Anda di halaman 1dari 22

REFERAT APRIL 2019

“Benign Necrotizing Otitis Externa”

Disusun Oleh:
I Ngurah Adi Mahardika
N 111 17 169

Pembimbing :
dr. Olvy Nancy, Sp.THT-KL, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang memudahkan radang
telinga luar adalah pH di liang telinga yang biasanya normal atau asam. Bila pli
menjadi basa, proteksi terhadap infeksi meningkat. Pada suhu udara yang hangat dan
lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh. Faktor lain penyebab otitis eksterna adalah
trauma lokal dan alergi. Faktor ini menyebabkan berkurangnya lapisan pelindung
yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma
lokal yang menghilangkan bakteri masuk melalui kulit, perubahan dan menimbulkan
eksudat. Patogen bakeri pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas (41%),
strepokokus (2296), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%). Istilah otitis
1,2,5,7
eksterna akut diterbitkan oleh Liang telinga bagian luar.

Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang
dapat disebarkan ke pinna, periaurikular, atau ke tulang temporal. Hanya seluruh
liang telinga yang terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap
sebagai lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan jenis infeksi bakteri
patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, stafilus dan proteus, atau
jamur.1,2,5,6,3,8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI

2.1.1 Telinga luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran
timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan clastin dan kulit. Liang telinga
membentuk huruf S, dengan tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua
pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang, dengan panjang 2,5-3 cm.2.3

Gambar I. Anatomi Telinga

Pada sepertiga bagian luar kulit serumen (modifikasi pengumpulan keringat)


dan rambut. Peringatan penjara pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua bagian
dalam hanya sedikit dijumpai serumen. Serumen memiliki sifat antimikotik dan
2,3,4
bakteriostatik dan juga penolak terhadap serangga.

Kelenjar sebasea banyak terdapat pada liang telinga luar bagian tulang rawan,
dimana kaitan ini berkaitan dengan rambut. Pada bagian luar liang telinga bagian
tulang rawan, tebing sebasea menjadi lebih kecil, kurangi pertanggungan dan lebih
jarang atau tidak sama pada kali kulit liang telinga bagian tulang. Cederanya kulit
telinga diperbolehkan invasif eksogen melalui permukaan superfisial dari epidermis
yang biasanya resisten terhadap bakteri. Bentuk trauma seperti ini terjadi saat
memasukan benda-benda asing ke dalam liang telinga dalam upaya untuk
menghilangkan rasa takut pada liang telinga, lanjutkan pada lingkungan yang panas
dan lembab. Tidak ada serumen di dalam liang telinga luar yang bisa menjadi
predisposisi untuk infeksi telinga. Telah dikemukakan itu serumen dari anting yang
menyebabkan lapisan asam yang anti bakteri yang diperlukan untuk mempertahankan
telinga yang sehat.2,3,4

2.1.2 Telinga tengah

Telinga tengah membentuk kubus dengan:

 Batas luar: membran timpani


 Batas depan: tuba eustachius
 Batas bawah: vena jugularis (bulbus jugularis)
 Batas belakang: aditus ad antrum, kanalis facialis pars vertikalis.
 Batas atas: tegmen timpani (meningen / otak).
 Batas dalam: gabungan-ikut dari atas ke bawah kanalis semi sirkularis
horizontalis, kanalis fasialis, tingkap lonjong (jendela oval) dan tingkap
bundar (jendela bundar) dan promontorium.2,3,4

Membrana timpani bundel dan cekung, dibuka, dialirkan dari arah liang oblik
terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars flaksida (selaput Shrapnell),
sedangkan bagian bawah pars tensa (selaput propria). Pars flaksida hanya terdiri dari
dua, yaitu bagian luar adalah epitel kulit liang telinga dan bagian dalam disetujui oleh
sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran nafas. Pars tensa memiliki satu lapis
lagi di tengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin
yang berjalan radier di bagian luar dan sirkuler pada bagian dalam.2,3,4

Pada telinga tengah berisi tulang-tulang pendengaran yang tersusun dari luar
ke dalam, yaitu maleus, inkus, dan stapes. Tulang pendengaran di dalam telinga
saling berhubungan. Prosessus longus maleus melekat pada membran timpani,
maleus melekat pada inkus dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada
tingkap lonjong yang berhubungan dengan koklea.2,3,4
Hubungan antar tulang-tulang pendengaran merupakan persendian. Tuba
eustachius termasuk telinga tengah yang menghubungkan dacrah nasofaring dengan
telinga tengah.2,3,4

