Anda di halaman 1dari 36

BIDANG PENATAAN PERTANAHAN

KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH


2018
Pelaksanaan Penyelenggaraan Konsolidasi Tanah
A Perencanaan Konsolidasi Tanah
 Penyusunan potensi obyek konsolidasi tanah
 Koordinasi stakeholder (DPRD, Pemda, tokoh masyarakat)
 Penyatuan program tindak lanjut konsolidasi tanah

B Penyelenggaraan Pelaksanaan Konsolidasi Tanah


1. Persiapan
2. Penetapan Lokasi
3. Pengumpulan Data Fisik dan Yuridis
4. Penyusunan Desain
5. Pelepasan Hak Atas Tanah
6. Penegasan Tanah Sebagai Obyek Konsolidasi Tanah
7. Pemindahan Desain ke Lapang
8. Penerbitan SK Hak & Sertipikasi

C Tindak Lanjut Konsolidasi Tanah


 Pembangunan prasarana sarana umum yang telah disepakati dalam penyatuan program
 Pembangunan aktifitas masyarakat yang telah disepakati dalam penyatuan program

2
KEGIATAN KONSOLIDASI TANAH

KONSOLIDASI TANAH

PENYUSUNAN
PENATAAN KONSOLIDASI
POTENSI OBYEK
TANAH
KONSOLIDASI TANAH

3
5
PENGERTIAN KONSOLIDASI TANAH

Konsolidasi Tanah adalah kebijakan pertanahan mengenai penataan


kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah (P4T) sesuai RTR Wilayah serta usaha penyediaan tanah untuk
kepentingan pembangunan dalam rangka meningkatkan kualitas
lingkungan dan pemeliharaan SDA dengan melibatkan partisipasi
aktif masyarakat (PP No. 128 Tahun 2015)

Konsolidasi Tanah adalah suatu cara untuk menata kembali


penguasaan dan penggunaan tanah serta usaha pengadaan tanah
demi kepentingan pembangunan dan untuk meningkatkan kualitas
lingkungan serta pemeliharaan Sumber Daya Alam dengan
melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat. (Ka. BPN Nomor 4
Tahun 1991)

6
Latar Belakang Konsolidasi Tanah

Di Perdesaan : Kawasan Di Perkotaan : Kawasan


pertanian tradisional yang permukiman kumuh ( slum
apa adanya, miskin sarana / area ) yg merupakan
prasarana pendukung sumber / sarang penyakit,
produksi, sehingga baik penyakit medis seperti
pengolahannya inefisien : DBD, Typus, Disentri,
dan hasil produksinya Kolera, dll, maupun
kurang optimal . penyakit sosial seperti :
Tindak kriminal, Asusila ,
Amoral dll.
Pada sisi yg lain terdapat Fakta :
Akar permasalahan Dana Pemerintah sangat
dari sisi pertanahan terbatas , sehingga diperlukan
partisipasi Masyarakat untuk
adalah : mengatasi permasalahan.

Akibat penguasaan dan kepemilikan bidang tanah


yang tidak beraturan, baik mengenai luas, bentuk
dan letak bidang tanah diatas permukaan bumi.
Banyak cara yg dapat dilakukan guna menata kawasan dimaksud, antara lain seperti
Pembebasan Tanah. Namun berdasarkan akar masalah, maka Konsolidasi Tanah dianggap
sebagai salah satu alternatif / pilihan yang cukup ideal (ALTERNATIF STRATEGIS).

Penyusunan Potensi Obyek Konsolidasi Tanah 7


Wilayah potensi Obyek KT Perkotaan

• Wilayah yang direncanakan menjadi Kota/Pemukiman baru


(kasiba/lisiba)
• Wilayah yang sudah mulai tumbuh
• Wilayah yang tumbuh pesat (di pinggiran kota)
• Wilayah pinggir kota yang telah ada atau di rencanakan jalan
Wilayah penghubung
Potensi • Wilayah yang relatif kosong
• Wilayah yang belum teratur/kumuh/padat
Obyek KT • Wilayah yang perlu renovasi/rekonstruksi karena
kebakaran/bencana/gempa bumi
Perkotaan • Wilayah pengembangan industri
• Wilayah lain yang bercirikan kegiatan perkotaan
• Daerah-daerah yang berdasarkan RTRW direncanakan untuk
pengembangan pemukiman baru/perkampungan yang akan dilalui
jalan tol/jalan antar Provinsi/Kabupaten

