PEMBAHASAN
3
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 78
4
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran.( Jakarta: Bumi Aksara,2010,), hal. 58
5
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010), hal. 74
2
Dalam suatu pembelajaran biasanya diarahkan pada satu kawasan dari taksonomi. Benyamin
S. Bloom dan D. Krathwohl (1964) memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga aspek / kawasan,
(1) kognitif, (2) afektif, (3) psikomotor.
1. Kawasan kognitif
Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan
dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ketingkat yang lebih
tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri atas 6 (enam) tingkatan yang secara hirarkies
berurut dari yang paling rendah (pengethuan) sampai ke yang paling tinggi ( evaluasi ) dan
dapat dijelaskan sebagai berikut.
Contoh:
1) Siswa dapat menjelaskan dengan kata-katanya sendiri tentang perbedaan bangun
geometri yang berdimensi dua dan berdimensi tiga.
2) Siswa dapat menerjemahkan arti kode-kode (berita morse) yang dikirim oleh kapal
laut yang akan berlabuh.
c. Tingkat penerapan (application)
Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan
pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbu dalam kehidupan sehari-
hari.
Contoh:
1) Siswa dapat menentukan salah satu sudut dari suatu segitiga jika diketahui sudut-sudut
lainnya.
2) Siswa dapat menghitung panjang sisi miring dari suatu segitiga siku-siku jika
diketahui dari sisi-sisi lainnya.
d. Tingkat analisis (analysis)
Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan
pengetahuan dalam memecahakan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-
hari.
Contoh:
1) Siswa dapat mengolah data mentah melalui statistika, sehingga dapat diperoleh harga-
harga range, interval kelas, panjang kelas rata-rata dan standar deviasinya.
2) Siswa dapat menganalisis sejauh mana dalam dan luasnya pembahasan diskusi yang
mereka laksanakan.
3
e. Tingkat sintesis (syntesis)
Sisntesis disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan
benrbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang
lebih menyeluruh.
Contoh:
1) Siswa dapat menyusun rencana belajar masing-masing sesuai dengan kebijakan yang
berlaku disekolah.
2) Siswa dapat mengemukakan formula baru dalam menyelesaikan suatu masalah.
f. Tingkat evaluasi ( evaluation )
Evaluasi disini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau
keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya.
Contoh:
1) Sisiwa dapat menilai unsur kepadatan isi, cakupan materi, kualitas analisis dan gaya
bahasa yang dipakai oleh seorang penulis makalah tertentu.
2) Siswa dapat menilai kualitas kemampuan pemikiran temannya berdasarkan
kemampuan dirinya.
Disamping kawasan kognitif sebagai mana disebutkan di atas, biasanya dalam
suatu perencanaan pengajaran ada mata pelajaran tertentu memiliki tuntutan untuk kerja
yang dinilai adalah kawasan afektif dan psikomotor. Kedua kawasan tersubut dijelaskan
berikut ini.
2. Kawasan afektif ( sikap dan perilaku )
Kawasan afektif adalah suatu domain yang berkaitan dengn sikap, nilai-nilai interes,
apresiasi ( penghargaan ) dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afeksi ini ada lima, dari
yang sederhana ke yang kompleks adalah sebagai berikut:
a. Kemauan menerima
Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau
rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku, mendengar musik atau bergaul dengan
orang yang mempunyai ras berbeda.
b. Kemauan Menanggapi
Kemauan menanggapi erupakan kegiatanyang menunjuk pada pastisipasi aktif dalam
kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur, menaati peraturan, mengikuti
diskusi kelas, menyelesaikan tugas dilaboratorium atau menolong orang lain.
c. Berkeyakinan
Berkeyakinan berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai tertentu pada diri
individu. Seperti menunjukkan keercayaan terhadap sesuatu, apresiasi (penghargaan)
terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan (komitmen) untuk melakukan suatu
kehidupan sosial.
d. Penerapan Karya
Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan dengan berbagai sistem nilai yang
berbeda-beda berdasakan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi. Seperti menyadari
pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap ha
yang telah dilakukan, memahami dan menerima kekurangan dan kelebihan diri sendiri, atau
menyadari peranaan perencanaan dalam memecahkan suatu permasalahan.
e. Ketekuan dan Ketelitian
4
Ini adalah tingkatan afeksi yang tertinggi, pada taraf ini inividu yang sudah memiliki
sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya.
Seperti bersikap objektif terhadap segala hal.
