DISUSUN OLEH :
TRIA VITA NINGRUM
P1337420216003
2A
A. Definisi
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai kerusakan
ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan glomerulus filtration rate (GFR)
(Nahas & Levin,2010). CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi dimana
ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan samar (insidius)
dimana kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan
elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009)
B. Manifestasi Klinis
Menurut Brunner & Suddart (2002) setiap sistem tubuh pada gagal ginjal kronis dipengaruhi oleh
kondisi uremia, maka pasien akan menunjukkan sejumlah tanda dan gejala. Keparahan tanda dan
gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, usia pasien dan kondisi yang
mendasari. Tanda dan gejala pasien gagal ginjal kronis adalah sebagai berikut :
a. Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem renin-angiotensin-
aldosteron), pitting edema (kaki,tangan,sakrum), edema periorbital, Friction rub perikardial,
pembesaran vena leher.
b. Manifestasi dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuh,
rambut tipis dan kasar.
c. Manifestasi Pulmoner
Krekels, sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan Kussmaul
d. Manifestasi Gastrointestinal
Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada mulut, anoreksia, mual,muntah, konstipasi
dan diare, pendarahan saluran gastrointestinal
e. Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan tungkai, panas pada telapak
kaki, perubahan perilaku
f. Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop
C. Patofisiologi / Pathways
D. Komplikasi
1. Kelebihan Cairan
Selama ini banyak orang yang beranggapan bahwa banyak minum akan membuat ginjal
sehat. Hal ini ternyata tidak sepenuhnya benar, jika seseorang dengan fungsi ginjal yang
masih baik minum 2-3 liter air dalam sehari memang baik untuk ginjalnya. Tetapi jika
seseorang dalam kondisi memiliki gejala penyakit ginjal minum 5-6 liter dalam sehari, hal
tersebut bisa berbahaya. Karena bisa menyebabkan kadar garam di dalam tubuh berkurang,
dan bisa membuat seseorang lemah atau bahkan kejang-kejang.
Seseorang dengan penyakit ginjal kronis, memiliki dengan pembuangan cairan yang ada di
dalam tubuhnya. Sehingga ketika ia minum air dalam jumlah yang banyak, tidak semua air
yang ia minum keluar dan malah menumpuk di pembuluh darah, dan membuat jantung
menjadi bekerja lebih keras.
2. Hiperkalemia
Komplikasi ini merupakan keadaan di mana kalium yang ada di dalam darah seseorang
tinggi. Kalium yang tinggi ini, akan membuat jantung bekerja dengan tidak sempurna.
Sehingga menyebabkan gangguan pada jantung, yang bisa berujung pada kematian
mendadak. Pada orang dengan gangguan fungsi ginjal kronis, kemampuannya untuk
membuang kalium sangatlah rendah.
Sumber kalium bisa didapatkan dari buah-buahan dan juga sayuran, sehingga dokter
menyarankan kepada orang dengan penyakit ginjak kronis untuk tidak mengonsumsi buah-
buahan dalam jumlah yang banyak.
3. Metabolik Asidosis
Salah satu fungsi ginjal adalah mengatur elektrolit, cairan, dan juga asam basa di dalam
darah. Jika fungsi tersebut terganggu, maka darah akan asam dan pH darah akan turun. Jika
pH darah turun, maka akan membuat pembuluh darah melebar, dan juga kontraksi jantung
menjadi terganggu. Jika hal tersebut tidak dikendalikan, maka akan membawa dampak yang
sangat buruk
6. Anemia
Anemia disebabkan karena kurangnya hormon eritrokosit, sehingga kemampuan sum-sum
tulang untuk membentuk darah juga akan berkurang.
7. Dislipidemia
Gangguan kolesterol ternyata juga bisa mengganggu. Pada orang dengan gangguan ginjal
kronik bisa mengalami kolesterol yang tinggi.
8. Disfungsi Seksual
Untuk seseorang yang berusia muda dan memiliki penyakit ginjal kronis, terutama pria,
terkadang sering merasakan cepat lelah saat melakukan hubungan intim.
E. Klasifikasi
Klasifikasi gagal ginjal kronis berdasarkan derajat (stage) LFG (Laju Filtration Glomerulus)
dimana nilai normalnya adalah 125 ml/min/1,73m2 dengan rumus Kockroft – Gault sebagai
berikut :
2. Pemeriksaan EKG : Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis,
aritmia, dan gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia)
3. Pemeriksaan USG : Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim
ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih serta prostate
4. Pemeriksaan Radiologi : Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography,
Renal Aretriografi dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan rontgen dada,
pemeriksaan rontgen tulang, foto polos abdomen
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terhadap CKD meliputi :
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Pola Napas Berhubungan Dengan Hiperventilasi
B. INTERVENSI / RENCANA KEPERAWATAN
C. IMPLEMENTASI
No Tgl/jam Implementasi Respon Paraf
Dx
Dx 1 11/07/18 Memonitor rata – rata, S : pasien mengatakan
16.10 kedalaman, irama dan usaha sesak nafas
respirasi O : RR 26x/menit
16.15 Mencatat pergerakan dada,amati
kesimetrisan, penggunaan otot S : -
tambahan, retraksi otot O : terlihat ada pergerakan
supraclavicular dan intercostal dinding dada saat pasien
bernafas
Memonitor pola nafas :
16.30 bradipena, takipenia, kussmaul, S : pasien mengatakan sesak
hiperventilasi, cheyne stokes,
nafas
biot
O : RR 26x/menit
Mengauskultasi suara nafas
16.35 pasien
S:-
O : suara nafas pasien
17.00 Memberikan terapi oksigen 3 terdengar
LPM bronkovesikuler
S :-
O : pasien terlihat lebih
nyaman
Dx 1 12/07/16 Memonitor rata – rata, S : pasien mengatakan
15.10 kedalaman, irama dan usaha sesak nafas telah
respirasi berkurang
O : RR 24x/menit
15.15 Mencatat pergerakan dada,amati
kesimetrisan, penggunaan otot S : -
tambahan, retraksi otot O : sudah tidak ada
supraclavicular dan intercostal pergerakan dinding dada
saat pasien bernafas
Memonitor pola nafas :
15.30 bradipena, takipenia, kussmaul,
S : pasien mengatakan sesak
hiperventilasi, cheyne stokes,
biot nafas telah berkurang
O : RR 24x/menit
Mengauskultasi suara nafas
15.35 pasien
S:-
O : suara nafas pasien
terdengar
bronkovesikuler
16.00 Memantau pemberian terapi
oksigen 3 LPM nasal kanul S :-
O : pasien terlihat lebih
nyaman, oksigen masuk
D. EVALUASI