2.1.3 Telinga dalam

Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang terdiri dari dua lingkaran
dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak
koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala
vestibuli.2,3,4

Kanalis semisirkularis saling berhubungan dan tidak membentuk lingkaran


yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli disebelah
atas, skala timpani di sebelah bawah dan skala media (ductus koklearis) mengalir.
Skala vestibuli dan skala berisi cairan perilimfa, sedangkan skala media berisi
endolimfa. lon dan garam yang ada di perilimfa berbeda dengan endolimfa, hal ini
penting untuk pendengaran. Dasar skala vestibuli disebut dengan membran vestibuli
(membran Reissner), sedangkan dasar skala media adalah membran basalis. Pada
membran ini terdapat Organ Corti.2,3,4

Pada skala media terdapat bagian yang terdiri dari lidah yang disebut
membran tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel
2,3,4
rambut dalam, sel rambut luar, dan kanalis Corti, yang membentuk Organ Corti.

2.2 FISIOLOGI PENDENGARAN

Telinga bekerja sebagai indra pendengaran. Sebagai fisiologi pendengaran


adalah sebagai berikut: Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi
oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang
ke koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga
tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran
melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian menggunakan membran luas
timpani dan tingkap lonjong. Encrgi getar yang telah diamplifikasi ini akan
diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada
skala vestibuli bergerak.2,4

Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolimfa,


schingga akan bergerak bergerak pada membran basilaris dan membran tektoria.
Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan defleksi stereosilia sel-
sel rambut, membuka saluran terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari
badan sel. Langkah selanjutnya, lanjutkan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang
akan menimbulkan potensi aksi pada auditorius saraf, lalu dilanjutkan ke nukleus
auditorius hingga ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.2,3,4

2.3 OTITIS EKTERNA AKUT

2.3.1 Definisi

Otitis eksterna adalah suatu peradangan, iritasi, atau infeksi kulit dari liang /
saluran kulit luar (meatus akustikus eksterna) yang dibuat olch kuman dengan baju-
baju khas seperti rasa enak di liang telinga , deskuamasi, sekret di telinga dan anting
untuk kambuhan. Infeksi ini dapat menyerang seluruh saluran (otitis eksterna
generalisata) atau hanya di daerah tertentu sebagai bisul (furunkel) atau jerawat.
infeksi ini mencakup liang telinga luar yang dapat disebarkan ke pina, perikondrium,
kondrium, auricular, periaurikular, bahkan sampai ke tulang temporal.1,2,4,6

2.3.2 Epidemiologi
Telinga perenang (otitis ekstema) sering dijumpai, didapati 4 dari 1000 orang,
tergantung pada saya remaja dan dewasa muda.Terdiri dari inflamasi.iritasi atau
infeksi pada telinga bagian luar.Dijumpai laporan pemaparan terhadap udara, trauma
mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga.Berenang dalam air yang
tercemar antara salah satu cara otitis eksterna (swimmer’s ear). 5,7,9,10

Bentuk yang paling umum adalah bentuk boil (Furunkulosis) salah satu dari
satu sebab sebasea 1/3 liang telinga luar. Pada otitis eksterna difusa sini proses
patologis mengikat sebagian besar kartilago dari otitis liang telinga luar, konka daun
telinga menyebabkannya idiopatik, trauma, iritan, bakteri atau jamur, alergi dan
lingkungan. Obat-obatan tetes telinga. Alergenyang paling sering adalah antibiotik,
contohnya: neomycin, framycetyn, gentamicin, polimixin, anti bakteri dan anti
histamin. Sensitifitas poten lain adalah logam dan nikel khusus yang sering muncul
pada kertas dan klip rambut yang mungkin digunakan untuk mengorek telinga.1,2,9,10

2.3.3 Etiologi

Kuman menyebabkan terbanyak golongan Stapilokokus aureus dan


Stapilokokus albus adalah bakteri Gram positif yang mudah berdiameter 0,7 -1,2 um,
tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak teratur seperti buah anggur, fakacatif
anacrob, tidak membentuk spora, dan tidak bergerak. Sebagian bakteri Stafilokokus
merupakan flora normal pada kulit, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan
1,2,5,10
makanan pada manusia.

Bakteri ini juga ditemukan di udara dan Lingkungan sekitar. Golongan


stapilokokus yang patogen berfungsi invasif, menyebabkan hemolisis, membentuk
koagulase, dan mampu meragikan manitol. 2,10

Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri gram-negatif bergerak, aerob;


beberapa keuntungan menghasilkan pigmen yang larut dalam udara. memanfaatkan
kerusakan pada saat pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat
juga tinggal pada manusia yang normal dan diperlukan sebagai saprofit pada usus
normal dan pada kulit manusia. pathogen masuk ke daerah yang fungsi
pertahanannya abnormal, misalnya jika selaput mukosa dan kulit "robek" karena
1,2,6-10
kerusakan jaringan langsung.

Gambar 5. Pseudomonas acruginosa

2.3.4 Patofisiologi

Secara alami, deskuamasi sel kulit, termasuk serumen, akan dibersihkan dan
dikeluarkan dari liang telinga. Pembersih seperti Cotton bud (pembersih kapas
telinga) dapat digunakan untuk memperbaiki sel kulit dan kulit akan menumpuk di
dacrah liang telinga. Masalah ini juga diperlihatkan keberadaan susunan anatomis
8,10
lekukan pada liang telinga.

Keadaan diatas dapat menarik timbunan udara yang masuk ke dalam liang
telinga kompilasi mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan hitam
pada liang telinga merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan
jamur.2,7,10

Adanya faktor predisposisi seperti Udara hangat dan lembab menyediakan


kuman dan jamur untuk tumbuh. Dernjat keasaman (plt) liang telinga, di mana PH
basa mudah dibawa otitis eksterna. PH asam memproteksi terhadap kuman infeksi.
Trauma mekanik seperti trauma lokal dan ringan pada epitel liang telinga luar
(meatus akustikus ekstema), misalnya setelah mengorek telinga menggunakan lidi
kapas atau benda lain. Berenang dan terpapar udara. Perubahan warna kulit liang
telinga dapat terjadi setelah dilakukan udara. Hal ini menyebabkan adanya bentuk
pada liang telinga sehingga menjadi media yang bagus buat pertumbuhan bakteri.
Otitis eksterna sering disebut sebagai telinga perenang. Benda yang menyebabkan
sumbatan, seperti manikmanik, biji-bijian, serangga, dan tertinggal kapas. Bahan
iritan (misalnya hair spray dan cat rambut). Alergi misalnya alergi obat (antibiotik
topikal dan antihistamin) dan logam (nikel). Penyakit psoriasis Penyakit eksim atau
dermatitis pada kulit kepala. Penyakit diabetes. Otitis eksterna sirkumskripta sering
timbul pada pasien diabetes. Penyumbat telinga dan alat bantu dengar. Tidak perlu
dengan ini. Proses infeksi yang menyebabkan peningkatan suhu yang lalu
menimbulkan perubahan rasa nyaman di telinga. Selain itu, proses infeksi akan
mengeluarkan cairan / nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus
akustikus eksterna) jadi hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunarn
1,2,9,10
pendengaran. sakit telinga yang dapat menyebabkan otalgia.

a. Kulit liang telinga luar beralaskan periostium dan perikondrium bukan bantalan
jaringan sehingga mudah cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan
menekan serabut saraf yang diperlukan.
b. Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit
dan tulang rawan daun telinga kanan hanya pada daun telinga yang akan
dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga dapat
1,2,9,10
meningkatkan rasa sakit yang hebat pada penderita otitis eksterma.

2.3.5 Klasifikasi

a. Otitis Eksterna Sirkumskripta

Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi oleh kuman pada kulit


disepertiga luar liang telinga yang mengandung adneksa kulit, seperti folikel
rambut, sebasea dan serumen akibat pembuatan furunkel.12.5-10

Gambar 6. Otitis eksterna sirkumskripta

b. Otitis Eksterna Difusa


Otitis eksterna difusa biasanya mengenai kulit telinga dua per pertiga
bagian dalam. OED dikenal juga sebagai telinga cuaca panas (telinga cuaca
panas), telinga perenang (telinga perenang), karena merupakan masalah umum
yang dibagikan otologi yang diperoleh 5-20% penderita yang berobat ke dokter di
dacrah-daerah tropis dan subtropis pada musim panas Otitis Ekstra Difusa
merupakan Komplek Peradangan yang Terjadi pada Musim Panas dan Lembab
yang dapat dijumpai dalam bentuk Ringan, Sedang, Berat dan Menahun. Diduga
suhu yang tinggi, kelembaban yang tinggi dan kontaminasi kulit (kolonisasi)
dengan basil gram negatif merupakan tiga faktor yang menunjang dalam hal
patogenesis otitis eksterna difusa.1,2,5-10.

Lingkungan yang kelembaban relatif tinggi. Tidak ada serumen di dalam


liang telinga luar yang bisa menjadi predisposisi untuk infeksi telinga. Telah
dikemukakan itu serumen dari telinga menyebabkan lapisan asam yang anti
bakteri yang diperlukan untuk mempertahankan telinga yang sehat, 1-2,5-10

Gambar 7. Otitis eksterna diffusa

2.3.6 Diagnosis

Otitis eksterna umumnya adalah rasa gatal dan sakit (otalgia) Otalgia
merupakan keluhan paling sering ditemukan. Otalgia berat biasa ditemukan pada
otitis eksterna sirkumskripta. Keluhan ini berbeda-beda dan dapat dimulai dari
perasaan yang tidak enak, perasaan yang penuh dengan telinga, perasaan seperti
terbakar, hingga rasa sakit yang luar biasa dan berdenyut. Hebatnya rasa sakit ini
tidak sesuai dengan derajat peradangan yang ada. Rasa sakit terasa semakin hebat
saat diundang, menarik, atau berhasil meninggalkan telinga. Pasien semakin sakit
saat sedang mengunyah. Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum
pada awal dari otitis ekstema difusa dan sering mendahului rasa sakit dan nyeri tekan
daun telinga. Gatal-Gangguan paling sering ditemukan dan merupakan pendahulu
1,2,5-10
otalgia pada otitis eksterna akut.

Pada sebagian besar penderita otitis ekstena akut, tanda peradangan diawali
oleh rasa takut sembuh penuh dan rasa tidak enak pada telinga. Pendengaran
berkurang atau hilang. Anda dapat melakukan ini pada otitis eksterna akut akibat
sumbatan lumen kanalis telinga luar oleh edema kulit liang telinga, sekret serous atau
purulen, atau penebalan kulit progresif pada otitis eksterna lama. Selain itu,
peredaman hantaran suara dapat pula tertutup lumen liang telinga oleh deskuamasi
keratin, rambut, serumen, puing-puing, dan obat-obatan yang dimasukkan ke dalam
telinga. Gangguan pendengaran pada otitis eksterna sirkumskripta akibat bisul yang
sudah besar dan menyumbat liang telinga.1,2,3-10

Selain gejala-gejala di atas, otitis cksterna juga dapat memberikan gejala


klinis berikut dapat terjadi:

1. Deskuamasi.
2. Tinnitus.
3. Discharge dan otore. Cairan (debit) yang mengalir dari liang telinga
(otore. Kadangkadang pada otitis eksterna difus ditemukan sekret / cairan
berwarna putih atau kuning, atau nanah. Cairan tersebut sesuai yang
diharapkan menyenangkan. Tidak bercampur dengan lendir (musin).
4. Demam
5. Nyeri
6. Infiltrat dan abses (bisul). Diperbolehkan tampak pada otitis eksterna
sirkumskripta. Bisul menyebabkan rasa sakit berat. Pemecahan, darah dan
nanah dalam jumlah besar bisa bocor dari telinga.
7. Hiperemis dan udem ( bengkak) pada liang telinga. Kulit liang telinga
pada otitis eksterna difus tampak hiperemis dan udem dengan batas yang
tidak jelas. Dapat tidak terjadi pembengkakan, pembengkakan ringan, atau
pada kasus yang berat sampai bengkak yang benar-benar tertutup liang
telinga. Dengan menggunakan otoskop kita dapat menghargai kulit pada
saluran telinga tampak kemerahan, membengkak, bisa berisi sel dan sel
kulit yang mati.1,2,5-10

2.3.7 Pemeriksaan Penunjang

a. Histopatologi

Pemeriksaan histopatologi pada otitis eksterna difusa, terlihat hiperkeratosis


epidermis, parakeratosis, akanthosis, erosi, spingiosis, stratum korneum dan stratum
germinativum, edema, hiperemis, infiltrasi leukosit, nekrosis, nekrosis, dan lain-lain.
aktivitas sekretoris mengurangi berkurang.1,2,9,10

