Abstrak
Dunia telekomunikasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Operator jasa
telekomunikasi harus dapat menerapkan sejumlah teknologi yang bertujuan untuk memberikan
suatu tingkat kualitas pelayanan yang semakin baik dan sebagai sarana pengembangan jumlah
pemakainya.
PT. TELKOM sebagai salah satu penyedia jasa telekomunikasi dalam negeri telah memiliki
banyak pelanggan. Dari segi kapasitas jaringan diperlukan peningkatan karena kapasitas
jaringan existing yang sudah tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan demand. Dari segi
kebutuhan, layanan komunikasi semakin bertambah sesuai dengan adanya permintaan
pelanggan, dimana layanan baru yang dibutuhkan beragam seperti leased line, web
servis/internet maupun layanan video.
Karena dua masalah diatas maka dapat dijawab melalui perencanaan Jaringan Lokal Akses Fiber
(JARLOKAF). Pada perencanaan jaringan lokal akses fiber di STO A Yani Bandung ini
menggunakan perangkat Fastlink teknologi Optical Network Unit. Adapun perangkat yang
dibutuhkan adalah: 28 buah ONU120, 44 buah ONU 240L, 23 buah ODT dan 2 buah OLT1.
Pada perencanaan ini diakukan uji performansi jarlokaf yang mencakup analisa power link
budget, analisa rugi-rugi saluran optik dan analisa rise time budget. Dari hasil uji performansi ini
didapatkan bahwa jaringan yang ada memiliki margin daya yang besar, rugi-rugi saluran optik
yang memenuhi standar dan tidak terjadi degradasi sinyal. Selain itu, pada perencanaan ini juga
dilakukan analisis finansial yang meliputi laporan rugi laba, laporan aliran kas dan parameter
ekonomi yang meliputi perhitungan payback period, net present value dan Internal rate of return.
Dari analisis finansial ini didapatkan bahwa laporan rugi laba untuk semua wilayah pada periode
tahun pertama dan tahun selanjutnya laba bersihnya bernilai positif, laporan aliran kas untuk
semua wilayah saldo kas akhir dari periode pertama sampai periode terakhir selalu bernilai
positif, dan parameter ekonomi dari semua wilayah memenuhi standar. Sehingga dilihat dari
analisa finansialnya, rencana investasi yang akan dilakukan layak untuk semua wilayah di STO A
Yani bandung.
Kata Kunci :
Abstract
not available
Keywords :
BAB II
DASAR TEORI
• Pesan Asli
Pesan asli atau informasi yang dikirim berbentuk suara, gambar atau data.
Pesan asli tersebut diubah dalam bentuk kode elektrik oleh suatu transduser
sebelum ditransmisikan untuk komunikasi optik.
• Modulator
Modulator mempunyai dua fungsi utama yaitu mengubah pesan dalam kode
elektrik ke dalam format yang sesuai, dan menyatakan kode tersebut
kedalam gelombang yang dibangkitkan oleh sumber pembawa.
• Sumber Optik
Informasi berbentuk sinyal elektrik akan dimodulasikan dengan gelombang
pembawa berupa cahaya yang dihasilkan oleh sebuah osilator optik. Osilator
ini menggunakan diode pemancar cahaya (Light Emitting Diode/LED) dan
diode laser (Laser Diode).
• Pengkopel Kanal (Input)
penerima harus sesuai dengan level yang telah ditentukan. Penurunan daya disebabkan
adanya penambahan peralatan/komponen, penambahan sambungan dan faktor
lingkungan eksternal, maka diperlukan margin tambahan di atas daya input minimum
penerima.
Perhitungan rise time budget dilakukan untuk menentukan apakah lebar pita
frekuensi atau bandwidth yang dibutuhkan dapat memenuhi persyaratan transmisi yang
ditentukan. Perhitungan ini dilakukan guna melihat adanya kemungkinan terjadinya
degradasi sinyal sepanjang link transmisi, yang disebabkan oleh komponen-komponen
yang dipakai.
Untuk perhitungan rise time budget dipergunakan rumus sebagai berikut
dimana :
σλ = lebar spektral (nm)
Dm = parameter dispersi material (ns/nm.km)
L = panjang link maksimum (km)
t tx = rise time untuk transmitter
t rx = rise time untuk receiver
tf = rise time serat optik
tsis-NRZ = rise time sistem dengan line code NRZ
t material = rise time karena dispersi material
t mod = rise time karena dispersi intra modal
Rise time total tidak boleh melebihi 70% dari suatu perioda bit NRZ dimana
perioda bit adalah satu per laju data (bit rate).
