Anda di halaman 1dari 4

JAHIT LUKA (HECTING)

No. Dokumen : C/VII/SOP-UGD/I/15/005


No. Revisi : 01
SOP
TanggalTerbit : 02 Januari 2015
Halaman : 1/4
UPTD
PUSKESMAS dr. Sri Wahyuningsih
LAROMPONG NIP. 19800507 200604 2 034
SELATAN

1. Pengertian Suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang sampai sembuh dan cukup
untuk menambah beban fisiologis

Sebagai acuan langkah langkah petugas dalam melakukan heacting untuk Meningkatkan
2. Tujuan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak terjadi infeksi lanjut

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 045/KAPUS/I/2015 Tentang Kebijakan Pelayanan


Klinis di UPTD Puskesmas Larompong Selatan Kabupaten Luwu

1. Permenkes RI no.5 Tahun 2014 tentang Pedoman Praktik Klinik bagi dokter difasilitas
4. Referensi pelayanan kesehatan primer.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.02.02/Menkes/514/2015
Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama

1. Drape steril
5. Alat dan bahan 2. Needle holder
3. Pinset anatomis
4. Pinset chirurgis
5. Gunting operasi
6. 1 benang reabsorbable dengan jarum bulat (autraumatic needle)untuk menjahit lapisan
dalam
7. Benang non-reabsorbable dengan jarum lancip untuk menjahit kulit
8. 10 Kain kassa steril 10 cm
9. Disinfektan
10. Anestesi lokal
11. Material perban
12. Gunting perban

6. Prosedur / Jahitan dasar


langkah- 1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan prosedurnya
langkah 2. Minta pasien untuk berbaring
3. Tanyakan riwayat alergi tentang obat anestesi atau iodine
4. Tempatkan cahaya ke area luka yang akan dijahit
5. Disinfeki luka dan area-area disekitarnya
6. Cuci tangan 7 langkah dan pakai sarung tangan steril

1/4
7. Tutup luka dengan drape steril
8. Berikan anestesi lokal atau blok saraf lokal dengan metode oberst, tunggu sampai
anestesi bekerja
9. Taruh jarum bulat di bagian depan dari needle holder, kurang lebih jepit di setengah
badan jarum
10. Pegang pinset chirurgis seperti memegang pensil dengan satu tangan. Tangan yang
lainnya memegang needle holder yang tadi sudah terpasang jarum
11. Dengan menggunakan pinset, pegang ujung luka di tempat yang terjauh untuk
meminimalisasi kerusakan jaringan, bagian pinset yang memiliki satu gigi harus
berada di tepi luka dan bagian dengan dua gigi harus berada di kulit
12. Posisikan jarum tegak lurus terhadap kulit kurang lebih 0,5 cm dari tepi luka dan
masukkan ke dalam kulit
13. Dengan pergerakan tangan supinasi, bawa jarum menuju tepi luka dengan gerakan
seperti busur panah, mirip dengan lekukan jarum. Untuk luka yang tidak melampaui
kutis dan tidak ada ketegangan di tepi lukanya, langsung saja melangkah ke langkah
18. Untuk luka yang dalam, langkah penjahitan ada 2 langkah (buat jahitan dari tepi
luka ke tengah luka, lalu pindahkan needle holder ke ujung jarum yang telah
melewati tepi luka dan lanjutkan dari tepi luka yang berlawanan hingga keluar ke tepi
luka)
14. Buka needle holder dan tarik jarum menuju ke luka
15. Tarik jarum melalui kulit dan keluar dari luka dalam jalur melengkung
16. Reposisi jarum di posisi yang benar di needle holder
17. Tarik benang melalui kulit, tinggalkan panjang yang cukup untuk nanti dijahit
(sekitar 2 cm jika diikat dengan needle holder atau 10 cm jika diikat dengan tangan)
18. Dengan menggunakan pinset, pegang ujung luka yang paling dekat dengan kita dan
putar batas luka ke arah luar
19. Dengan pergerakan melengkung, masukkan jarum ke batas luka dan bawa sedalam
mungkin sampai ke dasar luka dan bawa kembali ke atas sampai ujung jarum terlihat
menembus kulit
20. Buka needle holder saat berdekatan dengan luka dan gunakan untuk memegang
kembali jarum di bagian luar dari kulit
21. Tarik jarum dengan bentuk melengkung melalui kulit dengan menggunakan pinset
untuk memfiksasi titik keluar jarum di luka
22. Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, pegang jarum dengan aman dan hati-
hati, lalu buka needle holder
23. Ikat benang menjadi simpul dengan bantuan needle holder

Jahitan donati
1. Tetapkan titik pertama masuk 1 cm dari batas luka dan menembus seluruh kutis
2. Jahit dalam 2 langkah dan keluar di batas luka yang berlawanan, simetris dari jahitan
pertama
3. Buat titik masuk kedua di sisi yang sama dari tempat keluar benang yang terakhir,
dekat dengan batas luka tetapi masuk superfisial( ± 1 mm dalamnya) melalui kulit
4. Masuk ke batas luka yang berlawanan secara intrakutan dan munculkan lagi jarum di
dekat tepi luka
5. Buat simpul di atas titik masuk yang pertama

Jahitan intrakutan
1. Tetapkan titik masuk pertama bersama dengan ekstensi luka ± 1 cm dari permulaan
luka

2/4
2. Bubuhkan benang ke kulit dengan mengikat jahitan di ujung
3. Masukkan jarum di ujung luka
4. Masukkan jarum secara intrakutan di salah satu batas luka
5. Keluarkan intrakutan dan masukkan lagi intrakutan di batas luka yang berlawanan
arah
6. Lakukan terus seperti ini (zig-zag) sampai mencapai ujung dari luka
7. Titik keluar yang terakhir harus bersama dengan penarikkan seleuruh garis luka
hingga tepi satu bertemunya dengan tepi lainnya
8. Bubuhkan kembali jahitan di ujung lukanya dan ikat

7. Diagram alir
Jelaskan tindakan yang Tanyakan riwayat alergi
Minta pasien untuk
akan dilakukan dan tentang obat anestesi atau
berbaring
prosedurnya iodine

Berikan anestesi lokal Cuci tangan 7 langkah dan


atau blok saraf lokal pakai sarung tangan steril Tanyakan riwayat alergi tentang
dengan metode oberst, Tutup luka dengan drape obat anestesi atau iodine
tunggu sampai anestesi steril Tempatkan cahaya ke area luka
bekerja yang akan dijahit

Dengan menggunakan pinset,


Taruh jarum bulat di bagian Pegang pinset chirurgis pegang ujung luka di tempat
depan dari needle holder, seperti memegang yang terjauh untuk
kurang lebih jepit di pensil dengan satu meminimalisasi kerusakan
setengah badan jarum tangan jaringan

Dengan pergerakan tangan


Buka needle holder dan supinasi, bawa jarum menuju Posisikan jarum tegak lurus
tarik jarum menuju ke terhadap kulit kurang lebih
tepi luka dengan gerakan
luka 0,5 cm dari tepi luka dan
seperti busur panah, mirip masukkan ke dalam kulit
dengan lekukan jarum

Tarik jarum melalui kulit


Tarik benang melalui Dengan menggunakan
dan keluar dari luka dalam pinset, pegang ujung luka
jalur melengkung kulit, tinggalkan panjang
yang paling dekat dengan
Reposisi jarum di posisi yang cukup untuk nanti kita dan putar batas luka ke
yang benar di needle holder dijahit arah luar

Tarik jarum dengan bentuk Buka needle holder Dengan pergerakan melengkung,
melengkung melalui kulit saat berdekatan dengan masukkan jarum ke batas luka
dengan menggunakan luka dan gunakan dan bawa sedalam mungkin
pinset untuk memfiksasi untuk memegang sampai ke dasar luka dan bawa
titik keluar jarum di luka kembali jarum di kembali ke atas sampai ujung
bagian luar dari kulit jarum terlihat menembus kulit

Dengan menggunakan ibu Ikat benang menjadi


jari dan jari telunjuk, simpul dengan bantuan
pegang jarum dengan aman needle holder
dan hati-hati, lalu buka
needle holder

3/4
8. Unit terkait 1. Pustu/Poskesdes
2. Persalinan

9. Dokumen 1. Rekam Medik


terkait 2. Sop anestesi lokal

10. Hal-hal yang Analisis Hasil Tindakan


perlu 1. Jarum jahitan terbuat dari material yang dapat diabsorbsi dan yang tidak diabsorbsi
diperhatikan 2. Kedua kategori tersebut mengandung monofilamen dan multifilamen
3. Ketebalan benang : 6 – 5 – 4 – 3 – 2 – 1 – 0 – 00 – 000 – 0000 – 00000 – 000000
(diameter dalam 0, dimana semakin tinggi angka semakin tipis)
4. Dalam praktek sehari-hari 3/0 atau 4/0 digunakan untuk jahitan simpel (5/0 digunakan
untuk bagian wajah), 3/0 yang reabsorbable digunakan untuk subkutan
5. Dalam memilih benang jahitan harus memikirkan beberapa aspek sebagai berikut:
a. Kekuatan regangan
b. Keamanan simpul
c. Reaksi jaringan
d. Aksi kapiler
e. Reaksi alergi
6. Jahitan intrakutan harus memenuhi kriteria
a. Tidak ada tarikan di batas luka
b. Kondisi luka harus aman dari kontaminasi
c. Ujung-ujung luka harus lurus

11. Rekaman No Yang dirubah Isi perubahan Tgl mulai


historis diberlakukan
perubahan 1. No. Dokumen : No. Dokumen : CVII/SOP-
CVII/SPO-UGD/15/001 UGD/15/005
2. SK kepala puskesmas Keputusan Kepala Puskesmas
Nomor 089 / KAPUS / I Nomor : 045/KAPUS/I/2015
/ 2015 tentang pedoman Tentang Kebijakan Pelayanan
UGD Klinis di UPTD Puskesmas 21 Maret 2016
Larompong Selatan kab Luwu
3. Diagram alir mikro Diagram alir makro

4/4

Anda mungkin juga menyukai