopera
di pasarkan (di truck saat saat loading si.
jual) loading batubara ke
2. Gunakan
batubara. dump truck.
APD (helm,
masker
,kacamat
a safety).
Jarak antar dump Dump truck Moderate 1. Posisikan
truck terlalu bersenggolan unit dengan
dekat. ketika maju ke benar.
arah alat
2. Jaga jarak
loading.
antar Dump
Truckminimal
2,5 meter
(sesuai SOP
PT. KIM)
Sumber :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
ejournal.unp.ac.id/index.php/mi
ning/article/download/5287/4172&ved=2ahUKEwi3wobhxL77AhXeyHMBHdXJB
a0QFnoECC YQAQ&usg=AOvVaw1IegAW4Yhr3Bi9eBg31zWm
1. Eliminasi
2. Substitusi
4. Kontrol Administratif
8. Gambar lah soal no 5 (a-e) yang ditimbulkan dari sisi “ Ergonomi” akibat kerja, dan
sebaiknya seperti apa berdasarkan sumber!
JAWAB:
Perancangan alat bantu/ fasilitas kerja yang sesuai dengan kaidah ergonomi
secara umum meliputi tiga tahapan. Tahap pertama yaitu pemilihan sample,
data yang akan diambil, sumber data dan persentil yang akan digunakan. Tahap
kedua adalah mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam
pengambilan data. Selanjutnya dilakukan pengolahan data yang meliputi uji
kecukupan data, kenormalan data, keseragaman data, dan perhitungan persentil.
Tahap ketiga yaitu melakukan analisa terhadap hasil rancangan (Roebuck,
1995).
2. Analisa Karakteristik Sifat Tanah Pencemar dilakukan untuk mengetahui titik tanah
yang paling tinggi tingkat pencemaran di tanah. Analisa dilakukan di 7 titik tanah di
tanah terbuka PT. X yang berdekatan dengan sumber pencemar.
DATA SOAL: Suhu Tanah Adapun suhu tanah tercemar pada tabel 4.1 berikut. Tabel 4. 1.
Suhu tanah pada 7 titik( T1-T7) pengambilan sampel tanah tercemar pada kedalaman 10 cm
dan 40 cm di PT. X
Menurut Kartasapoetra (2005), faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar dan faktor dalam.
Faktor luar yaitu radiasi matahari, awan, curah hujan, angin dan kelembaban udara. Faktor
dalamnya yaitu faktor tanah, struktur tanah, kadar air tanah, kandungan bahan organik, dan
warna tanah.
PERTANYAAN: Lakukan analisis tiap-tiap bagian berdasarkan suhu dan ketebalan akibat
dari Limbah Industri Logam (logamnya minimal (3) , tampilkan contoh tanah dan
karakteristik warna tanah yang tercemar oleh logam dari limbah industri tersebut
JAWAB :
Suhu tanah pada 7 titik pengambilan sampel tanah tercemar pada kedalaman 10
cm dan 40 cm di PT. X Yogyakarta
Sumber :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://dspace.uii.ac.id/
bitstream/han dle/123456789/15270/05%25204%2520bab%25204.pdf%3Fsequence
%3D8%26isAllowed%3D
y&ved=2ahUKEwiZx4_b6L77AhXB5nMBHSONC9oQFnoECBMQAQ&usg=AOvVa
w0RXyo FcJUIaJQJqWrnwCnp
3. Bagaimana analisis saudara dengan data tabel di bawah ini untuk logam Pb dan Cd akibat
limbah Industri transmisi terhadap tanah pemukiman yang dekat dengan Industri tersebut