Yadi Mulyadi¹, -²
Abstrak
Saat ini sistem TV Broadcast sudah dapat menggunakan teknologi komunikasi satelit. Sistem ini
memungkinkan pengguna jasa komunikasi satelit untuk dapat menyaksikan siaran TV dimana
saja selama masih dalam wilayah cakupan satelit tersebut.
Tugas akhir ini membahas perencanaan sebuah jaringan Digital TV-Broadcast via satelit Palapa
C-2 pada frekuensi Ku-band dari sudut pandang aspek teknis dan ekonomis, dimana analisanya
dilakukan dengan menempatkan diri sebagai pihak konsultan bagi pihak broadcaster yang ingin
membangun sebuah jaringan TV-Broadcast nasional yang handal, yang tentunya memenuhi
semua standar-standar yang diberlakukan pihak regulator.
Indonesia yang merupakan negara tropis dengan curah hujan tinggi menjadi sebuah masalah
utama bagi perencanaan satelit yang menggunakan frekuensi Ku-band. Dari analisa teknis yang
dilakukan, diketahui bahwa untuk menyalurkan data berupa video format MPEG2 pada bitrate 5
Mbps dengan bandwidth 5063.8 KHz, diperlukan C/N sebesar 11.449 dB pada kondisi availability
sistem sebesar 98%. Dan untuk mencapai kualitas link yang mampu memenuhi BER 10-7
tersebut, maka diperlukan daya pancar stasiun bumi sebesar 60.3 dB dengan OBO transponder
sebesar 10.8 dB dan TVRO yang digunakan berdiameter 1 meter. Sedangkan dari analisa
ekonomis yang dilakukan, diketahui bahwa bandwidth yang perlu disewa untuk mencapai kualitas
link yang diinginkan tersebut adalah sebesar 16744 KHz.
Kata Kunci :
Abstract
Nowadays TV-Broadcast systems have earned to use the technology of satellite communication.
This system enable for service user of satellite communication to witness the broadcast TV from
anywhere during still in region of the satellite coverage.
This final assignment describes about planning a network of digital TV-Broadcast via Palapa C-2
at Ku-band frequency from viewpoint of technical and economic aspect, where the analysis
conducted by placing my self as consultant for the broadcaster that want to build a reliable
national TV-Broadcast network, and of course fulfill all standards that obtained by regulator.
Indonesia that included in tropical country with high rainfall, become a main problem for satellite
planning using Ku-band frequency. From the technical analysis, known that to transmit video
MPEG2 at bit rate 5 Mbps with bandwidth 5063.8 KHz, need C/N about 11.449 dB at condition of
availability system 98%. And to reach the link quality that capable to fulfill BER 10-7, then need
power transmit of earth station about 60.3 dB with 10.8 dB OBO transponder and TVRO that used
have diameter 1 meter. While from the economic analysis, known that bandwidth which needs to
rent to reach the link quality that desired is about 16744 KHz.
Keywords :
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia. Jadi saat ini membangun sebuah jaringan TV-Broadcast nasional via satelit
untuk wilayah Indonesia bukanlah hal yang mustahil untuk diimplementasikan oleh
anak bangsa sendiri.
1.4 TUJUAN
Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk merencanakan suatu jaringan TV-
Broadcast via satelit yang handal sehingga didapatkan pertimbangan mengenai:
• Power yang harus digunakan sehigga nantinya bisa diketahui berapa harga
transponder yang harus dibayar
• Availability yang pantas digunakan
• Diameter minimal antena TVRO yang optimal untuk digunakan
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan dan analisa pada bab-bab sebelumnya didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan perhitungan dalam Tugas Akhir ini, maka perencanaan jaringan
TV-Broadcast via Satelit pada frekuensi Ku-Band mempunyai spesifikasi
sebagai berikut:
a. Antena TVRO minimal harus memiliki diameter antena 1 meter.
b. Kapasitas carrier per transponder yang digunakan adalah:
i. 1/4 dari kendala power
ii. 1/11 dari kendala bandwidth
c. Availability yang digunakan adalah 98% karena mempertimbangkan
besar curah hujan yang ada di Indonesia.
d. Harga transponder yang harus disewa dari Satelindo berdasarkan tarif
yang dikeluarkan adalah 1/4 transponder.
2. Ulasan tentang harga transponder satelit Palapa C-2.
a. Walau pada kenyataannya dibutuhkan transponder sebanyak 1/5
apabila menggunakan antena 1.2 meter, tetapi daftar tarif Satelindo
tidak menampung kebutuhan tsb sehingga harus diambil angka 1/4.
b. Jelas hal ini merugikan pemakai karena harus membayar yang tidak
dipakai.
c. Untuk membuat optimal penggunaan bandwidth transponder maka
dilakukan pengecilan antena TVRO menjadi 1 meter.
5.2 SARAN
1. Seyogyanya Satelindo kembali menggunakan rumus:
2 1
log
BiayaSewa = a n
* HT
dimana, HT : Harga sewa 1 buah transponder (2.5 juta US$)
n : Bagian transponder yang disewakan
a : Koefisien sewa (untuk Palapa C-2 sebesar 0.57)
agar Satelindo lebih fair terhadap pemakai transponder.
DAFTAR PUSTAKA