8
Wilayah potensi Obyek KT Pedesaan

• Wilayah potensi pengembangan pertanian dalam arti luas seperti


perkebunan, sawah (jaringan irigasi atau jalan produksi)
pertambakan (udang, bandeng)
• Wilayah untuk pengembangan transmigrasi
Wilayah • Wilayah Konservasi (danau, kehutanan, taman nasional)
Potensi • Wilayah yang memerlukan rehabilitasi sumberdaya tanah akibat
bencana alam
Obyek KT • Wilayah pemukiman kembali masyarakat
Pedesaan • Wilayah pencetakan sawah
• Daerah irigasi yang berasal dari tanah kering, petak-petak tanah
perlu diatur berdasarkan bangunan saluran irigasi mulai dari
saluran induk, primer, tersier sampai petak sawah petani.
• Wilayah lain yang bercirikan kegiatan pedesaan

9
Tujuan dan Sasaran Konsolidasi Tanah

Tujuan Konsolidasi Tanah adalah untuk mencapai


pemanfaatan tanah secara optimal, melalui peningkatan
efisiensi dan produktifitas penggunaan tanah.

Sasaran Konsolidasi Tanah adalah terwujudnya suatu


tatanan penguasaan dan penggunaan tanah yang tertib
dan teratur (tertatanya bidang-bidang tanah yang
dilengkapi dengan prasarana-sarana lingkungan).

Konsolidasi Tanah untuk: Pengembangan Wilayah


Peremajaan Kota, Optimalisasi Tanah Pertanian,
Rehabilitasi Pasca Bencana dan Konflik

10
Sasaran Penataan KT
Sasaran KT ke depan, terdiri dari:

Penataan
Pengembangan Daerah Bekas
wilayah Bencana Dan
Konflik

Pemukiman KT Penataan
Kawasan dan
kembali Lingkungan
Siap Bangun

Penataan Tanah
Pertanian Skala Kecil Peremajaan
Untuk Optimalisasi Kota
Pengusahaannya

11
AZAS-AZAS KONSOLIDASI TANAH
1. Kesepakatan, artinya bahwa pelaksanaan didasarkan atas dari, oleh dan untuk rakyat/peserta;
2. Peran serta, dimaksudkan bahwa tanpa peran serta masyarakat pelaksanaan
konsolidasi tidak akan berhasil;
3. Manfaat, artinya bahwa hasil yang dicapai melalui konsolidasi tanah akan bermanfaat
baik untuk peserta, maupun pemerintah;
4. Keadilan, artinya bahwa diantara peserta konsolidasi tanah diberlakukan sama, sama-
sama meberikan sumbangan tanah untuk pembangunan, dan lain-lain;
5. Transparan, artinya bahwa dari sejak perencanaan hingga pasca konsolidasi tanah
secara bersama-sama peserta diikut sertakan;
6. Kepastian hukum, artinya bahwa hasil akhir yang berwujud penataan bidang-bidang
tanah juga diterbitkannya legalitas aspek yakni sertipikat tanah yang merupakan alas
hak yang akan dimiliki masing-masing peserta konsolidasi tanah;
7. Akuntabilitas, artinya bahwa segala sesuatunya dapat dipertanggungjawabkan secara
teknis maupun administratif;
8. Membangun tanpa menggusur, artinya bahwa masing-masing peserta konsolidasi
tanah tidak akan ada yang tergusur dari lokasi yang ditata. Berbeda dengan pengadaan
tanah dengan ganti rugi bahwa pemilik tanah akan pindah dari lokasi semula;
9. Kesejahteraan, artinya bahwa konsolidasi tanah untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat;
10.Keberlanjutan, artinya bahwa hasil konsolidasi tanah dapat memberikan
keberlangsungan dan peningkatan hidup masyarakat;
11.Harmonisasi, artinya bahwa keselarasan hidup masyarakat tercapai setelah
konsolidasi tanah. 12
OBYEK DAN SASARAN (KRITERIA LOKASI KONSOLIDASI TANAH)

