Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber dari Ide Dasar Hak Asasi Manusia Inti dari dokumen historis
MAGNA CHARTA dari 1215 pada sejarah Negeri Inggris ,berbunyi “Tiada
seorang pun boleh ditangkap atau dipenjarakan atau diusir dari negerinya atau
dibinasakan tanpa sejarah diadili oleh hakim-hakim yang sederajat dengannya
(=PERS,Penceramah) atau menurut undang-undang negerinya”.
Manin-society, individu dalam masyarakat dihadapan Allah Tuhannya adalah
sama derajatnya dan sifatnya : Anak Allah pencipta dan orang yang
memberontak terhadap Allah Raja–Nya serta orang yang sama pula
mempunyai kesempatan untuk menerima kasih Allah, yaitu penggampunan
dan penebusan Allah .
Ide persamaan ini melalui gereja Kristen, seperti tadi sudah di katakan, d
ituangkan kedalam Magna Charta, khususnya dengan kata-kata di adili oleh
hakim-hakim yang sederajat dengannya (judicium perium suorum, Perrys
idid). Prinsip ini bersama-sama dengan prinsip-prinsip lain,dari due proses of
low dan kemudian tentang kebebasan agama, kebebasan untuk mempunyain
pendapat, untuk berserikat dsb, akhirnya diperluas sampai jumlah hak-hak
dan kebebasan asasi yang tercamtum dalam Universal Declaration of Human
Rightsyang diumumkan di Paris pada tanggal 10 Desember 1948.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat di tarik suatu rumusan
masalah antara lain:
1. Apa itu HAM?
2. Bagaimana Pandangan Theologi Kristen tentang HAM?
3. Bagaimana peranan Iman Kristen dalam menguranggi adanya
pelanggaran HAM?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu HAM
2. Mengetahui Pandangan Kristiani tentang HAM
3. Mengetahui peranan Iman kristen dalam menggurangi pelanggaran
HAM

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian HAM
Definisi menurut Para Ahli
John Locke
Hak asasi manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati
melekat pada manusia dan tidak dapat diganggu gugat atau sifatnya
mutlak.

Jack Donnely
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata
karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan
kepadanya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan
semata-mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia.

Prof. Koentjoro Poerbo Pranoto


Hak asasi manusia adalah hak yang bersifat asasi. Artinya, hak-hak yang
dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari
hakikatnya sehingga bersifat suci.

3
Definisi menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Definisi
menurut Alkitab (Kej. 1:26-29; 2:17-18) HAM adalah hak-hak yang paling
asasi yang melekat pada diri manusia yang melekat secara kodrati pada
diri manusia sebagai karunia Allah.

Secara garis besar disimpulkan hak-hak asasi dapat dibedakan menjadi


1. Hak hak asasi pribadi atau personalrights yang meliputi kebebasan
menyantakan pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak
dan sebagainya.
2. Hak hak asasi ekonomi atau propertyrights yaitu hak untuk memiliki
sesuatu, membeli, dan menjual serta memanfaatkannya.
3. Hak hak asasipolitik atau politicalrights yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintah, hak pilih (dipilih dan memilih dalam suatu pemilihan umum),
hak mendirikan partai politik, dsb.
4. Hak hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan atau rightsoflegalequality.
5. Hak hak asasi social dan kebudayaan atau socialanculturalrights. Misal
hak untuk memilih pedidikan, hak untuk mengembangkan kebudayaan
dan sebagainya.
6. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan
perlindungan atau proceduralrights. Misalnya: peraturan dalam hal
penahanan, penangkapan penggeledahan, peradilan dansebagainya.

4
B. Pandangan Theologis Kristen, tentang HAM
 Manusia adalah suatu makhluk diantara makhluk-mahkluk yang
lain, dan bahwa diantara manusia dan Allah (Khalik) ada
hubungan yang istimewa yang secara hakiki membedakan manusia
dari makhluk-mahkluk yang lain
 Manusia memiliki keistimewaan dalam hal kesegambaran manusia
dengan Allah (Kejadian 1:26-28).
 Manusia disituasikan oleh Khalik didalam eksistensi terbuka,
artinya eksistensi manusia adalah bukan eksistensi yang telah
selesai melainkan eksistensi yang masih menuntut
penyelesaiannya.
 Khalik menghendaki eksistensi manusia ditentukan sendiri oleh
manusia, direncanakan,diprogramkan, dibuat, dijadikan oleh
manusia, dengan konsekuensi logis.

Dasar Alkitabiah Hak Asasi Manusia menurut Alkitab

 Martabat manusia sebagai pusat hak-hak asasi manusia maka manusia


memiliki hak-hak yang disebut asasi.
 Bahwa semua dan setiap orang berhak dihargai dan diperlakukan
berdasarkan martabat eksistensinya(Ams 14:21, 14:31, 22:22, 22:23)
 Simpati terhadap orang lemah sangat kuat terdengar didalam
Alkitab(Ams 29:7)
 Penghargaan terhadap anak sebagai manusia penuh ketaatan kepada
taurat. Perjanjian keselamatan berlaku pula bagi anak-anak.(Ef 6:4).

5
Pdt. Eka Darmaputera mengungkapkan bahwa untuk mengkaji HAM
di dalam perspektif atau sudut pandang Iman Kristen kita harus bertolak
dari dua konsep yang mendasar. Kedua konsep itu adalah kedaulatan
Allah yang universal dan manusia sebagai imago dei, atau citra Allah di
dalam diri setiap manusia.
a. Kedaulatan Allah yang Universal
Kita mengakui bahwa HAM bersumber dari Allah yang memiliki
kedaulatan secara Unoversal. Oleh karena itu, tidak ada satu orang pun
atau satu lembaga pun, termasuk negara, yang berwenang untuk
membatalkan atau mengurangi hak-hak tersebut, kecuali Allah sendiri.
Pelanggaran terhadap HAM merupakan pelanggaran terhadap ketetapan
Allah.

Seorang teolog yang juga seorang filsuf, Jurgen Moltmann mengatakan


bahwa kedaulatan Alllah didalam diri manusia mencakup dimensi
individual, simensi sosial, dimensi ekologisnya, maupun dimensi
futurologisnya. Dengan demikian, HAM mencakup hak manusia untuk
bebas, hak manusia untuk berkomunitas, serta haknya untuk mempunyai
masa depan yang lebih baik dan sejahtera.
Hak pada akhirnya membawa manusia pada suatu kewajiban.
Misalnya, hak manusia untuk bebas dan bermartabat membawa manusia
kepada kewajiban untuk menghormati kebebasan dan martabat orang
lain.

6
b. Citra Alllah pada Diri Tiap Manusia
Didalam kisah penciptaan secara gamblang disebutkan bahwa Allah
menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya, atau lebih dikenal
dengan istilah imago Dei (imago=Citra/gambar;Dei=Allah). Manusia
memantulkan Allah yang bermartabat: Alllah yang adil, Allah yang
didalam diri-Nya ada kebenaran, Allah yang bebas bertindak,
menyatakan dan mewujudkan kehendaknya, Allah yang adalah kasih.
Namun, citra Allah yang melekat pada manusiaitu juga mengandung
kewajiban-kewajiban asasi yang sebanding. Manusia memantulkan Allah
yang didalam dirinya ada kebenaran dengan kewajiban manusia untuk
menyatakan kebenaran.
Tiap orang diciptakan sama berharganya di hadapan Allah, apapun
latar belakang manusia, Jenis kelamin, suku, bangsa, etnis, agama, warna
kulit, dan tingkat sosial-ekonominya. Di hadapan Allah “tidak ada orang
Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak
ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam
Kristus Yesus” Gal. 3:28.

7
C. Peranan Iman Kristen dalam mengurangi Pelanggaran terhadap
HAM
 Pelanggaran HAM sesungguhnya dari awal dunia diciptakan sudah ada,
contohnya : Kain yang membunuh adiknya Habel (Kej 4)
 Pelanggaran terhadap HAM berarti pelanggaran terhadap ketetapan Allah.
Kepentinggan kelompok,kekuasaan, dan keserakahan manusia.
 Zaman dulu, pelanggaran HAM berupa perbudakan dan diskriminasi,
sekarang sistemik melalui peraturan atau perundang-undangan.

Penyebab terjadinya pelanggaran-pelanggaran atas hak-asasi manusia:


1) Manusia kurang memenuhi kewajibannya untuk menyediakan bahan-
bahan guna memenuhi hak-hak asasi manusia.
2) Dalam masyarakat modern, dimana hubungan-hubungan di antara
anggota-anggotanya bersifat impersonal, zakelik (hubungan pamrih),
kurang didapati perasaan kasih di antara sesama anggota.
3) Sifat masyarakat Indonesia yang plurartis, hingga lebih mementingkan
anggota “ingroup”nya dari pada anggota-anggota lain.
4) Dalam masyarakat Indonesia masih banyak terdapat hubungan-hubungan
pribadi yang dilaksanakan atas dasar rasa simpati (emosional).
5) Anggota-anggota masyarakat Indonesia kurang mengerti atau kurang
sadar akan hak-haknya serta hak asasi belum dianggap suatu nilai yang
tertinggi, hingga tak jarang atau belum menuntut hak-hak tersebut.
6) Masyarakat Indonesia yang “bobrok” dimana masih terdapat perbedaan-
perbedaan yang tajam antara yang berkecukupan dan yang tidak punya.

8
7) Banyak anggota-anggota masyarakat, pejabat, pemerintah, atau tentara,
yang belum melihat human dignity sebagai suatu nilai yang harus
dijunjung tinggi, terlepas dari siapa orangnya.
8) Adanya “tempat-tempat lemah” pada alat-alat negara yang mempunyai
kekuasaan istimewa yang mempermudah timbulnya pelanggaran-
pelanggaran.
9) Kalaupun para pemimpin atau pejabat-pejabat tinggi negara sudah banyak
sadar pentingnya perlindungan hak-hak asasi manusia, tidak dapat
menjamin bahwa bawahannya pun mempunyai perasaan yang sama.
10) Hal-hal yang seharusnya merupakan kewajiban bagi para penguasa untuk
melaksanakannya dipandang sebagai suatu “kemurahan hati” mereka
bilamana mereka melaksanakan.

Jalan keluar dalam mengatasi pelanggaran-pelanggaran HAM, terutama di


Indonesia:
1) Mengubah struktur masyarakat sehingga benar-benar menjadi suatu
masyarakat sosialis Pancasila sehingga memberikan kemungkinan kepada
para warga masyarakat untuk dapat menikmati hak-hak asasi manusia, dan
untuk dapat membuktikan tugasnya untuk kepentingan kemanusiaan.
2) Memberikan penerangan yang luas dan terus-menerus kepada lapisan
masyarakat agar rakyat benar-benar merasakan bahwa hak-hak asasi
manusia, serta kewajiban-kewajiban yang bernilai.
3) Mengetuk perasaan tanggung jawab wakil-wakil rakyat di lembaga-
lembaga tinggi negara tentang telah terjadinya pelanggaran-pelanggaran
hak asasi manusia dengan cara mengajukan petisi-petisi dan surat-surat
pengaduan.

9
4) Para pemimpin, penguasa, dan alat negara harus memiliki rasa
keseimbangan antara hak-hak dan kewajibannya.
5) Dalam pendidikan perlu ditanamkan perasaan kasih, di samping mendidik
para siswa untuk menghormati hak-hak orang lain, juga untuk mengetahui
akan hak-hak mereka sendiri.
6) Harus terdapat control langsung misalnya pelanggar keadilan, tidak
langsung misalnya public opinion terhadap para pelanggar, sehingga
mereka insaf bahwa setiap pelanggaran akan diberikan kontrol dengan
konsekuen.

10
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kita dapat menduga bahwa martabat eksistensial manusia


melatarbelakangi juga hukum kasih,yang mengandung peritah untuk
mengasihi sesame manusia,diberikan dalam satu nafas dengan perintah
untuk mengasihi Allah. Kasih merupakan Bahasa khas Alkitab,baik
perjanjian lama maupun perjanjian baru, yang berarti menghargai dan
memperlakukan manusia berdasarkan martabat eksistensial manusia
dibahasakan dengan: ”Allah mengasihi manusia”. Dari sini kita dapat
memahami bahwa hokum kasih didasarkan pada fakta bahwa Allah telah
mengasihi manusia, fakta bahwa manusia adalah objek kasih
Allah,sehingga didalam hokum kasih, mengasihi sesama, adalah mengasihi
dengan berorientasi kepada Allah.

B. Saran
Jalan Keluar Dalam Mengatasi Pelanggaran-Pelanggaran HAM di
Indonesia:
 Mengubah struktur masyarakat sehingga benar-benar menjadi suatu
masyarakat sosialis Pancasila sehinnga memberikan kemungkinan
kepada para warga masyarakat untuk dapat menikmati hak-hak asasi
manusia,dan untuk dapat membuktikan tugasnya untuk kepentingan
kemanusiaan.
 Memberikan penerangan yang luas dan terus-menerus kepada lapisan
masyarakat agar rakyat benar-benar merasakan bahwa hak-hak asasi
manusia, serta kewajiban-kewajiban yang bernilai.
11
 Mengetuk perasaan tanggung jawab wakil-wakil rakyat di lembaga-
lembaga tinggi Negara tentang telah terjadinya pelanggaran-
pelanggaran hak asasi manusia dengan cara mengajukan petisi-petisi
dan surat-surat pengaduan
 Para pemimpin, penguasa,dan alat Negara harus memiliki rasa
keseimbangan Antara hak-hak dan kewajibannya.
 Dalam pendidikan perlu ditanamkan perasaan belas kasih,disamping
mendidik para siswa untuk menghormati hak-hak orang lain, juga
untuk mengetahui akan hak-hak mereka sendiri.

12
Daftar Pustaka

1. http://sayhellohelloo.blogspot.co.id/2014/02/materi-ringkas-ham-menurut-
iman-kristen.html
2. http://oktavianibuulolo.blogspot.co.id/2015/10/ham-menurut-iman-
kristen.html

13

Anda mungkin juga menyukai