Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan
dengan manusia lainnya. Mereka ingin mengetahui lingkungan sekitarnya,
bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu
memaksa manusia untuk berkomunikasi. Seiring berjalannya waktu pula,
setiap makhluk akan berubah. Sama halnya dengan kondisi manusia sebagai
lakon utama dalam kehidupan ini. Manusia sebagai pelaku komunikasi
terbesar di dunia ini.
Sebagai insan komunikasi, penting kiranya kita mempelajari mengenai
fenomena yang terjadi proses perubahan komunikasi dari dulu hingga saat
ini. Tujuannya adalah agar terwujudnya komunikasi efektif. Maka dari itu
komunikasi antar pribadi sangat penting untuk dibahas dalam makalah yang
kami susun karena dengan terciptanya komunikasi antar pribadi maka akan
terciptanya hubungan yang akrab antara komunikator dengan komunikan
sehingga tujuan yang ingin dicapai bersama akan terwujud.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Self-Disclosure
2. Bagaimana proses komunikasi antarpribadi
3. Apa saja konsep diri dalam komunikasi antarpribadi
4. Bagaimanakah citra diri dalam komnunikasi antarpribadi

C. Tujuan
1. Mengerti apa yang dimaksud Self-Disclosure
2. Mengetahui proses komunikasi antarpribadi
3. Dapat mengetahui konsep diri dalam komunikasi antarpribadi
4. Mengerti apa itu citra diri dalam komunikasi antarpribadi

1
BAB II
ISI

A. Self-Disclosure
Pembukaan diri atau self-disclosure adalah mengungkapkan reaksi
atau tanggapan kita terahadap situasi yang sedang kita hadapi serta
memberikan informasi tentang masa lalu yang relavan atau yang berguna
untuk memahami tanggapan kita dimasa kini (Johnson 1981). Tanggapan
terhadap orang lain terhadap kejadian tertentu lebih melibatkan perasaan.
Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap
sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukannya, atau perasaan kita terhadap
kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan.
Membuka diri bukan berarti memberi tahu semua yang ada dalam diri
kita ke orang lain, tidak menceritakan kehidupan kita secara mendetail.
Terkadang mengungkapan hal-hal yang sangat pribadi dapat menimbulkan
perasaan belas kasih untuk sesaat. Hubungan sejati terbina apabila dengan
mengungkapkan reaksi-reaksi terhadap keajdian yang dialami bersama oleh
lawan komunikasi kita.

B. Proses Komunikasi Antarpribadi


Sebagaimana proses komunikasi antar manusia secara umum, proses
komunikasi antar pribadi atau proses komunikasi interpersonal melibatkan
berbagai unsur komunikasi atau komponen-komponen komunikasi seperti
sumber, penerima, encoding, decoding, pesan, saluran, gangguan, konteks,
dan etika komunikasi antar pribadi. Masing-masing unsur komunikasi antar
pribadi tidak hanya saling bergantung namun juga terhubung satu sama lain.
Jika salah satu unsur mengalami perubahan, maka akan berdampak pada
unsur komunikasi lainnya dan sistem komunikasi antar pribadi atau sistem
komunikasi interpersonal secara keseluruhan. Adapun proses terjadinya
komunikasi antarpribadi, yaitu:

2
1. Sumber memiliki sebuah ide atau gagasan
Proses komunikasi antarpribadi diawali dengan sumber yang
memiliki sebuah ide atau gagasan. Dari sinilah sejatinya efektivitas
komunikasi antar pribadi atau efektivitas komunikasi interpersonal
ditentukan.
2. Sumber melakukan encoding terhadap ide atau gagasan tersebut
menjadi sebuah pesan
Ketika seseorang meletakkan sebuah ide atau gagasan ke dalam
sebuah pesan, sejatinya ia telah melakukan encoding terhadap ide atau
gagasan yang ia miliki sebelumnya. Pesan tersebut dapat berupa kata-
kata atau gambar. Sebagai partisipan komunikasi tentunya kita perlu
mengembangkan berbagai keterampilan yang dibutuhkan agar proses
encoding terhadap ide atau gagasan yang kita miliki menjadi sebuah
pesan yang efektif berlangsung dengan sukses.
3. Sumber memilih saluran atau media komunikasi yang tepat
Ketika proses encoding telah selesai, pesan-pesan tersebut
dikirimkan kepada penerima yang dituju. Namun sebelumnya, sumber
harus memilih dan menentukan media yang tepat.
4. Sumber menyampaikan pesan melalui saluran komunikasi atau media
komunikasi
Saluran komunikasi adalah sebuah sistem yang digunakan untuk
mengirimkan pesan. Saluran komunikasi dapat berupa komunikasi
tatap muka, internet sebagai media komunikasi, dan lain sebagainya.
Sementara itu, media komunikasi adalah bentuk dimana pesan
ditempatkan. Semakin berkembangnya teknologi informasi dan
komunikasi, maka semakin banyak pula pilihan media komunikasi
untuk mengirimkan pesan kepada penerima.
5. Pesan diterima oleh penerima pesan
Jika saluran komunikasi yang digunakan untuk mengirim pesan
berfungsi dengan baik, maka pesan akan mencapai atau menjangkau
penerima pesan yang dituju. Namun perlu dipahami bahwa pesan yang

3
diterima belum tentu akan mendapat perhatian dan dipahami dengan
benar oleh penerima pesan. Beberapa pesan bahkan diabaikan atau
disalahartikan oleh penerima pesan dengan menganggapnya sebagai
gangguan.
6. Penerima pesan melakukan decoding terhadap pesan yang diterima
Setelah pesan diterima oleh penerima pesan, penerima pesan
perlu mengekstraksi ide atau gagasan yang berasal dari pesan dan
inilah yang disebut dengan decoding.
7. Penerima pesan memberikan tanggapan atau respon terhadap pesan
Dalam menyusun sebuah pesan, sumber hendaknya
menunjukkan kepada penerima pesan bahwa dengan memberikan
respon atau tanggapan terhadap pesan yang dikirimkan akan
memberikan beberapa keuntungan atau manfaat bagi penerima pesan.
Dengan demikian, kemungkinan penerima pesan memberikan respon
atau tanggapan terhadap pesan yang dikirimkan dengan cara yang
positif akan meningkat.
8. Penerima pesan menyuguhkan umpan balik kepada sumber
Dalam rangka memberikan respon atau tanggapan (atau tidak
memberikan respon atau tanggapan) terhadap pesan yang dikirimkan
oleh sumber, penerima pesan dimungkinkan untuk memberikan
umpan balik yang membantu sumber untuk mengevaluasi efektivitas
komunikasi interpersonal. Umpan balik yang diberikan dapat berupa
verbal dengan menggunakan kata-kata tertulis atau lisan, nonverbal
dengan menggunakan ekspresi wajah atau bahasa tubuh dalam
komunikasi lainnya, atau verbal dan nonvebal sekaligus.
9. Penerima pesan melakukan encoding terhadap pesan umpan balik
Tanggapan atau respon yang diberikan oleh penerima pesan
dikemas dalam bentuk pesan umpan balik. Proses pengemasan pesan
umpan balik ini dinamakan dengan encoding. Sebagaimana pesan
yang dikirimkan oleh sumber, maka pesan umpan balik yang
diberikan oleh penerima pesan kepada sumber dapat berupa kata-kata

4
atau gambar. Penerima pesan juga perlu memiliki keterampilan agar
proses encoding yang dilakukan dapat berhasil.
10. Penerima pesan memilih saluran komunikasi atau media komunikasi
Setelah proses encoding, penerima pesan kemudian memilih
saluran komunikasi atau media komunikasi yang tepat untuk
mengirimkan pesan umpan balik kepada sumber. Saluran komunikasi
atau media komunikasi yang dibutuhkan untuk mengirim pesan
umpan balik dapat berbentuk lisan, tulisan, visual atau elektronik.
11. Penerima pesan mengirimkan pesan umpan balik kepada sumber
Setelah proses pemilihan saluran komunikasi atau media
komunikasi yang dirasa tepat dan sesuai, penerima pesan kemudian
mengirimkan pesan umpan balik tersebut melalui saluran komunikasi
atau media komunikasi yang telah ditentukan.
12. Pesan umpan balik diterima oleh sumber
Proses selanjutnya adalah pesan umpan balik diterima oleh
sumber. Pesan umpan balik dapat diterima dengan baik oleh sumber
manakala saluran komunikasi atau media komunikasi yang digunakan
berfungsi dengan baik.
13. Sumber melakukan decoding terhadap pesan umpan balik dan
memberikan respon
Setelah pesan umpan balik diterima oleh sumber, sumber
kemudian melakukan proses decoding terhadap pesan umpan balik
yang dikirimkan oleh penerima pesan. Pesan umpan balik yang
dikirimkan oleh penerima pesan kemudian ditanggapi atau direspon
oleh sumber. Langkah selanjutnya, sumber dapat memberikan umpan
balik kepada penerima pesan dan seterusnya.
Proses komunikasi antar pribadi berlangsung dalam sebuah konteks
tertentu. Tidak jarang, dalam setiap proses seperti yang diulas secara singkat
di atas akan menemui adanya berbagai macam gangguan atau hambatan-
hambatan komunikasi yang dapat mengganggu jalannya proses komunikasi

5
antar pribadi sehingga menyebabkan tidak tercapainya komunikasi yang
efektif.

C. Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi


Adapun hubungan konsep diri dalam komunikasi antar pribadi adalah
sebagai berikut:
1. Bersifat terbuka
Bersifat terbuka dalam komunikasi antar pribadi merupakan
konsep diri yang positif. Seorang yang berani terbuka pada orang lain
berarti bahwa orang tersebut sudah mempercayai dan mengetahui
pengalaman-pengalaman orang lain. Keterbukaan dalam komunikasi
antar pribadi memberikan dampak positif seperti dapat memberikan
penilaian karakter diri sendiri.
2. Percaya diri
Seorang yang memiliki konsep diri yang baik akan merasa
percaya diri ketika berbicara dengan orang lain. Hal ini mencerminkan
adanya hubungan konsep diri dengan komunikasi antarpribadi.
3. Selektivitas
Selektivitas dalam komunikasi merupakan upaya yang perlu
dilakukan untuk mencegah kesalahpahaman. Selektivitas juga
berhubungan dengan konsep diri dalam komunikasi antar pribadi.
Adanya hubungan konsep diri mempengaruhi terpaan isi pesan yang
selektif, ingatan yang selektif, pandangan terhadap isi pesan yang
selektif.
4. Memotivasi diri
Seorang yang memiliki konsep diri yang positif ketika sedang
berkomunikasi akan mempunyai cara untuk memotivasi dirinya
sendiri dengan hal-hal yang positif. Sedangkan orang yang memiliki
konsep diri yang negatif cenderung memotivasi dirinya dengan hal
yang negatif. Misalnya, ketika kita mengerjakan sesuatu hal yang
sulit. Konsep diri negatif akan memotivasi dirinya dengan “semua hal

6
yang dilakukan itu sulit, kamu tidak akan mampu”. Maka orang
tersebut tidak akan mampu menyelesaikannya. Begitu pula
sebaliknya.
5. Meningkatkan pengetahuan diri
Komunikasi antarpribadi yang berhubungan dengan konsep diri
memberikan manfaat yaitu dapat meningkatkan pengetahuan tentang
diri sendiri. Orang yang berinteraksi biasanya dapat menilai dan
memberikan evaluasi terhadap lawan bicaranya.
6. Harga diri
Harga diri merupakan wujud korelasi antara konsep diri dan
komunikasi antarpribadi. Seorang yang telah mengetahui konsep
dirinya negatif maka orang tersebut akan memperbaiki dirinya untuk
menciptakan konsep diri yang positif agar dapat meningkatkan
kualitas dirinya.
7. Kesamaan persepsi
Apabila seseorang sudah dapat memahami konsep dirinya
sendiri dan konsep diri orang lain maka komunikasi akan berjalan
dengan efektif. Memahami konsep diri berarti seseorang mampu
menilai dirinya sendiri. Tujuan pembentukan konsep diri dalam
komunikasi antar pribadi adalah untuk mencapai kesamaan makna
persepsi.
8. Penilaian
Seorang yang memiliki harapan dalam hidupnya akan dapat
menilai konsep dirinya. Penilaian dapat dilihat melalui pengukuran
kemampuan seseorang untuk mencapai harapan-harapan yang telah
dimilikinya.
9. Empati
Seorang yang memiliki rasa empati berarti orang tersebut telah
memahami konsep diri antara dirinya dan konsep diri orang lain.
Penilaian tersebut membangkitkan rasa empati seseorang saat melihat
konsep diri yang negatif.

7
10. Dukungan
Hubungan konsep diri dalam komunikasi antar pribadi terwujud
dengan adanya dukungan dari orang lain. Jika seseorang memiliki
pengetahuan akan konsep diri baik negatif atau positif maka orang lain
akan memberikan dukungan dengan tujuan untuk menciptakan
komunikasi yang efektif. Dukungan dalam bentuk membantu orang
untuk mengenali konsep dirinya sendiri.

