2
KEGIATAN KONSOLIDASI TANAH
KONSOLIDASI TANAH
PENYUSUNAN
PENATAAN KONSOLIDASI
POTENSI OBYEK
TANAH
KONSOLIDASI TANAH
3
5
PENGERTIAN KONSOLIDASI TANAH
6
Latar Belakang Konsolidasi Tanah
8
Wilayah potensi Obyek KT Pedesaan
9
Tujuan dan Sasaran Konsolidasi Tanah
10
Sasaran Penataan KT
Sasaran KT ke depan, terdiri dari:
Penataan
Pengembangan Daerah Bekas
wilayah Bencana Dan
Konflik
Pemukiman KT Penataan
Kawasan dan
kembali Lingkungan
Siap Bangun
Penataan Tanah
Pertanian Skala Kecil Peremajaan
Untuk Optimalisasi Kota
Pengusahaannya
11
AZAS-AZAS KONSOLIDASI TANAH
1. Kesepakatan, artinya bahwa pelaksanaan didasarkan atas dari, oleh dan untuk rakyat/peserta;
2. Peran serta, dimaksudkan bahwa tanpa peran serta masyarakat pelaksanaan
konsolidasi tidak akan berhasil;
3. Manfaat, artinya bahwa hasil yang dicapai melalui konsolidasi tanah akan bermanfaat
baik untuk peserta, maupun pemerintah;
4. Keadilan, artinya bahwa diantara peserta konsolidasi tanah diberlakukan sama, sama-
sama meberikan sumbangan tanah untuk pembangunan, dan lain-lain;
5. Transparan, artinya bahwa dari sejak perencanaan hingga pasca konsolidasi tanah
secara bersama-sama peserta diikut sertakan;
6. Kepastian hukum, artinya bahwa hasil akhir yang berwujud penataan bidang-bidang
tanah juga diterbitkannya legalitas aspek yakni sertipikat tanah yang merupakan alas
hak yang akan dimiliki masing-masing peserta konsolidasi tanah;
7. Akuntabilitas, artinya bahwa segala sesuatunya dapat dipertanggungjawabkan secara
teknis maupun administratif;
8. Membangun tanpa menggusur, artinya bahwa masing-masing peserta konsolidasi
tanah tidak akan ada yang tergusur dari lokasi yang ditata. Berbeda dengan pengadaan
tanah dengan ganti rugi bahwa pemilik tanah akan pindah dari lokasi semula;
9. Kesejahteraan, artinya bahwa konsolidasi tanah untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat;
10.Keberlanjutan, artinya bahwa hasil konsolidasi tanah dapat memberikan
keberlangsungan dan peningkatan hidup masyarakat;
11.Harmonisasi, artinya bahwa keselarasan hidup masyarakat tercapai setelah
konsolidasi tanah. 12
OBYEK DAN SASARAN (KRITERIA LOKASI KONSOLIDASI TANAH)
Peraturan
Undang- Undang-
Kepala Badan
Undang Nomor Undang Nomor
Pertanahan
5 Tahun 1960 1 Tahun 2011 Peraturan
Nasional
tentang tentang pelaksana
Nomor 4 Tahun
Peraturan Perumahan dan lainnya.
1991 tentang
Dasar Pokok- Kawasan
Konsolidasi
Pokok Agraria. Permukiman.
Tanah.
14
Sumber Dana
APBN SWADAYA
15
PRINSIP-PRINSIP DASAR
Kegiatan pembangunan dari rakyat, STUP dan TPBP
oleh rakyat dan untuk rakyat.
Dapat dikerjasamakan dengan pihak lain. • TPBP adalah bagian dari
Kesepakatan 85% peserta. Sumbangan Tanah Untuk
Pembangunan yang tidak
Sumbangan Tanah Untuk Pembangunan (STUP).
digunakan untuk prasarana
Tanah Pengganti Biaya Pelaksanaan (TPBP).
jalan dan fasilitas umum
Kepastian Hak Atas Tanah dengan lingkungan lainnya.
yang tertata.
