Anda di halaman 1dari 26

ELEKTRONIKA

UNIT I

KOMPONEN PASIF

A. Tujuan
1. Mempelajari pengukuran arus, tegangan dan hambatan.
2. Mempelajari cara membaca nilai komponen.
3. Mempelajari kaidah dasar rangkaian listrik; hukum ohm ,kirchof 1 dan 2.
4. Mempelajari rangkaian hambatan seri dan paralel.
5. Mempelajari rangkaian pembagi tegangan dan pembagi arus.
6. Mempelajari hambatan tak linier.
7. Mempelajari kapasitor

B. Alat yang dipakai

No Nama Alat Spesifikasi Jumlah


1 Power Suplay 5V 1
2 Multimeter Analog / digital 3
3 Resistor Ukuran Sesuai kebutuhan 5
4 LDR 1
5 PTC 1
6 NTC 1
7 Potensiometer 1K 1
8 Led Indikator 1
9 Elektrolit kapasitor 4700µ / 50 v 3
10 Switch SPDT / SPDT 2

C. Pendahuluan
1. Resistor

Resistor merupakan komponen pasif yang paling banyak digunakan dalam sebuah
rangkaian.Resistor difungsikan untuk menghambat arus sehingga arus yang mengalir sesuai yang
diperlukan.Resistor tidak memiliki polaritas ( kutub ) tetapi mempunyai karakteristik resistensi ,
toleransi , tegangan kerja atau daya maksimum, koefisien temperature. Ohm yang dilambangkan
dengan symbol Ω sebagai satuan resistor.

Berdasar sifat kerjanya resistor dapat digolongkan :

 Resistor tetap
 Resistor variable
 LDR (light dependent Resistor )
 NTC ( Negative Temperature Coeffisien )
 PTC ( Positive Temperature Coefisien )

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 1


ELEKTRONIKA

Simbol dan bentuk resistor tetap :

Simbol dan bentuk resistor variabel :

Resistor tetap dibuat dengan nilai tertentu dan daya ( watt ) tertentu pula. Nilai yang ada
dipasaran antara lain : 1 ; 1.2 ; 1.5 ; 1.8 ; 2 ; 2.2 ; 2.7 ; 3.3 ; 3.9 ; 4.7 ; 5.6 ; 6.8 ; 8.2 atau kelipatan
sepuluhnya. Daya resistor bervariasi 1/8 ; 1/4; 1/2; 1, 2 ,3 5, 10 dsb.

Nilai resistor ditulis dengan kode angka maupun dilambangkan dengan gelang warna,ada yang
menggunakan empat gelang ataupun lima gelang, bahkan 6 gelang. Setiap warna gelang
melambangkan sebuah angka.

Untuk resistor chip nilai hambatan tertulis dibodinya. Biasanya ditulis dengan tiga angka. Angka
terakhir merupakan pangkat dari 10 sebagai faktor pengali. Lambang R menunjukan satuan
ohm, k menunjukan kilo ohm dan M menunjukkan nilai mega ohm. Sebagai contoh

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 2


ELEKTRONIKA

Tabel warna gelang pada resistor

Tabel angka 5 gelang warna

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 3


ELEKTRONIKA

Selain resistor yang nilainya tetap /fix , ada jenis resistor yang dipengaruhi oleh kondisi
lingkungannya. Diantaranya LDR, NTC dan PTC . NTC dan PTC sering disebut thermistor.
NTC ( Negative Temperature Coefficient ) dan PTC (Positive Temperature Coefficient) adalah
resistor yang dipengaruhi oleh panas. NTC akan berkurang nilai hambatannya apabila suhu
lingkungannya semakin panas, sedangkan PTC akan semakin tinggi nilai hambatannya apabila
suhu lingkungannya semakain panas . Komponen ini sering digunakan untuk pengaman sebuah
rangkaian .
Bentuk dan lambang Thermistor

