Anda di halaman 1dari 1

Hasil yang diperoleh dari praktikum ini yaitu nilai absorbansi standar dan

absorbansi uji. Pada standar diperoleh absorbansi sebesar 0,479 A dan pada
sampel uji didapatkan hasil absorbansi yang bervariasi dimana dalam uji 1-5
diambil dari sampel yang sama yaitu uji 1 didapatkan absorbansi sebesar 0,267 A,
absorbansi uji 2 sebesar 0,140 A, absorbansi uji 3 sebesar 0,149 A, absorbansi uji
4 sebesar 0,192 A dan absorbansi uji 5 sebesar 0,420 A. Hasil dari kelima uji
berbeda-beda sedangkan sampel yang diambil atau hasilnya seharusnya bisa
berdekatan tetapi dalam kelima uji tersebut perbedaan nilai absorbansinya sedikit
jauh. Hal ini kemungkinan terjadi karena beberapa faktor, diantaranya pengukuran
dilakukan oleh orang yang berbeda, kurangnya ketelitian saat membuat larutan
uji, kondisi spektrofotometer yang digunakan, dan posisi kuvet.
Kemudian, dilakukan perhitungan kadar kolesterol dalam serum dari nilai
absorbansi uji terhadap nilai absorbansi standar yang dikalikan dengan kadar
standar (200 mg/dL). Diperoleh hasil perhitungan rata-rata kadar kolesterol
kelima uji yaitu 97,536 mg/dL. Hal ini menunjukkan bahwa kadar kolesterol
dalam serum tersebut masih dalam keadaan normal karena menurut literatur WHO
(World Health Organization) kadar kolesterol total normal adalah <200 mg/dL.
Kemudian, untuk menentukan nilai penyimpangan pada pengujian ini dilakukan
perhitungan standar deviasi (Sd). Dimana, standar deviasi berkorelasi dengan nilai
simpangan baku relatif (Sbr). Hasilnya diperoleh nilai standar deviasi (Sd) sebesar
48,292. Kemudian, dihitung nilai simpangan baku relatif (Sbr) diperoleh nilainya
sebesar 49,512 % dimana menandakan bahwa nilai Sbr yang diperoleh tidak
memenuhi syarat karena nilainya > 2% sedangkan syarat nilai Sbr yang baik
adalah <2% hal ini disebabkan karena terjadi penyimpangan data yang signifikan.

Anda mungkin juga menyukai