Anda di halaman 1dari 14

DIET PADA PENYAKIT DIABETES MELITUS

Disusun Oleh:
ELLA APRILIA SUSANI
NIM: PO7131216010

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES ACEH
JURUSAN D-IV GIZI
2018
1. LATAR BELAKANG MASALAH

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan


yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya
Manusia.

Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem


kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan
perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan
penderita.

DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa


keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan
penyakit DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan,
walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain
komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, system saraf,
hati, mata dan ginjal.

DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan


olehpeningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan
hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin
sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi
atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas. Ada 2
macam type DM :

DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM


inidisebabkan akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi
karenakerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah
terjadinyasering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering
haus,sebagian besar penderita DM type ini berat badannya normal atau
kurus.Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur hidup.
DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM inidisebabkan
insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat normal, rendah
atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak
ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia,
75% dari penderita DM type II dengan obersitas atau ada sangat kegemukan dan
biasanya diketahui DM setelah usia 30 tahun.

DM tipe 3 atau disebut Diabetes mellitus gestasional (bahasa Inggris:gestational


diabetes, insulin-resistant type 1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has
progressed to require injected insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5"
diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama
kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein
reaktif C pada lintasan patogenesisny GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin
atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup

2. PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DIABETES MELITUS

Diabetes Melitus adalah penyakit yang mempengaruhi gula darah, hal ini terjadi
karena glukosa (gula sederhana) di dalam darah terlalu tinggi. Sehingga tubuh tidak dapat
menggunakan insulin dengan benar atau tidak sempurna. Dalam kinerjanya, makanan
setelah cenderung membuat glukosa darah meningkat dan akan merangsang pankreas
untuk memproduksi insulin. Insulin bergerak membuat gula ke dalam sel untuk diubah
menjadi energi atau sebagai cadangan energi. Namun, jika terlalu banyak glukosa dalam
darah sulit untuk membuat insulin bekerja dengan baik. Hal ini dapat terjadi biasanya
pada orang yang memiliki usia lebih dari 30 tahun atau lebih tua. Dengan kurangnya
aktivitas yang mengeluarkan energi dapat menjadi pemicu tumbuhnya penyakit mellitus.
Kadar gula darah dalam batasan normal adalah antara 70-110mg/liter.
2.2 PENYEBAB DIABETES MELLITUS

Penyebab diabetes biasanya karena hasil insuli tidak cukup untuk mengakomodasi
kadar gula dan sel-sel tubuh tidak merespon insulin. Dan ini biasanya terjadi karena
kandungan lemak yang besar dalam tubuh tidak sempurna karena kurangnya aktivitas
setiap hari. Penyebab lainya biasanya dikarenakan:

- Kurangnya insulin karena virus atau faktor gizi pada saat anak-anak tidak memadai.
- Pengaruh genetik atau keturunan- Tingginya kadar kortikosteroid

- Adanya kehamilan yang membuat kurangnya kadar insulin dalam darah


- Tubuh racun yang mempengaruhi kinerja insulin Gejala Penyakit Diabetes Insulin
- Kelebihan gula darah di atas 160-180 mg / dl, membuat urin dicampur dengan gula.
- Ketika gula darah berada dalam tekanan yang lebih tinggi akan terjadi poliuri
- Terjadinya polidipsia atau haus berlebihan

- Terjadinya penurunan berat badan

- Penglihatan kabur, mual dan pusing,

- Kurangnya daya tahan tubuh karena terlalu banyak berolahraga yang dilakukan
secara tidak teratur

Jumlah makanan yang boleh dikonsumsi dalam sehari ditentukan oleh seberapa
besar kebutuhan energi tubuh. Kebutuhan energi setiap orang berbeda, tergantung dari
usia, jenis kelamin, aktifitas sehari-hari dan juga kondisi atau kebutuhan khusus seperti
penyandang diabetes (diabetes). Perlu ditekankan bagi biabetesi agar makan dalam
porsi kecil tetapi sering. Tujuannya agar asupan makanan tidak secara drastic
meningkatkan kadar gula darah. Sementara pada saat tenggang waktu antara, juga tidak
terjadi penurunan kadar gula darah yang drastis. Dengan demikian, kestabilan kadar
gula darah tetap terjaga.
Jenis makanan yang baik bagi penderita diabetes yaitu yang mempunyai indeks
glikemik rendah.Hal ini disebabkan makanan yang mempunyai indeks glikemik rendah
tidak langsung dikonversi menjadi gula darah. Hal ini berbeda dengan makanan yang
mempunyai indeks glikemik tinggi, dimana makanan ini sangat mudah dan cepat
terurai menjadi gula lalu dengan cepat akan menaikkan gula darah. Yang dianjurkan
adalah makanan yang mempunyai IG rendah, dimana pelepasan gula dalam darah
berlangsung pelan dan bertahap, sehingga dapat membantu menjaga fluktuasi (naik/
turunnya) kadar gula darah penyandang diabetes.

