Anda di halaman 1dari 3

8. Dalam hal perkawinan, UU No.12 Tahun 2006 mnganut asas apa?

(misal, asas persamaan derajat dan merujuk kepada psal)


Jawab:

Dalam Undang-Undang Pewarganegaraan Nomor 12 Tahun 2006 mengakomodir asas


Materilineal
Dalam UU no 12 Tahun 2006 terdapat penyempurnaan sebagai berikut :
1. Mengatur mengenai tentang Hak Anak dari Perkawinan Campuran
Dalam Undang-undang No 12 tahun 2006 memuat asas kewarganegaraan universal
dimana anak hasil perkawinan campuran mendapatkan kesempatan untuk menganut
kewarganegaraan ganda terbatas sampai dengan usia 17 tahun dan diberikan
kesempatan lagi sampai usia 18 tahun untuk menentukan kewarganegaraan yang
dipilihnya.
2. Hak Untuk Mendapatkan Kewarganegaraan Indonesia
Berdasarkan UU No 12 tahun 2006, anak yang lahir dari perkawinan seorang wanita
WNI dengan pria WNA, maupun pria WNI dengan seorang wantia WNA mempunyai
kedudukan yang sama, yaitu diakui sebagai warga negara Indonesia. Dan diakui pula
status kewarganegaraan Indonesia berdasarkan anak biologis, anak angkat dan anak
yang lahir di Indonesia.

Dari Segi Perkawinan


Di samping sudut kelahiran, hukum kewarganegaraan juga mengenal dua asas yang
erat kaitannya dengan masalah perkawinan, yaitu asas kesatuan hukum dan asas kesamaan
derajat. Asas kesatuan hukum bertolak dari hakikat suami-istri ataupun ikatan dalam
keluarga. Keluarga merupakan inti masyarakat masyarakat akan sejahtera apabila didukung
oleh keluarga-keluarga yang sehat dan tidak terpecah. Dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat suatu keluarga ataupun suami-istri yang baik perlu mencerminkan adanya
suatu kesatuan yang bulat. Perlu adanya kesatuan dalam keluarga. Guna mendukung
terciptanya kesatuan dalam keluarga, para anggota keluarga harus tunduk pada hukum yang
sama. Dengan kata lain, hal ini akan sangat mendukung terciptanya keharmonisan dan
kesejahteraan dalam keluarga. Oleh karena itu, keluarga atau sepasang suami-istri sebaiknya
mempunyai kewarganegaraan yang sama. Sehingga mereka dengan sendirinya tunduk pada
hukum yang sama.
Selain asas kesatuan hukum, dari segi perkawinan dikenal pula asas kesamaan derajat.
Dalam asas kesamaan derajat ditentukan bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan
berubahnya status kewarganegaraan masing-masing pihak. Baik pihak suami maupun pihak
istri tetap berkewarganegaraan asal. Kewarganegaraan mereka masing-masing tetap sama
seperti sebelum perkawinan berlangsung. Dari sudut kepentingan nasional masing-masing
negara asas persamaan derajat mempunyai aspek yang positif. Asas ini dapat menghindari
terjadinya penyelundupan hukum
Asas Kewarganegaraan Berdasarkan Perkawinan
Selain dilihat dari sisi kelahiran, kewarganegaraan juga dilihat dari sisi perkawinan
yang mencakup asas kesatuan atau kesamaan hukum dan asas persamaan derajat.
Asas kesatuan atau kesamaan hukum itu berdasarkan pada paradigma bahwa suami-
isteri ataupun ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang meniscayakan suasana
sejahtera, sehat, dan tidak terpecah.Jadi, suami-isteri atau keluarga yang baik dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyakatnya harus mencerminkan adanya suatu kesatuan
yang bulat. Dan untuk merealisasikan terciptanya kesatuan dalam keluarga atau suami-isteri,
maka semuanya harus tunduk pada hukum yang sama. Dengan kebersamaan tersebut
sehingga masing-masing tidak terdapat perbedaan yang dapat mengganggu keutuhan dan
kesejahteraan keluarga.
Asas persamaan derajat menyebutkan bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan
perubahan status kewarganegaraan masing-masing pihak.Jadi, baik suami maupun isteri tetap
dangan kewarganegaraan aslinya, sama seperti sebelum mereka dikaitkan oleh pernikahan dan
keduanya memiliki hak untuk memilih kewarganegaraan yang dianutnya.
Selain itu, dalam hukum negara juga mengatur tentang asas warga negara, yaitu pada
UU Nomor 12 Tahun 2006. Hukum negara tersebut membagi asas kewarganegaraan juga
menjadi dua asas atau pedoman, yaitu (1) asas kewarganegaraan umum dan (2) asas
kewarganegaraan khusus.

Bahwa Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN


REPUBLIK INDONESIA menganut beberapa asas-asas yakni sebagai berikut:

1. Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
2. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
ini.
3. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukankan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang.
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.
Undang-undang ini pada dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride)
ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada
anak dalam Undang-undang ini merupakan suatu pengecualian.

Selain asas tersebut di atas, beberapa asas khusus juga menjadi dasar penyusunan Undang-
Undang tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia,
1. Asas kepentingan nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan
kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan
tujuannya sendiri.
2. Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib
memberikan perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam
keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
3. Asas persamaan di dalarn hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan
bahwa setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sarna di dalam
hukum dan pemerintahan.
4. Asas kebenaran substantif adalah prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya
bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
5. Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal
ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama,
golongan, jenis kelamin dan gender.
6. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas yang
dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin,
melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara
pada khususnya.
7. Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal ihwal yang
berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
8. Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau
kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
Bahwa, saat ini adanya desakan-desakan keinginan dari warga negara Indonesia baik
yang berada didalam Negeri maupun yang berada di Luar Negeri, serta Warga Negara
Indonesia sebagai pelaku Perkawinan Campuran (perkawinan antar warga negara) dirasakan
semakin menguat.
Menguatnya desakan diberlakukannya Kewarganegaraan ganda/Dual Citizenship bagi
warga negara Indonesia diakibatkan terbatasnya ruang gerak ekonomi, sosial, politik bagi
WNI serta WNI pelaku perkawinan campuran baik yang tinggal di dalam negeri maupun di
luar negeri.
Bahwa asas kewarganegaraan ius sanguinis; ditambah dengan ius soli terbatas dan
asas kewarganegaraan ganda terbatas sebagaimana juga untuk hal ini telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah no. 2 tahun 2007 adalah dianggap merugikan bagi sebahagian warga
negara Indonesia.
Bahwa guna mewujudkan perubahan/amandement dari Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA dipandang
perlu kiranya untuk memberikan desakan kepada Eksekutif dan Legislatif melalui Forum
Petisi Amandemen UU Nomor 12 Tahun 2006 menuju Kwarganegaraan Ganda bagi WNI.
Keseriusan dalam menyampaikan desakan keinginan Indonesia memberlakukan
kewarganegaraan ganda bagi warganya melalui Petisi ini hendaknya dapat disikapi dengan
bijaksana, agar apa yang telah disampaikan dalam Petisi dan oleh individu Penandatangan
Petisi dapat sampai kepada Legislatif dan Eksekutif dan menjadi Agenda Penting Pembahasan
Amandement undang-Undang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai