Disusun oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya-lah sehingga kita dapat menyelesaikan Makalah Tentang Lethal
Concentration 50 dan Lethal Dose 50 ini dengan baik. Walaupun sederhana
keadaannya, namun diharapkan agar dapat memberi mamfaat bagi kita semua.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan yang terjadi baik dalam bentuk penulisan kata-kata
maupun kalimat yang kurang baku, maka dari itu saran dan kritik sangat kami
harapkan demi kesempurnaannya makalah ini. Karena kami manusia biasa yang tidak
luput dari kesalahan.
Demikianlah makalah yang kami yang susun ini semoga bermamfaat bagi kita
semua, atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................2
C. Manfaat................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Pengertian Lethal Concentration 50......................................................................3
B. Klasifikasi Lethal Concentration 50......................................................................4
C. Analisis Probit Metode Bosvine-Nash..................................................................5
D. Cara Perhitungan LC 50 dari BSLT......................................................................5
E. Uji Lethal Concentration-50 (Lc50)......................................................................7
F. Pengertian Letal Dose 50 (LD50)..........................................................................8
G. Batasan – Batasan untuk Lethal Dose 50..............................................................9
H. Perhitungan LD 50 dan LC 50..............................................................................9
BAB III PENUTUP.....................................................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan yang besar di dunia yang memiliki wilayah laut sangat
luas, dua pertiganya merupakan wilayah laut, indonesia memiliki sumber daya alam
hayati laut yang besar. Salah satu sumber daya alam tersebut adalah ekosistem
terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut
yang menjadi sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Di dalam ekosistem
terumbu karang bisa hidup lebih dari 300 jenis karang, lebih dari 200 jenis ikan dan
berpuluh-puluh jenis moluska, krustasea, sponge, algae, lamundan biota lainnya .
Brine shrimp lethality test adalah uji pendahuluan suatu senyawa yang memiliki
keuntungan dimana hasil yang diperoleh lebih cepat (24 jam), tidak mahal, mudah
pengerjaannya dari pengujian lanilla. Merupakan Salah satu metode yang murah,
mudah dan sederhana untuk skrining Bioaktivitas. Yang sering diasosiasikan sebagai
uji aktivitas anti tumor dan anti kanker. Metode BST juga digunakan untuk
mendeteksi keberadaan senyawa toksik dalam proses isolasi senyawa dari bahan alam
yang berefek sitotoksik dengan menentukan harga LC50 senyawa aktif. Metode BST
dapat digunakan untuk berbagai sistem uji seperti uji pestisida, mitotoksin, polutan,
anastesik,komponen seperti morfin, karsinogenik dan ketoksikan dari hewan dan
tumbuhan laut serta senyawa beracun dari tumbuhan darat. Efek toksik dapat
diketahui atau diukur dari kematian larva karena pengaruh bahan uji
Senyawa antitumor adalah sitotoksik hal ini berdasarkan pemikiran bahwa efek
farmakologi adalah toksikologi sederhana pada dosis yang rendah dan besar, untuk
itu Brine shrimp lethaly test dapat digunakan sebagai uji pendahuluan senyawa anti
tumor.
Sifat spesifik dan efek suatu paparan secara bersama-sama akan membentuk suatu
hubungan yang lazim disebut sebagai hubungan dosis-respon. Hubungan dosis-
1
respon tersebut merupakan konsep dasar dari toksikologi untuk mempelajari bahan
toksik.
B. Tujuan
Tujuan umum
1. Untuk mengetahui pengertian Lethal Concentration 50 (LC50).
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari Lethal Concentration 50 (LC50).
3. Untuk mengetahui analisis Probit Metode Bosvine-Nash.
4. Untuk mengetahui cara tentang uji lethal concentration-50 (lc50)
5. Untuk mengetahui Cara Perhitungan LC 50 dari BSLT
6. Untuk mengetahui tentang uji toksitas Lethal Concentration 50 (LC50).
7. Untuk mengetahui pengertian Lethal Dosis 50 (LD50)
8. Untuk mengetahui Batasan-Batasan LD50 Menurut Peraturan pemerintah
C. Manfaat
Manfaat dari makalah ini, baik bagi penyusun maupun pembaca dapat menjadi
sarana penambah wawasan serta pengetahuan tentang uji toksitas Lethal
Concentration 50 (LC50) dan Lethal Dosis (LD50).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Suatu konsentrasi mematikan (Lethal Concentration) adalah analisa secara
statistik yang menggunakan uji Whole Effluent Toxicity (WET) untuk menaksir
lethalitas sampel effluen. Test akut digunakan di Wisconsin untuk menaksir kondisi
"akhir dari pipa" (yaitu, effluent yang tidak dilemahkan, sebagai adanya dibebaskan
pada lingkungan). Konsentrasi effluen dimana 50% dari organisme mati selama test
(LC50) digunakan sebagai pemenuhan titik akhir (endpoint) untuk Test Whole
Effluent Toxicity (WET) akut.
Menurut Meyer dkk. (1982) tingkat toksisitas dari ekstrak tanaman dapat
ditentukan dengan melihat harga LC50-nya. Apabila harga LC50 lebih kecil dari
1000 μg/ml dikatakan toksik, sebaliknya apabila harga LC50 lebih besar dari 1000
μg/ml dikatakan tidak toksik. Tingkat toksisitas tersebut akan memberi makna
terhadap potensi aktivitasnya sebagai antitumor. Semakin kecil harga LC50 semakin
toksik suatu senyawa.
4
C. Analisis Probit Metode Bosvine-Nash
Analisis Probit Metode Bosvine-Nash yaitu nilai toksitas (LC 50) dihitung dengan
menggunakan metode analisa Probit Metode Bosvine-Nash (Koestani,
1985).Langkah perhitungan pendugaan nilai LC50 ini dilakukan dengan menghitung :
1. Probit Empirit
2. Probit yang diharapkan
3. Probit yang dikerjakan dan
4. Probit sementara.
5
yang dilakukan. Masukkan hasil rata-rata tersebut ke kolom rata-rata %
mortalitas terkoreksi.
6. Cari nilai probit (probability unit) untuk mortalitas terkoreksi yang didapatkan
dan masukkan ke kolom probit. Mencari nilai probit tinggal mencocokkan
dengan tabel probit di bawah ini, misalnya mortalitas terkoreksi 5,26 jika
dicari nilai probitnya menjadi 5 = 3,36. Dalam tabel probit tidak ada koma-
komaan jadi harus dibulatkan, kalo saya dibulatkan ke bawah, tapi belum
pernah yang mengatakan ketemu apakah harus dibulatkan ke bawah atau ke
atas. (Kalo tahu tolong kasih tahu saya ya, hehe).
7. Jika nilai probit sudah ada, sekarang saatnya untuk membuat grafik hubungan
antara nilai probit mortalitas (sb.y) dan Log10Konsentrasi (sb.x). Langsung
buat dari Ms. Word/Excel aja, lebih simpel. Bisa kan ? Tinggal insert
kemudian pilih chart dan pilih model XY scatter yang pertama. Masukkan
nilai probit di sumbu Y dan nilai log konsentrasi di sumbu X. Hasilnya setelah
dirapihkan dan dikasih nama seperti di bawah ini. (kalo trendline (garis)
belum muncul cuma titik-titik birunya aja, cara memunculkannya klik kanan
pada titik birunya (koordinat) dan add trendline. Jangan lupa untuk
memunculkan persamaan centang Display Equation on Chart.
8. Jika persamaannya sudah ada, tinggal dimasukkan nilai keramat untuk LC 50
adalah nilai 5. Kenapa ? karena nilai lima mewakili 50% nilai probit atau 50%
kematian larva. Carilah nilai X dengan memasukkan nilai 5 ke persamaan
yang didapatkan. Kemudian tentukan LC50 dengan antilog(x) atau 10x.
Sebenarnya menentukan LC50 yang mudah dengan menggunakan perangkat
lunak seperti R, SAS, SPSS.
6
E. Uji Lethal Concentration-50 (Lc50)
Uji toksisitas merupakan uji hayati yang berguna untuk menentukan tingkat
toksisitas dari suatu zat atau bahan pencemar dan digunakan juga untuk pemantauan
rutin suatu limbah. Suatu senyawa kimia dikatakan bersifat racun akut jika senyawa
tersebut dapat menimbulkan efek racun dalam jangka waktu singkat. Suatu senyawa
kimia disebut bersifat racun kronis jika senyawa tersebut dapat menimbulkan efek
racun dalam jangka waktu panjang (karena kontak yang berulang-ulang walaupun
dalam jumlah yang sedikit) (Pradipta 2007).
Toksisitas adalah kuantitas/dosis senyawa tersebut. Sebagian besar senyawa yang
berada dalam bentuk murninya memiliki sifat racun (toksik). Sebagai contohnya
adalah senyawa oksigen yang berada pada tekanan parsial 2 atm adalah bersifat
toksik. Konsentrasi oksigen yang terlalu tinggi dapat merusak sel (Pradipta 2007).
Untuk mengetahui nilai LC-50 digunakan uji static. Ada dua tahapan dalam
penelitian (Rossiana 2006), yaitu:
1. Uji pendahuluan yaitu untuk menentukan batas kritis konsentrasi yaitu
konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian terbesar mendekati 50% dan
kematian terkecil mendekati 50%.
2. Uji lanjutan yaitu setelah diketahui batas kritis, selanjutnya ditentukan
konsentrasi akut berdasarkan seri logaritma konsentrasi yang dimodifikasi
oleh Rochini dkk (1982) diacu dalam Rossiana (2006). Adapun kriteria
toksisitas suatu perairan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria tingkatan nilai toksisitas akut LC50-48 jam pada lingkungan
perairan :
Tingkat Racun Nilai (LC50) (ppm)
Racun Tinggi <1
Racun Sedang >1 dan <100
Racun Rendah >100
Sumber: Wagner dkk (1993) dalam Rossiana (2006).
7
F. Pengertian Letal Dose 50 (LD50)
Lethal Dosis 50 (LD 50) merupakan salah satu rangkaian pengujian limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) yang pengujiannya menggunakan mencit (mus
musculus) sebagai hewan uji.
Definisi Lethal Dosis 50 (LD 50) adalah dosis tertentu yang dinyatakan dalam
miligram berat bahan uji per kilogram berat badan (BB) hewan uji yang
menghasilkan 50 % respon kematian pada populasi hewan uji dalam jangka waktu
tertentu.
Regulasi Pemerintah No.85 Tahun 1999 menyatakan bahwa nilai ambang batas
Lethal Dosis 50 (LD 50) secara oral adalah 15 mg/kg berat badan.
LD50 merupakan dosis yang menyebabkan 50% dari hewan coba mengalami
kematian. Pada percobaan, LD50 nya adalah 317,47 mg/kgBB. Bila dosis yang
digunakan lebih dari dosis tersebut, maka hewan coba akan mengalami kematian
100%. ED50 sendiri merupakan keefektifan suato obat mampu menunjukkan efk
yang diharapkan. Makin besar perbedaan antara LD50 dengan ED50 maka semakin
baik obat tersebut.
Istilah LD50 pertama kali diperkenalkan sebagai indeks oleh Trevan pada
tahun 1927. Pengertian LD50 secara statistik merupakan dosis tunggal derivat suatu
bahan tertentu pada uji toksisitas yang pada kondisi tertentu pula dapat menyebabkan
kematian 50% dari populasi uji (hewan percobaan).
Lethal Dose50 (LD50) adalah Suatu dosis efektif untuk 50% hewan digunakan
karena arah kisaran nilai pada titik tersebut paling menyempit dibanding dengan titik-
titik ekstrim dari kurva dosis-respon. Pada kurva normal sebanyak 68% dari populasi
berada dalam plus-minus nilai 50%.
8
G. Batasan – Batasan untuk Lethal Dose 50
Category LD50 (mg/kg) Category
Extremely Toxic ≤1 Extremely ToxicHighly Toxic 1 – 50 Highly Toxic
Moderately Toxic 51 – 500 Moderately Toxic
Slightly Toxic 501 – 5,000 Slightly Toxic
Practically Non Toxic 5,001 – 15,000 Practically Non Toxic
Relatively Harmless >15,000 Relatively Harmless
H. Perhitungan LD 50 dan LC 50
a. perhitungan LC 50
Regresi linear :
a = - 760,23
b = 298,3
r = 0,9859
Jadi konsentrasi yang dapat mematikan 50% larva nyamuk Aedes aegypti Linn.
adalah konsentrasi 520 ppm.
9
b. perhitungan LD 50
Maka
= 2,055661533
m = antilog 2,055661533
= 113,6741022 mg = 0,11 g
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12