KELAS G – 2018
KELOMPOK 1
Dosen Pengampu :
FAKULTAS PSIKOLOGI
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Populasi merupakan keseluruhan objek yang akan diteliti. Anggota
populasi bisa benda hidup atau benda mati, dimana sifat-sifatnya dapat
diukur atau diamati. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari populasi, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut. Teknik sampling adalah cara yang dilakukan untuk
mendapat sampel sesuai harapan pengambil keputusan agar memperoleh
sampel yang representatif dan dapat mewakili populasi yang sebenarnya.
Dalam kenyataannya kita mengambil sampel yang relative kecil dari semua
pengalaman yang mungkin. Hal yang sering menjadi pertimbangan adalah
bagaimana cara agar sampel yang diteliti tidak mengalami bias dan
dinyatakan representasi.
Ada beberapa keuntungan dari penelitian yang dilakukan secara
sampel antara lain (1) memudahkan jalannya penelitian, (2) penelitian lebih
efisien, (3) lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, dan (4) lebih
efektif. Saat ini kecenderunganuntuk melakukan survei sampel semakin
meningkat, baik yang dilakukan oleh pemerintah, perusahaan maupun
secara personal. Misalnya saja, untuk mengetahui hasil pemilukada
(pemilihan umum kepala daerah) dengan cepat, dilakukan pengambilan
sampel daerah pemilihan (tempat pemungutan suara). Pemerintah
menggunakan survei sampel untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan guna perencanaan pembangunan. Perusahaan
melakukan penelitian pasar untuk mengetahui respons pembeli terhadap
produk yang dihasilkannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apakah perbedaan sampling, sampling acak dan representasi?
2) Apakah itu keacakan?
3) Apa pengertian randomisasi?
4) Bagaimana yang dimaksud dengan ukuran atau besar sampel?
5) Apa saja jenis sampel?
C. TUJUAN
1) Mengetahui perbedaan sampling, sampling acak, dan
representasi
2) Mengetahui tentang keacakan
3) Mengetahui pengertian randomisasi
4) Mengetahui tentang ukuran atau besar sampel
5) Mengetahui jenis jenis sampel
BAB II
PEMBAHASAN
b) KEACAKAN
Menurut kamus, keacakan ialah ketidakberaturan, aksidental, tanpa tujuan
atau arah. Namun dalam penelitian, ilmuwan menyikapi keacakan dengan cukup
sistematis, mereka menyeleksi secara cermat sampel acak dan berhati-hati dalam
merencanakan prosedur acak. Keacakan terjadi bila hasilnya tidak dapat kita
ramalkan, misalnnya kita tidak mengetahui cara memenangkan taruhan
pelemparan koin, saat tidak ada sistem untuk kita memprediksi kemenangan,
maka hal itu disebut acak. Jika kita katakana lebih formal, keacakan berarti bahwa
tiada terdapat hukum yang diketahui, dan dapat diungkapkan dengan bahasa, yang
menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian serta hasil-hasilnya secara
tepat
c) RANDOMISASI (PENGACAKAN)
Randomisasi ialah penerapan perlakuan eksperimental terhadap anggota-
anggota dengan cara tertentu, hingga setiap anggota itu memiliki probabilitas yang
sama besar untuk dipilih bagi sesuatu penerapan perlakuan tertentu. Randomisasi
dan apa yang disebut sebagai kaidah randomisasi merupakan satu diantara prestasi-
prestasi intelektual dalam zaman sekarang kita ini.
Gagasan tentang randomisasi dapat dijernihkan dengan dua atau tiga
kemungkinan cara: dengan menyatakan kaidah randomisasi; dengan memaparkan
penggunaanya dalam praktek; dan dengan memperagakan cara kerjanya terhadap
obyek serta angka atau bilangan. Kaidah randomisasi dapat dinyatakan sebagai
berikut: karena dalam prosedur acak setiap anggota suatu populasi berpeluang sama
besar untuk dipilih, maka jika memang terpilih, anggota- anggota yang memiliki
ciri- ciri pembeda tertentu itu mungkin dalam jangka panjang akan diimpaskan
oleh/ dengan terpilihnya anggota- anggota lain populasi itu yang memiliki kuantitas
atau kualitas ciri-ciri yang mengimbangi ciri- ciri anggota yang telah terpilih itu.
