Anda di halaman 1dari 2

Asissiment 1:

Typhoid fever terjadi karena pasien terinfeksi oleh bakteri bukan terinfeksi virus. Akibat
terinfeksinya bakteri mengakibatkan jumlah leukosit pada tubuh pasien mengalami
peningkatan
Planning 1:
Dalam terapi obatnya diberi antibiotik untuk melemahkan atau membunuh bakteri yang
menginfeksi tubuh pasien An. AH tersebut. Antibiotik yang diberikan yaitu Cefotaxime. Dan
untuk obat Isprinol sebaiknya tidak diberikan karena indikasi dari isprinol sendiri sebagai
antivirus sedangkan penyakit typhoid fever sendiri disebabkan oleh bakteri.

Asissment 2:
Demam pada tanggal 31 Juli sampai 1 Agustus karena bakteri yang masuk ke aliran darah
mempengaruhi pusat thermoregulator di hipotalamus sehingga mterjadi ketidakefektifan
termoregulasi dan menyebabkan demam.
Planning 2:
Demam yang dialami oleh pasien An. AH pada terapi ini diberikan paracetamol infus.
Dimana mekanisme paracetamol sendiri dapat menurunkan suhu tubuh dengan cara
menurunkan hipotalamus set-point di pusat pengendali suhu tubuh di otak sehingga demam
bisa turun. Terapi paracetamol yang diberikan hanya ketika pasien An.AH mengalami
demam saja yakni pada tanggal 31 Juli sampai 1 Agustus 2019.

Asissment 3:
Nyeri di perutnya disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam usus halus mengakibatkan
penurunan mobilitas dan peristaltik usus sehingga membuat asam lambung meningkat dan
mengakibatkan nyeri pada perut dan ulu hati. Peningkatan asam lambung yang berlebih dapat
membuat pasien mengalami mual.
Nyeri di perut terjadi pada tanggal 31 Juli dan 01 Agustus 2019 dan mualnya terjadi pada
tanggal 31 Juli saja sedangkan terapi ranitidine injeksi yang diberikan mulai tanggal 31 Juli
sampai tanggal 03 Agustus 2019.
Planning 3:
Nyeri di perut pada pasien An. AH diberikan terapi ranitidin injeksi dimana mekanisme
kerjanya menghambat kerja histamin pada reseptor-H2 secara kompetitif, serta menghambat
sekresi asam lambung. Dengan diberikannya ranitin tersebut membuat asam lambung pada
pasien An. AH tidak meningkat lagi sehingga membuat nyeri di perutnya menurun. Selain
itu, penurunan asam lambung dapat mengurangi rasa mualnya.
Pemberian terapi ranitidine injeksi sebaiknya diberikan ketika pasien mengalami nyeri di
perut yakni pada tanggal 31 Juli sampai 01 Agustus 2019.

Asissment 4:
Terjadinya anareksi mual akan membuat ketidakseimbangan nutrisi dalam tubuh sehingga
tubuh membutuhkan nutrisi dari luar
Planning 4:
Nutrisi yang kurang seimbang pada tubuh pasien An. AH dapat diberikan dengan terapi
kristaloid infus yakni IVFD D5 ½ NS. Terapi ini dapat mengembalikan cairan dan elektrolit
yang hilang pada tubuh seseorang.

Asissment 5:
Terdapat 2 obat analgetik dan antipiretik yang diberikan yaitu paracetamol infus dan atrain
injeksi
Planning 5:
Sebaiknya diberikan satu obat saja agar tidak terjadi polifarmasi. Untuk obat Atrain injeksi
dengan kandungan Metamizole Na atau disebut juga sebagai Dipirone dimana keamanan obat
ini masih diragukan. Sehingga dalam terapi ini cukup diberikan paracetamol infus saja.

Asissment 6:
Pasien mengeluhkan batuk grok grok
Palnning 6:
Terapi untuk batuk pada pasien An. AH diberikan Vostrine Syrup dimana mekanisme
kerjanya yaitu memicu produksi dahak, mengencerkan dahak sehingga dapat mengeluarkan
dahak dengan mudah.

Asissment 7:
Jumlah Hemoglobin, Hemotokrit , MCV, dan MHC dibawah nilai normal
Planning 7:

Anda mungkin juga menyukai