MAKALAH
KKPMT III (Anatomi Fisiologi dan Terminologi Medis)
“Gangguan Jiwa”
Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. Suly Rohmayanti (C181003)
2. Purnama Rahmania (C181010)
3. Vivi Dada Juniarti (C181020)
4. Kurnia Rahmawati (C181049)
5. Nilasari (C181035)
6. Faturrahman (C181028)
7. Wahyudin (C181042)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Gangguan Jiwa” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah “Gangguan Jiwa”. Selain itu makalah juga bertujuan untuk
menambah wawasan para pembaca.
Penyusun menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI 0
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Ganguan Jiwa
2.2. Faktor-faktor Penyebab Gangguan Jiwa
2.3. Fase dan Tingkatan Gangguan Jiwa
2.4. Macam-macam Gangguan Jiwa
2.5. Terminologi Medis Gangguan Jiwa
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa definisi gangguan jiwa?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab gangguan jiwa?
3. Bagaimana fase dan tingkatan gangguan jiwa?
4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam gangguan jiwa!
5. Apa saja terminologi medis gangguan jiwa?
1
1.3.Tujuan 2
1. Untuk mengetahui definisi gangguan jiwa
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab gangguan jiwa
3. Untuk mengetahui fase dan tingkatan gangguan jiwa
4. Untuk mengetahui macam-macam gangguan jiwa
5. Untuk mengetahui dan memahami terminologi medis gangguan jiwa
1
BAB II 3
PEMBAHASAN
Padabeberapapenelitianmenunjukan bahwaseseorang
dengangangguanjiwaharusminumobatseumurhidup,terkadang klienmerasa
bosan,dankurangpengetahuanakanmenghentikan minumobatdan merasasudahsembuh.
5. Pengalaman yang tidakmenyenangkan
6. Konflik dengantemanataukeluarga
Seseorangyangmemepunyai konflikdengankeluarga
misalnyakarenahartawarisanjugadapatmembuat seseorang mengalami gangguan jiwa.
Konflik yang tidak terselesaikan dengan teman ataukeluargaakan memicu
stressoryangberlebihan. Apabilaseseorangmengalamistressoryang berlebihannamun
mekanismekopingnyaburuk, makakemungkinanbesarsesorang akan
mengalamigangguanjiwa.
1
6
Fase Residual
Umumnya seseorang akan mengalami dua gejala yakni gangguan afek dan juga
gangguan peran dimana serangan bisa berulang.
Skizofrenia
Skizofrenia termasuk gangguan psikosis yang disebabkan oleh kelainan
ataugangguan kimiawi dalam otak. Hal ini menyebabkan gangguan pada fungsi sistemik
dan impuls saraf sehingga fungsi otak terganggu dalam mengolah informasi dalam otak.
Gejala yang ditunjukkan penderita skizofenia ini antara lain cara berbicara yang kacau,
lebih senang menyendiri dan takut dengan orang banyak, mengalami delusi, halusinasi, dan
menunjukkan sikap yang berbeda dengan orang pada umumnya. Ada beberapa ciri-ciri
Skizofrenia yang mudah dilihat dalam diri seseorang.
Kepribadian Ganda
1
7
Gangguan identitas atau kepribadian ganda ini yaitu kondisi dimana seseorang
penderita memiliki dua atau lebih kepribadian dalam satu tubuh. Kepribadian ini masing
masing memiiliki peran atau sifat yang berbeda dan cenderung buruk. Penderita dengan
gangguan ini sering tidak sadar atas apa yang dia lakukan, merasa tidak pernah
melakukannya padahal hal itu hasil perbuatannya. Penderita tidak dapat menyadari
perubahan kepribadian tersebut.
Gangguan Kecemasan Berlebih
Perasaan cemas merupakan hal yang wajar apabila seseorang merasa khawatir
terhadap sesuatu. Cemas ditandai dengan meningkatnya denyut nadi, keluar keringat,
gerakan gerakan kecil tubuh dan lainnya. Pada orang dengan gangguan yang memiliki
kecemasan berlebihan, respon ini akan bertambah berkali kali lipat. Gangguan kecemasan
ini bisa mengganggu aktivitas sehari hari jika tidak dapat dikendalikan. Fobia pada hal
tertentu juga dapat memicu kecemasan berlebih atau cenderung tampak panik dan
ketakutan.
Psikopat
Jenis gangguan jiwa satu ini merupakan gangguan yang erat muncul dalam tokoh
fiksi dalam film. Psikopat digambarkan sebagai seorang gangguan jiwa yang memiliki
obsesi mengerikan dan merugikan orang orang disekitarnya. Orang dengan gangguan
psikopat tidak memiliki empati, tidak tanggungjawab dan hanya peduli terhadap keinginan
dan kesenangan pribadinya. Perilaku merugikan yang disebabkan psikopat dianggap hal
yang menyenangkan baginya dan tidak ada rasa menyesal.
Psikopat sangatlah cerdas dan mampu mempelajari sekitarnya dengan baik untuk
memenuhi kebutuhannya, egois, tidak berperasaan, mudah emosi dan mendendam, penuh
dengan trik pintar, suka membuat masalah. Namun orang dengan psikopat ini sangat pintar
menyembunyikan dirinya dalam masyarakat. Mereka cenderung suka sendirian dan
bersosial hanya untuk kebutuhannya.
Anorexia Nervosa
Anorexia nervosa merupakan suatu kondisi merasa badannya gemuk dan selalu ingin
kurus dan kurus, meskipun secara nyata tubuhnya sudah ideal atau bahkan dibawah angka
ideal. Penderita selalu merasa tidak puas dengan berat badannya dan menjadi cemas dan
depresi. Penderita pada akhirnya membatasi makan dengan sangat ekstrim. Pada akhirnya
banyak penderita anorexia yang menjadi kekurangan gizi dan bentuk tubuh menjadi
tampak buruk karena sangat jauh dari angka ideal. Kondisi ini juga dapat menyebabkan
gangguan metabolisme tubuh yang berdampak pada kematian.
Anti Sosial
Gangguan ini yaitu gangguan dimana penderita takut pada sekelompok orang atau
berinteraksi dengan orang lain. Gangguan kepribadian ini dikenal juga dengan sociopathy.
Penderita biasanya memiliki sifat tidak empati, suka menghina orang lain merasa orang
lain dibawahnya, sinis, sifat acuh tak acuh, agresif, dan tidak bisa beradaptasi dalam
masyarakat.
Self Injury
Penderita dengan gangguan self injury cenderung ingin melukai dirinya sendiri dan
dapat membahayakan nyawanya sendiri. Hal ini dilakukan karena penderita merasa apabila
dia melukai tubuhnya maka rasa sakit emosionalnya juga teratasi. Penderita dengan
1
9
gangguan ini memiliki tingkat agresifitas yang tinggi, hipersensitif, membenci dirinya
sendiri, kesulitas mengendalikan emosi, dan dipicu oleh stres berat.
Bulimia Nervosa
Bulimia nervosa duah sangat akrab didengar. Kondisi gangguan ini menyatakan
seorang penderita yang makan sangat banyak namun kemudian secara sengaja
dimuntahkan kembali. Beberapa sumber menyebutkan hal tersebut dilakukan karena
ketakutan akan menjadi gemuk. Makanan masuk ke saluran pencernaan dan diambil
sarinya saja untuk energi dan kemudian dimuntahkan. Namun anggapan tersebut belum
tentu sepenuhnya efektif dan justru menimbulkan banyak kerugian dan dampak negatif
bagi tubuh.
Kleptomania
Klepto merupakan sebutan bagi seseorang yang suka mencuri. Kleptomania
merupakan gangguan dimana penderita memiliki keinginan untuk memiliki barang orang
lain, sehingga mendorong dirinya untuk mencuri. Dorongan ini berasal dari dalam diri dan
sulit dikendalikan. Apapun bisa dicuri tidak melihat apakah dia membutuhkan atau tidak.
Merasa puas setelah memiliki barang curian. Dorongan mencuri timbul secara spontan,
meskipun terbersit rasa bersalah setelah melakukannya namun pada kondisi tertentu seperti
stres, dorongan untuk mencuri akan muncul kembali.
Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar masuk dalam kategori gangguan mood dimana terjadi masalah
pada otak yang menimbulkan kondisi abnormal. Perubahan mood terjadi secara berubah-
ubah, perubahan tingkat aktivitas, suasana hati juga bisa terjadi. Kondisi ini bisa
memperburuk hubungan sosial, kegiatan sehari hari, dan juga kehidupan selanjutnya.
Skizoafektif
Gangguan ini merupakan perpaduan antara skizofrenia dan gangguan afektif atau
mood. Gangguan ini merupakan paduan antara keduanya. Penderita akan memiliki
perubahan mood yang drastis dan juga mengalami kecemasan, halusinasi, dan sebagainya.
Homoseksual
2
0
Gangguan Psikosis
Gangguan psikosis ini memiliki gejala yang lebih bervarian. Orang dengan gangguan
psikosis dapat memiliki halusinasi, delusi, atau lainnya. Halusinasi merupakan keadaan
ketika seseorang merasa mendengar atau melihat sesuatu yang pada nyatanya tidak ada.
Sedangkan delusi merupakan kondisi dimana penderita percaya hal tersebut benar benar
ada, namun nyatanya tidak ada. Misalnya penderita percaya dirinya sedang diintai oleh
orang jahat.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
2
3
DAFTAR PUSTAKA
https://dosenpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran
http://eprints.umm.ac.id/441478/3/BAB%20II.pdf
https://dosenpsikologi.com/tingkatan-dalam-gangguan-jiwa
http://eprints.ums.ac.id/56122/3/2.%20BAB%20I.pdf