Kita katakan bahwa secara acak subyek- subyek dimasukan dalam kelompok
eksperimen, dan bahwa perlakuan eksperimental diterapkan pada kelompok secara
acak. Misalnya, dalam contoh yang diuraikan di muka tentang eksperimen untuk
menguji hasil guna pembinaan dan penyuluhan untuk prestasi, subyek- subyek
dapat dibagi dalam dua kelompok secara acak, dengan menggunakan angka acak
atau memutar keping uang. Kalau subyek- subyek itu telah dikelompokan menjadi
dua dengan cara itu, dapat ditetapkan pula dengan cara serupa kelompok acak mana
yang menjadi kelompok eksperimen dan kelompok mana yang menjadi kelompok
kontrol. Kita akan berjumpa dengan sejumlah contoh randomisasi dari bagian ke
bagian sepanjang buku ini.
n=N1+Ne2
Diketahui;
N= 1,000 orang
e= dengan tingkat signifikansi sebesar 95% atau 0,05
Maka;
n=1.0001+1000×0.052=285.714≈286
n ≈ 286
Karena sampel kita harus berupa angka bulat dan orang, maka kita lakukan
pembulatan mengikuti aturan pembulatan standar yaitu, apabila ≥ 0,5
maka kita bulatkan ke atas dan sebaliknya.
2. UKURAN SAMPEL PENELITIAN PENURUT GAY, LR DAN DIEHL, PL
(1992)
Hasil penelitian dari Gay, LR dan Diehl, PL (1992), dengan judul
penelitian “Research Methods for Business and Management disebutkan bahwa
ukuran sampel penelitian haruslah sebesar-besarnya. Asumsi yang disampaikan
oleh Gay dan Diehl didasarkan pada semakin besar sampel yang diambil maka
semakin merepresentasikan bentuk dan karakter populasi serta lebih dapat untuk
digeneralisir. Meskipun demikian, ukuran pasti sampel yang akan diambil sangat
bergantung pada jenis penelitian yang sedang digarap.
Berikut beberapa kondisi yang perlu diperhatikan;
1. Apabila penelitian yang sedang dikerjakan merupakan penelitian
deskriptif, maka ukuran sampel sekurang-kurangnya adalah sebesar 10%
dari total elemen populasi.
2. Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian bersifat korelasi
atau berhubungan, maka ukuran sampel sekurang-kurangnya adalah
sebesar 30 subjek ( unit sampel).
3. Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian bersifat
perbandingan, maka ukuran sampel penelitian yang direkomendasikan
adalah sebesar 30 subjek.
4. Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan eksperimental
berkelompok, maka ukuran sampel yang direkomendasikan adalah sebesar
15 sampel perkelompok.
Dimana :
N = Ukuran sampel
F² = Effect Size
u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L = Fungsi Power dari u= 0
5. UKURAN SAMPEL PENELITIAN BERDASARKAN PROPORSI (TABEL
ISAAC DAN MICHAEL)
Menentukan ukuran sampel penelitian menggunakan tabel Isaac dan
Michael sedikit lebih mudah, dimana sudah ditentukan tingkat kesalahan untuk
1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan
besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang
dikehendaki.
6. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL DENGAN FORMULA COCHRAN, W. G.
(1977)
Cochran, W. G. (1977), dalam bukunya berjudul “Sampling techniques”
edisi ke 3 menjelaskan suatu formula sampling yang dapat anda jadikan referensi.
Cochran membagi 2 teknik menentukan sampel berdasarkan data populasi yang
bersifat kontinu dan bersifat kategori.
FORMULA COCHRAN UNTUK DATA KATEGORI
n=z2(p)(q)e2
dimana:
n = ukuran sampel yang akan kita cari
z = nilai tabel z ( tabel distribusi normal) pada tingkat kepercayaan
tertentu. Lihat tabel z disini
p = proporsi kategori dari total seluruh kategori. Nilainya berupa nilai
desimal antara 0-1, misal 0.5, 0.2, dst.
q = proporsi kategori lain selain p yang juga dituliskan sebagai (1-p)
e = margin error
Contoh :
Sebagai contoh, katakan kita ingin mengevaluasi program penyuluhan
yang mengajak petani untuk menggunakan metode baru. Anggaplah
populasinya besar tetapi kita tidak tahu persentase dari penerimaan metode
baru tersebut. Oleh karena itu, kita berasumsi tingkat penerimaannya
50:50 atau p = 0,5. Selanjutnya kita pilih α = 0,05 dan keakuratan 5% .
Jumlah sampel yang diperlukan adalah sebagai berikut:
n=z2pqe2=(1,96)2(0,5)(0,5)(0,05)2=385 petani.
*(sumber contoh bisa dilihat di: hattastat)
FORMULA COCHRAN UNTUK DATA KONTINYU
n=z2s2e2
dimana,
n = ukuran sampel yang akan dicari
z = nilai z berdasarkan pada alpha tertentu, lihat tabel z
s = standard deviasi dari populasi, dan
e = margin error
7. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL PENELITIAN DENGAN
FORMULA LEMESHOW UNTUK POPULASI TIDAK DIKETAHUI
Formula Limeshow ini memang mirip dengan formula penentuan sampel
kategori Cochran.
n=z2P(1−P)d2
dimana
n = jumlah sampel yang dicari
z = nilai tabel normal dengan alpha tertentu
p = fokus kasus
d = alpha (0.05) atau 5% dari tingkat kepercayaan 95% yang umum
digunakan dalam penelitian-penelitian.
Demikian beberapa referensi ukuran sampel penelitian menurut para ahli,
Semoga dapat menambah pemahaman dan pengetahuan. Silahkan dipilih
dan sesuaikan menurut penelitian yang sedang anda gunakan
e) JENIS SAMPEL
Jenis sampling dapat diklarifikasikan secara garis besarnya
menjadi sampel probabilitas dan non probabilitas. Sampel probabiltas
adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan setiap anggota populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Dalam
kesempatan yang sama, hasil dari suatu penelitian dapat digunakan untuk
mempediksi populasi. Sampling probabilitas meliputi bentuk-bentuk
paling lazim. Salah satunya adalah sampling stratifikasi dan sampling
cluster. Sampling stratifikasi adalah teknik pengambilan sampel dengan
memperhatikan suatu tingkatan (strata) pada elemen populasi. Dalam
sampling stratifikasi, populasi dibagi menurut strata, misalnya laki-laki
dan wanita, kulit hitam dan kulit putih, dan semacamnya. Dari situlah
peneliti mengambil sampel acak. Sedangkan sampling kelompok (cluster)
adalah sampling acak yang dilakukan berturut-turut terhadap unit-unit atau
kelompok kecil. Contohnya, dalam penelitian pendidikan peneliti
mengadakan sampling acak terhadap wilayah-wilayah pendidikan dari
suatu populasi atau kabupaten, terhadap sekolah-sekolah, kelas-kelas, lalu
pada akhirnya siswa-siswa. Jenis lain dari sampling probabilitas adalah
sampling sistematis, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Dalam sampling ini,
elemen pertama dipilih secara acak diantara bilangan-bilangan mulai 1
sampai k, dan elemen-elemen selanjutnya dipilih setiap intervsl ke-k.
sebagai contoh, jika elemen dipilih secara acak dari elemen-elemen antara
1 hingga 10 adalah angka 6, maka berikutnya adalah 16, 26, 36, dan
seterusnya.
PENUTUP
KESIMPULAN
Jika suatu sampel tidak diambil secara acak, mungkin dapat menimbulkan
bias. Contohnya jika terdapat serratus anak yang akan kita observasi, kemudian kita
mengenal atau mengetahui beberapa dari mereka. Kita akan cenderung memilih
anak yang lebih cerdas. . Ini bukan karena kita ingin membuat demikian, melainkan
karena metode kita mengizinkan kita bertindak begitu. Metode metode acak dalam
melakukan seleksi tidak memperbolehkan bekerjanya bias dan kesenjangan kita
ataupun factor factor sistematis lainnya untuk campur tangan. Prosedur ini bersifat
objektif , bebas dari kecondongan serta bias yang kita miliki sendiri.
DAFTAR PUSTAKA