KESEHATAN LINGKUNGAN
PUSKESMAS PURWAHARJA 2
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaian penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Program
Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Bojongsari Kabupaten Purbalingga. Pedoman ini
kami susun sebagai salah satu upaya memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan
Pelayanan Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Bojongsari Kabupaten Purbalingga.
Sanitarian,
UPTD Puskesmas Bojongsari
BAB I
Pedoman Kesling BLUD UPTD Puskesmas Purwaharja 2
Page 2
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehtan yang menyelengarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingakt pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif,untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya diwilayah
kerjanya. Untuk itu memerlukan masukan dari masyarakat yang bersifat membangun
(inovatif).
C. Tujuan
1. TujuanUmum
Sebagai acuan tenaga kesehatan lingkungan dalam menyelenggaraan upaya
kesehatan lingkungan.
2. TujuanKhusus
a. Sebagai pedoman dalam melaksanakan konseling di Puskesmas Bojongsari
b. Sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan
c. di Puskesmas Bojongsari
d. Sebagai pedoman dalam tindakan / intervensi kesehatan lingkungan di
e. Puskesmas Bojongsari
D. Sasaran
1. Penanggung jawab Puskesmas
2. Tenaga Kesehatan Lingkungan
3. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
E. Ruang Lingkup
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas meliputi :
- Konseling
- Pemeriksaan kebersihan
- Pengoperasian dan pemeliharaan IPAL
F. Batasan Operasional
Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan upaya untuk meningkatkan
kesehatan yang dilakukan melalui penyehatan dan peningkatan kualitas lingkungan.
Upaya – upaya kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas Bojongsari
meliputi :
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyakarat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
3. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak
langsung di Puskesmas.
4. Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang berkaitan dengan
kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap terjadinya
penyakit dan/atau gangguan kesehatan.
11. Pengambilan Sampel Air untuk uji bakteriologis adalah Serangkaian kegiatan untuk
mengambil air sebagai contoh yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium, guna
mengetahui jumlah bakteri E.Coli/Fecal Coli per 100 ml sampel.
12. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah pendekatan kepada masyarakat
untuk merubah bahkan membuat fasilitas sanitasinya dengan biayanya sendiri melalui
metode pemicuan. Penyadaran untuk melakukan perubahan perilaku untuk hidup
bersih dan sehat
13. Tenaga Kesehatan Lingkungan adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan
minimal Diploma Tiga di bidang kesehatan lingkungan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan Kesehatan
Lingkungan. Sebagai koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas adalah petugas Sanitarian.
Pengaturan dan penjadwalan tenaga puskesmas dalam upaya kesehatan Lingkungan
dilaksanakan lintas program dan dikoordinir oleh Petugas Kesling sesuai dengan
kebutuhan dan kesepakatan.
C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan lingkungan dilakukan bersama oleh para
pemegang program dalam kegiatan loka karya mini bulanan maupun tri bulanan/lintas
sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan lingkungan dibuat untuk jangka waktu satu tahun,
dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal
bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan lingkungan di
koordinasikan oleh Kepala Puskesmas.
I O
N R
A
L
P PARKIR
KM
MOTOR O
RUANG UGD
RUANG
O
REKAM RUANG
RUANG MEDIS & KIA
P R. KIA
Pedoman Kesling BLUD UPTD Puskesmas Purwaharja
TATA
RUANG RUANG 2 RUANG
LOKET
USAHA
PROMKES
RUANG Page 9
GIZI & APOTEK
KESLING TUNGGU
R. POLI 1
RUANG
KEPALA
PUSKESMAS
R. POLI 2
RUANG
RUANG P2M TUNGGU
RUANG IMUNISASI
LOKET CAPENG R. POLI 3
P P2M
TAMAN
R. LAB
RUMAH DINAS GUDANG RUANG
DOKTER POLI GIGI
Pintu masuk
MEJA
PRO
KURSI MKE
S
D
A
T
MEJA MEJA A
WAST
KESLING GIZI
AFEL
KURSI KURSI D
I
N
Pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan di dalam gedung dilakukan oleh
D
I
Penanggung jawab program Kesehatan Lingkungan yang menempati ruang yang
N
G
bersebelahan dengan ruang laboratorium TB, berada dalam satu ruang dengan ruang Gizi
ruang promkes Puskesmas Bojongsari. Adapun pelaksanaan rapat koordinasi program
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dilakukan di ruang Aula.
Prasarana
a. Dilengkapi dengan tempat sampah tertutup.
b. Ventilasi cukup dan sirkulasi udara terjaga.
c. Pencahayaan cukup terang
PASIEN DATANG
LOKET
PENDAFTARAN
KLINIK TERPADU
PASIEN PULANG
B. Standar Fasilitas
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas BOJONGSARI memiliki sarana penunjang antara lain :
BAB IV
TATA LAKSANA UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Kesehatan Lingkungan yang dilakukan meliputi :
d. Penyuluhan STBM
1) Penyuluhan STBM dilakukan oleh petugas Kesehatan Lingkungan(sanitarian)
dengan melibatkan Bidan Desa, Naping, Kader dengan membawa surat tugas
dari Kepala Puskesmas dengan rincian tugas yang lengkap.
2) Penyuluhan STBM dilakukan di Desa untuk meningkatkan derajat kesehatan
manusia yang mencakup lima pilar STBM (stop BABS, CTPS, pengolahan air,
pengelolaan sampah, pengelolaan limbah)
B. Strategi / Metode
1. Metode Konseling
a. identifikasi prilaku/kebiasaan;
b. identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c. dugaan penyebab;
d. saran dan rencana tindak lanjut
2. Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode sebagai berikut:
a. pengamatan fisik media lingkungan;
b. pengukuran media lingkungan di tempat;
c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan.
3. Metode Intervensi Kesehatan Lingkungan
a. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
b. Perbaikan dan Pembangunan Sarana
c. Pengembangan Teknologi Tepat Guna
d. Rekayasa Lingkungan
BAB V
LOGISTIK
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik
resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada
petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak
program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara
lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak
membuat perencanaan.Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan
dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan
untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari
pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Konseling
CTPS
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan
aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga
agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator Kesling
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan
dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
1 Konseling v v v v v v v v v v v v
Inspeksi Sanitasi
2 Tempat tempat v v v v v v v v v v v v
umum
Inspeksi Sanitasi
Tempat
3 v v v v v v v v v v v v
Pengelolaan
Makanan-minuman
Inspeksi Sanitasi
4 v v v v v v v v v v v v
Sarana Air Bersih
Monitoring dan
5 v v v v v v v v v v v v
evaluasi STBM
Pendataan
6 Kesehatan v v v v v v v v v v v v
Lingkungan
pengiriman sampel
7 v v v v v v v v v v v v
air ke Laborat
Orientasi Penjamah
8 v
Depot Air Minum
Orientasi Kader
9 v
STBM
Meja
Kursi
1 Konseling Alat peraga Percontohan