Dibuat aliran cash in (kas masuk) dan cash out (kas keluar terhadap semua
transaksi yang dilakukan selama kelangsungan dan pengoperasian proyek.
Diakhir aktifitas akan didapatkan kas bersih yang dimiliki.
2.4.4 Perhitungan Parameter Ekonomi
Dilakukanperhitungan parameter ekonomi :
1. Net Present Value (NPV)
Metoda ini menghitung selisihantara nilai sekarang dari investasi dengan
nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan
datang. Metode ini memperhitungkan nilai uang terhadap waktu (time value
of money) dimana nilai uang saat ini lebih besar dengan nilai uang di waktu
yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang tersebut perlu
ditetapkan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan.
Apabila nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan
datang lebih besar daripada nilai sekarang investasi (NPV bernilai positif),
maka proyek ini dikatakan menguntungkan. Sedangkan apabila lebih kecil
(NPV bernilai negatif), proyek ditolak karena dinilai tidak menguntungkan.
Rumus perhitungan Net Present Value (NPV) :
n
perencanaan jaringan yang dilakukan. Pada perencanaan Jarlokaf terdapat dua jenis
peramalan, yaitu :
• Peramalan Jenis Layanan
Teknologi Jarlokaf mempunyai kemampuan untuk menangani jenis layanan
yang beragam. Karena setiap pelanggan dapat memilih dan mempunyai lebih
dari satu layanan, maka perlu dilakukan peramalan kebutuhan jenis layanan
agar sistem yang akan dipasang sesuai dengan kebutuhan.
• Peramalan Jumlah Satuan Sambungan
Dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah kapasitas saluran yang harus
disediakan.
a=
∑ Y − b∑ X ....................................................... (2.14.1)
n
n∑ XY − ∑ X ∑ Y
b= ........................................... (2.14.2)
n∑ X 2 − (∑ X ) 2
∑ Y = na + b∑ X + c∑ X 2
............................... (2.15.1)
∑ XY = a∑ X + b∑ X + c∑ X ............................... (2.15.2)
2 3
∑ X Y = a ∑ X + b∑ X + c ∑ X
2 2 3 4
................... (2.15.3)
− 1 ⎡⎛ K ⎞ 1⎤
a= Ln ⎢⎜⎜ − 1⎟⎟. ⎥ ....................................................... (2.16.2)
t ⎣⎝ Y (t ) ⎠ m ⎦
t = periode (tahun)
2.5.2.2 Metoda Mikro
Peramalan kebutuhan telepon dengan pendekatan secara mikro merupakan suatu
pola perhitungan yang didasarkan atas survey dilapangan dengan memperhitungkan
rencana perkembangan bangunan dan wilayah untuk masa yang akan datang, kemudian
disusun menurut jenisklasifikasi bangunannya.
2.5.2.2.1 Pola Kebutuhan
Dalam peramalan demand telepon dengan pendekatan secara mikro ini
diperlukan adanya polademand pada wilayah/daerah yang akan dihitung demand
teleponnya. Daftar klasifikasi bangunan, faktor penetrasi dan ciri-ciri tiap jenis
bangunan dapat dilihat di Lampiran A
2.5.2.2.2 Perhitungan Faktor Penetrasi
Faktor penetrasi (FP) adalah perbandingan antara jumlah sambungan telepon
induk terpasang + daftar tunggu + supressed demand dibagi dengan jumlah bangunan
menurut klasifikasi.
• Menghitung Faktor Penetrasi tahun ke nol (FPo)
Faktor penetrasi dipergunakan untuk mengetahui jumlah telepon rata-rata
pada saat disurvei (FPo) dan dimasa yang akan datang (FPt). Faktor
penetrasi pada saat di survey dihitung dengan formula :
FPo = ( ∑ SIT + DT +SD ) / ∑ Bangunan .................................. (2.17)
Dimana :
SIT : Sambungan telepon Induk Terpasang
DT : Daftar Tunggu
SD : Supressed Demand = 5 % x ( ∑ SIT + DT )
• Menghitung Faktor Penetrasi masa yang akan datang (FPt)
Untuk meramalkan FP di masa yang akan datang harus dilihat secara lebih
jauh bagaimana pertumbuhan daerah/lokasi yang di survei tersebut
berdasarkan data yang sudah ada sebelumnya yaitu apakah daerah tersbut
pertumbuhannya konstan, pesat atau daerah tersebut sudah jenuh. Dengan
optik. Komponen utama dari Fastlink adalah sentral EWSD dengan spesifikasi V5.x,
OLT dan ONU.
a. Optical Line Termination (OLT)
OLT dihubungkan secara langsung ke sentral digital melalui interface 2
Mbit/s dengan signaling V5.x.