LDR ( light dependen resistor ) adalah resistor yang dipengaruhi oleh cahaya .Dalam kondisi
gelap nilai hambatannya tinggi sebaliknya, dalan kondisi terang nilai hambatanya turun menjadi
beberapa ohm. Komponen ini sering diaplikasikan sebagai sensor cahaya .
Bentuk dan lambang LDR

Dalam sebuah rangkaian resistor berfungsi untuk mengontrol tegangan maupun arus. Hukum
ohm dan hukum kirchoff menjelaskan hubungan antara arus , tegangan dan hambatan dalam
suatu rangkaian. Hokum Ohm menjelaskan hubungan tegangan arus dan hambatan sedang
Hukum kirchoff menjelaskan arus dalam rangkaian bercabang dan tegangan dalam sitem loop
tertutup.

Bunyi hukum ohm :“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau
Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan
kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.

Secara matematis dapat dijabarkan :

𝑉
I= atau V= I.R
𝑅

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 4


ELEKTRONIKA

Dimana : I = Ampere ( A )

V= Volt ( V )

R= Ohm ( Ω )

Dari rumusan ini dapat dipahami dalan rangkaian dimana tegangan tetap maka arus yang
mengalir berbanding terbalik dengan besar hambatan. Hambatan dalam suatu rangkaian dapat
disusun secara seri atau paralel. Hambatan yang disusun seri sering digunakan sebagai pembagi
tegangan. Hambatan yang disusun paralel sering difungsikan sebagai pembagi arus. Hal ini
mengikuti kaidah hukum kirchoff 1 dan hukum kirchoff 2.

Hukum kirchoff 1 :“Arus Total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam suatu
rangkaian listrik sama dengan arus total yang keluar dari titik percabangan tersebut.

Ilustrasi ini menjelaskan beban / hambatan yang disusun secara paralel. Dari penjabaran rumus
diatas dapat dipahami bahwa nilai total hambatan yang disusun paralel adalah :
𝐼
: It= I1+I2+I3 Dimana V= dan Vt = V1=V2=V3
𝑅
1 1 1 1
sehingga = + +
𝑅𝑡 𝑅1 𝑅2 𝑅3
Hokum kirchoff 2 :
"Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabar (E) dan jumlah penurunan potensial sama
dengan nol".
Secara matematis dapat dijabarkan :
E = V1 + V2 + V3
Dari rumusan diatas dapat dijabarkan rumus hambatan yang di susun seri :

E = V1 + V2 + V3

Dimana It=I1=I2=I3 dan V= I R


sehingga Rt= R1 + R2 + R3

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 5


ELEKTRONIKA

2. KAPASITOR

Kapasitor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan electron-


elektron selama waktu yang tidak tertentu. Besarnya kapasitansi dari sebuah kapasitor
dinyatakan dalam farad. Pengertian lain Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat
menyimpan dan melepaskan muatan listrik.
Berdasarkan dielektrikumnya kapasitor dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

1. kapasitor keramik
2. kapasitor film
3. kapasitor elektrolit
4. kapasitor tantalum
5. kapasitor kertas

Berdasarkan polaritas kutup pada elektroda kapasitor dapat dibedakan dalam 2 jenis yaitu .

1. Kapasitor Non-Polar, yaitu kapasitor yang tidak memiliki polaritas pada kedua elektroda.
2. Kapasitor Bi-Polar,yaitu kapasitor yang memiliki polaritas positif dan negatif pada
elektrodanya.
Berdasarkan kapasitas dari suatu kapasitor, maka kapasitor dapat dibedakan dalam 2 jenis.