Pada dasarnya anjuran makan bagi penyandang diabetes sama dengan anjuran
makan sehat untuk siapa pun. Boleh menyantap apa saja, asal dibatasi oleh Prinsip 3J,
yakni : jadwal makan, jumlah makanan, dan jenis makanan. Tujuan utamanya adalah
mencapai dan mempertahankan kadar gula darah dan lemak darah pada tingkat normal
sehingga penyakit diabetes tidak berkelanjutan dan akhirnya menyebabkan komplikasi.

2.3 PATOFISIOLOGI DIABETES MELLITUS


Pengelolaan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian kelambung dan selanjutnya
ke usus. Didalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar makanan
karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak.
Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk kedalam pembuluh darah
dan diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ dalam tubuh sebagai
bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan bakar, makanan itu harus masuk dulu
kedalam sel supaya dapat diolah yang akhirnya adalah timbulnya energi yang disebut dengan
proses metabolisme. Dalam proses metabolism itu insulin memegang peran yang sangat
penting yaitu bertugas memasukkan glukosa kedalam sel untuk selanjutnya dapat digunakan
sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta
dipankreas.
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang
dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel, kemudian didalam sel glukosa itu
dimetabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak aktif glukosa tidak dapat masuk kedalam
dengan akibat glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah yang artinya kadarnya
didalam meneingkat. Dalam keadaan seperti itu badan akan menjadi lemah tidak ada sumber
energi didalam sel. Pada keadaan tadi jumlah kuncinya yang kurang, meskipun anak
kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa
yang masuk sel akan sedikit, sehingga akan kekurangn bahan bakar (glukosa) dan glukosa
didalam pembuluh darah meningkat (Waspadji, 2002).

2.4 GEJALA DIABETES MELITUS

A. Gejala Awal

1. Diabetes Melitus Gejala awal Diabetes Melitus biasa disebut dengan 3 P, yakni
: Poliuria (banyak kencing) Hal ini terjadi ketika kadar gula melebihi ambang
ginjal yang mengakibatkan glukosa dalam urin menarik air sehingga urin
menjadi banyak. Maka acapkali para penderita diabetes mengalami buang air
kecil dengan intensitas durasi melebihi volume normal (poliuria).
2. Polidipsi (banyak minum) Karena sering buang air kecil, acapkali para pasien
diabetes (diabetesein) akan banyak minum, (polidipsi). Karena demikianlah
kita sering mendapati para diabetesein mengalami keluhan lemas, banyak
makan (polifagi).
3. Polifagi (banyak makan) Seorang diabetesein yang baru makan akan
mengalami ketidakcukupan hormon insulin untuk memasukkan glukosa ke
dalam sel, hal ini akan menyebabkan tubuh akan selalu ‘merasa’ kelaparan,
sehingga tubuh sering terasa lemah. Kompensasinya seseorang diabetesein
akan makan lebih banyak lagi.

B. Gejala Lanjutan Diabetes Melitus

1. Berat badan berkurang Ketika proses sekresi pankreas kurang mencukupi


jumlah hormon insulin untuk mengubah gula menjadi tenaga, tubuh akan
menggunakan simpanan lemak dan protein yang ada. ‘Pengurasan’ simpanan
lemak dan protein di tubuh ini menyebabkan berkurangnya berat badan.
2. Penglihatan menjadi kabur Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan
perubahan pada lensa mata sehinggga penglihatan kabur walaupun baru saja
mengganti kaca mata
3. Cepat lelah Karena gula di dalam darah tidak dapat diubah menjadi tenaga sel-
sel tubuh, maka badan ceoat merasa lelah, kurang bertenaga dan bahakan
acapkali mengantuk.
4. Gatal di daerah kemaluan Infeksi jamur disekitar kemaluan menyebabkan rasa
gatal terutama pada wanita.
5. Luka sulit sembuh Pada diabetesein, terjadi penurunan daya tubuh terhadap
infeksi sehingga bila sulit timbul luka akan sulit sembuh. Tidak menutup
kemungkinan, jika terjadi infeksi berat di daerah kaki, akan berpotensi untuk
diamputasi hingga kecacatan permanen.