3. Kawasan Psikomotor
Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang
bersifat manual atau motorik. Sebagaimana kedua domain yang lain, domain ini juga mempunyai
berbagai tingkatan. Urutan tingkatan dari yang paling sederhana sampai ke yang paling
kompleks (tertinggi) adalah
a. Persepsi
Persepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan seperti
mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang sumbang, atau menghubungkan suara musik
dengan tarian tertentu.
b. Kesiapan
Kesiapan berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuatu kegiatan (set), termasuk
didalamnya mental set (kesiapan mental), physical set (kesiapan fisik), atau emotional set
(kesiapan emosi perasaan) untuk melakukan suatu tindakan.
c. Mekanisme
Mekanisme berkenaan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari dan mejadi
kebiasaan, sehingga gerakan yang di tampilkan menunjukkan kepada suatu kemahiran.
Seperti menulis halus. Menari atau menata laboratorium.
d. Respons Terbimbing
Respons terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti, mengulangi perbuatan
yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain, melakukan kegiatan coba-coba (trial
and error).
e. Kemahiran
Kemahiran adalah penampilan gerakan motorik dengan ketermpilan penuh.
Kemahiran yang dipertunujukkan biasanya cepat, dengan hasil yang baik, namun
menggunakan sedikit tenaga. Seperti keterampilan menyetir kendaraan bermotor.
f. Adaptasi
Adaptasi berkenaan dengan keterampilan yang sudah berkembang pada diri individu
sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi (membuat perubahan) pada pola gerakan
sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Hal ini terlihat seperti pada orang yang bermain
tenis, pola-pola gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan permainan lawan.
g. Originasi
Originasi menunjukkan pada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan
situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini dapat silakukan oleh orang yang sudah
mempunyai keterampilan tinggi seperti penciptaan mode pakaian, komposisi musik, atau
penciptaan tarian.6
6
Hamzah B. uno, perencanaan pembelajaran, (Jakarta :, PT Bumi Aksara2008), hal.35-39
5
Kata-kata operasional yang digunakan untuk mengembangkan indikator disesuaikan dengan
aspek kompetensinya baik itu kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Aspek kognitif:
No Kompetensi Indikator Kompetensi
1. Knowledge Menyebutkan, menuliskan, menyatakan,
(Pengetahuan) mengurutkan, mengidentifikasi, mendefinisikan,
mencocokkan, memberi nama, memberi label,
dan melukiskan.
2. Comprehension Menerjemahkan, mengubah, menggeneralisasi,
(Pemahaman) menguraikan, menuliskan kembali, merangkum,
membedakan, mempertahankan, menyimpulkan,
mengemukakan pendapat dan menjelaskan.
3. Application (Penerapan) Mengoperasikan, menghasilkan, mengubah,
mengatasi, menggunakan, menunjukkan,
mempersiapkan dan menghitung.
4. Analysis (Analisis) Menguraikan, membagi-bagi, memilih dan
membedakan.
5. Synthesis (Sintesis) Merancang, merumuskan, mengorganisasikan,
menerapkan, memadukan dan merencanakan.
6. Evaluation (Evaluasi) Mengkritisi, menafsirkan, mengadili dan
memberikan evaluasi.
Aspek afektif:
No Kompetensi Indikator Kompetensi
1. Receiving (Penerimaan) Mempercayai, memilih, mengikuti, bertanya dan
mengalokasikan.
2. Responding Konfirmasi, menjawab, membaca, membantu,
(Menanggapi) melaksanakan, melaporkan dan menampilkan.
3. Valuing (Penanaman Menginisiasi, mengundang, melibatkan,
nilai) mengusulkan dan melakukan.
4. Organization Memverifikasi, menyusun, menyatukan,
(Pengorganisasian) menghubungkan dan mempengaruhi.
5. Characterization Menggunakan nilai-nilai sebagai pandangan
(Karakterisasi) hidup dan mempertahankan nilai-nilai yang
sudah diyakini.
Aspek psikomotorik:
No Kompetensi Indikator Kompetensi
1. Observing (Pengamatan) Mengamati proses, memberi perhatian pada
tahap-tahap sebuah perbuatan dan memberi
perhatian pada sebuah artikulasi.
2. Imitation (Peniruan) Melatih, mengubah, membongkar sebuah
struktur, membangun kembali sebuah struktur
dan menggunakan sebuah model.
6
3. Practicing (Pembiasaan) Membiasakan perilaku yang sudah dibentuknya
dan mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten.
4. Adapting (Penyesuaian) Menyesuaikan model, mengembangkan model
dan menerapkan model.
Memperagakan Mampu
tatacara pengurusan memperagakan/memprakti
jenazah kkan tata cara memandikan
jenazah
Mampu
memperagakan/memprakti
kkan tata cara mengkafani
jenazah
Mampu
memperagakan/memprakti
kkan tata cara
menshalatkan jenazah
Mampu memperagakan tata
cara menguburkan jenazah
7
Kasful Anwar Dan Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP, (Bandung: Alfabeta,2011), hal.
90-98
8