b. Kultur

Pada pemeriksaan kultur dapat ditemukan jenis Bakteri yang menyebabkan


infeksi. Apakah itu jenis stapilokokus ataukah pscudomonas.1,9,10

3.1.8 Penatalaksanaarn

Pada otitis eksterna sirkumskripta terapinya tergantung pada keadaan


furunkel. Bila sudah menjadi abses, diaspirasi agar steril untuk melepaskan
nanahnya. Diberikan antibiotik lokal dalam bentuk salep, seperti polimiksin B atau
bacitracin, atau antiseptik (asam asetat 2-5% dalam alkohol. Jika dinding furunkelnya
tebal, dilakukan insisi, kemudian dipasang salir untuk mengalirkan nanahnya. Dapat
digunakan juga sebagai sistemik, dapat pula diberikan obat simtomatik seperti
analgetik dan obat penenang. 1,2,9,10
Sedangkan untuk otitis eksterna yang difusa Langkah pertama otitis eksterna
difusa terdiri dari semua puing dan nanah di dalam liang, yang mudah yang
bermanfaat untuk terapi dilakukan dengan menggunakan ujung penghisap yang kecil.
Kemudian liang telinga dilakukan pemasangan tampon pita 1/2 cm x 5 cm yang telah
dibasahi dengan solusi Burowi filter pada MAE. Tampon secukupnya, tidak bisa
diletakkan terlalu ke dalam karena bisa menyebabkan luka atau melukai membran
timpani, dan sulit dikeluarkan). Tampon dapat diganti setiap hari. Larutan dapat
dikonsumsi dengan tetes telinga yang mengandung steroid dan antibiotik yang
ditularkan dengan infeksi kuman Pseudomonas dapat diberikan tetes yang
mengandung neomisin dan hidrokortison. 1,2,7-10

2.3.9 Prognosis

Bila pasien baru dapat melakukan pemeriksaan dan dilakukan prognosisnya


1,2,7,8
baik.

2.4 Benign Necrotizing Otitis Externa

2.4.1 Definisi

Benign Necrotizing Otitis Externa, juga dikenal sebagai osteitis nekrotikans


jinak dari kanal eksternal auditori atau meatus, adalah patologi yang jarang dijelaskan
karena biasanya keliru oleh afeksi telinga eksternal lainnya. Ini adalah entitas klinis
yang berbeda 4 yang etiologinya tetap tidak diketahui, tetapi mungkin berhubungan
dengan trauma berulang meatus auditorius eksternal, seperti penggunaan sumbat
telinga. 14

Dalam serangkaian kasus baru-baru ini, Benign Necrotizing Otitis Externa


(BNOE) (juga dikenal sebagai kolesteatoma kanal telinga eksternal (EECC))
dikaitkan dengan penggunaan alat bantu dengar pada 9% pasien. Kondisi yang jarang
namun sering hening ini dapat dikaitkan dengan otorrhoea lama (65%), otalgia kusam
(12%), gangguan pendengaran konduktif >20 Db (27%) dan juga invasi /
penghancuran struktur terkait seperti sendi temporomandibular ( TMJ), mastoid,
telinga tengah, dan saraf wajah.15

2.4.2 Epidemiologi

Telinga tengah paling sering terkena, dengan lesi lebih lanjut didefinisikan
sebagai bawaan (2%) atau didapat (98%). EECC, juga dikenal sebagai BNOE, adalah
entitas otologis langka yang mempengaruhi EAC. Ini menyumbang sekitar 0,1%
hingga 0,5% dari semua presentasi otologis baru. Telah terbukti mempengaruhi
kedua jenis kelamin sama dan usia rata-rata presentasi berada di dekade keenam
kehidupan, meskipun juga umum terlihat pada orang dewasa muda. 15

Paling sering mempengaruhi aspek inferior dan posterior EAC, dan pada
histologi, telah terbukti memiliki fitur gangguan kulit fokus, akumulasi puing keratin,
akumulasi erosi tulang dan sekuestrasi tulang. 15

Dalam literatur, tidak ada referensi untuk dominasi usia, ras atau jenis
kelamin, meskipun lebih banyak pasien pria telah dijelaskan, biasanya lebih tua dari
50 tahun. Para pasien bukan penderita diabetes, juga tidak memiliki kasih sayang
otologis sebelumnya. Mereka menyajikan riwayat otorrhea, mulai dari 1 hingga 6
bulan, terkait atau tidak dengan pruritus, otalgia dan gangguan pendengaran. 14

2.4.3 Etiologi

Etiologinya masih belum diketahui, dan mungkin multifaktorial, terkait


dengan kelainan vaskuler atau trauma berulang dari saluran pendengaran eksternal.
Perawatan umumnya bersifat klinis tetapi kadang-kadang bisa dilakukan
pembedahan.14
Efek alat bantu dengar yang dirancang untuk penggunaan terus menerus
selama 4 bulan dipercaya dapat menyebabkan malperfusi dan hipoksia tulang,
menjadikan risiko terjadinya BNOE lebih besar.15

2.4.4 Patofisiologi

EECC dapat dibagi lagi menjadi primer (spontan) atau sekunder (didapat).
Meskipun etiologi sekunder didokumentasikan dengan baik jika dibandingkan
dengan EECC primer, etiologi masing-masing masih menjadi bahan perdebatan.
Penyebab yang diakui dalam EECC sekunder meliputi perubahan epitel pasca
operasi, proses inflamasi, perawatan pasca radiasi dan setelah trauma akut atau
berulang. Salah satu mekanisme yang paling banyak diterima diduga disebabkan oleh
malperfusi dan hipoksia tulang setelah tekanan berkelanjutan yang diberikan pada
EAC dari benda asing seperti alat bantu dengar atau cotton buds. 15

Pandangan tradisional tentang pembentukan mengikuti gangguan pada lapisan


epitel pimpinan EAC. untuk gangguan migrasi epitel dan akumulasi keratin
berikutnya baru-baru ini didiskreditkan dalam makalah case-control oleh Bonding
dan Ravn pada tahun 2006. 15

2.4.5 Diagnosis

Gejalanya dapat dimulai dengan rasa takut pada liang telinga yang cepat
diambil oleh rasa sakit yang hebat dan sekret yang banyak dan pembengkakan liang
telinga. Rasa sakit ini semakin meningkat menghebat, liang telinga tertutup oleh
tumbuhnya jaringan granulasi yang tumbuh dengan cepat. Saraf fasial dapat
menimbulkan, sehingga menimbulkan paresis dan paralisis fasial. Penebalan endotel
yang mengiringi diabetes melitus berat bersama-sama dengan kadar gula darah yan
tinggi yang diakibatkan oleh infeksi yang sedang aktif menangani kesulitan
pengobatan adekuat.11,12,13

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan:


1. Adanya inflamasi yang terlihat pada liang telinga luar dan jaringan
lunak periaurikuler
2. Nyeri yang luar biasa, yang ditandai memiliki kekakuan pada jaringan
lunak
3. Pada ramus mandibula dan mastoid
4. Jaringan granulasi yang ada pada dasar hubungan tulang dan tulang
rawan. Jaringan ini patognomonik pada otitis eksterna maligna.
5. Pemeriksaan otoskopi juga dapat melihat pemeriksaan tulang.
6. Nervus kranialis (V-XII) harus diambil
7. Status mental harus dapat diakses. Status gangguan mental dapat
menyebabkan komplikasi intrakranial
8. Membran timpani biasanya intak
2,11-13
9. Demam tidak umum terjadi.

2.4.7 Pemeriksaan Penunjang

Audiogram nada murni menunjukkan gangguan pendengaran sensorineural


frekuensi tinggi moderat bilateral yang konsisten dengan presbikusis simetris
bilateral.

1) Pemeriksaan Laboratorium2,13

a. Jumlah leukosit
 Biasanya normal atau sedikit meninggi
 Laju endap darah Laju endap darah meningkat dengan rata-rata 87 mm /
jam Laju endap darah dapat digunakan untuk mendukung diagnosis
klinik dari otitis eksternal akut atau keganasan pada telinga yang tidak
meningkatkan tes ini.
b. Kimia darah
 Pemeriksaan kimia darah untuk menentukan kadar gula darah dalam
kontrol terhadap diabetes melitusnya mana yang merupakan faktor
presdisposisi yang menghambat timbulnya otitis eksterna malignan.
c. Kultur dan tes sensivitas dari liang telinga
 Kultur dari drainase telinga perlu dilakukan sebelum pemberian
antibiotik
 Organisme penyebab utama otitis eksterna maligna adalah P. Aeruginosa
(95%). Organisme ini anacrobik, gram negatif. Spesies pseudomonas
memiliki lapisan mukoid untuk fagositosis. Eksotoksin (gaitu cksotoksin
A, kolagenase, clastase) dapat menycbabkan nekrosis jaringan, dan
berbagai strain menghasilkan neurotoksin yang menggunakan neuropati
kranial 2) berguna untuk mengakses lebih lanjut mengenai anatomi
jaringan lunak.pembentukan abses, komplikasi intracranial.11-13

2.4.8 Penatalaksanaan

Temuan, diagnosa banding dan pilihan untuk pengobatan didiskusikan dengan


pasien. Salah satu pilihan perawatan bedah adalah biopsi untuk diagnosis dan
debridemen sederhana di bawah anestesi lokal (yang memberi risiko kekambuhan dan
kebutuhan untuk manajemen lebih lanjut).15

Pilihan lain adalah biopsi untuk diagnosis dan meatoplasty saluran tulang
dengan flap jaringan lunak berbasis inferior untuk menutupi defek dan
mengembalikan EAC. Ini akan melalui pendekatan retroauricular di bawah anestesi
umum dan akan menawarkan solusi yang lebih pasti. Setelah mempertimbangkan
risiko / manfaat yang terkait dengan masing-masing, pasien memilih yang terakhir. 15

2.4.9 Komplikasi

Komplikasi OEM yang dapat terjadi pada neuropati kranial bawah, paresis
atau paralisis nervus fasial, meningitis, abses otak dan kematian. Pada otitis eksterna
maligna peradangan meluas secara progresif ke lapisan subkutis, tulang rawan, dan
ke tulang disekitamya, sehingga timbul kondritis, osteitis, osteomielitis, yang
mengubah tulang temporal. 2,12,13

2.4.10 Prognosis

Rekurensi penyakit yang diperoleh sekitar 9-27% dari pasien. Hal ini
berkaitan dengan lamanya pelaksanaan terapi yang tidak cukup dan manifestasinya
hanya berupa sakit kepala dan otalgi. Laju endap darah mulai meningkat. Otitis
eksterna maligna kambuh sekitar satu tahun pengobatan komplit. Chandler
melaporkan rata - rata kematian 50% tanpa Pengobatan.Kematian berkurang hingga
20% dengan ditemukannya antibiotik yang cocok dan perbaikan modalitas
pencitraan. Penelitian sekarang melaporkan kematian belok sampai 10%, tetapi
kematian tetap tinggi pada pasien dengan neuropati atau adanya komplikasi
intrakranial. 2.x.9.11-13
BAB III

PENUTUP

Otitis eksterna adalah suatu peradangan, iritasi, atau infeksi kulit dari liang /
saluran telinga luar (meatus akustikus eksterna) yang merupakan olch kuman dengan
tanda-tanda khas rasa tidak enak di liang telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga
dan perubahan untuk kambuhan. Infeksi ini dapat menyerang seluruh saluran (otitis
eksterna generalisata) atau hanya pada dacrah tertentu sebagai bisul (furunkel) atau
jerawat. infeksi ini diterbitkan liang telinga luar yang dapat menyebar ke pina,
perikondrium, kondrium, auricular, periaurikular, bahkan sampai ke tulang temporal.

Otitis eksterna akut terbagi atas otis eksterna sirkumskripta dan otitis eksterna
difusa. Meskipun biasanya berasal dari bakteri S. Aureus, S.Albus dan Pseudomonas
acruginosa.

Otitis ekstema maligna adalah infeksi difus di liang telinga luar dan struktur
lain disekitarmya. Terjadi pada orang tua dengan penyakit diabetes mellitus.
Dikatakan maligna karena peradangan meluas secara progresif kelapisan subkutis,
tulang rawan dan tulang dikelilinginya. Dapat menyebabkan timbulnya kondroitis,
osteitis, dan osteomielitis bahkan terjadi nekrosis jaringan lunak dan tulang, dan
patogen penyebab utama adalah Pseudomonas acrugi.

Faktor predisposisi, otitis eksterna, seperti udara hangat dan lembab, kuman,
dan jamur untuk tumbuh. Derajat keasaman (pH) liang telinga, di mana PH basa
dapat dipindahkan otitis eksterna. PH asam memproteksi terhadap kuman infeksi.
Trauma mekanik seperti trauma lokal dan ringan pada litel telinga luar (meatus
akustikus eksterna), misalnya setelah mengorek telinga menggunakan lidi kapas atau
benda lain. Berenang dan terpapar udara. Perubahan warna kulit liang telinga dapat
terjadi setelah dilakukan udara. Hal ini menyebabkan adanya bentuk pada liang
telinga sehingga menjadi media yang bagus buat pertumbuhan bakteri. Otitis
eksterna sering disebut sebagai telinga perenang. Benda yang menyebabkan
sumbatan, seperti manikmanik, biji-bijian, serangga, dan tertinggal kapas. Bahan
iritan (misalnya hair spray dan cat rambut). Alergi misalnya alergi obat (antibiotik
topikal dan antihistamin) dan logam (nikel). Penyakit psoriasis. Penyakit kulit pada
kulit kepala. Penyakit diabetes.

Pada otitis eksterna maligna faktor predisiposisinya mencakup pasien dengan


penyakit DM, pasien dengan Immunodefisiensi seperti gangguan proliferasi limfosit
atau keterlibatan imunosupresi karena penggunaan obat dan penyakit kronis
lainnya.serta Irigasi telinga.

Terapi pada otitis ekstema akut adalah pemberian antibiotik dan analgetik
serta pemberian tanpon seperti tanpon burowi yang perlu selalu dievaluasi. Kontrol
dan perawatan telinga serta edukasi untuk pasien untuk tidak memasukan segala hal
yang berkaitan dengan otitis ekstema maligna kontrol gula darah sangat penting
untuk mengurangi penggunaan antibiotik, analgetik dan perawatan telinga yang
diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Suwu P, Kountul C, Waworuntu C. Pola kuman dan uji kepekaannya terhadap


Antibiotika terhadap penderita otitis eksterna di Poliklinik THT-KL BLU RSU
Prof. Dr. R. D. Kandou. Bagian Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas
Sam Ratulangi Manado. 2013 Maret; Volume I, Nomor 1, hlm. 20-25.
Diunduh dari http: //www.ejournal.
unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/download/1181/957
2. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J dan Restuti R, (editor). Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 6. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. Hal 10-13,60- 63 2.
3. Gambar 1 dikutip 10 Juni 2014 di Virtual Medical Center. Desember 2007,
diunduh dari: http://www.myvmc.com/anatomylear/
4. Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
5. Dhillon RS, East CA. Operasi Telinga, Hidung dan Tenggorokan dan kepala
dan leher
6. Saputra L. Kapita Selekta Kedokteran Klinik. Edisi Terbaru. Jakarta:
7. operasi kepala dan leher Pasha R. Otolaryngolongy. Singular / Thomson
8. Ballenger JJ. Penyakit Telinga, Hidung. Tenggorok, Kepala, dan Leher.
9. Adams GL, Bocis LR, Higler PA. BOEIS Buku Ajar Penyakit THT. Edisi
10. Abdullah Farhaan. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring
EGC. 2007. Hal 681-685 Edisi ketiga. London: Churchill Livingstone
Elsevier.2006. Hal 12-14 Binarupa Aksara Publiser. 2009. Hal 437-438
Belajar. Hal 283-313 Jilid dua. Tangeran: Bina Rupa Aksara. 2009. Hal 339-
345 ke-6. Jakarta: EGC. 1997. Hal 78-83. dengan Salep Ichthyol
(Ichthammol) Pada Otitis Eksterna Akut. Program Pendidikan Dokter Spesialis
Bidang Studi Ilmu Penyakit THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra
Utara. Perpustakaan digital USU. 2003. Hal 1-38 diunduh dari:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456 789/6426/1 / D0300593.pdf
11. Carfrae MJ, Kesser BW. Otitis Externa Maligna. Departemen Otolaringologi
Kepala dan Leher Bedah, Divisi Otologi-Neurotologi, Universitas Virginia.
2008; Hal 537-549. Diunduh dari:
http://www.osuem.com/downloads/resources/alignantOtitisExterna.pdf
12. Askaroellah Aboet. Otitis Eksterna Maligna. Departemen THT-KL FK- USU /
RSUP H. Adam Malik, Medan. 2006 Sep; Volume 39 No. 3, Hal: 318-119
diunduh dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789 20700/1 / mkn -
sep2006-% 20sup% 20962821% 29.pdf
13. Irawati, Sri Harmadji. Penatalaksanaan Otitis Eksterna Maligna (laporan
kasus). Dep / SMF Ilmu Kesehatan Kepala Hidung Tenggorok Bedah dan
Lcher Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga / RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.2007. Hal 1-12 diunduh dari: http: //www.scribd. com / doc /
155786885 / Penatalaksanaan-Otitis-Eksterna-Maligna-Jurnal
14. Fernando A. Q. Ribeiro, Arthur G. L. B. S. Augusto, Inacio Hashimoto, 2001,
Benign Necrotizing Otitis Externa or Benign Necrotizing Osteitis of the
External Auditory. Meatos Case Report, Brazilian Journal of
Otorhinolaryngology: Brazil
(http://oldfiles.bjorl.org/conteudo/acervo/acervo_english.asp?id=2737)
15. Christopher Thompson, Rohit Gohil, Alex Bennett, 2000, CASE REPORT:
Lyric hearing aid: a rare cause of benign necrotising otitis externa/external ear
canal cholesteatoma, ADC Education & Ppractice, available at
(https://casereports.bmj.com/content/2017/bcr-2017-222719.full)

Anda mungkin juga menyukai