• TPBP diserahkan
STUP = Fasos/Fasum + TPBP penggunaannya kepada
• STUP adalah sumbangan tanah dari para peserta peserta Konsolidasi Tanah
yang akan dipergunakan untuk pembangunan/ yang memiliki kapling kecil
penyediaan prasarana jalan dan fasilitas umum atau kepada pihak lainnya
lainnya dan pembiayaan pelaksanaan KT. dengan pembayaran
• Besarnya STUP ditetapkan berdasarkan kesepakatan kompensasi berupa uang
bersama peserta KT. dengan jumlah yang
• Peserta yang persil tanahnya terlalu kecil sehingga ditetapkan berdasarkan
tidak mungkin menyerahkan sebagian tanahnya musyawarah para peserta
sebagai STUP dapat mengganti sumbangan tersebut Konsolidasi Tanah.
dengan uang atau bentuk lainnya yang disetujui
bersama oleh para peserta KT.
16
SUMBANGAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN
F 1100 m2
E 900 m2 D 700 m2
17
Konsolidasi Tanah Melalui Partisipasi Masyarakat, Pemerintah dan Swasta
Contoh: Cibinong, Bogor – Jawa Barat
Sebelum KT Sesudah KT
TPBP untuk
Swasta
Jalan (Pengadaan Tanah,
Pemerintah)
Konsolidasi Tanah Melalui Konsolidasi Tanah APBN
Contoh: Desa Karekan , Kecamatan Pagentan – Kab. Banjarnegara
Sebelum KT
SEBELUM SESUDAH
VISUALISASI KTAPBN DESA KAREKAN,
KECAMATAN PAGENTAN – KABUPATEN BANJARNEGARA (KTAPBN 2010)
VISUALISASI KTAPBN DESA TLAGASANA,
KECAMATAN WATUKUMPUL – KABUPATEN PEMALANG (KTAPBN 2011)
Bangunan peruntukan
TK dan SD
Rumah sederhana
(sementara) bantuan
Dinas Sosial Kab.
Pemalang
VISUALISASI KTAPBN DESA BELIK,
KECAMATAN BELIK – KABUPATEN PEMALANG
Penyediaan Tanah untuk Infrastruktur dan Penataan Wilayah
Melalui Konsolidasi Tanah
A. Partisipasi
Masyarakat
(Konsolidasi Tanah)
D. Partisipasi
B. Partisipasi
Masyarakat,
Masyarakat dan
Pemerintah dan Penyediaan Tanah Pemerintah
Swasta Untuk Infrastruktur (Konsolidasi Tanah
(Konsolidasi Tanah,
dan Penataan dan Pengadaan
Pengadaan Tanah
Tanah)
dan Peralihan Hak) Wilayah
C. Partisipasi
Masyarakat dan
Swasta
(Konsolidasi Tanah
dan Peralihan Hak)
18
CONTOH STUP
BANGKA SELATAN BANGKA BELITUNG
Luas 1791 m2
diperuntukan
untuk fasilitas Luas 685 m2,
umum, kondisi diperuntukan
sekarang sudah untuk musholla
terbangun kantor (fasilitas ibadah)
kelurahan Teladan
21
CONTOH STUP
BANGKA TENGAH BANGKA BELITUNG
Jalan
23
KONDISI EKONOMI
HARGA TANAH
Sebelum KT
28.000-42.000 3.000 20.000 - 50.000 30.000 - 50.000 2.917
(Rp/m2)
Setelah KT
69.000-83.000 150.000 - 700.000 150.000 - 300.000 100.000 125.000
(Rp/m2)
Jangka waktu
4 28 5 2 23
(tahun)
Kenaikan per
10.250 5.250-24.893 26.000-50.000 25.000-35.000 5.308
tahun (Rp)
Kenaikan per
24-37 175-830 100-130 50-117 182
tahun (%)
24
KONDISI SOSIAL EKONOMI
Bangka Belitung Sumbar Jateng Kalbar Kalteng
Kabupaten Bangka Selatan Pesisir Selatan Temanggung Pontianak Palangka
/ kota Raya
Petani, buruh PNS,
Petani, PNS, PNS, pegawai Petani, buruh bangunan, pegawai
Profesi
wiraswasta swasta, wiraswasta pabrik, wiraswasta wiraswasta, PNS, swasta,
dan TKI wiraswasta
Masyarakat STUP
merasakan manfaat KT dikembangkan bermanfaat
STUP bermanfaat
tertatanya di lokasi lainnya, bagi
bagi masyarakat di Bermanfaat dan
lingkungan, telah memicu masyarakat
Persepsi dalam dan di luar mendukung
fasilitas umum warga desa di di dalam dan
lokasi konsolidasi diperluas
disediakan, dan sekitarnya untuk di luar lokasi
tanah
meningkatkan ikut KT konsolidasi
akses rumah tanah
Kerja bakti,
Pengumpulan
yasinan, pengajian
Nuansa pedesaan Aktivitas sosial sampah
Suasana wilayah dan arisan.
Kondisi masih sangat masyarakat : bersama.
yang berkembang Organisasi:
sosial kental, hidup guyub aktivitas Aktivitas
menuju perkotaan Kelompok Tani dan
dan rukun keagamaan Islam keagamaan
Jogo Reso (Ormas)
di gereja
untuk petani.
25
KONDISI SOSIAL EKONOMI
27
KONDISI FISIK-LINGKUNGAN
Bangka Belitung Sumbar Jateng Kalbar Kalteng
Kabupaten Bangka Selatan Pesisir Selatan Temanggung Pontianak Palangka
/ kota Raya
Air yang
digunakan
Air minum dari
Air bersih sangat berasal dari
tampungan air
Warga membuat melimpah, dibuat air sumur
Sumber air dari hujan dan air
sumur bor sendiri pipa-pipa yang dengan
PDAM dan pompa PDAM. Untuk
dengan kedalaman saling terhubung kedalaman
Air listrik. Saluran air aktivitas sehari –
sekitar 20 m. Saat antar rumah warga 16 m. Rumah
terdapat hampir di hari
kemarau harus untuk mengalirkan di pinggir
setiap pinggir jalan menggunakan air
membeli air air ke seluruh jalan, sumber
sungai di sekitar
rumah air dari
lokasi.
sumur dan
PDAM.
Suhu udara
cukup panas,
Kualitas udara Suhu yang panas
lembab,
masih sangat dan lembab dengan
Udara Udara sejuk - dengan
bagus. Tidak ada angin yang cukup
sirkulasi
polusi kencang
udara yang
baik
28
PERMASALAHAN
29
REKOMENDASI
• Tanah-tanah STUP diberikan alas hak sesuai dengan peruntukannya. Fasilitas
pendidikan, oleh raga, jalan, RTH, fasilitas pertanian, perkantoran pemerintah
dapat diberikan hak pakai atas nama Pemerintah Daerah, sedangkan fasilitas
peribadatan dapat diberikan hak pakai atas nama yayasan.
• Pendanaan sertipikasi STUP dari APBN dilaksanakan sekaligus bertepatan
dengan sertipikasi bidang-bidang tanah KT. Namun demikian, sertipikasi dapat
dibiayai dari APBD atau masyarakat.
• Jumlah dan jenis STUP tergantung dari kondisi lokasi maupun kebutuhan
masyarakat setempat. Pada wilayah dengan lahan luas dan belum
berkembang, penentuan jumlah, luas dan jenis STUP dapat lebih banyak dan
bervariasi. Sedangkan di wilayah-wilayah sudah padat dengan fasilitas-fasilitas
yang sudah mencukupi, maka STUP dapat direncanakan dalam jumlah minimal.
• Pembangunan infrastruktur harus segera dilaksanakan pasca sertipikasi tanah-
tanah hasil konsolidasi tanah. Peran Pemerintah Daerah sangat diharapkan
dalam mendukung pelaksanaan konsolidasi sampai dengan pembangunan
infrastruktur.
30
KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN
PERKOTAAN
Perkembangan alami
(tanpa pengaturan)
Pembangunan fasilitas
umum secara parsial
Konsolidasi Tanah
31
Tahapan Konsolidasi Tanah
32
TERIMA KASIH