PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya,sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis (UU No. 36, 2009). Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan
tersebut Puskesmas Bunut Hilir telah menetapkan visi dan misi.
Visi Puskesmas Bunut Hilir adalah ” Masyarakat Bunut Hilir Sehat Mandiri Dan Merata ”,
dengan misi: 1) menggerakkan pembangunan yang berwawasan kesehatan, 2) mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat 3) memelihara dan meningkatkan pelayanan yang
bermutu, merata dan terjangkau; 4) memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga
dan masyarakat beserta lingkungannya. Untuk mencapai visi dan misi tersebut diperlukan suatu
sarana agar pencapaian tujuan dapat dicapai dengan maksimal.
Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi
terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan
pelayanan minimal di bidang Kesehatan di kecamatan adalah Profil Puskesmas. Profil
Puskesmas Bunut Hilir ini pada intinya berisi berbagai data/ informasi yang menggambarkan
situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat di Kecamatan. Penyajian Profil Puskesmas ini adalah
salah satu bagian penting dalam mendukung informasi guna pengambilan keputusan, dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program pembangunan kesehatan.
Penyusunan Profil Puskesmas Bunut Hilir Tahun 2018, Puskesmas Bunut Hilir
menggunakan berbagai sumber data antara lain:
Data dari berbagai program pada Puskesmas Bunut Hilir;
Data dari berbagai Instansi terkait antara lain :
- UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bunut Hilir
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan pembuatan dokumen Profil Puskesmas adalah terhimpunnya data dan informasi
kesehatan secara menyeluruh dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen yang
berhasil guna dan berdaya guna khususnya dibidang kesehatan..
C. SISTEMATIKA PENYAJIAN
- Daftar Isi
- Bab I : Pendahuluan
- Bab VI : Kesimpulan
- Dokumentasi Kegiatan
- Lampiran
A. LETAK GEOGRAFI
Kecamatan Bunut Hilir adalah salah satu dari 23 kecamatan/kelurahan dalam Pemerintahan
Kabupaten Kapuas Hulu. Letak kecamatann berada di tepi/pesisir Sungai Kapuas. Jarak antara
Bunut Hilir dengan Putussibau (ibukota kabupaten Kapuas Hulu) ± 95 km melalui jalan sungai.
Lama tempuh perjalanan dari Bunut Hilir ke Putussibau dengan menggunakan Speed Boat 40
pk ± 2 jam, kendaraan darat belum bisa terakses dan kendaraan air menyusuri Sungai Kapuas
selama ± 8 jam menggunakan Motor Bandung.
Luas Kecamatan Bunut Hilir 849,64 Km² yang merupakan 2,85% dari luas Kabupaten
Kapuas Hulu. Batas batas wilayah Kecamatan Bunut Hilir; Sebelah utara berbatasan dengan
Kecamatan Batang Lupar Dan Embaloh Hilir, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan
Boyan Tanjung, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Jongkong, sebelah timur
berbatasan dengan Kecamatan Bunut Hulu dan Kecamatan Bika seperti pada gambar 1 dan 2.
Secara keseluruhan Kecamatan Bunut Hilir merupakan daerah yang telah mengalami
pengikisan dan sudah semakin tua yang ditandai dengan gradient sungai sungai kecil dan
berbelok-belok. Morfologi daerah Bunut Hilir umum nya berbentuk wajan (kuali) yang terdiri dari
dataran rendah/ cekung yang terendam air. Beberapa desa terdiri dari danau-danau dan rawa-
rawa yang airnya cukup dalam dan dataran rendah yang ditempati oleh sebagian penduduk.
(BPS, 2018).
Kecamatan Bunut Hilir terdiri dari 11 desa dengan total 24 dusun dan 49 RT. Berdasarkan
Laporan Tahunan Seksi Pemerintahan Kecamatan Bunut Hilir tahun 2018, jumlah penduduk
Kecamatan Bunut Hilir mencapai 9.190 jiwa yang menyebar di 11 desa. Kepadatan penduduk
11 jiwa/ km². Desa yang mempunyai jumlah penduduk terbesar adalah Teluk Aur, Bunut Hulu
dan Entibab yang masing-masing mempunyai jumlah penduduk 1.143, 1.139 dan 1081 jiwa.
Walaupun ketiga desa tersebut mempunyai jumlah penduduk yang besar, namun desa yang
mempunyai kepadatan penduduk tertinggi adalah desa Bunut Tengah yang mencapai 5 7 jiwa/
km² disusul oleh desa Bunut Hilir 47 jiwa/ km² dan desa Ujung Pandang yang kepadatannya
sebesar 41 jiwa/ km². Sedangkan desa yang memiliki kepadatan penduduk terendah adalah
Desa Teluk Aur yaitu hanya 6 Jiwa / Km², Desa Tembang dan Desa Nanga Tuan dengan
kepadatan penduduk masing-masing 7 jiwa / Km² seperti yang terlihat pada tabel 2.1.
Struktur umur penduduk Bunut Hilir masih berada pada struktur umur “muda”. Kelompok
umur anak-anak (15 tahun ke bawah) dan kelompok umur muda (15–39 tahun) komposisinya
terlihat relatif lebih besar dibanding kelompok lainnya seperti yang tergambar pada Gambar 3.
piramida penduduk dibawah ini.
1 Dokter 1 2 1
2 Dokter Gigi 0 1 1
3 Apoteker 0 1 1
4 Kesmas 1 1 0
5 Perawat 16 8 0
6 Bidan 6 7 1
7 Gizi 2 2 0
8 Analis Kesehatan 1 1 0
9 Perawat Gigi 1 1 0
10 Asisten Apoteker 2 1 0
11 Kesehatan Lingkungan 3 1 0
12 Pekarya 3 1 0
13 Cleaning Service 2 1 0
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Bunut Hilir Tahun 2018
Tabel 2.3. Data Bezetting Pegawai Tahun 2018 Dan Kebutuhan Tenaga
Kesehatan Tahun 2018 Puskesmas Bunut Hilir
Kecamatan Bunut Hilir beriklim tropis dengan suhu udara minimum 23,3° Celcius dibulan
Juli dan suhu udara maximum 32,6° Celcius pada bulan Mei dengan suhu rata-rata siang
harinya 27,3° Celcius.
Curah Hujan di Kecamatan Bunut Hilir cukup besar yaitu 2846,1 mm dengan hari hujan 172
per tahun. Jumlah hari hujan yang cukup tinggi disertai dengan curah hujan yang besar ini pada
umumnya merata di setiap desa, sehingga hutan yang ada di wilayah di Kecamatan Bunut Hilir
cukup lebat dan subur.
Dampak curah hujan cukup besar ini menyebabkan proses pencucian tanah berjalan
dengan cepat disamping banjir musiman yang sering melanda daerah sepanjang sungai
Kapuas yang lamanya 1/3 sampai 6 bulan.
Bila air sungai menjadi surut pada musim kemarau, maka terjadi pendangkalan alur-alur
sungai dan akibatnya transportasi menjadi terhambat, terutama desa yang berada di pedalaman
yang sungai-sungainya menjadi urat nadi perhubungan dari dan ke ibu kota kecamatan.
Kecamatan Bunut Hilir termasuk salah satu daerah yang merupakan daerah pesisir sungai
Kapuas dan Sungai Bunut yang dapat dan sering dilayari. Sungai kapuas sampai saat ini masih
merupakan urat nadi dan menjadi jalur utama untuk angkutan daerah ke pedesaan, walaupun
prasarana jalan darat sebagian telah dapat menjangkau beberapa desa.
Selain sungainya yang sangat menonjol, Kecamatan Bunut Hilir juga memiliki dua danau
yang cukup berarti dan mempunyai potensi yang baik sebagai obyek wisata yaitu Danau
Lindung Empangau dan Danau Lindung Aur.
Kedua danau tersebut termasuk dalam wilayah perlindungan dan konservasi Taman
Nasional Betung Karihun ( TNBK ).
D. GUNUNG
Kecamatan Bunut Hilir merupakan daerah yang hanya dilalui oleh sungai Kapuas dan hanya
memiliki satu bukit yaitu Bukit Sarai yang terdapat di Desa Teluk Aur dan bisa berpotensi
menjadi tempat wisata kerena bukit tersebut memiliki air terjun yang sangat bagus.
Dari tabel di atas menunjukkan pendidikan taman kanak-kanak sebanyak 2 sekolah dan
sekolah dasar mempunyai prioritas yang utama yaitu jumlah SD Negeri termasuk Madrasyah
Ibtidaiyah 14 buah sedangkan jumlah SLTP Negeri termasuk MTs sebanyak 5 buah dan SLTA
Negeri dan swasta termasuk MAN sebanyak 2 sekolah. Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah
penduduk Kecamatan Bunut Hilir dapat dilihat pada gambar 5 dibawah ini :
Dari grafik diatas terlihat bahwa kecenderungan persentase kunjungan bumil (K1 dan
K4) juga berfluktuasi dengan melihat gambaran selisih kunjungan bumil K1 dan K4 tahun
2014 s/d 2018 yakni K1 Tahun 2014 mencapai angka tertinggi yakni sebesar 91%
sedangkan angka terendah pada tahun 2018 sebesar 65,77 %. Persentase K4 angka
tertinggi pada tahun 2014 sebesar 73 % dan terendah pada tahun 2018 sebesar 38,74 %.
Jika dikaitkan dengan standart (IS 2018 K1: 100% dan K4: 60%) maka kecenderungan
persentase K1 dan K4 belum mencapai target. Hal ini disebabkan oleh target yang diberikan
dinas untuk jumlah ibu hamil tidak sesuai dengan yang berada di lapangan ( Riil ).
Gambar 7. grafik jumlah ibu hamil dg faktor resiko tinggi & yang dirujuk
dari tahun 2014 s/d 2018
Dari grafik diatas tampak bahwa jumlah bumil dengan faktor resiko tinggi di Kec. Bunut
Hilir tahun 2014 s/d 2018 cukup fluktualif dengan jumlah tertinggi pada tahun 2018 sebesar
67,57% dan terendah tahun 2016 berjumlah 4,52%.
d. Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap)
Analisa Kecendrungan
Dari jumlah kunjungan neonatus lengkap tahun 2018 sebanyak 137 bayi (64,93%) dari
jumlah kelahiran yang ada 221 bayi lahir hidup dapat di lihat pada gambar 8
Dari tabel diatas tampak bahwa terdapat hanya 1 desa yang mencapai target pada
tahun 2018 (90%) yaitu Desa Entibab. Hal ini disebabkan jumlah bayi yang terdapat
dimasing-masing desa tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
e. Cakupan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR)
Analisa Kecendrungan
Cakupan bayi dengan BBLR dapat dilihat pada gambar 9
Grafik diatas menunjukan bahwa kecenderungan kasus kematian ibu meningkat pada
Tahun 2015..Kedua kasus tersebut sama-sama terjadi di RSUD.
g. Mortalitas (Angka Kematian Bayi)
Analisa Kecenderungan
Analisa kecenderungan angka kasus kematian bayi yakni neonatus dan bayi lahir mati
di Kec. Bunut Hilir tahun 2013 s/d 2018 dapat digambarkan pada gambar 11.
Terkait dengan perumusan dan identifikasi masalah, salah satu dari kelompok 10 besar
penyakit tersebut yakni penyakit hipertensi dan Ispa merupakan salah satu skala prioritas
masalah. Oleh karena itu diperlukan kegiatan-kegiatan novatif dalam rangka upaya
intervensi program promosi, pencegahan dan penanggulangan penyakit ISPA dan
Hipertensi di Kecamatan Bunut Hilir.
i. Status Gizi Masyarakat
Analisa Kecendrungan
Gambaran tentang status gizi masyarakat khususnya bagi balita yang tersebar di 23
Kecamatan Bunut Hilir tahun 2018 dengan kasus gizi buruk dapat di lihat pada gambar 13.
Dari gambar diatas tampak bahwa kasus gizi buruk yang mendapat perawatan pada
tahun 2018 dapat di tangani dengan baik yaitu mencapai 100%.
Dari tabel diatas memberikan gambaran bahwa secara umum ratio kebutuhan tenaga
kesehatan dari semua jenis pendidikan terhadap pelayanan kesehatan masyarakat dengan
jumlah penduduk 9.350 jiwa belum memadai. Salah satunya dapat dilihat dari ratio kecukupan
tenaga kesehatan saat ini dengan hanya ada 1 dokter umum, perbandingannya adalah 1 :
9.350, ini berarti 1 dokter umum masih harus melayani penduduk sebanyak 9.350 jiwa.
Sedangkan menurut standart nasional ratio dokter umum adalah 1 : 2.500. Dengan demikian
tenaga kesehatan baik secara kualitas maupun kuantitas di Kec. Bunut Hilir masih terbatas dan
kurang.
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah sarana kesehatan yang ada meliputi 1 buah
Puskesmas perawatan, 2 buah pustu dan 2 Pusling seluruhnya terisi tenaga kesehatan, dan 9
Poskesdes/Polindes yang hampir menyebar ke setiap desa (11 desa) dan masih ada 1 polindes
yang belum terisi tenaga kesehatan.
Anggaran Kesehatan selama Tahun 2013 s/d 2018 terhadap APBD dapat dilihat pada
gambar 14.
Penyusun Buku Profil Kesehatan sebaiknya memiliki format yang telah disesuai dengan
format yang terbaru Buku Profil Kesehatan Kabupaten, sehinga diharapkan Puskesmas
akan makin perduli dan lebih memahami tentang cara penyusunan buku profil kesehatan
dan juga menyadari tentang pentingnya suatu data. Diharapkan dengan adanya hal ini akan
mempermudah dan mempercepat proses penyusunan/pembuatan Buku Profil Kesehatan
Kabupaten
Kepada semua pihak yang membantu kelancaran pembuatan buku profil ini kami ucapkan
terimakasih.