Non pertanian/permukiman Pertanian


Di wilayah non pertanian, sasaran
ditujukan bagi: Di wilayah pertanian, sasaran
• permukiman yang tumbuh atau ditujukan bagi:
berkembang pesat (jika tidak ditata, • daerah pengembangan pertanian,
akan dibangun oleh masyarakat secara perkebunan dan perikanan;
alami dan cenderung kumuh; • daerah konservasi antara lain
• daerah pengembangan kawasan sepadan sungai, danau, jalur hijau
perkotaan yang direncanakan menjadi dan lain-lain;
permukiman/ kota baru; • daerah beririgasi, namun
• daerah pinggir kota yang telah ada jalan pemanfaatan tanahnya belum
utama/penghubung; optimal guna pengadaan tanah
• rehabilitasi daerah bencana (kebakaran, untuk saluran irigasi;
daerah banjir, tanah longsor, dan • penambahan sarana/ jaringan jalan
sebagainya); dan prasarana produksi lainnya
• peremajaan permukiman/ perumahan pada daerah pertanian yang telah
kumuh; banyak irigasinya;
• daerah sepanjang pembangunan ring- • penyelesaian sengketa tanah dan
road dan jalan baru; klarifikasi antar pemilik/penggarap.
• pembangunan sentra niaga, industri,
perkantoran, stasiun kereta api dan lain-
lain.
13
Dasar Hukum

Peraturan
Undang- Undang-
Kepala Badan
Undang Nomor Undang Nomor
Pertanahan
5 Tahun 1960 1 Tahun 2011 Peraturan
Nasional
tentang tentang pelaksana
Nomor 4 Tahun
Peraturan Perumahan dan lainnya.
1991 tentang
Dasar Pokok- Kawasan
Konsolidasi
Pokok Agraria. Permukiman.
Tanah.

14
Sumber Dana

APBN SWADAYA

15
PRINSIP-PRINSIP DASAR
 Kegiatan pembangunan dari rakyat, STUP dan TPBP
oleh rakyat dan untuk rakyat.
 Dapat dikerjasamakan dengan pihak lain. • TPBP adalah bagian dari
 Kesepakatan 85% peserta. Sumbangan Tanah Untuk
Pembangunan yang tidak
 Sumbangan Tanah Untuk Pembangunan (STUP).
digunakan untuk prasarana
 Tanah Pengganti Biaya Pelaksanaan (TPBP).
jalan dan fasilitas umum
 Kepastian Hak Atas Tanah dengan lingkungan lainnya.
yang tertata.
• TPBP diserahkan
STUP = Fasos/Fasum + TPBP penggunaannya kepada
• STUP adalah sumbangan tanah dari para peserta peserta Konsolidasi Tanah
yang akan dipergunakan untuk pembangunan/ yang memiliki kapling kecil
penyediaan prasarana jalan dan fasilitas umum atau kepada pihak lainnya
lainnya dan pembiayaan pelaksanaan KT. dengan pembayaran
• Besarnya STUP ditetapkan berdasarkan kesepakatan kompensasi berupa uang
bersama peserta KT. dengan jumlah yang
• Peserta yang persil tanahnya terlalu kecil sehingga ditetapkan berdasarkan
tidak mungkin menyerahkan sebagian tanahnya musyawarah para peserta
sebagai STUP dapat mengganti sumbangan tersebut Konsolidasi Tanah.
dengan uang atau bentuk lainnya yang disetujui
bersama oleh para peserta KT.
16
SUMBANGAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN

Partisipasi Masyarakat 30%


STUP = Infrastruktur (Fasos/Fasum) + TPBP
STUP: Sumbangan Tanah Untuk Pembangunan
TPBP: Tanah Pengganti Biaya Pelaksanaan

A 600 m2 B 900 m2 C 800 m2


570 m2 855 m2 760 m2

F 1100 m2

E 900 m2 D 700 m2

1045 m2 855 m2 665 m2

Setelah Konsolidasi Tanah

Sebelum konsolidasi tanah Sesudah konsolidasi tanah

17
Konsolidasi Tanah Melalui Partisipasi Masyarakat, Pemerintah dan Swasta
Contoh: Cibinong, Bogor – Jawa Barat

Sebelum KT Sesudah KT

TPBP untuk
Swasta
Jalan (Pengadaan Tanah,
Pemerintah)
Konsolidasi Tanah Melalui Konsolidasi Tanah APBN
Contoh: Desa Karekan , Kecamatan Pagentan – Kab. Banjarnegara
Sebelum KT

Jalan (Hasil dari STUP)


Sesudah KT
Konsolidasi Tanah Melalui
DESA Konsolidasi: Tanah
BELIK APBN untuk RELOKASI
Contoh: Desa Belik , Kecamatan
KECAMATAN
Belik– Kab. Pemalang
: BELIK
BIDANG : 134 BIDANG
LUAS : 44.868 M2

SEBELUM SESUDAH
VISUALISASI KTAPBN DESA KAREKAN,
KECAMATAN PAGENTAN – KABUPATEN BANJARNEGARA (KTAPBN 2010)
VISUALISASI KTAPBN DESA TLAGASANA,
KECAMATAN WATUKUMPUL – KABUPATEN PEMALANG (KTAPBN 2011)

Bangunan peruntukan
TK dan SD

Jalan yang merupakan pintu


gerbang utama menuju lokasi
KT Relokasi

Rumah sederhana
(sementara) bantuan
Dinas Sosial Kab.
Pemalang
VISUALISASI KTAPBN DESA BELIK,
KECAMATAN BELIK – KABUPATEN PEMALANG
Penyediaan Tanah untuk Infrastruktur dan Penataan Wilayah
Melalui Konsolidasi Tanah

A. Partisipasi
Masyarakat
(Konsolidasi Tanah)

D. Partisipasi
B. Partisipasi
Masyarakat,
Masyarakat dan
Pemerintah dan Penyediaan Tanah Pemerintah
Swasta Untuk Infrastruktur (Konsolidasi Tanah
(Konsolidasi Tanah,
dan Penataan dan Pengadaan
Pengadaan Tanah
Tanah)
dan Peralihan Hak) Wilayah

C. Partisipasi
Masyarakat dan
Swasta
(Konsolidasi Tanah
dan Peralihan Hak)
18
CONTOH STUP
BANGKA SELATAN BANGKA BELITUNG

Luas 2519 m2, Luas 732 m2, Luas 527 m2,


diperuntukan untuk direncanakan sebagai diperuntukan untuk
PAUD (fasilitas Ruang Terbuka Hijau fasilitas umum
pendidikan) (RTH) direncanakan sebagai
Ruang Terbuka Hijau
(RTH)

Luas 1791 m2
diperuntukan
untuk fasilitas Luas 685 m2,
umum, kondisi diperuntukan
sekarang sudah untuk musholla
terbangun kantor (fasilitas ibadah)
kelurahan Teladan

Luas 579 m2,


diperuntukan
untuk Ruang
Terbuka Hijau
(RTH)

21
CONTOH STUP
BANGKA TENGAH BANGKA BELITUNG

Lokasi jalan di atas tanah


STUP tahun 1991, badan
jalan belum terbangun

Kebun Percontohan PKK


di lokasi STUP

Sebagian besar hunian


warga telah terbangun
dengan bangunan permanen

Surau Baitul A’la Air


Pengabis yang di bangun
di atas tanah STUP 22
CONTOH STUP
TEMANGGUNG JAWA TENGAH

Jalan

23
KONDISI EKONOMI
HARGA TANAH

Bangka Sumbar Jateng Kalbar Kalteng


Belitung
Kabupaten/ Bangka Pesisir Selatan Temanggung Pontianak Palangka
kota Selatan Raya

Sebelum KT
28.000-42.000 3.000 20.000 - 50.000 30.000 - 50.000 2.917
(Rp/m2)

Setelah KT
69.000-83.000 150.000 - 700.000 150.000 - 300.000 100.000 125.000
(Rp/m2)

Jangka waktu
4 28 5 2 23
(tahun)
Kenaikan per
10.250 5.250-24.893 26.000-50.000 25.000-35.000 5.308
tahun (Rp)
Kenaikan per
24-37 175-830 100-130 50-117 182
tahun (%)

24
KONDISI SOSIAL EKONOMI
Bangka Belitung Sumbar Jateng Kalbar Kalteng
Kabupaten Bangka Selatan Pesisir Selatan Temanggung Pontianak Palangka
/ kota Raya
Petani, buruh PNS,
Petani, PNS, PNS, pegawai Petani, buruh bangunan, pegawai
Profesi
wiraswasta swasta, wiraswasta pabrik, wiraswasta wiraswasta, PNS, swasta,
dan TKI wiraswasta
Masyarakat STUP
merasakan manfaat KT dikembangkan bermanfaat
STUP bermanfaat
tertatanya di lokasi lainnya, bagi
bagi masyarakat di Bermanfaat dan
lingkungan, telah memicu masyarakat
Persepsi dalam dan di luar mendukung
fasilitas umum warga desa di di dalam dan
lokasi konsolidasi diperluas
disediakan, dan sekitarnya untuk di luar lokasi
tanah
meningkatkan ikut KT konsolidasi
akses rumah tanah
Kerja bakti,
Pengumpulan
yasinan, pengajian
Nuansa pedesaan Aktivitas sosial sampah
Suasana wilayah dan arisan.
Kondisi masih sangat masyarakat : bersama.
yang berkembang Organisasi:
sosial kental, hidup guyub aktivitas Aktivitas
menuju perkotaan Kelompok Tani dan
dan rukun keagamaan Islam keagamaan
Jogo Reso (Ormas)
di gereja
untuk petani.
25
KONDISI SOSIAL EKONOMI

Benih tembakau (kiri) dan kopi (kanan) yang ditanam warga di


pekarangan rumahnya, lokasi di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah
26
KONDISI FISIK-LINGKUNGAN
Bangka Sumbar Jateng Kalbar Kalteng
Belitung
Bangka Pesisir Selatan Temanggung Pontianak Palangka
Kabupaten/
Selatan Raya
kota

Sebagian kecil semi


Bangunan Permanen permanen permanen di bagian permanen permanen
dapur
Tersisa 40%
Banyak pohon dan
Pohon cukup lahan terbuka Cukup hijau
Penghijauan rumput di pinggir Pohon cukup banyak
banyak hijau untuk tiap dan rindang
jalan atau trotoar
kavling
Jalan
Jalan telah seluruhnya Jalan sebagian besar
terbangun
terbangun dengan sudah paving blok Pelebaran jalan
dan telah
Sudah lebar 6 m dan 4 m dengan lebar 2,5 m dilaksanakan
Jalan diberikan
terbangun dan telah terhubung dari sebelumnya yang oleh masyarakat
papan
dengan jalan-jalan masih jalan tanah secara swadaya
penanda
utama kabupaten dengan lebar 1 m
nama jalan

27
KONDISI FISIK-LINGKUNGAN
Bangka Belitung Sumbar Jateng Kalbar Kalteng
Kabupaten Bangka Selatan Pesisir Selatan Temanggung Pontianak Palangka
/ kota Raya
Air yang
digunakan
Air minum dari
Air bersih sangat berasal dari
tampungan air
Warga membuat melimpah, dibuat air sumur
Sumber air dari hujan dan air
sumur bor sendiri pipa-pipa yang dengan
PDAM dan pompa PDAM. Untuk
dengan kedalaman saling terhubung kedalaman
Air listrik. Saluran air aktivitas sehari –
sekitar 20 m. Saat antar rumah warga 16 m. Rumah
terdapat hampir di hari
kemarau harus untuk mengalirkan di pinggir
setiap pinggir jalan menggunakan air
membeli air air ke seluruh jalan, sumber
sungai di sekitar
rumah air dari
lokasi.
sumur dan
PDAM.
Suhu udara
cukup panas,
Kualitas udara Suhu yang panas
lembab,
masih sangat dan lembab dengan
Udara Udara sejuk - dengan
bagus. Tidak ada angin yang cukup
sirkulasi
polusi kencang
udara yang
baik

28
PERMASALAHAN

• Beberapa lokasi, tanah-tanah STUP belum


tersertipikatkan, sehingga berpotensi
dialihgunakan.
• Beberapa lokasi STUP belum dibangun
infrastrukturnya, sehingga tanah menjadi
terlantar.

29
REKOMENDASI
• Tanah-tanah STUP diberikan alas hak sesuai dengan peruntukannya. Fasilitas
pendidikan, oleh raga, jalan, RTH, fasilitas pertanian, perkantoran pemerintah
dapat diberikan hak pakai atas nama Pemerintah Daerah, sedangkan fasilitas
peribadatan dapat diberikan hak pakai atas nama yayasan.
• Pendanaan sertipikasi STUP dari APBN dilaksanakan sekaligus bertepatan
dengan sertipikasi bidang-bidang tanah KT. Namun demikian, sertipikasi dapat
dibiayai dari APBD atau masyarakat.
• Jumlah dan jenis STUP tergantung dari kondisi lokasi maupun kebutuhan
masyarakat setempat. Pada wilayah dengan lahan luas dan belum
berkembang, penentuan jumlah, luas dan jenis STUP dapat lebih banyak dan
bervariasi. Sedangkan di wilayah-wilayah sudah padat dengan fasilitas-fasilitas
yang sudah mencukupi, maka STUP dapat direncanakan dalam jumlah minimal.
• Pembangunan infrastruktur harus segera dilaksanakan pasca sertipikasi tanah-
tanah hasil konsolidasi tanah. Peran Pemerintah Daerah sangat diharapkan
dalam mendukung pelaksanaan konsolidasi sampai dengan pembangunan
infrastruktur.

30
KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN
PERKOTAAN

Perkembangan alami
(tanpa pengaturan)

Pembangunan fasilitas
umum secara parsial

Konsolidasi Tanah

31
Tahapan Konsolidasi Tanah

32
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai