Disusun Oleh:
ELLA APRILIA SUSANI
NIM: PO7131216010
2. PEMBAHASAN
Diabetes Melitus adalah penyakit yang mempengaruhi gula darah, hal ini terjadi
karena glukosa (gula sederhana) di dalam darah terlalu tinggi. Sehingga tubuh tidak dapat
menggunakan insulin dengan benar atau tidak sempurna. Dalam kinerjanya, makanan
setelah cenderung membuat glukosa darah meningkat dan akan merangsang pankreas
untuk memproduksi insulin. Insulin bergerak membuat gula ke dalam sel untuk diubah
menjadi energi atau sebagai cadangan energi. Namun, jika terlalu banyak glukosa dalam
darah sulit untuk membuat insulin bekerja dengan baik. Hal ini dapat terjadi biasanya
pada orang yang memiliki usia lebih dari 30 tahun atau lebih tua. Dengan kurangnya
aktivitas yang mengeluarkan energi dapat menjadi pemicu tumbuhnya penyakit mellitus.
Kadar gula darah dalam batasan normal adalah antara 70-110mg/liter.
2.2 PENYEBAB DIABETES MELLITUS
Penyebab diabetes biasanya karena hasil insuli tidak cukup untuk mengakomodasi
kadar gula dan sel-sel tubuh tidak merespon insulin. Dan ini biasanya terjadi karena
kandungan lemak yang besar dalam tubuh tidak sempurna karena kurangnya aktivitas
setiap hari. Penyebab lainya biasanya dikarenakan:
- Kurangnya insulin karena virus atau faktor gizi pada saat anak-anak tidak memadai.
- Pengaruh genetik atau keturunan- Tingginya kadar kortikosteroid
- Kurangnya daya tahan tubuh karena terlalu banyak berolahraga yang dilakukan
secara tidak teratur
Jumlah makanan yang boleh dikonsumsi dalam sehari ditentukan oleh seberapa
besar kebutuhan energi tubuh. Kebutuhan energi setiap orang berbeda, tergantung dari
usia, jenis kelamin, aktifitas sehari-hari dan juga kondisi atau kebutuhan khusus seperti
penyandang diabetes (diabetes). Perlu ditekankan bagi biabetesi agar makan dalam
porsi kecil tetapi sering. Tujuannya agar asupan makanan tidak secara drastic
meningkatkan kadar gula darah. Sementara pada saat tenggang waktu antara, juga tidak
terjadi penurunan kadar gula darah yang drastis. Dengan demikian, kestabilan kadar
gula darah tetap terjaga.
Jenis makanan yang baik bagi penderita diabetes yaitu yang mempunyai indeks
glikemik rendah.Hal ini disebabkan makanan yang mempunyai indeks glikemik rendah
tidak langsung dikonversi menjadi gula darah. Hal ini berbeda dengan makanan yang
mempunyai indeks glikemik tinggi, dimana makanan ini sangat mudah dan cepat
terurai menjadi gula lalu dengan cepat akan menaikkan gula darah. Yang dianjurkan
adalah makanan yang mempunyai IG rendah, dimana pelepasan gula dalam darah
berlangsung pelan dan bertahap, sehingga dapat membantu menjaga fluktuasi (naik/
turunnya) kadar gula darah penyandang diabetes.
Pada dasarnya anjuran makan bagi penyandang diabetes sama dengan anjuran
makan sehat untuk siapa pun. Boleh menyantap apa saja, asal dibatasi oleh Prinsip 3J,
yakni : jadwal makan, jumlah makanan, dan jenis makanan. Tujuan utamanya adalah
mencapai dan mempertahankan kadar gula darah dan lemak darah pada tingkat normal
sehingga penyakit diabetes tidak berkelanjutan dan akhirnya menyebabkan komplikasi.
A. Gejala Awal
1. Diabetes Melitus Gejala awal Diabetes Melitus biasa disebut dengan 3 P, yakni
: Poliuria (banyak kencing) Hal ini terjadi ketika kadar gula melebihi ambang
ginjal yang mengakibatkan glukosa dalam urin menarik air sehingga urin
menjadi banyak. Maka acapkali para penderita diabetes mengalami buang air
kecil dengan intensitas durasi melebihi volume normal (poliuria).
2. Polidipsi (banyak minum) Karena sering buang air kecil, acapkali para pasien
diabetes (diabetesein) akan banyak minum, (polidipsi). Karena demikianlah
kita sering mendapati para diabetesein mengalami keluhan lemas, banyak
makan (polifagi).
3. Polifagi (banyak makan) Seorang diabetesein yang baru makan akan
mengalami ketidakcukupan hormon insulin untuk memasukkan glukosa ke
dalam sel, hal ini akan menyebabkan tubuh akan selalu ‘merasa’ kelaparan,
sehingga tubuh sering terasa lemah. Kompensasinya seseorang diabetesein
akan makan lebih banyak lagi.
b. Diabetes Mellitus Tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Jika pada Diabetes Mellitus Tipe I penyebab utamanya adalah dari malfungsi kelenjar
pankreas, maka pada Diabetes Mellitus Tipe II, gangguan utama justru terjadi pada
volume reseptor (penerima) hormon insulin, yakni sel-sel darah. Dalam kondisi ini
produktivitas hormone insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas
volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin.
Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes hampir sama dengan anjuran
makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang beragam bergizi dan
berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya adalah sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Hal yang sangat penting
ditekankan adalah pola makan yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis dan Jumlah
makanan atau terkenal dengan istilah 3 J. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa
sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.
Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu
pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol
metabolik yang lebih baik.
Sedangkan tujuan khusus yang diharapkan dari pengaturan diet pada penderita
diabetes mellitus ini adalah:
Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan
keseimbangan asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen)
atau obat hipoglikemik oral dan tingkat aktifitas.
Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan
berat badan yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang normal pada anak dan remaja, untuk meningkatkan
kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi penyembuhan dari
penyakit katabolik. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan
yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik jangka pendek
maupun jangka panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun
oleh petugas kesehatan.
Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes yang
menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka
pendek, masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani dan
komplikasi kronik diabetes seperti : penyakit ginjal, neuropati automik,
hipertensi dan penyakit jantung.
Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
A. Makanan dan minuman yang mengandung gula murni seperti gula pasir/gula
merah, susu kental manis, dodol, cake, selai, sirup, kue tart, jelly, dll.
B. Makanan yang digoreng dan menggunakan santan kental (mengandung lemak
jenuh).
C. Makanan yang mengandung banyak garam seperti ikan asin, telur asin,
makanan yang diawetkan seperti saus, kecap, abon, sarden kaleng, buah
kalengan, dll.
2.8 PENATALAKSANAAN POLA MAKAN PADA PEDERITA DM
Pola makan adalah pola makan yang seimbang antara zat gizi karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral. Makanan yang seimbang adalah makanan yang tidak
mementingkan salah satu zat gizi tertentu dan dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan
(Ramadhan, 2008). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pola diartikan sebagai suatu
sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian pola makan dapat
diartikan sebagai suatu cara untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Pola makan
adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud
tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu
kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang
berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya (Depdiknas, 2001).
Pengaturan makan merupakan pilar utama dalam pengelolaan Diabetes Mellitus,
namun penderita Diabetes Mellitus sering memperoleh sumber informasi yang kurang tepat
yang dapat merugikan penderita tersebut seperti penderita tidak lagi menikmati makanan
kesukaan mereka, sebenarnya anjuran makan pada penderita Diabetes Mellitus sama dengan
anjuran makan sehat umumnya yaitu makan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
kalori masing-masing penderita Diabetes Mellitus (Badawi, 2009). Pengaturan diet pada
penderita Diabetes Melitus merupakan pengobatan yang utama pada penatalaksanaan
Diabetes Mellitus yaitu mencakup pengaturan dalam :
Jumlah Makanan
Syarat kebutuhan kalori untuk penderita Diabetes Mellitus harus sesuai untuk mencapai
kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal. Komposisi energy adalah
60-70 % dari karbohidrat, 10-15 % dari protein, 20-25 % dari lemak. Makanlah aneka ragam
makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun serta zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak dan protein yang
bersumber dari nasi serta penggantinya seperti : roti, mie, kentang, dan lainlain.
Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral.
Makanan sumber zat pembangun seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, ayam,
daging, susu, keju, dan lain-lain.
Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan sumber zat
pengatur antara lain : sayuran dan buah-buahan.
Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita Diabetes Mellitus menurut
kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak :
3. KESIMPULAN
Untuk penderita penyakit diabetes mellitus pada prinsipnya harus melakukan
pengaturan makan dengan mengurangi karbohidrat kompleks. Makanan pokok yang banyak
mengandung serat seperti ubi sangat dianjurkan dibandingkan dengan nasi dan kentang. Diet
bagi penderita diabetes harus dikonsultasikan dengan dokter untuk mengatur jumlah, jadwal,
dan jenisnya. Jumlah kalori mesti pas sesuai kebutuhan, tak lebih atau kurang. Jadwal harus
dibuat tiga kali makan utama dan tiga kali makan antara dalam selang waktu tiga jam.
Penderita harus membatasi makanan tinggi kalori, tinggi lemak, dan tinggi kolesterol.
Makanan yang dianjurkan adalah sayur dan buah yang kurang manis, seperti apel, pepaya,
tomat, kedondong, salak, dan pisang.
Pola makan adalah pola makan yang seimbang antara zat gizi karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral. Makanan yang seimbang adalah makanan yang tidak
mementingkan salah satu zat gizi tertentu dan dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan
(Ramadhan, 2008). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pola diartikan sebagai suatu
sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu. Pengaturan makan merupakan
pilar utama dalam pengelolaan Diabetes Mellitus, namun penderita Diabetes Mellitus
sering memperoleh sumber informasi yang kurang tepat yang dapat merugikan penderita
tersebut seperti penderita tidak lagi menikmati makanan kesukaan mereka, sebenarnya
anjuran makan pada penderita Diabetes Mellitus sama dengan anjuran makan sehat
umumnya yaitu makan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-
masing penderita Diabetes Mellitus (Badawi, 2009).