D. Citra Diri dalam Komunikasi Antarpribadi


Citra diri merupakan penggambaran tentang kondisi diri yang
merupakan hasil akumulasi gambaran yang kita ciptakan dan telah terpatri
dalam otak bawah sadar kita” (Prihadhi, 2009). Setiap individu memiliki
citra diri yang berbeda-beda. Ada yang memiliki citra diri positif dan ada
juga yang memiliki citra diri yang negatif.
Citra diri bisa juga biasa disebut sebagai gambaran diri seseorang
yang tertanam dalam pikiran bawah sadar yang akan menentukan siapa
dirinya.
Citra diri kita dibentuk sejak lahir dari lingkungan, pengalaman masa
lalu, dan juga pengaruh orang lain. Dengan beragamnya karakter manusia
dan juga budaya, citra diri seseorang tidak selalu menjadi positif. Perbedaan
prinsip, keyakinan, dan juga pola pikir keluarga dan pengaruh lingkungan
pergaulan bisa saja membentuk citra diri yang negatif bagi masyarakat yang
berbeda prinsip dengan lingkungan kita.
1. Citra diri negatif
Citra diri negatif tertanam akibat pengaruh lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat, ataupun pengaruh diri sendiri yang selalu
menanamkan pikiran negatif pada diri sendiri secara berkelanjutan.
Sebagai contoh seseorang anak yang dilahirkan di keluarga yang
miskin selalu ditanamkan pikiran negatif oleh orang tuanya “kita ini
orang miskin, banyak hutang, gak mungkin mendapatkan apa yang
kita inginkan. Apalagi untuk membiayai kamu sekolah tinggi-tinggi”

8
misalnya. Secara tidak langsung ucapan itu menjelma menjadi nyata
karena secara tidak langsung mempengaruhi citra diri anak tersebut
dan juga tindakannya. Adapun ciri-ciri citra diri negatif antara lain:
a. Sering mengeluh
b. Merasa rendah diri
c. Merasa dibenci dan tidak disukai orang lain
d. Selalu merasa kurang (semangat, bersyukur, dll)
2. Citra diri positif
Citra Diri yang positif, yaitu kebalikan dari citra diri negatif.
Akibatnya pun sama, yaitu faktor lingkungan, keluarga, atau diri
sendiri. Citra diri yang positif tidak selalu identik dengan orang-orang
sukses dan kaya, namun orang miskin sekalipun bisa memiliki citra
diri yang positif apabila tentunya ketiga faktor tadi yang selalu
menanamkan pikiran positif pada orang tersebut. Sebagai contoh
seseorang anak dari keluarga yang miskin tadi apabila orang tuanya
selalu menanamkan pikiran positif “Kita memang keluarga miskin,
banyak hutang, namun kamu perlu bangkit dan berjuang memperbaiki
nasib kita ini”. Alhasil anak pun menjadi lebih termotivasi, lebih
semangat, dan dalam citra dirinya tergambar bahwa ia pasti bisa. Dan
juga ia pun akan bekerja keras dan pantang menyerah, sekalipun
terjatuh pasti anak itu akan ingat kata-kata orang tuanya tadi dan
kembali bangkit. Adapun ciri-ciri citra diri yang positif diantara:
a. Selalu optimis menjalani hari
b. Menganggap bahwa diri sendiri memiliki kelebihan yang
bermanfaat untuk orang lain
c. Percaya diri
d. Mempunyai gambaran yang jelas tentang masa depannya, dan
e. Tentu saja selalu merasa positif dalam situasi apapun

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada hakikatnya, sebagai mahkluk sosial, manusia senantiasa ingin
berhubungan dengan manusia lainnya. Rasa ingin tahu memaksa manusia
untuk berkomunikasi. Sel-disclosure yaitu mengungkapkan reaksi kita
terhadap situasi yang sedang dihadapi.
Didalam proses komunikasi seseorang harus memiliki sebuah ide atau
gagasan. Semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi
banyak pula pilihan media komunikasi yang beragam untuk menyampaikan
sebuah pesan.
Namun perlu dipahami bahwa pesan yang diterima belum tentu
mendapat perhatian, bahkan bisa diabaikan atau disalah artikan oleh
penerima pesan. Proses selanjutnya pesan umpan balik diterima oleh
sumber. Pesan umpan balik dapat diterima dengan baik manakala media
komunikasi berfungsi dengan baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unp.ac.id/11237/1/sofia%20pebriani-yulidar%20 ibrahimkhairani
.hairull.pdf. Diakses pada hari Minggu, 24 Februari 2019, pukul 22.34 WIB.
https://samtoris.wordpress.com/2017/01/13/citra-diri-positif-dan-negatif/. Diakses
pada hari Selasa, 26 Februari 2019, pukul 15.05 WIB.
https://www.google.com/amp/s/pakarkomunikasi.com/ hubungan-konsep-diri-da
lam-komuni kas i-antar-pribadi/amp. Diakses pada hari Jum’at, 22 Februari
2019, pukul 11.12 WIB.
https://www.google.com/amp/s/pakarkomunikasi.com/ proses-komunikasi-antar-
pribadi/ amp. Diakses pada hari Jum’at, 22 Februari 2019, pukul 10.52
WIB.
Rizal, Samsul dan Widaningsih, Profesional Bekerja Dan Komunikasi Bisnis,
(Jakarta: Yudhistira, 2010).

11

Anda mungkin juga menyukai