Anda di halaman 1dari 1

PERILAKU HARIAN BURUNG MERAK HIJAU

(Pavo muticus L, 1758) DI SAVANA BEKOL


TAMAN NASIONAL BALURAN
Yasier Abdullah, Tria Nurdiana, Dini Rahayu, Indri Fajar Lestari, Rusdi

ABSTRACT
Green Peafowl (Pavo muticus) has a distribution in East Asia, South Asia, until Southeast Asia is one of the birds whose existence is threatened with extinction. In Indonesia, Green Peafowl can be found in Baluran National Park.

Green Peafowl in Baluran National Park can be found in conservation areas including Savana Bekol and Bama savanna. Green Peafowl uses savannah as a place to find food. This research aimed to know daily behaviours which

individual, ate, and social behavior. This research was carried on 24-25 June 2019 by observing the daily behavior of Green Peafowl. The methods used in this research was descriptive. Retrieval of data using the animal sampling

scan technique. The results showed that the dominant behaviour carried out by Green Peafowl was voiced with a percentage of 65%, while the behavior with the least frequency was developed a tail with a percentage of 0%.

Keywords: Green peafowl, daily behavior, Baluran National Park

PENDAHULUAN
Merak hijau (Pavo muticus) merupakan salah satu burung yang memiliki persebaran di Asia Timur, Asia Selatan, hingga Asia Tenggara. Salah satu negara persebaran
merak hijau adalah Indonesia. Di Indonesia merak hijau dapat dijumpai salah satunya di Taman Nasional Baluran. Populasi burung ini sudah hampir punah. Terancamnya
keberadaan hewan ini terutama disebabkan penangkapan oleh masyarakat, selain konversi lahan dan rusaknya habitat. Penangkapan burung merak hijau dipacu oleh
potensi yang dimiliki satwa langka tersebut, seperti keindahan bulu, suara yang merdu, keunikan bentuk dan tingkah laku, oleh karena itu jenis burung ini tergolong langka
dan bernilai ekonomis tinggi. Keindahan yang dimiliki jenis burung ini merupakan potensi yang dapat dikembangkan sebagai bagian jasa lingkungan suatu kawasan.
Keberadaan burung merak hijau di alam semakin menurun dengan semakin banyaknya kawasan hutan yang dijadikan sebagai lahan pertanian, perladangan, dan
pemukiman penduduk; disamping itu, perburuan terhadap jenis burung ini semakin tinggi, sehingga akhirnya populasinya semakin menurun (Mariana Takandjandji dan
Reny Sawitri, 2010).

METODE PENELITIAN
Taman Nasional Baluran

24-25 Juni 2019

Deskriptif dan
teknik scan animal sampling

binokuler, kamera, weathermeter, kompas,


inklinometer, jam tangan dan alat tulis.

PROSEDUR
Ÿ Setiap pengamat menentukan titik lokasi di wilayah Savana bekol. Ditentukan
berdasarkan persebaran burung merak hijau, terbagi menjad 4 titik lokasi dengan
jarak masing-masing 100m dan setiap lokasi didapati seorang pengamat.
Ÿ Pengamat mencatat seluruh perilaku harian burung merak

HASIL DAN PEMBAHASAN

· Menelisik Makan
Berdasarkan pengamatan dilakukan kegiatan menelisik pada burung Merak Merak hijau termasuk kedalam hewan pemakan tumbuhan atau herbivora. Pakan
Hijau Jawa (Pavo muticus-muticus) kegiatan menelisik merupakan kegiatan yang utamanya berupa biji-bijian dan rerumputan tetapi ada juga merak yang memakan buah,
digemari oleh burung karena dapat merapihkan susunan bulunya. Persentasi bunga, dan juga serangga. Menurut Herwono (2011) perilaku makan ini dimulai dengan
aktivitas menelisik yang teramati adalah 3% dari total perilaku. mangambil makanan dengan cara mematuk dan kemudian menelannya. Kegiatan ini di
· Mengembangkan Sayap lakukan setelah merak turun dari pohon tidurnya serta sedang berjalan. Pada umumnya
Perilaku mengembangkan sayap di lakukan oleh merak sebelum merak tersebut merak hijau ini makan pada pagi dan sore hari. Persentase aktivitas makan adalah 9%
terbang. Persentase aktivitas mengembangkan sayap sebesar 2%. Kegiatan
mengembangkan sayap umumnya di lakukan saat hendak terbang dan turun dari dari perilaku harian total. Berdasarkan pengamatan, Merak Hijau memakan tumbuhan
pohon tidur. Sidaguri (Sida acuta)

· Mengembangkan Ekor · Mengais makanan


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tidak ditemukan adanya aktivitas Perilaku burung merak hijau (Pavo muticus) dipagi dan sore hari pada hasil
merak hijau (Pavo muticus-muticus) mengembangkan ekor. Merak jantan hanya pengamatan adanya perbedaan jumlah aktivitas perilaku makan terutama pada perilaku
akan mengembangkan ekornya pada musim kawin, di Taman Nasional Baluran mengais makanan dengan paruh sebanyak 2%. Hal ini dikarenakan merak banyak
sendiri puncak musim kawinnya antara bulan Agustus sampai Oktober. Selain menghabiskan waktunya melakukan aktivitas makan yaitu mengais makanan.
mengembangkan ekornya dengan tarian yang khas untuk mnarik betina, diantara Menurut Gitta (2011) burung melakukan aktivitas makan untuk bertahan hidup dan
merak jantan ini juga akan terjadi pertarungan untuk memperebutkan betina. menunjang segala aktivitas kehidupannya. burung merak biasanya lebih banyak
(Winnasis, et al. 2009).
melakukan aktivitas makan sehingga burung merak memiliki banyak alokasi waktu
· Tidur makan.
Berdasarkan pengamatan burung merak tidur di pohon dengan persentase 2%.
Di Taman Nasional Baluran Burung Merak Hijau (Pavo muticus) tidur di pohon
gebang (Corypha utan) dan pohon pilang (Vachellia leucopholea). Burung ini tidur
pohon yang kanopi terbuka agar sinar matahari dapat langsung menganai tubuhnya
pada saat bangun.

· Perilaku Berjalan
Berdasarkan pengamatan perilaku berjalan 11%, perilaku berjalan dilakukan oleh
burung merak selain untuk mencari makan dan minum juga dilakukan untuk
menghindari dari ancaman seperti pengunjung ataupun hewan lain (burung elang
perut putih). Burung merak lebih sering melakukan perilaku berjalan di tanah
karena tipe kaki pejalan.

· Perilaku Bersuara
Berdasarkan hasil pengamatan perilaku bersuara 65%, merak memiliki dua
variasi suara. Individu jantan memiliki suara berbunyi “pooo..woooo..” sedangkan
bagi individu betina memiliki suara yang berbuyi “kooow” “kooo kooo koo koow”.
Suara yang dikeluarkan lebih sering ketika ingin memulai suatu aktivitas di pagi
hari dan ketika mengakhiri seluruh aktivitas saat matahari terbenam. Perilaku
bersuara ini dilakukan secara bersaut-sautan antara individu jantan dan individu
betina. Hal ini didukung oleh Wallace dan Mahan (1975) bahwa bersuara adalah
salah satu bentuk komunikasi pada burung yang memiliki tujuan tertentu.
· Perilaku Bertengger
Bertengger adalah aktivitas dengan posisi tubuh berdiri pada kayu dengan kedua transit terlebih dahulu ke pohon transit (yang rendah) lalu dilanjutkan terbang secara
mata terbuka. Berdasarkan pengamatan aktivitas bertengger 3%, aktivitas bergantian menuju pohon tidur dan diakhiri dengan melakukan aktivitas bersuara
bertengger biasanya dilakukan di pohon tidur ataupun pohon transit. Aktivitas ini sebagai tanda bahwa merak sudah berada di pohon tidur dan sebagai tanda
paling banyak dilakukan dibandingkan dengan aktivitas lainnya. Pohon untuk selesainya aktivitas di bawah pohon pada hari itu. Saat terbang ke savana merak
bertengger dan tidur dekat dengan wilayah terbuka hal tersebut dipilih, karena melakukan pemilihan tempat mendarat yaitu mencari pohon yang terdapat naungan,
burung merak hijau turun meluncur dari pohon untuk langsung mencari tempat ekoton, dekat dengan sumber air, menghindari dari orang, dan terdapat sumber
makan. Hal ini merupakan strategi untuk menghemat energi yang digunakan. makanan seperti biji-bijian.
Berdasarkan pengamatan karakteristik pohon tidur pada burung merak hijau yaitu
tinggi pohon rata-rata 35 meter, ranting pertama pada pohon terletak pada
ketinggian kurang lebih 10 meter, pohon memiliki banyak ranting, dan kanopi tidak
lebat.
· Perilaku Terbang
Dan juga perilaku terbang, Terbang adalah aktivitas yang dilakukan dengan
menggunakan sayap. Pada saat melakukan aktivitas terbang biasanya bertujuan
untuk atau naik ke pohon tidur. Berdasarkan pengamatan aktivitas terbang adalah
2%. terdapat pola naik dan pola turun merak pada pohon. Merak melakukan
terbang turun menuju feeding ground dan langsung melakukan aktifitas makan.
Pola naik merak ke pohon tidur yaitu dengan melakukan aktifitas terbang untuk

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pada Merak Hijau di TNB, didapatkan data perilaku individu, perilaku makan dan perilaku
sosial. Dengan persentase perilaku individu sebesar 7% yang di dominasi oleh perilaku menelisk. Perilaku makan yang
teramati sebesar 12 % yang di didominasi oleh perilaku makan, sedangkan perilaku sosial sebesar 81 % yang didominasi
oleh perilaku bersuara.

Anda mungkin juga menyukai