Anda di halaman 1dari 4

Gastroenteritis dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus.

Agar terhindar dari


kondisi ini, Anda dianjurkan untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, seperti rajin
mencuci tangan, menjaga kebersihan air dan makanan yang dikonsumsi, menjaga kebersihan
lingkungan sekitar, serta mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang setiap hari.

Gejala Gastroenteritis

Gejala utama gastroenteritis adalah diare dan muntah. Gejala ini akan muncul 1-3 hari setelah
terinfeksi. Gejala biasanya berlangsung selama 1-2 hari, namun juga bisa berlangsung hingga 10
hari. Selain muntah dan diare, penderita gastroenteritis atau flu perut juga berisiko mengalami
gejala tambahan, berupa:

 Demam dan menggigil


 Sakit kepala
 Mual
 Tidak nafsu makan
 Sakit perut
 Nyeri otot dan sendi

Kapan harus ke dokter

Gastroenteritis dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu beberapa hari. Namun,
segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami:

 Demam hingga di atas 40oC


 Gejala dehidrasi, seperti haus, mulut kering, dan urine menjadi pekat.
 Muntah selama lebih dari 2 hari atau muntah darah.
 BAB berdarah.

Gastroenteritis cukup sering terjadi pada anak-anak. Segera periksakan anak Anda ke dokter, jika
ia mengalami gastroenteritis atau flu perut yang disertai dengan:

 Demam di atas 38oC


 Uring-uringan
 Gelisah
 Menangis tanpa mengeluarkan air mata
 Muntah selama lebih dari beberapa jam
 Popok tetap kering dalam jangka waktu lama
 Diare disertai darah

Penyebab Gastroenteritis

Sebagian besar muntaber atau gastroenteritis disebabkan oleh infeksi virus. Ada dua jenis virus
yang menjadi penyebab utama gastroenteritis, yaitu Norovirus dan Rotavirus. Selain kedua jenis
virus ini, gastroenteritis juga bisa disebabkan oleh Adenovirus dan Astrovirus.
Penularannya dapat terjadi melalui kontak langsung, misalnya saat berjabat tangan dengan
penderita atau tidak sengaja menghirup cipratan air liur yang keluar saat penderita bersin. Virus
juga dapat menular melalui makanan, minuman, dan benda yang telah terkontaminasi virus.

Kebiasaan tidak mencuci tangan setelah buang air atau sebelum makan juga dapat meningkatkan
risiko terjadinya gastroenteritis. Oleh karena itu, usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum
makan atau setelah beraktivitas di luar ruangan.

Selain virus, gastroenteritis juga dapat disebabkan oleh:

 Bakteri, seperti Campylobacter bacterium.


 Parasit, seperti Entamoeba histolytica dan Crystosporidium.
 Obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, antasida, atau obat kemoterapi.
 Logam berat, seperti timbal, arsen, atau merkuri, yang terhirup dari udara atau terkandung
dalam air mineral.

Faktor risiko gastroenteritis

Ada beberapa kelompok orang yang lebih berisiko terkena flu perut atau gastroenteritis, yaitu:

 Anak-anak
Balita atau anak-anak belum daya tahan tubuh yang kuat, sehingga mudah terserang infeksi.
 Penghuni asrama
Tingginya tingkat interaksi antarpelajar di lingkungan sekolah dan asrama dapat meningkatkan
risiko penularan gastroenteritis.
 Lansia
Lansia cenderung mengalami penurunan daya tahan tubuh, sehingga lebih mudah terinfeksi flu
perut atau gastroenteritis.
 Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
Orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, misalnya penderita AIDS atau penderita
kanker yang sedang menjalani kemoterapi, memiliki daya tahan tubuh yang lemah, sehingga
dapat lebih mudah tertular virus.

Diagnosis Gastroenteritis

Gastroenteritis mudah diketahui dari tanda yang muncul, yaitu muntah dan diare. Jika gejalanya
bersifat ringan dan hanya berlangsung singkat, maka pemeriksaan ke dokter tidak perlu
dilakukan, karena kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya.

Pemeriksaan ke dokter perlu dilakukan jika muncul gejala yang parah. Pada kondisi ini, dokter
akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik pada pasien,
seperti mengukur tekanan darah, denyut nadi, dan suhu tubuh.

Jika diperlukan, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan feses
untuk memastikan penyebab dari diare dan muntah.
Pengobatan Gastroenteritis

Sebagian besar gastroenteritis atau flu perut tidak memerlukan pengobatan khusus, karena
penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya. Langkah pengobatan gastroenteritis lebih
bertujuan untuk menghindari gejala makin memburuk dan mencegah terjadinya dehidrasi,
terutama pada anak-anak.

Langkah penanganan utama gastroenteritis adalah memperbanyak konsumsi air putih dan
makanan bernutrisi. Penderita dianjurkan untuk makan dalam porsi yang lebih sedikit, namun
sering.

Agar gejala tidak makin memburuk, hindari mengonsumsi susu, yogurt, kopi, alkohol, keju, serta
makanan pedas, berserat tinggi, atau tinggi lemak.

Untuk membantu mengganti cairan tubuh yang hilang, penderita dapat mengonsumsi oralit.
Larutan ini mengandung elektrolit dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Meskipun oralit
dapat dibeli secara bebas, pastikan selalu mengikuti petunjuk pemakaian atau tanyakan dahulu
kepada dokter.

Jika diperlukan, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk meredakan gejala yang disebabkan
oleh gastroenteritis. Jenis obat yang diberikan adalah:

 Antibiotik, seperti amoxicillin, jika gastroenteritis disebabkan oleh infeksi bakteri.


 Antijamur, seperti nystatin, untuk menangani gastroenteritis yang disebabkan infeksi jamur.
 Loperamide, untuk meredakan diare.

Penderita perlu menjalani perawatan di rumah sakit jika mengalami dehidrasi yang cukup parah.
Perawatan ini bertujuan untuk mengganti cairan tubuh dan nutrisi yang hilang, melalui
pemberian cairan infus.

Penanganan gastroenteritis pada anak

Jika anak Anda mengalami muntah atau diare, biarkan pencernaannya beristirahat sejenak
selama 15-20 menit. Setelah itu, berikan minum secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan
cairan dan mencegah dehidrasi. Jenis cairan yang diberikan dapat berupa air putih, larutan oralit,
atau ASI jika anak Anda masih bayi.

Langkah penanganan lain yang dapat dilakukan adalah:

 Berikan makanan dengan tekstur halus dan mudah dicerna, seperti roti, kentang, atau pisang.
 Jangan memberikan anak Anda makanan atau minuman yang mengandung susu atau tinggi
gula, seperti es krim, soda, dan permen.
 Jangan memberikan anak Anda obat diare yang dijual bebas tanpa resep, kecuali atas anjuran
dokter.
Jika gejala muntah dan diare yang dialami anak Anda kian memburuk dan penanganan yang
diberikan tidak efektif untuk meredakan gejala, maka segeralah periksakan anak Anda ke dokter
untuk mendapatkan penanganan.

Komplikasi Gastroenteritis

Muntah dan diare yang dialami penderita gastroenteritis menyebabkan tubuh kehilangan banyak
cairan dan nutrisi. Kondisi ini dapat memicu munculnya gejala dehidrasi yang meliputi:

 Pusing
 Mudah lelah dan mengantuk
 Rasa haus terus-menerus
 Mulut kering
 Urine berwarna pekat atau gelap

Pencegahan Gastroenteritis

Langkah pencegahan utama gastroenteritis adalah rajin mencuci tangan, terutama sebelum
makan, setelah beraktivitas di luar rumah, dan setelah buang air kecil atau buang air besar.

Cucilah tangan Anda sampai ke celah jari dan kuku, menggunakan sabun dan air hangat selama
20 detik, kemudian bilas hingga bersih. Jika tidak tersedia air dan sabun, gunakan hand sanitizer.

Gastroenteritis juga dapat dicegah dengan:

 Tidak berbagi penggunaan peralatan makan dan mandi dengan orang lain.
 Membersihkan barang yang diduga telah terkontaminasi virus atau bakteri.
 Menghindari konsumsi makanan mentah atau belum terlalu matang.
 Membersihkan kamar mandi dan dapur secara rutin, terutama gagang pintu, dudukan toilet,
peralatan masak, dan lantai dapur.
 Mengonsumsi air minum kemasan dan menghindari penggunaan es batu saat Anda sedang
bepergian. Anda juga dianjurkan menggunakan air kemasan untuk menggosok gigi saat
bepergian.

Sebagai pencegahan jangka panjang, anak Anda dapat menjalani vaksinasi rotavirus. Vaksin ini
efektif untuk mencegah gastroenteritis akibat infeksi rotavirus. Ada dua jenis vaksin rotavirus di
Indonesia, yaitu yang diberikan 3 kali, saat bayi berusia 6-14 minggu, 18-22 minggu, dan 8
bulan; dan yang diberikan 2 kali, saat bayi berusia 10 minggu dan 14 minggu.

Untuk bayi yang usianya sudah lebih dari 6-8 bulan namun belum pernah mendapatkan vaksin
rotavirus, imunisasi ini tidak perlu dilakukan, sebab belum ada studi untuk memastikan
keamanan vaksin ini pada bayi dan anak-anak yang usianya di atas 6-8 bulan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Scrib PMK
    Scrib PMK
    Dokumen33 halaman
    Scrib PMK
    Setiowiji Handoyo
    Belum ada peringkat
  • Demam Berdarah
    Demam Berdarah
    Dokumen3 halaman
    Demam Berdarah
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Demam Berdarah
    Demam Berdarah
    Dokumen3 halaman
    Demam Berdarah
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • TB Paru
    TB Paru
    Dokumen1 halaman
    TB Paru
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Ghhvbkjlhukjliuhkjiuytrt
    Ghhvbkjlhukjliuhkjiuytrt
    Dokumen2 halaman
    Ghhvbkjlhukjliuhkjiuytrt
    Yudhi Nusartha Diputra
    Belum ada peringkat
  • TB Paru
    TB Paru
    Dokumen1 halaman
    TB Paru
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Gejala Ketoasidosis Diabetik
    Gejala Ketoasidosis Diabetik
    Dokumen2 halaman
    Gejala Ketoasidosis Diabetik
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Penyebab Faringitis
    Penyebab Faringitis
    Dokumen3 halaman
    Penyebab Faringitis
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Artikel Sabar
    Artikel Sabar
    Dokumen2 halaman
    Artikel Sabar
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Morbus Hansen
    Morbus Hansen
    Dokumen7 halaman
    Morbus Hansen
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Demam Scarlet
    Demam Scarlet
    Dokumen3 halaman
    Demam Scarlet
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Urtikaria
    Urtikaria
    Dokumen5 halaman
    Urtikaria
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Psoriasis
    Psoriasis
    Dokumen5 halaman
    Psoriasis
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Pemfigus
    Pemfigus
    Dokumen2 halaman
    Pemfigus
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Morbili
    Morbili
    Dokumen5 halaman
    Morbili
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Penyebab Bronkopneumonia
    Penyebab Bronkopneumonia
    Dokumen4 halaman
    Penyebab Bronkopneumonia
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Pertusis
    Pertusis
    Dokumen3 halaman
    Pertusis
    Neny Patrow
    Belum ada peringkat
  • Lari Pagi
    Lari Pagi
    Dokumen2 halaman
    Lari Pagi
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Penyebab TB Paru
    Penyebab TB Paru
    Dokumen3 halaman
    Penyebab TB Paru
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Cara Menenangkan Hati
    Cara Menenangkan Hati
    Dokumen1 halaman
    Cara Menenangkan Hati
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Manfaat Kurma
    Manfaat Kurma
    Dokumen3 halaman
    Manfaat Kurma
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Senja
    Senja
    Dokumen2 halaman
    Senja
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Cara Menenangkan Hati
    Cara Menenangkan Hati
    Dokumen1 halaman
    Cara Menenangkan Hati
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Tugas UTS
    Tugas UTS
    Dokumen5 halaman
    Tugas UTS
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Elemen Penilaian SKP
    Elemen Penilaian SKP
    Dokumen5 halaman
    Elemen Penilaian SKP
    Anonymous tTh3qyl4E
    100% (3)
  • Cara Menenangkan Hati
    Cara Menenangkan Hati
    Dokumen1 halaman
    Cara Menenangkan Hati
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Cara Menenangkan Hati
    Cara Menenangkan Hati
    Dokumen1 halaman
    Cara Menenangkan Hati
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Cara Menghilangkan Jerawat
    Cara Menghilangkan Jerawat
    Dokumen3 halaman
    Cara Menghilangkan Jerawat
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat
  • Tugas UTS
    Tugas UTS
    Dokumen5 halaman
    Tugas UTS
    Riska Heryanti
    Belum ada peringkat