OLT terdiri atas rak ETS untuk operasi indoor, yang berisi modul-modul :
• OMX16 (16x2 Mbit/s multiplexer untuk saluran transmisi optik 36 Mbit/s)
• OMX (2x2 Mbit/s multiplexer untuk saluran transmisi optik 2x2 Mbit/s).
• HMX (Multiplexer untuk transmisi HDSL dengan 1x2 Mbit/s).
• AMX (Multiplexer untuk pelanggan dalam area pelayanan OLT yang dapat
dihubungkan ke Sentral dengan signaling V5.x).
• CMX (Cross Connect Multiplexer) untuk cross connect 64 Kbit/s kanal dan
pencabangan dari 2 Mbit/s dan leased line nx64 Kbit/s), sebagai terminal
maintenance dan mempermudah dalam deteksi gangguan.
• COT (Multiplexer untuk menghubungkan pelanggan sebagan sistem pair
gain ke sentral dengan interface converter V5.x/POTS).
• DSMX-34 (Digital Signal Multiplexer 34 Mbit/s) berfungsi untuk
menggabungkan (multiplexing) 16 sinyal 2 Mbit/s menjadi sinyal dijital
dengan kecepatan 34 Mbps dan sebaliknya
• OTRU (Optical Transceiver Unit) berfungsi untuk menggabungkan sinyal 34
Mbps dari DSMX-34 dengan menambahkan sinyal overhead untuk
keperluan supervisi, dan mengubah sinyal elektrik agar menjadi sinyal optik,
dan sebaliknya.
Ada dua macam rak yang berbeda:
Rak OLT1 (dengan Shelf OMXS dan CMXS)
Rak OLT2 (dengan Shelf AMXS)
Jumlah rak yang dibutuhkan (baik OLT1 maupun OLT2) sangat tergantung
pada jumlah kapasitas yang diperlukan. Konfigurasi OLT dapat dilihat pada
gambar 2.7.
ONU berisi sirkuit pelanggan, peralatan saluran dan catu daya, termasuk baterai
untuk back-up. Catu daya didesain untuk dapat dihubungkan dengan catuan AC
115/230 V.
ONU240L berisi modul-modul sebagai berikut:
• OTRU (Optical Transceiver Unit)
OTRU berfungsi untuk demultiplexing sinyal 36,864 Mbps dari serat optik
dengan seinyal overhead menjadi sinyal 34 Mbps dan merubah sinyal optik
tersebut menjadi sinyal elektrik kembali.
Dari gambar 2.11, dapat diuraikan perbedaan arsitektur berdasarkan perbedaan letak
TKO, yaitu:
penentuan tempat yang tepat untuk penempatan perangkat/sentral, jarak antara sentral
dengan pelanggan, jumlah panjang kabel optik serta kebutuhan jumlah core yang
digunakan dalam perencanaan Jarlokaf.
Beberapa hal yang berkaitan dengan rencana kabel pada sistem jarlokaf antara
lain :
1. Pembagian Konfigurasi Jarlokaf
Pada perancangan fastlink terdapat satu bagian jaringan yaitu :
Jaringan primer : jaringan antara OLT dan ONU, jaringan antara OLT dan ODT,
jaringan antara ODT dan ONU
2. Kebutuhan Perangkat Utama Dalam Jarlokaf
Dalam perancangan sistem jarlokaf, maka jumlah dan kapasitas perangkat yang
perlu di tentukan adalah OLT dan ONU.
Penetuan jumlah OLT dilakukan dengan membagi jumlah saluran (yang setara
dengan saluran telepon). jumlah ONU untuk setiap OLT dihitung dengan cara
membagi jumlah kapasitas OLT dengan jumlah kapasitas ONU yang digunakan.
Jenis kabel optik yang sesuai dengan spesifikasi teknik terdiri dari kabel dengan
jumlah core sebanyak : 4, 6, 12, 16, 18, 24, 36, 48, 60, 72, 84, 96. dalam perencanaan
jarlokaf jumlah fiber yang disediakan ditentukan sebagai berikut :
Antara OLT-ONU
Untuk aplikasi FTTC : 4 core dengan rincian : 2 core per ONU + 2 core
cadangan
Untuk aplikasi FTTB (area bisnis) : 2 core per ONU (IS) + x core
Catata : x = 2 (paling sedikit) untuk normal bisnis atau tergantung pada
jumlah demand 2 Mbps untuk tingkat yang lebih tinggi.
Untuk aplikasi FTTB (apartemen) : 2 core per ONU (IS) + 1 core per ONU
(DS) + x core
Catatan : x = 2 core (paling sedikit)
Antara OLT-ODT
Jumlah fiber yang disediakan sebanyak :
(2 core per ONU (IS)) + 1 core per ONU (DS) + x core
Namun yang terpasang pada jaringan kabel primer, yaitu antara OLT-
ONU dan ODT-ONU dipasang cukup 2 core saja. Hal ini dikarenakan
kebutuhan yang akan dilayani tidak menggunakan layanan catv hanya
layanan sst, ISDN BRA dan Nx64 Kbps LL, sedangkan untuk core-core
yang lain dipasang bila ada permintaan akan jasa telekomunikasi lainnya.
d. Optical Network Unit (ONU) 240L
2.5.8.4 Identifikasi (Pemberian Tanda)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian Tugas Akhir ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1) Jumlah pelanggan yang akan dilayani sampai tahun 2010 di STO A Yani yaitu
sebesar 31772 POTS, 185 pelanggan 64Kbps LL, 185 pelanggan ISDN BRA
dan 952 Pay Phone.
2) ONU yang digunakan adalah ONU 120 (konsentrator 25%) untuk daerah bisnis
dan ONU 240L (konsentrator 16%) untuk daerah perumahan. ONU 120 dengan
kapasitas 480 pelanggan adalah sebanyak 28 ONU dan ONU 240L dengan
kapasitas 720 pelanggan adalah sebanyak 44 ONU. Jumlah ODT sebanyak 23
buah dan jumlah OMX16S yang dibutuhkan sebanyak 5 rak OMX16S, sehingga
dibutuhkan 2 OLT1.
3) Perhitungan rugi-rugi lintasan jaringan serat optik dari OLT ke ONU
terjauh(0.0.05.3.4) dengan panjang saluran 3,798 km yaitu sebesar13,132 dB,
rugi-rugi ini masih dibawah standar yaitu 23 dB.
4) Dari hasil perhitungan Power link Budget, diperoleh bahwa bahwa daya terima
pada ONU terjauh(0.0.05.3.4) dengan panjang saluran optik 3,798 km adalah
sebesar - 26,715 dBm, sedang perangkat menerima minimal -31dBm, berarti
sistem secara keseluruhan masih memiliki margin cukup besar untuk cadangan
daya untuk menjaga kualitas.
5) Dari hasil perhitungan rise time budget, diperoleh bahwa degradasi sinyal masih
dapat ditoleransi dengan format NRZ, dimana Ttotal untuk saluran terjauh, yaitu
sepanjang 3,798 km adalah sebesar 0,5074 ns nilai ini masih dibawah Tsistem
yaitu 18,9 ns.
6) Rencana investasi yang akan dilakukan di wilayah STO A Yani layak dilakukan
untuk semua wilayah.
Item
Penilaian Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Wilayah 4 Wilayah 5
MARR 18 % 18 % 18 % 18 % 18 %
NPV (Rp) 10,270,115,517 15,547,649,160 9,935,523,331 11,264,773,453 16,465,478,320
IRR 52.70% 43.12% 43.92% 43.72% 44.57%
PBP 1.38 tahun 0.89 tahun 1.41 tahun 1.38 tahun 1.45 tahun
Keterangan Layak Layak Layak Layak Layak
Item TOTAL
Penilaian Wilayah
MARR 18 %
NPV (Rp) 63,483,539,780
IRR 43.80%
PBP 1.33 tahun
Keterangan Layak
5.2 SARAN
Perlu dibuat analisis finansial yang lebih akurat dengan memasukkan faktor
layanan yang lain seperti sambungan LL dan ISDN BRA mengingat kemampuan
teknologi yang digunakan dapat menyediakan jasa layanan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA