Anda di halaman 1dari 28

NAMA : IKE NURLIA JATININGSIH

NIM : 2013451012
KELAS : D3 SANITASI REGULER 1
UAS SANITASI INDUSTRI K3

Soal essay SIK3_D3_2022


Seorang pekerja laki-laki berumur 46 tahun telah 10 tahun bekerja di industri pengecoran logam,
berbeda dengan Amir, usia 38 tahun bekerja di industri tepung tapioka selama 5 tahun, Asri yang
berkerja di pabrik pengepakan dan pengawetan ikan basah, serta Ari usia 28 tahun bekerja di pabrik
batubara dan pabrik semen selama 10 tahun. Dan Rudi bekerja di pabrik garmen. Diawal bekerja
kondisi mereka belum di ketahui secara resmi sehat atau punya penyakit bawaan sebelum bekerja.
Namun keluhan terjadi, seperti: sesak nafas, nyeri sendi dan nyeri tulang, sulit tidur, berat badan
menurun, ada bercak bercak diparu setelah dilakukan scan_T dan Rontgen, sering pusing-pusing,
batuk-batuk.
Pertanyaan;
1. Bagaimana peran P2K3, ahli K3 di struktur organisasi industri dan home industri!( Masing-
masing tulis sumber kutipan dan daftar Pustaka)
JAWAB :
PERAN WEWENANG

Ketua 1. Memimpin semua rapat pleno


P2K3 ataupun menunjuk anggota
untuk memimpin rapat pleno.
2. Menentukan langkah dan
kebijakan demi tercapainya
pelaksanaan program-program
P2K3.
3. Mempertanggung-jawabkan
pelaksanaan K3 di Perusahaan ke
Disnakertrans Kabupaten/Kota
setempat melalui Pimpinan
Perusahaan.
4. Mempertanggung-jawabkan
program-program P2K3 dan
pelaksanaannya kepada Direksi.
5. Mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaannya program-program
K3 di Perusahaan

Sekretaris 1. Membuat undangan rapat dan


notulen.
2. Mengelola administrasi surat-surat
P2K3.
3. Mencatat data-data yang
berhubungan dengan K3.
4. Memberikan bantuan/saran-saran
yang diperlukan oleh seksi-seksi
demi suksesnya program-program
K3.
5. Membuat laporan ke
Disnakertrans setempat maupun
instansi lain yang bersangkutan
dengan kondisi dan tindakan
bahaya di tempat kerja.
Anggota 1. Melaksanakan program-program
yang telah ditetapkan sesuai
dengan seksi masing-masing.
2. Melaporkan kepada Ketua atas
kegiatan yang telah dilaksanakan.

SUMBER: https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09/struktur-
susunan-tugas-p2k3-panitia.html

2. Sebutkan metode-metode identifikasi bahaya dan penggunaanya masing-masing metode


tersebut! (Masing-masing tulis sumber kutipan dan daftar Pustaka)
JAWAB :

1) Preliminary Hazard Analysis (PHA) atau analisis bahaya awal, merupakan suatu sistem
atau metode yang biasanya digunakan untuk menjelaskan dengan teknik kualitatif untuk
mengidentifikasi bahaya pada tahap awal dalam proses desain. Prinsip dari PHA, untuk
mengidentifikasi bahaya yang mungkin akan berkembang menjadi kecelakaan. Ini
dilakukan dengan menimbulkan situasi atau proses yang tidak direncanakan. Ini penting
untuk melakukan pengenalan bahaya dari awal yang bertujuan untuk
mengimplementasikan tindakan korektif pada proses desain.
2) Hazard Operability Study (HAZOPS) , merupakan metode yang digunakan industri untuk
mengidentifikasi bahaya pada tahap desain yang direkayasa. Tujuannya untuk
menganalisis bagian sistem satu per satu dan menjelaskan bagaimana kondisi yang ideal
untuk suatu sistem dapat Langkah awal dilakukan dengan mendapatkan tinjauan dari
sistem berupa gambar teknis atau informasi lain dari sistem tersebut.
3) Risk Based Inspection (RBI ), yakni penilaian risiko dan manajemen proses yang
difokuskan pada kegagalan peralatan karena kerusakan material. Fokus RBI adalah
penilaian risiko yang berkaitan dengan pengoperasian peralatan. RBI dapat memberikan
masukan kepada manajemen untuk merencanakan jadwal inspeksi dan pemeliharaan
peralatan termasuk penganggaran biayanya.
4) What-If merupakan metode membantu bahaya awal untuk meninjau kembali desain
dengan menanyakan permintaan pertanyaan awal yaitu bagaimana-jika atau bagaimana-
jika. Analisis ini merupakan bagian dari daftar periksa cara, yang kemungkinan
merupakan metode bantuan bahaya tertua.
5) Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) atau analisis pola kegagalan dan akibat, yaitu
metode untuk mengidentifikasi bahaya yang melibatkan analisis modus
kegagalan. Seperti apa penyebabnya dan bagaimana dampaknya, serta kritikalitas dari
kegagalan. Tujuan dari FMEA adalah untuk mengidentifikasi kegagalan yang memiliki
dampak yang tidak diinginkan pada sistem operasi.
6) Fault Tree Analysis (FTA) dan Event Tree Analysis (ETA) merupakan diagram logika
yang digunakan untuk merepresentasikan dampak masing-masing dari suatu peristiwa
dan penyebab dari suatu peristiwa. Diagram ini juga menyatakan ilustrasi bebas dari
rangkaian potensi kegagalan peralatan atau kesalahan manusia yang dapat menimbulkan
kerugian. FTA bersifat deduktif yang dilakukan dengan memunculkan akibat untuk
mencari sebab. Sedangkan ETA bersifat induktif yang dilakukan dengan menampilkan
sebab (kejadian awal) untuk mencari akibat (kejadian akhir).
7) Penilaian Risiko Kualitatif merupakan pendekatan nilai terhadap risiko suatu sistem
dengan memberikan skor kualitatif, seperti iya atau tidak, lalu baik atau buruk terhadap
faktor kemungkinan dan akibat kegagalan dari suatu kejadian (Wachyudi, 2010).
8) Penilaian Risiko Semi-kuantitatif merupakan pengembangan penilain risiko dengan
menggunakan suatu pemodelan untuk kejadian tertentu. Tujuannya untuk
mendapatkan rate event. Dengan pemodelan ini, akan menghasilkan akurasi data
berdasarkan informasi awal yang diolah dengan mempertimbangkan parameter-
parameter yang ada.
9) Penilaian Risiko Kuantitatif merupakan penilaian penuh dengan melakukan pemodelan
pada semua kejadian, sehingga kemungkinan dampak dari suatu kegagalan dapat
diketahui secara numerik. Dari sini akan didapati tingkat risiko yang cukup akurat.
SUMBER:https://petrotrainingasia.com/berikut-beberapa-metode-identifikasi-
bahaya-yang-dapat-digunakan/

3. Jelaskan bgaimana cara dan Langkah -langkah melakukan identifikasi bahaya untuk:
a. Pengecoran logam

JAWAB:
Bahaya Identifikasi bahaya

1.      Bahaya dari penggunaan bahan zat 1. Pelindung mata


kimia seperti debu silica, debu dan asap
            Mata harus terlindung dari panas,
metal, carbon monoksida, dan senyawa sinar yang menyilaukan dan debu.
kimia lain yang dilibatkan dalam proses.
Berbagai jenis kacamata pengaman
mempunyai kegunaan yang berbeda.
2.      Bahaya dari faktor fisika di Kacamata debu berguna melindungi
lingkungan kerja, seperti kebisingan, mata dari bahaya debu, bram (tatal) pada
getaran, dan iklim panas. saat menggerinda, memahat dan
mengebor.
2. Alat pelindung kepala
Topi adalah alat pelindung kepala secara
umum, bila kita bekerja pada mesin-
mesin yang
berputar, topi melindungi terpuntirnya
rambut oleh putaran mesin bor atau
rambut terkena
percikan api pada saat mengelas.
3. Pelindung hidung dan mulut
 Ditempat- tempat tertentu dari bagian
bengkel, udara sering dikotori terutama
akibat kimiawi, akibat gas yang terjadi,
akibat semprotan cairan, akibat debu dan
partikel lainnya yang lebih kecil.

4. Alat pelindung tangan

Alat pelindung tangan (sarung tangan)


terbuat dari bermacam-macam bahan
disesuaikan kebutuhan. Yang sering
dijumpai adalah :
    a.       Sarung tangan kain
Digunakan untuk memperkuat
pegangan. Hendaknya dibiasakan bila
memegang benda yang berminyak,
bagian-bagian mesin atau bahan logam
lainnya
    b.  Sarung tangan asbes
Sarung tangan asbes digunakan terutama
untuk melindungi tangan terhadap
bahaya pembakaran api. Sarung tangan
ini digunakan bila setiap memegang
benda yang panas, seperti pada
pekerjaan mengelas dan pekerjaan
menempa (pande besi).

5. Alat pelindung kaki

Untuk menghindarkan kerusakan kaki


dari tusukan benda tajam, tertimpa
benda yang berat, terbakar oleh zat
kimia, maka sebagai pelindung
digunakan sepatu. Sepatu ini harus
terbuat dari bahan yang disesuaikan
dengan jenis pekerjaan.

6. Pakaian pelindung

Dengan menggunakan pakaian


pelindung yang dibuat dari kulit, maka
pakaian biasa akan terhindar dari
percikan api terutama pada waktu
mengelas dan menempa. Lengan baju
jangan digulung, sebab lengan baju akan
melindungi tangan dari sinar api.

SUMBER: http://fadlyhthokichi.blogspot.com/2016/03/keselamatan-kerja-dibidang.html
b. Batubara
JAWAB:
Bahaya Identifikasi bahaya

Tidak memakai alat pelindung diri Identifikasi bahaya merupkan tahap


Tidak memakai pelindung kepala awal dalam mengembangkan
manajemen risiko K3. Dengan
melakukan identifikasi bahaya kita
dapat melakukan pengelolaan risiko.
Pengamatan merupakan cara sederhana
dalam melakukan identifikasi bahaya.
Tanpa mengenal bahaya, maka risiko
tidak dapat ditentukan sehingga upaya
pencegahan dan pengendalian risiko
tidak dapat dijalankan (ramli, 2010).
SUMBER:
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/viewFile/40306/75676585723
c. Tepung tapioca
d. Pengawetan ikan basah
e. Pabrik garmen
Tulislah metode indentifikasi bahaya yang cocok untuk a-e
Masing-masing tulis sumber kutipan dan daftar Pustaka
(PILIH SATU UNTK 1 MAHASISWA)
4. Buatlah dan gambar denah alur kerja dan alur proses produksi dari soal no 5 (a-e) masing-
masing mahasiswa minimal 1 dan dijelaskan denah-denah tersebut!
JAWAB:
Proses Pengecoran Logam

Proses pengecoran secara garis besar dapat dibedakan dalam proses pengecoran dan proses
percetakan. Pada proses pengeceron tidak digunakan tekanan sewaktu mengisi rongga
cetakan, sedang pada proses pencetakan logam cair ditekan agar mengisi rongga cetakan.
Karena pengisian logam berbeda, cetakan pun berbeda, sehingga pada proses percetakan
cetakan umumnya dibuat dari loga. Pada proses pengecoran cetakan biasanya dibuat dari
pasir meskipun ada kalanya digunakan pula plaster, lempung, keramik atau bahan tahan api
lainnya

PASIR
Ada dua cara pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir. Pembagian dilakukan
berdasarkan jenis pola yang digunakan:
1)      Pola yang dapat digunakan berulang-ulang dan
2)      Pola sekali pakai
Urutan pembahasan proses pengecoran adalah sebagai berikut:
1. Prosedur pembuatan cetakan
2. Pembuatan pola
3. Pasir
4. Inti
5. Peralatan (mekanik)
6. Logam (telah dibahas dalam Bab 3 dan Bab 4)
7. Penuangan dan pembersihan benda cor.

PROSEDUR PEMBUATAN CETAKAN


Cetakan diklasifikasikan berdasarkan bahan yang digunakan:
1. Cetakan pasir basah (green-sand molds)
Cetakan dibuat dari pasir cetak basah. Prosedur pembuatannya dapat dilihat pada gambar 5.2.
1. Cetakan kulit kering (Skin dried mold)
2. Cetakan pasir kering (Dry-sand molds)
Cetakan dibuat dari pasir yang kasar dengan bahan pengikat
1. Cetakan lempung (Loan molds)
2. Cetakan furan (Furan molds)
3. Cetakan CO2
4. Cetakan logam      Cetakan logam terutama digunakan pada proses cetak-tekan (die
casting) logam dengan suhu cair rendah.
5. Cetakan khusus     Cetakan khusus dapat dibuat dari plastic, kertas, kayu semen,
plaster, atau karet.
Proses pembuatan cetakan yang dilakukan di pabrik-pabrik pengecoran dapat di
kelompokkan sebagai berikut:
1. Pembuatan cetakan di meja (Bench molding)
Dilakukan untuk benda cor yang kecil.
1. Pembuatan cetakan di lantai (Floor molding)
Dilakukan untuk benda cor berukuran sedang atau besar
1. Pembuatan cetakan sumuran (pit molding)
2. Pembuatan cetakan dengan mesin (machine molding)
Pembuatan Cetakan
Sebagai contoh akan diuraikan pembuatan roda gigi seperti pada Gambar 5.2 di bawah ini.
Cetakan dibuat dalam rangka cetak (flak) yang terdiri dari dua bagian, bagian atas disebut
kup dan bagian bawah disebut drag. Pak kotak cetak yang terdiri dari tiga bagian, bagian
tengahnya disebut cheek. Kedua bagian kotak cetakan disatukan pada tempat tertentu dengan
lubang dan pin.
Sumber: http://yefrichan.wordpress.com/2010/07/22/proses-manufaktur-pengecoran/
BATU BARA

1) 1.“Tahapan dalam akuntansi pertambangan bisa dihitung dengan lima jari”, gurau
llham sambil mengangkat tangan kirinya.
Tahapan-tahapan tersebut, lanjut Ilham, diawali dengan perusahaan melakukan
eksplorasi. Pada tahapan ini, perusahaan mencari dahulu sumber-sumber mineral
yang layak untuk dapat dieksploitasi secara komersial, yaitu dengan cara melakukan
penyelidikan umum, mengurus surat perizinan dan administrasi kepada pejabat
pemerintahan daerah setempat, melakukan study topografi, geologi, geokimia, dan
geofisik dari interest area serta melakukan proses drilling, trenching dan sampling.
2) Tahapan kedua
adalah tahapan evaluasi. Pada tahapan ini perusahaan harus memperhitungkan secara
teknis dan komersial kemungkinan dari interest area yang dimaksud untuk
ditambang, yaitu dengan cara menghitung dan menilai kualitas cadangan mineral,
meneliti model dan menilai proses penambangan mana yang paling ekonomis dalam
setiap interest area, melakukan survey moda transportasi, infrastruktur, dan studi
pasar dan keuangan.
3) Tahap ketiga
adalah persiapan berbagai infrastruktur dan struktur yang akan memungkinkan
terjadinya proses penambangan, proses delivery hasil tambang ke titik penjualan dan
proses penjualan untuk dapat dilakukan, dimana didalam tahapan ini perusahaan
harus melakukan proses-proses seperti proses pembentukan muka bumi secara
permanen. “konstruksi jalan, jalur pengangkutan dan terowongan, konstruksi fasilitas
pendukung, land clearing, serta pengupasan lapisan tanah pucuk awal dilakukan pada
tahapan ini”, jelas alumni Akuntansi UMM asal Jakarta ini.
SUMBER:https://lab-akuntansi.umm.ac.id/id/berita/mengenal-tahapan-proses-
penambangan-batubara.html

5. Buatlah penilaian risiko dari identifikasi bahaya, penentuan tingkat risiko serta pengendalian
risiko untuk soal no 5 (a-e). (Masing-masing tulis sumber kutipan dan daftar Pustaka)
masing-masing mahasiswa minimal 1
JAWAB :
No Identifikasi Penilaian Pengendalia
Bahaya Risiko saat n Risiko saat
ini ini
Aktivitas Kondisi Kejadian
yang Berbahaya Berbahaya
diamati
1. Land Clearing Pepohonan Bulldozer Moderate 1. Dozer di
( Pembersihan tumbang pada tertimpa lengkapi
Lahan ) saat pembersihan pepohonan dengan
lahan (Land yang tumbang kanopi.
Clearing). pada saat
2. Posisi
pembersihan
mendorong
lahan (land
dozer sejajar
clearing).
dengan
rebahnya
pohon.
3. Apabila
pohon
mempunyai
diameter > 30
cm dengan
ketinggian >10
m harus
menggunakan
alat chaisaw.
Topografi yang Bulldozer High Risk 1. Pengeceka
miring dan tergelincir
n kondisi
terjal. hingga terbalik
pada saat kerja.
pembersihan
2. Tidak
lahan
dikarenakan melakuka
kondisi topografi
n
yang miring kegiatan land
dan terjal.
clearing pada

saat hujan, 1

jam setelah

hujan dan pada

malam

hari.
2. Hauling Top Soil Jalan hauling Dump truck High Risk 1. Pengaturan
longsor dan amblas
desain
operator dump hingga
truck kurang terbalik tambang dan
hati- hati dalam dikarenakan
mengoperasikan kondisi jalan kemiringan
unit. hauling yang tambang .
longsor.
2. Memasanga

n safety line

di tepi jalan

yang

longsor.
3. Loading Material di area Dump truck Moderate 1. Perhatikan
Overburde loading lunak amblas pada
kondisi
n dan mendaki. saat maju
setelah material di
excavator
memuat area loading
overburden ke terlebih
vessel dump
truck. dahulu.

2. Pemisaha

n material

keras dan

material

lunak.
Jarak antara Bucket Moderate 1. Jaga
dump truck excavator jarak dump
dengan alat mengenai
truck
loading vessel dump
(excavator) truck HD pada dengan alat
terlalu dekat. saat loading
loading.
overburden,
karena jarak 2. Pastika
antara dump n klakson
truck dengan
pada excavator
alat loading
(excavator)
terlalu dekat. berfungsi

dengan

baik.

3. Jika
dump truck
HD akan

mundur,

pastikan

setelah ada

kode (aba-

aba) dari alat

loading.

4. Program safety

operation unit.
4. Hauling Muatan dump Material Low 1. Pastika
Overburde truck melebihi overburden n muatan
n kapasitas, jatuh mengenai
dump truck
dimana kondisi unit lain karena
jalan hauling muatan dump tidak
mendaki dan truck yang
berlebihan.
bergelombang melebihi
kapasitas serta 2. Pada saat di
kondisi jalan
yang mendaki tikungan
dan uasahakan
bergelombang
tidak

berselisihan

atau memberi

kesempatan

bagi dump

truck
bermuatan

untuk lewat

terlebih

dahulu.
Jalan hauling Dump truck High Risk 1. Tidak
licin, material di tergelincir mengoperasika
tepi jalan lunak dan hilang n unit terlalu
dan dump truck kendali ke tepi jalan
terlalu sehingga dan
ke tepi karena terperosok berhenti terlebih
karena
ingin memberi ingin memberi dahulu untuk
kesempatan kesempatan memberi
bagi dump bagi DT kesempatan
truck bermuatan bagi dump
bermuatan yang akan truck
yang melewati melewati jalan bermuatan
jalan tersebut. tersebut, yang akan
sementara melewati jalan
kondisi jalan tersebut.
licin, material 2. Kecepatan
di tepi jalan unit 40 km/jam
lunak serta sesuai dengan
dump truck SOP PT. KIM
terlalu ke tepi. 3. Gunakan
seat belt.
Banyaknya alat Dump truck High Risk 1. Pemasangan
berat yang lewat bersenggolan
rambu-rambu
di persimpangan karena
jalan hauling. banyaknya alat di jalan
berat yang
lewat di hauling.
persimpangan 2. Gunakan
jalan hauling
ketika hauling seat belt dan
overburden klakson unit.
dan ketika
dump truck 3. Kecepatan
menuju front
unit 40 km/jam
loading di pit
tambang. sesuai dengan

SOP PT. KIM.


Jalan Hauling Dump truck Moderate 1. Intensifika
bergelombang terbalik pada
si
saat hauling
overburden komunikasi.
karena kondisi
2. Maintenanc
jalan yang
bergelombang e jalan oleh

motor grader/

bulldozer.
Banyaknya debu Dump Truck Moderate 1. Nyalakan
di jalan hauling menabrak lampu
sehingga jarak safety berm rotary,
pandang terbatas karena lampu besar
banyaknya dan
debu di jalan gunakan
hauling seat
sehingga jarak belt.
pandang 2. Kecepatan
terbatas. unit 40 km/jam
sesuai dengan
SOP
3. Penyirama
n jalan
dengan
water truck.
5. Maintenance Adanya Bulldozer Moderate 1. Intensifika
jalan hauling dump truck tertabrak atau
si
oleh yang tersenggol oleh
bulldozer melewati dump truck komunikasi.
jalan hauling yang melewati
2. Prioritaskan
jalan tersebut
pada aktivitas dump truck
maintenance
jalan hauling bermuatan

untuk

menggunakan
jalan tersebut.
6. Loading Jarak antar Dump truck Moderate 1. Posisikan
batubara di pit dump truck bersenggolan unit dengan
tambang terlalu dekat ketika akan benar.
(kurang dari 2,5 manuver 2. Jaga
meter) mundur kearah jarak antar
alat loading dump
truck
minimal
2,5 meter
sesuai
dengan
SOP PT.
KIM
Posisi Vessel dump High Risk 1. Posisikan
excavator truck menabrak
excavator
miring dan kaca cabin
tidak memiliki bagian depan dengan benar
tanggul di excavator pada
depannya. saat manuver serta
mundur karena pemberian
posisi tanggul di
excavator
depan
miring dan
tidak memiliki excavator.
tanggul di
2. Gunakan
depannya.
klakson

dump truck

sebelum

manuver mudur.
Banyaknya debu di Gangguan Moderate 1. Tutup
pit tambang pada pernafasan dan
kaca cabin
saat loading iritasi pada
batubara, mata karena unit.
sementara kaca kaca cabin
2. Gunaka
cabin dump truck dump truck
terbuka. terbuka,dan n masker
banyaknya dan kaca
debu di pit
tambang pada mata safety.
saat loading
batubara.
7. Hauling Jarak beriringan Dump truck di High Risk 1. Jarak
batubara antar dump truck depan tiba- beriringan
menuju terlalu dekat tiba mundur minimal 15
stockpile dan menabrak meter sesuai
dump truck di dengan SOP
belakangnya PT. KIM
karena jarak
2. Intensifika
beriringan
si
antar dump
komunikasi
truck terlalu
dekat 3. Gunakan
klakson
unit.
Banyaknya debu di Dump truck Moderate 1. Kecepatan
jalan hauling menabrak unit 40 km/jam
sehingga jarak safety berm sesuai SOP PT.
pandang terbatas. karena KIM.
banyaknya
2. Nyalakan
debu di jalan
lampu rotary,
hauling
lampu besar dan
sehingga jarak
gunakan seat
pandang
belt.
terbatas.
3. Penyirama
n jalan
Jalan hauling Dump truck Moderate 1. Gunakan gigi
bergelombang dan terbalik terendah pada
menurun. karena jalan saat tanjakan
hauling atau turunan.
bergelomban
2. Maintenanc
g dan
e jalan oleh
menurun.
motor grader
atau bulldozer.
Jalan hauling licin Dump truck High Risk 1. Kecepatan
dan material jalan tergelincir unit 40 km/jam
yang lunak karena dan hilang sesuai
kendali dengan SOP PT.
pada malam sehingga KIM.
harinya menyenggol
2. Gunakan
hujan. crane truck
seat belt.
yang sedang
amblas.
8. Loading Operator dump Operator dump Moderate 1. Berdiri jauh
batubara di truck berdiri di truck tertimpa dari unit yang
stockpile untuk dekat dump batubara pada sedangberopera
di pasarkan (di truck saat saat loading si.
jual) loading batubara ke
2. Gunakan
batubara. dump truck.
APD (helm,
masker
,kacamat
a safety).
Jarak antar dump Dump truck Moderate 1. Posisikan
truck terlalu bersenggolan unit dengan
dekat. ketika maju ke benar.
arah alat
2. Jaga jarak
loading.
antar Dump
Truckminimal
2,5 meter
(sesuai SOP
PT. KIM)
Sumber :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
ejournal.unp.ac.id/index.php/mi
ning/article/download/5287/4172&ved=2ahUKEwi3wobhxL77AhXeyHMBHdXJB
a0QFnoECC YQAQ&usg=AOvVaw1IegAW4Yhr3Bi9eBg31zWm

6. Tulislah tahapan-tahapan pengendalian Bahaya dan K3! Dan contohnya


JAWAB:
Dalam tahap perencanaan, standar OHSAS 18001 memiliki persyaratan untuk
organisasi untuk membangun hirarki kontrol. Selama proses identifikasi bahaya k3,
organisasi perlu mengidentifikasi apakah sudah ada kontrol dalam organisasi dan
apakah kontrol tersebut memadai untuk identifikasi bahaya. Ketika mendefinisikan
kontrol atau membuat perubahan yang sudah ada, organisasi perlu memperhitungkan
hierarki kontrol/pengendalian bahaya.
Hierarki pengendalian bahaya pada dasarnya berarti prioritas dalam pemilihan dan
pelaksanaan pengendalian yang berhubungan dengan bahaya k3. Ada beberapa
kelompok kontrol yang dapat dibentuk untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya
k3, yakni diantaranya:

1. Eliminasi

2. Substitusi

3. Kontrol Teknik / Perancangan

4. Kontrol Administratif

5. Alat Pelindung Diri.

1. Eliminasi – memodifikasi desain untuk menghilangkan bahaya; misalnya,


memperkenalkan perangkat mengangkat mekanik untuk menghilangkan
penanganan bahaya manual;
2. Subtitusi – pengganti bahan kurang berbahaya atau mengurangi energi sistem
(misalnya, menurunkan kekuatan, ampere, tekanan, suhu, dll);
3. Kontrol teknik / Perancangan – menginstal sistem ventilasi, mesin
penjagaan, interlock, dll .;
4. Kontrol administratif – tanda-tanda keselamatan, daerah berbahaya tanda,
tanda-tanda foto-luminescent, tanda untuk trotoar pejalan kaki, peringatan
sirene / lampu, alarm, prosedur keselamatan, inspeksi peralatan, kontrol akses,
sistem yang aman, penandaan, dan izin kerja, dll .;
5. Alat Pelindung Diri (APD) – kacamata safety, perlindungan pendengaran,
pelindung wajah, respirator, dan sarung tangan.
SUMBER :https://isoindonesiacenter.com/hierarki-pengendalian-bahaya-
dalam-ohsas-180012007/

7. Tulislah kemungkinan -kemungkinan “Penyakit Akibat Kerja” yang ditimbulkan


akibat bekerja di soal no 5 (a-e), paparannya dari host, agent, dan environmental dan
disetai gambar organ yang terkena, gambar mikroorganisme, organisme,materi
sebagai pencetusnya!
JAWAB :

1) Penyakit pernapasan pekerja batu Penyakit pernapasan yang biasanya


bara mengenai pekerja pertambangan batu
bara berupa black lung disease. Penyakit
tersebut disebabkan oleh debu batu bara
yang mengendap di paru-paru dan tidak
dapat dihilangkan sehingga
menyebabkan peradangan, fibrosis, dan
pada kasus yang terburuk bisa
menyebabkan necrosis.
2) Silicosis Silicosis disebabkan oleh menghirup
debu yang mengandung silica.
Meskipun banyak upaya dilakukan
untuk mencegah silicosis namun ini
masih mengenai jutaan pekerja
pertambangan dan membunuh ribuan
orang setiap tahunnya.

Silicosis dapat menyebabkan cacat fisik


permanen. Penelitian terbaru
menemukan bahwa silicosis
berhubungan dengan tuberculosis. Di
Afrika Selatan, tuberculosis
menyebabkan lebih banyak kematian
bagi pekerja pertambangan daripada
kecelakaan kerja.

3) Asbetosis Pekerja yang terkena serat asbes di


pertambangan berisiko menderita
penyakit yang berkaitan dengan asbes.
Berdasarkan data dari WHO, sekitar
125 juta orang didunia terkena
paparan asbestor di tempat kerja.
4) Kehilangan Pendengaran Kehilangan pendengaran merupakan
salah satu penyakit yang banyak
dilaporkan terjadi di pertambangan.
Sebuah survey di India menyebutkan
bahwa pekerja bawah tanah di
pertambangan metal menunjukkan
75% dari mereka mengalami
gangguan pendengaran, dan survey
lainnya menunjukkan 20%-25%
pekerja di pertambangan terbuka
juga menderita gangguan kehilangan
pendengaran.
5) Gangguan otot dan tulang Pekerja pertambangan juga banyak
yang mengalami gangguan pada
bagia otot dan tulang mereka,
misalnya saja radang otot atau iritasi,
sakit punggung, dan lain-lain. Di
kebanyakan negara penyakit yang
berhubungan dengan otot dan tulang
tidak digolongkan sebagai penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaan
sehingga data dan kepedulian
terhadap penyakit tersebut tidak
optimal.
Sumber : https://pakki.org/berita_detail/kenali-dan-waspada-
terhadap-bahaya-bekerja-di- pertambangan

8. Gambar lah soal no 5 (a-e) yang ditimbulkan dari sisi “ Ergonomi” akibat kerja, dan
sebaiknya seperti apa berdasarkan sumber!
JAWAB:
Perancangan alat bantu/ fasilitas kerja yang sesuai dengan kaidah ergonomi
secara umum meliputi tiga tahapan. Tahap pertama yaitu pemilihan sample,
data yang akan diambil, sumber data dan persentil yang akan digunakan. Tahap
kedua adalah mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam
pengambilan data. Selanjutnya dilakukan pengolahan data yang meliputi uji
kecukupan data, kenormalan data, keseragaman data, dan perhitungan persentil.
Tahap ketiga yaitu melakukan analisa terhadap hasil rancangan (Roebuck,
1995).

2. Analisa Karakteristik Sifat Tanah Pencemar dilakukan untuk mengetahui titik tanah
yang paling tinggi tingkat pencemaran di tanah. Analisa dilakukan di 7 titik tanah di
tanah terbuka PT. X yang berdekatan dengan sumber pencemar.
DATA SOAL: Suhu Tanah Adapun suhu tanah tercemar pada tabel 4.1 berikut. Tabel 4. 1.
Suhu tanah pada 7 titik( T1-T7) pengambilan sampel tanah tercemar pada kedalaman 10 cm
dan 40 cm di PT. X

Menurut Kartasapoetra (2005), faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar dan faktor dalam.
Faktor luar yaitu radiasi matahari, awan, curah hujan, angin dan kelembaban udara. Faktor
dalamnya yaitu faktor tanah, struktur tanah, kadar air tanah, kandungan bahan organik, dan
warna tanah.
PERTANYAAN: Lakukan analisis tiap-tiap bagian berdasarkan suhu dan ketebalan akibat
dari Limbah Industri Logam (logamnya minimal (3) , tampilkan contoh tanah dan
karakteristik warna tanah yang tercemar oleh logam dari limbah industri tersebut
JAWAB :

 Karakteristik Tanah Tercemar di PT. X Analisa Karakteristik Sifat Tanah


Pencemar dilakukan untuk mengetahui titik tanah yang paling tinggi tingkat
pencemaran hidrokarbonnya sebelum tanah tersebut digunakan pada reaktor
penelitian. Analisa dilakukan di 7 titik tanah di tanah terbuka PT. X yang
berdekatan dengan sumber pencemar

 Suhu tanah pada 7 titik pengambilan sampel tanah tercemar pada kedalaman 10
cm dan 40 cm di PT. X Yogyakarta
Sumber :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://dspace.uii.ac.id/
bitstream/han dle/123456789/15270/05%25204%2520bab%25204.pdf%3Fsequence
%3D8%26isAllowed%3D
y&ved=2ahUKEwiZx4_b6L77AhXB5nMBHSONC9oQFnoECBMQAQ&usg=AOvVa
w0RXyo FcJUIaJQJqWrnwCnp

3. Bagaimana analisis saudara dengan data tabel di bawah ini untuk logam Pb dan Cd akibat
limbah Industri transmisi terhadap tanah pemukiman yang dekat dengan Industri tersebut

a. Analisis/pembahasan ditinjau dari Keselamatan Lingkungan Mikroorganisme tanah,


dikaitkan dengan suhu dan kelembaban tanah.
JAWAB :
 pH Tanah
Selama perlakuan, terjadi perubahan nilai pH potensial tanah dari hari ke 0
hingga hari ke 30 perlakuan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pH
tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+
dan ion OH- ,mineral tanah, air hujan, dan bahan induk (Foth,1994). Pada
hari ke 3, 15 dan 30 terjadi perubahan nilai pH. Reaktor kontrol memiliki
nilai pH yang paling rendah, dan tidak mencapai kisaran nilai pH optimum
(6-8) pada awal perlakuan. Pengaruh penambahan bahan organik terhadap
pH tanah dapat menurunkan jika bahan organik yang diberikan belum
masak atau bahan organik yang masih mengalami proses dekomposisi,
biasanya akan menyebabkan penurunan pH tanah, karena selama proses
dekomposisi akan melepaskan asam-asam organik yang menyebabkan
menurunnya pH tanah.
 Suhu tanah
Tingkat aktivitas optimum dari organisme tanah adalah suhu 18° 30°.
Sedangkan menurut Stuart (2005), kondisi optimum untuk penguraian
bahan organik berada pada rentang mesofilik yaitu 20-45°C. Jika kurang
dari 10o akan menghambat perkembangan mikroba tanah dan menghambat
penyerapan hara oleh akar tanaman. Sedangkan jika lebih dari 40° makan
mikroba tanah tidak aktif, kecuali mikroorganisme tertentu seperti mikroba
termofilik. Suhu tanah juga menentukan reaksi kimia dan aktivitas
mikroba tanah yang dapat merombak senyawa organik tertentu menjadi
hara. Pada penelitian ini, suhu tanah dalam reaktor sangat dipengaruhi oleh
iklim dan cuaca di lingkungan. Untuk pengambilan semua suhu tanah
selama 30 hari dilakukan pada jam yang sama agar dapat melihat
perbedaan dari suhu udara dan suhu tanah saat pengambilan sampel.

b. Analisis/pembahasan ditinjau dari Keselamatan Lingkungan warga pemukiman tanah,


akibat tercemar Pb dan Cd ditinjau dari:
b.1 dibawah ambang batas
b.2 di atas ambang batas
JAWAB : Dari hasil pengujian kedua parameter logam berat, Pb dan Cd dibawah
baku mutu pada pengujian awal, serta terjadi penurunan konsentrasi Pb dan Cd pada
pengujian akhir. Penurunan Pb untuk reaktor Kontrol, H2,5, K2,5 H5, K5, H10, K10,
H20 dan K20 yaitu 11%; 15%; 10%; 18%; 11%; 23%; 20%; 19%; 22%. Sementara
untuk penurunan Cd untuk reaktor H2,5, K2,5 H5, K5, H10, K10, H20 dan K20 yaitu
4%; 4%; 9%; 8%; 5%; 15%; 7%; 5%; 6%. Menurut Widowati (2008), Timbal (Pb)
pad awalnya adalah logam berat yang terbentuk secara alami. Namun, Timbal (Pb)
juga bisa berasal dari kegiatan manusia bahkan mampu mencapai jumlah 300 kali
lebih banyak dibandingkan Timbal (Pb) alami.

c. Sebutkan Penyakit-penyakit yang kemungkinan disebakan oleh transmisi logam berat


dari limbah Industri yang dekat pemukiman:Pb, Cd, Hg. Ag
JAWAB :
1. Timbal (Pb) dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, makanan, dan
minuman. Accidental poisoning seperti termakannya senyawa timbal dalam
konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan gejala keracunan timbal seperti iritasi
gastrointestinal akut, rasa logam pada mulut, muntah, sakit perut, dan diare
2. Cadmium merupakan logam yang sangat beracun dan bersifat karsinogenik
serta dapat terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Keracunan logam berat
cadmium dapat menyebabkan gangguan abdominal (gangguan perut), broncus
(gangguan paru-paru), cyanosis (warna kebiruan pada kulit akibat kekurangan
oksigen) dan shock
3. Hg (merkuri), Komplikasi Keracunan Merkuri Kondisi ini dapat memengaruhi
fungsi fisik seperti keterampilan motorik. Bahkan, beberapa anak yang
terpapar merkuri pada usia muda juga dapat mengembangkan
ketidakmampuan belajar. Sementara itu, orang dewasa dengan keracunan
merkuri mungkin mengalami kerusakan otak dan ginjal permanen.
4. Perak nitrat toksik terhadap saluran cerna dan sistem saraf. Apabila tertelan
dapat menyebabkan gastroenteritis berat dan bahkan berakhir dengan
kematian.
Sumber :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://dspace.uii.ac.id/
bitstream/han dle/123456789/15270/05%25204%2520bab%25204.pdf%3Fsequence
%3D8%26isAllowed%3D
y&ved=2ahUKEwiZx4_b6L77AhXB5nMBHSONC9oQFnoECBMQAQ&usg=AOv
Vaw0RXyo FcJUIaJQJqWrnwCnp

Anda mungkin juga menyukai