C. Gejala Kronis Diabetes Melitus

 Impoten / Disfungsi Ereksi & Kesemutan di Kaki Diabetes mampu merusak


jaringan saraf dan pembuluh darah baik pada kemaluan maupun kaki, sehingga
dapat menyebabkan impoten dan kesemutan di kaki.
 Kerusakan ginjal
 Gangren (infeksi berat pada kaki hingga membusuk)
 Kebutaan
 Serangan Stroke
 Serangan Jantung Koroner
 Kematian Mendadak Diabetes Melitus tidak menakutkan bila diketahui lebih
awal. Gejala-gejal yang timbul harus diberikan tindakan lebih lanjut, jika tidak
diberikan tindakan maka dapat terjadi komplikasi yang lebih fatal.

D. Mekanisme pengaturan gula


Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan
keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila
konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh,
pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian
sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa
dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah. Apabila level gula
darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau karena pencernaan makanan,
hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon
ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi
glikogen. Proses ini disebut glikogenosis), yang mengurangi level gula darah. Diabetes
mellitus tipe 1 disebabkan oleh tidak cukup atau tidak dihasilkannya insulin, sementara tipe 2
disebabkan oleh respon yang tidak memadai terhadap insulin yang dilepaskan ("resistensi
insulin"). Kedua jenis diabetes ini mengakibatkan terlalu banyaknya glukosa yang terdapat di
dalam darah.
2.5 TIPE DIABETES MELLITUS

a. Diabetes Mellitus Tipe I atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus).


Penyebab utama Diabetes Mellitus Tipe I adalah terjadinya kekurangan hormon
insulin pada proses penyerapan makanan. Fungsi utama hormon insulin dalam
menurunkan kadar glukosa secara alami dengan cara :
Meningkatkan jumlah gula yang disipan didalam hati.
Merangsang sel-sel tubuh agar menyerap gula.
Mencegah hati mengeluarkan terlalu banyak gula.
Jika insulin berkurang, kadar gula didalam darah akan meningkat. Gula dalam
darah berasal dari makanan kita yang diolah secara kimiawi oleh hati. Sebagian gula
disimpan dan sebagian lagi digunakan untuk tenaga. Disinilah fungsi hormone insulin
sebagai “stabilizer” alami terhadap kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi gangguan
sekresi (produksi) hormone insulin ataupun terjadi gangguan pada proses penyerapan
hormone insulin pada sel-sel darah maka potensi terjadinya Diabetes Mellitus sangat
besar sekali.

b. Diabetes Mellitus Tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Jika pada Diabetes Mellitus Tipe I penyebab utamanya adalah dari malfungsi kelenjar
pankreas, maka pada Diabetes Mellitus Tipe II, gangguan utama justru terjadi pada
volume reseptor (penerima) hormon insulin, yakni sel-sel darah. Dalam kondisi ini
produktivitas hormone insulin bekerja dengan baik, namun tidak terdukung oleh kuantitas
volume reseptor yang cukup pada sel darah, keadaan ini dikenal dengan resistensi insulin.

Dibawah ini terdapat beberapa fakor-faktor yang memiliki peranan penting


terjadinya hal tersebut :
Obesitas.
Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat.
Kurang gerak badan (olahraga).
Faktor keturunan.
Diabetes Mellitus tidak menakutkan bila diketahui lebih awal. Gejala-gejala yang
timbul sangat tidak bijaksana untuk dibiarkan, karena justru akan menjerumuskan
kedalam komplikasi yang lebih fatal. Jika berlangsung menahun kondisi penderita
Diabetes Mellitus berpeluang besar menjadi ketoasidosis ataupun hipoglikemia
(Soegondo, 2004).

2.6. Prinsip diet pada penderita diabetes mellitus

Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi


karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah.
Menjadi diabetisi sering segera dikaitkan dengan tidak boleh makan gula. Memang benar
gula 3 menaikkan gula darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan juga
menaikkan gula darah. Pengaturan makan (diet) merupakan komponen utama
keberhasilan pengelolaan Diabetes Mellitus, akan tetapi mempunyai kendala yang sangat
besar yaitu kepatuhan seseorang untuk menjalaninya.

Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes hampir sama dengan anjuran
makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang beragam bergizi dan
berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang maksudnya adalah sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Hal yang sangat penting
ditekankan adalah pola makan yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis dan Jumlah
makanan atau terkenal dengan istilah 3 J. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa
sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.

2.7 Tujuan dan syarat diet

Tujuan utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu
pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol
metabolik yang lebih baik.

Sedangkan tujuan khusus yang diharapkan dari pengaturan diet pada penderita
diabetes mellitus ini adalah:
 Mempertahankan kadar Glukosa darah mendekati normal dengan
keseimbangan asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen)
atau obat hipoglikemik oral dan tingkat aktifitas.
 Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
 Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan
berat badan yang memadai orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang normal pada anak dan remaja, untuk meningkatkan
kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi penyembuhan dari
penyakit katabolik. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan
yang dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik jangka pendek
maupun jangka panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun
oleh petugas kesehatan.
 Menghindari dan menangani komplikasi akut orang dengan diabetes yang
menggunakan insulin seperti hipoglikemia, penyakit-penyakit jangka
pendek, masalah yang berhubungan dengan kelainan jasmani dan
komplikasi kronik diabetes seperti : penyakit ginjal, neuropati automik,
hipertensi dan penyakit jantung.
 Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diet yang diberikan harus


memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Jumlah energi diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis


kelamin, tinggi badan, aktivitas fisik, proses pertumbuhan, dan kelainan
metabolik
2. Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk
menggunakannya, yaitu berkisar 60 – 70% dari total konsumsi.
Makanan/minuman yang mengandung gula dibatasi, dan digunakan jenis
karbohidrat kompleks/makanan yang berserat.
3. Protein berkisar 12 – 20%, dan digunakan protein yang bernilai biologi
tinggi (nilai cernanya tinggi).
4. Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan lemak jenuh serta kolestrol tidak
dikonsumsi
5. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhannya.

Makanan-makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus


adalah:

 Sumber Karbohidrat kompleks Seperti beras/nasi, kentang, singkong, terigu,


tapioka, gula, hunkue, makaroni, mie, bihun, roti, dan biscuit
 Protein Hewani Ayam tanpa kulit, daging tanpa lemak, ikan, dan telur maksimal
2x/minggu.
 Sayuran Semua sayuran dianjurkan terutama yang berserat tinggi atau berwarna
hijau seperti bayam, kangkung, daun singkong, dll. 4. Buah Semua buah
dianjurkan terutama yang berserat tinggi menurut jumlah yang sudah
ditentukan.

Makanan-makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes


Mellitus adalah:

A. Makanan dan minuman yang mengandung gula murni seperti gula pasir/gula
merah, susu kental manis, dodol, cake, selai, sirup, kue tart, jelly, dll.
B. Makanan yang digoreng dan menggunakan santan kental (mengandung lemak
jenuh).
C. Makanan yang mengandung banyak garam seperti ikan asin, telur asin,
makanan yang diawetkan seperti saus, kecap, abon, sarden kaleng, buah
kalengan, dll.
2.8 PENATALAKSANAAN POLA MAKAN PADA PEDERITA DM
Pola makan adalah pola makan yang seimbang antara zat gizi karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral. Makanan yang seimbang adalah makanan yang tidak
mementingkan salah satu zat gizi tertentu dan dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan
(Ramadhan, 2008). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pola diartikan sebagai suatu
sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian pola makan dapat
diartikan sebagai suatu cara untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Pola makan
adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud
tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu
kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang
berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya (Depdiknas, 2001).
Pengaturan makan merupakan pilar utama dalam pengelolaan Diabetes Mellitus,
namun penderita Diabetes Mellitus sering memperoleh sumber informasi yang kurang tepat
yang dapat merugikan penderita tersebut seperti penderita tidak lagi menikmati makanan
kesukaan mereka, sebenarnya anjuran makan pada penderita Diabetes Mellitus sama dengan
anjuran makan sehat umumnya yaitu makan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
kalori masing-masing penderita Diabetes Mellitus (Badawi, 2009). Pengaturan diet pada
penderita Diabetes Melitus merupakan pengobatan yang utama pada penatalaksanaan
Diabetes Mellitus yaitu mencakup pengaturan dalam :
Jumlah Makanan
Syarat kebutuhan kalori untuk penderita Diabetes Mellitus harus sesuai untuk mencapai
kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal. Komposisi energy adalah
60-70 % dari karbohidrat, 10-15 % dari protein, 20-25 % dari lemak. Makanlah aneka ragam
makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun serta zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak dan protein yang
bersumber dari nasi serta penggantinya seperti : roti, mie, kentang, dan lainlain.
Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral.
Makanan sumber zat pembangun seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, ayam,
daging, susu, keju, dan lain-lain.
Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan sumber zat
pengatur antara lain : sayuran dan buah-buahan.
Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita Diabetes Mellitus menurut
kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak :

Tabel 1. Jenis Diet Diabetes Mellitus Menurut Kandungan Energi,Karbohidrat, Protein


dan Lemak
Jenis Diet Energi (Kkal) Karbohidrat Protein (g) Lemak
(gr) (g)
I 1100 172 43 30
II 1300 192 45 35
III 1500 237 51,5 36,5
IV 1700 275 55,5 36,5
V 1900 299 60 48
VI 2100 319 62 53
VII 2300 369 73 59
VIII 2500 396 80 62
Sumber : Almatsier, 2006
Keterangan :
Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.
Jenis diet IV s/d V diberikan kepada penderita diabetes tanpa komplikasi.
Jenis diet VI s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja (juvenile diabetes)
atau diabetes dengan komplikasi.

Jenis Bahan Makanan


Banyak yang beranggapan bahwa penderita Diabetes Mellitus harus makan makanan
khusus, anggapan tersebut tidak selalu benar karena tujuan utamanya adalah menjaga
kadar glukosa darah pada batas normal. Untuk itu sangat penting bagi kita terutama
penderita Diabetes Mellitus untuk mengetahui efek dari makanan pada glukosa darah.
Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Mellitus adalah makanan
yang kaya serat seperti sayur-mayur dan buah-buahan segar. Yang terpenting adalah
jangan terlalu mengurangi jumlah makanan karena akan mengakibatkan kadar gula
darah yang sangat rendah (hypoglikemia) dan juga jangan terlalu banyak makan
makanan yang memperparah penyakit Diabetes Mellitus.

3. KESIMPULAN
Untuk penderita penyakit diabetes mellitus pada prinsipnya harus melakukan
pengaturan makan dengan mengurangi karbohidrat kompleks. Makanan pokok yang banyak
mengandung serat seperti ubi sangat dianjurkan dibandingkan dengan nasi dan kentang. Diet
bagi penderita diabetes harus dikonsultasikan dengan dokter untuk mengatur jumlah, jadwal,
dan jenisnya. Jumlah kalori mesti pas sesuai kebutuhan, tak lebih atau kurang. Jadwal harus
dibuat tiga kali makan utama dan tiga kali makan antara dalam selang waktu tiga jam.
Penderita harus membatasi makanan tinggi kalori, tinggi lemak, dan tinggi kolesterol.
Makanan yang dianjurkan adalah sayur dan buah yang kurang manis, seperti apel, pepaya,
tomat, kedondong, salak, dan pisang.

Tujuanperawatan diet bagi penderita penyakit diabetes melitus adalah:


 Mencegah terjadinya hiperglikemia postprandial yang berlebihan.
 Mencegah terjadinya hipoglikemia apabila penderita memakai obat insulin
 Memelihara agar tidak terjadi kelebihan berat badan
 Menjaga agar kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah penderita tetap pada
batas yang normal
 Mencegah kerusakan pada pembuluh darah.

Pola makan adalah pola makan yang seimbang antara zat gizi karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral. Makanan yang seimbang adalah makanan yang tidak
mementingkan salah satu zat gizi tertentu dan dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan
(Ramadhan, 2008). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pola diartikan sebagai suatu
sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu. Pengaturan makan merupakan
pilar utama dalam pengelolaan Diabetes Mellitus, namun penderita Diabetes Mellitus
sering memperoleh sumber informasi yang kurang tepat yang dapat merugikan penderita
tersebut seperti penderita tidak lagi menikmati makanan kesukaan mereka, sebenarnya
anjuran makan pada penderita Diabetes Mellitus sama dengan anjuran makan sehat
umumnya yaitu makan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-
masing penderita Diabetes Mellitus (Badawi, 2009).

Anda mungkin juga menyukai