1. Kapasitor Tetap , yaitu kapasitor yang memiliki kapasitansi tetap dan tidak dapat diubah-ubah.
Pada kategori kapasitor tetap, terdapat 2 jenis kapasitor yang dapat dibedakan berdasarkan
polaritas elektrodanya.
2. Kapasitor Tidak Tetap, yaitu kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah atau
kapasitansinya dapat diatur sesuai keinginan dengan batas maksimal sesuai yang tertera pada
kapasitor tersebut

Lambang dan bentuk kapasitor

Nilai kapasitor menunjukkan berapa coulumb muatan listrik yang mampu disimpan. Pada
kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi tegangan maksimum dan polaritasnya tulis
dengan angka. Misalnya pada kapasitor elco ditulis kapasitansinya sebesar 22uF/25v. Kapasitor
yang ukuran fisiknya kecil ditulis dengan 2 atau 3 angka. Jika hanya ada dua angka satuannya
adalah pF (pico farads). Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 6


ELEKTRONIKA

kapasitansi adalah 47 pF. Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal,
sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali.

3. Multimeter
Yang dimaksud multimeter adalah alat ukur untuk mengukur besaran listrik yaitu tegangan,
arus, hambatan. Jenis Multimeter yaitu Analog dan Digital. Multimeter digital menggunakan
angka digital sehingga begitu melakukan pengukuran Listrik, Nilai yang diinginkan dapat
langsung terbaca , sementara multimeter analog menggunakan jarum skala sehingga perlu
membandingkan jarum ukur dengan skala ukur.

1. Sekrup pengatur jarum


Sekrup ini dapat di putar dengan Obeng atau plat kecil, Sekrup ini berfungsi mengatur
Jarum agar kembali atau tepat pada posisi 0 (Nol) (kalibrasi nol).

 Tombol pengatur nol ohm.


Tombol ini digunakan untuk membuat jarum menunjukkan angka Nol pada saat Saklar
pemilih diposisikan menunjuk Skala ohm. Hubungkan kedua ujung terminal (Ujung
terminal Merah bertemu dengan Ujungterminal Hitam) dan Lihat pada Layar penunjuk,
Jarum akan bergerak ke Kanan (Disitu terdapat angka Nol (0), Putar tombol pengatur Nol
Ohm sampai jarum menunjukkan angka Nol).

 Saklar pemilih.
Saklar ini untuk memilih jenis pengukuran, misalnya saat mengukur tegangan DC,
saklar pemilih harus tepat mengarah pada DCV, begitu seterusnya.Pada setiap bagian
skala pengukuran yang dipilih dengan Saklar Pemilih, terdapat Nilai-nilai yang tertera
pada alat ukur, Misalnya Pada Skala Tegangan AC (tertulis ACV pada alat ukur) tertera
skala 10, 50, 250, dan 750 begitu pula pada Skala Tegangan DC (tertulis DCV pada alat
ukur) tertera skala 0.1 , 0.25 , 2.5 , 10 , dst. Angka ini menunjukkan nilai maksimum
yang dapat diukur.

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 7


ELEKTRONIKA

Pedoman Memilih Skala Pengukuran :

Apabila diketahui perkiraan nilai yang diukur maka dipilih skala diatas nilai pengukuran yang
mendekati, tetapi apabila nilai tidak diketahui dipilih pada skala terbesar.Jika jarum tidak
bergerak maka skala pilih dapat diturunkan sehinga sesuai dengan pengukuran yang dilakukan.

Cara pengukuran diilustrasikan sebagai berikut :

1. Cara mengukur resistor ( ohmmeter )


Pembacaan skala garis nilainya berbeda-beda, hasil pengukuran nilai skala dikalikan nilai
pengali pada skala ohm yang digunakan.

Pada skala gambar terlihat jarum menunjuk pada skala antara 50 dan 60, dengan skala pengali
100k sehingga hasil pengukuran ± 56 x 100k = 5600k = 5M6 Ω

2. Cara pengukuran tegangan

Jarum menunjuk skala antara 2 dan 3 pada garis ke 3 hal ini menunjukkan hasil pengukuran 2.8
untuk skala 10, 13 untuk skala 50, 65 untuk skala 250.

Cara pengukuran Tegangan AC

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 8


ELEKTRONIKA

Jarum menunjuk skala antara 2 dan 3 pada garis ke 3 hal ini menunjukkan hasil pengukuran 2.8
untuk skala 10, 13 untuk skala 50, 65 untuk skala 250, 345 untuk skala 750.

Cara pengukuran Arus DC

Jarum menunjuk skala antara 2 dan 3 pada garis ke 3 hal ini menunjukkan hasil pengukuran
6.5mA untuk skala 25 , 0.65mA untuk skala 2.5, 13 µA untuk skala 50µA ,65 mA untuk skala
250.

Cara pembacaan skala ( skala hitam untuk DC skala merah untuk AC.

Skala 1 skala garis tebal 1 skala garis tipis


10 1 0.2
50 5 1
250 25 5

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 9


ELEKTRONIKA

D. Percobaan
I. Praktek
A. Menetukan Nilai Resistor
1. Siapkan resistor (5 macam ukuran )
2. Lakukan pengamatan pada gelang warna resistor
3. Lakukan pengukuran nilai resistor menggunakan ohmmeter
4. Bandingkan kedua nilai hambatan tersebut

Gambar 1.1 cara mengukur hambatan Resistor


Tabel I..1.
No Pengamatan ( Ω ) Toleransi Pengukuran ( Ω ) Kesimpulan
1

B. Rangkaian Seri
1. Seting multimeter pada ohmmeter 10 k atau 20k
2. Amati nilai hambatan yang tertulis pada badan PTC dan catat dilembar kerja
3. Cara pengukuran rangkaian seri

4. Ukur nilai hambatan total dan catat hasil pengukuran dilembar kerja
5. Ulangi untuk susunan rangkaian seri yang berbeda
6. Lengkapi tabel dilembar kerja.
Tabel I.2.
Pengukuran ( Ω ) Perhitungan ( Ω ) Kesimpulan
No
R1 R2 R3 Rtotal Rtotal = R1 + R3 + R3
1

C. Rangkaian Paralel
1. Seting multimeter pada ohmmeter 10 k atau 20k
2. Amati nilai hambatan yang tertulis pada badan PTC dan catat dilembar kerja
3. Cara pengukuran rangkaian Paralel

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 10


ELEKTRONIKA

4. Ukur nilai hambatan total dan catat hasil pengukuran dilembar kerja
5. Ulangi untuk susunan rangkaian paralel yang berbeda
6. Lengkapi tabel dilembar kerja.
Tabel I.3
Pengukuran ( Ω ) Perhitungan ( Ω ) Kesimpulan
No
R1 R2 R3 Rtotal Rtotal = R1 + R3 + R3
1

D. Rangkaian kombinasi
1. Seting multimeter pada ohmmeter 10 k atau 20k
2. Amati nilai hambatan yang tertulis pada badan PTC dan catat dilembar kerja
3. Cara pengukuran rangkaian kombinasi

4. Ukur nilai hambatan total dan catat hasil pengukuran dilembar kerja
5. Ulangi untuk susunan rangkaian kombinasi yang berbeda
6. Lengkapi tabel dilembar kerja.
Tabel I.4
Pengukuran ( Ω ) Perhitungan ( Ω ) Kesimpulan
No
R1 R2 R3 Rtotal Rtotal = R1 + R3 + R3
1
E. Potensiometer
1. Seting ohmeter pada skala 10x / 2k
2. Cara pengukuran seperti gambar

3. Ukurlah nilai hambatan antara kaki tengah dan salah satu kaki pinggir
4. Putar pemutar kekanan dan kiri amati nilai resistor di ohm meter
5. Ulangi untuk pasangan kaki yang lain
6. Jelaskan kerja Potensiometer dan tulis di lembar kerja.

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 11


ELEKTRONIKA

F. LDR ( Light Dependence Resistor )


1. Seting ohm meter pada skala 10 k atau 2M
2. Cara pengukuran LDR

3. Ukurlah nilai hambatan LDR pada cahaya ruang.


4. Sinari badan LDR menggunakan lampu sehingga cahaya lampu maximal.
5. Amati perubahan nilai resistornya.
6. Tutup badan LDR sehingga cahaya minimal dan ukur nilai resistornya.
7. Jelaskan pengaruh cahaya terhadap nilai hambatan LDR dan tulis dilembar kerja.
Tabel I.5 LDR

Hambatan ( Ω )
No
Cahaya ruang Cahaya lampu Ditutup
1

G. NTC ( Negative Temperature Cooefficient )


1. Seting multimeter pada ohmmeter 10 k atau 20k
2. Amati nilai hambatan yang tertulis pada badan NTC dan catat dilembar kerja.
3. Cara pengukuran NTC

4. Ukur nilai hambatan pada suhu kamar


5. Panaskan dengan pemanas badan dari NTC
6. Amati perubahan nilai hambatan
7. Jelaskan pengaruh suhu terhadap nilai hambatan NTC

Tabel I.6 NTC

Hambatan ( Ω )
No
Tertulis Suhu ruang Setelah dipanasi
1

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 12


ELEKTRONIKA

H. PTC ( Positive Temperature Cooefficient )


1. Seting multimeter pada ohmmeter 10 k atau 20k
2. Amati nilai hambatan yang tertulis pada badan PTC dan catat dilembar kerja
3. Cara pengukuran PTC

4. Ukur nilai hambatan pada suhu kamar dan catat dilembar kerja
5. Panaskan dengan pemanas badan dari NTC
6. Amati perubahan nilai hambatan
7. Jelaskan hubungan perubahan suhu dan nilai hambatan PTC , tulis dilembar kerja.

Tabel I.7 PTC

Hambatan ( Ω )
No
Tertulis Suhu ruang Setelah dipanasi
1

I. Kapasitor
1. Buat rangkaian seperti gambar:

2. Posisikan sw1dan sw2 dalam kondisi terbuka kemudian hidupkan power suplay.
3. Hidupkan sw1 beberapa saat, kemudian matikan.
4. Hidupkan sw2 amati lama nyala led.
5. Ganti dengan nilai kapasitor yang lain dan ulangi langkah 2 – 4 diatas
6. Jelaskan hubungan nilai kapasitor dengan lama nyala led

Tabel I.9

Nilai kapasitor Lama nyala led


µF det
1

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 13


ELEKTRONIKA

II. Simulasi Rangkaian


A. Hukum ohm
1. Susun rangkaian sesuai gambar untuk melakukan pengukuran arus

2. Hidupkan power suplay dan lakukan pengukuran arus Is


3. Catat hasil pengukuran di lembar kerja
4. Matikan power suplay dan ulangi dengan resistor yang lainnya
5. Catat hasil dilembar kerja.

Tabel II.1 Hukum Ohm

No Resistor (Ω ) Vs (Volt) Is (mA) Daya P= Vs x It (watt )


1

B. Rangkaian pembagi tegangan


1. Susun rangkaian sesuai gambar untuk melakukan pengukuran.

2. Ukur nilai resistor total menggunakan ohmmeter


3. Hidupkan power suplay
4. Lakukan pengukuran tegangan It,Vs, VR1, VR2, VR3 secara bergantian
5. Catat hasil pengukuran pada lembar kerja
6. Setelah selesai melakukan pengukuran matikan power suplay.
7. Ulangi langkah diatas dengan kombinasi resistor yang lain
8. Lengkapi tabel dilembar kerja

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 14


ELEKTRONIKA

Tabel II.2 Pembagi tegangan

Terukur Rumus Tegangan Arus


No R1 R2 R3 Rt Rt Vs VR1 VR2 VR3 VR1+VR2+VR3 Is
Ω Ω Ω Ω Ω Volt volt volt volt volt mA
1

C. Rangkaian pembagi arus


1. Susun rangkaian sesuai gambar .

2. Ukur nilai resistor total menggunakan ohmmeter


3. Hidupkan power suplay
4. Lakukan pengukuran arus It, IR1, IR2, IR3 secara bergantian
5. Catat hasil pengukuran pada lembar kerja
6. Setelah selesai melakukan pengukuran matikan power suplay
7. Ulangi langkah diatas dengan resistor yang lain
8. Lengkapi tabel dilembar kerja

Tabel II.3 Pembagi Arus

Terukur Rumus Teg Arus


No R1 R2 R3 Rt Rt Vs Is IR1 IR2 IR3 IR1+IR2+IR3
Ω Ω Ω Ω Ω Volt mA mA mA mA mA
1

D. Rangkaian pembagi arus dan tegangan


1. Susun rangkaian sesuai gambar .

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 15


ELEKTRONIKA

2. Lakukan pengukuran hambatan total


3. Hidupkan power suplay
4. Lakukan pengukuran It, IR2, IR3 ,secara bergantian
5. Lakukan pengukuran VR1 ( Tegangan setelah melalui R1 )
6. Setelah selesai melakukan pengukuran matikan power suplay
7. Lengkapi tabel dilembar kerja

Tabel II.4 Rangkaian kombinasi

Resistor Arus Tegangan


No R1 R2 R3 It IR2 IR3 VR1
Ω Ω Ω mA mA mA V
1
E. Rangkaian pengatur arus
1. Susun rangkaian sesuai gambar .

2. Hidupkan power suplay


3. Putar / atur potensiometer untuk mengatur nilai hambatan Pot.tiap 10 %
4. Amati Perubahan arus dan tegangan Io, V1, V2, catat dilembar kerja
5. Buat diagramnya
6. Ulangi untuk rangkaian berikut :

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 16


ELEKTRONIKA

7. Ulangi lagi untuk rangkaian berikut

F. Pengisian dan pengosongan kapasitor


1. Susun rangkaian sesuai gambar .

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 17


ELEKTRONIKA

2. Matikan switch 1 dan switch 2.


3. Hidupkan power suplay.
4. Hidupkan switch 1 dan amati aliran arus dan tegangan.
5. Setelah tidak adaarus yang mengalir , matikan switch 1, dan hidupkan switch 2.
6. Amati yang terjadi pada lampu.
7. Ulang langkah diatas dengan menambah secara parallel kapasitor.
8. Ulang langkah diatas dengan menambah secara seri kapasitor.
9. Tulis kesimpulan anda di lembar kerja

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 18


ELEKTRONIKA

Lembar kerja Praktek


1/3
Komponen Pasif

Tabel I.1 Hambatan

No Pengamatan ( Ω ) Toleransi Pengukuran ( Ω ) Kesimpulan


1
2
3
4
5

Tabel I.2 Seri

Terukur Perhitungan
No R1 R2 R3 Rt Rt= R1+R2+R3
Ω Ω Ω Ω Ω
1
2
3
4
5

Tabel I.3 Paralel

Terukur Perhitungan
No R1 R2 R3 Rt 1 1 1
Rt= 1/{𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3}
Ω Ω Ω Ω
1
2
3
4
5

Nama :
Hari / Tanggal Instruktur

NIM :

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 19


ELEKTRONIKA

Lembar kerja Praktek


2/3
Komponen Pasif

Tabel 1.4 Seri – Paralel


Terukur Rumus
No R1 R2 R3 Rt 1 1
R2-3= 1/{𝑅1 + 𝑅2} Rt= R1 + R2-3
Ω Ω Ω Ω
1
2
3
4
5

Tabel 1.5 Potensiometer

Kerja potensiometer :

Tabel 1.6 LDR

Hambatan ( Ω )
No
Cahaya ruang Cahaya lampu Ditutup
1
2
3
4
5

Hari / Tanggal Nama : Instruktur

NIM :

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 20


ELEKTRONIKA

Lembar kerja Praktek


3/3
Komponen Pasif

Tabel 1.7 NTC

Hambatan ( Ω )
No
Suhu ruang Dipegang tangan ( suhu badan ) Dipanasi selama 1 menit dengan soldier
1
2
3
4
5

Tabel 1.8 PTC

Hambatan ( Ω )
No
Suhu ruang Dipegang tangan ( suhu badan ) Dipanasi selama 1 menit dengan soldier
1
2
3
4
5

Tabel I.9
Nilai kapasitor Lama nyala led
µF det
1

Hari / Tanggal Nama : Instruktur

NIM :

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 21


ELEKTRONIKA

Lembar kerja simulasi


1/3
Komponen Pasif

Tabel II.1 Hukum ohm

N Resistor Vs Arus ( Is ) Daya P= Vs x Is


o Ω Volt mA (watt )
1 470 5 10.6 53
2 1200 5 4.17 20.85
3 180 5 27.8 139
4 1200 5 4.17 20.85
5 3900 5 1.28 6.4

Tabel II.2 Rangkian Seri

Terukur Rumus Tegangan Arus


No VR1+VR2+
R1 R2 R3 Rt Rt Vs VR1 VR2 VR3 VR3 VA Is
Ω Ω Ω Ω Ω Volt volt volt volt volt volt mA
47 18 18 R1+R2 +3.2 +0.4 5
1 1K2 5 +1.27 +3.73 +2.70
0 0 50 +R3 4 9
18 3K 52 R1+R2 +1.1 +3.6 5
2 1K2 5 +0.17 +4.83 +0.95
0 9 80 +R3 4 9
18 1K 18 R1+R2 +1.2 +3.2 5
3 470 5 +0.49 +4.51 +2.70
0 2 50 +R3 7 4

Tabel II.3 Rangkian Paralel


Terukur Rumus Teg Arus
No R1 R2 RtR3 Rt Vs Is IR1 IR2 IR3 IR1+IR2+IR3
Ω Ω Ω Ω Ω Volt mA mA mA mA mA
117 +42. +10. +4.1 +27.
1 470 1K2 180 5 42.83
.4 6 86 7 8
150 +33. +27. +4.1 +1.2
2 180 1K2 3K9 5 33.25
.4 2 8 7 8
117 +42. +27. +10. +4.1
3 180 470 1K2 5 42.83
.4 6 8 6 7

Hari / Tanggal Nama : Instruktur

NIM :

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 22


ELEKTRONIKA

Lembar kerja Simulasi


2/3
Komponen Pasif

Tabel II.4 Rangkaian kombinasi


Resistor Arus Tegangan
No R1 R2 R3 It IR2 IR3 VR1
Ω Ω Ω mA mA mA V
1
2
3
4
5

Tabel II.5a
Potensiomete
V1 V2 It IR1 Io VR1
r
Ω Ω mA mA mA V
%
1 20
2 40
3 60
4 80
5 100

Tabel II.5b
Potensiomete
V1 V2 It IR1 Io VR1
r
Ω Ω mA mA mA V
%
1 20
2 40
3 60
4 80
5 100

Tabel II.5b
Potensiomete
V1 V2 It IR1 Io VR1
r
Ω Ω mA mA mA V
%
1 20
2 40
3 60

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 23


ELEKTRONIKA

4 80
5 100

Hari / Tanggal Nama : Instruktur

NIM :

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 24


ELEKTRONIKA

Lembar kerja
3/3
Komponen Pasif

Nilai kapasitor Lama nyala led


µF det
1
2
3
4
5

Hari / Tanggal Nama : Instruktur

NIM :

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 25


ELEKTRONIKA

LABORATORIUM OTOMASI SV UGM Page 26

Anda mungkin juga menyukai