Anda di halaman 1dari 44

Makalah Mikrobiologi

“Kultivasi Artifisial”

Dosen Pembimbing
PancaNugraihini F,ST, MT

Kelompok 13 :
1. Muhammad Bagas (1915041054)
2. Navira Ebella (1915041040)
3. Nuril Aiqadzani (1915041034)

TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019/2020

1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kultivasi Artifisial ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen padabidang studi
Mikrobiologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Mikrobiologi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Panca, selaku Dosen Mikrobiologi yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 29 September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .....................................................................................................................2


DAFTAR ISI ........................................................................................................................3
BAB I ...................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
1.Kebutuhan Artifisialisasi...................................................................................................5
2.Nutrisi Komponen Struktural ..........................................................................................12
3.Nutrisi Sumber Energi ....................................................................................................18
4.Nutrisi sumber gizi ..........................................................................................................24
5.Pengaturan Kondisi Lingkungan…………………………………………………………………………………29
6.Laju Pertumbuhan Biomassa…………………………………………………………………………………….35
BAB III ..............................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................44

3
BAB I
1. PENDAHULUAN

Mikroba merupakan organisme yang menarik untuk diteliti kehidupannya karena materi
genetiknya yang cukup sederhana dan peranannya yang besar dalam kehidupan manusia. Oleh
karena itu, diciptakanlah suatu metode kultivasi atau metode pembiakan mikroba secara in vitro di
laboratorium. Hal ini bertujuan untuk mengetahui atau mempelajari pertumbuhan, morfologi, dan
sifat fisiologis mikroba.

Beberapa indikasi kultivasi atau pembiakan pada laboratorium mikrobiologi meliputi:


1. Pengasingan (isolasi) mikroba pada biakan bakteri
2. Menunjukkan sifat khas mikroba.
3. Untuk menentukan jenis mikroba yang diisolasi dengan cara-cara tertentu.
4. Mendapatkan bahan biakan yang cukup untuk membuat antigen dan percobaan serologi
lainnya.
5. Menentukan kepekaan mikroba, khususnya yang bersifat patogenik terhadap antibiotik.
6. Menghitung jumlah mikroba.
7. Mempertahankan biakan mikroba, khususnya biakan murni.

Metode kultivasi merupakan metode untuk melipatgandakan jumlah mikroba dengan


membiarkan mereka berkembang biak dalam media biakan yang telah disiapkan di bawah kondisi
laboratorium terkendali. Kultur mikroba digunakan untuk menentukan jenis organisme dengan
kelimpahan dalam sampel yang diuji, atau keduanya. Ini adalah salah satu metode mikrobiologi yang
digunakan sebagai metode diagnosis untuk menentukan penyebab penyakit infeksi dengan
membiarkan agen infeksi berkembang biak dalam media yang telah disiapkan, seperti yang tertuang
dalam Postulat Koch.

2. TUJUAN
Tujuan makalah ini adalah memberikan pengetahuan tentang kebutuhan artifisialisasi,nutrisi
komponen structural, nutrisi sumber energy, nutrisi sumber gizi, pengaturan kondisi lingkungan,laju
pertumbuhan biomassa kepada penulis dan pembaca. Serta makalah ini kami dedikasikan pada
mahasiswa gara lebih paham atas materi yang kami sajikan dalam makalah ini. Akan tetapi kami
berharap para pembaca mendapatkan ilmu yang berkah dan diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa
agar ilmu yang didapat pembaca dapat diingat sepanjang hidup para pembaca serta menjadi berkah
bagi penulis dan pembaca dan juga orang-orang yang terlibat dalam proses pembuatan makalah.

3. CAPAIAN

Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu melakukan hal hal sebagai
berikut:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang kebutuhan artifisialisasi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan nutrisi komponen structural.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan nutrisi sumber energy.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan nutrisi sumber gizi.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaturan kondisi lingkungan.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan laju pertumbuhan biomassa

4
BAB II

A. Kebutuhan Artifisialisasi
Kebutuhan artifisialisasi merupakan sebuah kebutuhan yang diperlukan dalam proses kultivasi
mikroorganisme. Penggunaan bioteknologi pada skala industri melalui proses fermentasi
mengharuskan sel mikroorganisme dikembang-biakan pada kondisi artifisial Kondisi artifisial yang
digunakan haruslah menyerupai lingkungan pertumbuhan alami sehingga sangat mendukung
pertumbuhan sel. Artifisialisasi kondisi lingkungan mengharuskan terpenuhinya persyaratan
pertumbuhan dan biosintesa sel mikroorganisme.
Persyaratan tersebut dapat terpenuhi dengan mencukupi kebutuhan :
1. Nutrisi sumber energi
Beberapa bentuk kehidupan, seperti tumbuhan hijau dapat menggunakan energi cahaya, hal tersebut
dinamakan dengan fototrof. Sedangkan yang lain, seperti hewan berantung pada oksidasi senyawa-
senyawa kimia untuk memperoleh energinya. Makhluk-makhluk semacam yang disebutkan terakhir
disebut dengan kemotrof.Semua organism hidup terbagi menjadi fototrof dan kemotrof.
(Agustian, J)
2. Nutrisi sumber penyusun struktur sel
Menurut Waluyo (2005), sumber energy yaitu nutrient merupakan bahan pembangun sel, dan
sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh
karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber
aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen.“Selain itu, secara umum
nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis
biologik oranisme baru (Jawetz, 2001) Singkatnya nutrisi penyusun struktur sel terdiri dari C, H, O,
N, S, P.
3. Nutrisi sumber gizi (growth factor)

Tiamina (vit B1), Biotin, Piridoksina (vit B6), Kobalkamina (vit B12), Asam
Vitamin
Folat, Niasin, Asam Lipoat, Asam Pantotenat, Riboflavin, Vitamin K

Protein Kasein, Pepton

Red Pigment Blood


Tabel 2.1 (Agustian, J)

4. Kondisi lingkungan fisik dan kimia yang tepat


Faktor² lingkungan yang mendukung pertumbuhan sel
Faktor Fisika : Temperatur, Tekanan
Faktor Kimia : Konsentrasi (substrat+nutrisi), pH
(Agustian, J)

 Kultivasi sel

Mikroba merupakan organisme yang menarik untuk diteliti kehidupannya karena materi genetiknya
yang cukup sederhana dan peranannya yang besar dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu,
diciptakanlah suatu metode kultivasi atau metode pembiakan mikroba secara in vitro di
laboratorium. Hal ini bertujuan untuk mengetahui atau mempelajari pertumbuhan, morfologi, dan
sifat fisiologis mikroba.

Beberapa indikasi kultivasi atau pembiakan pada laboratorium mikrobiologi meliputi:


1. Pengasingan (isolasi) mikroba pada biakan bakteri
2. Menunjukkan sifat khas mikroba.
3. Untuk menentukan jenis mikroba yang diisolasi dengan cara-cara tertentu.
4. Mendapatkan bahan biakan yang cukup untuk membuat antigen dan percobaan serologi lainnya.
5. Menentukan kepekaan mikroba, khususnya yang bersifat patogenik terhadap antibiotik.
6. Menghitung jumlah mikroba.
5
7. Mempertahankan biakan mikroba, khususnya biakan murni.

Metode kultivasi merupakan metode untuk melipatgandakan jumlah mikroba dengan membiarkan
mereka berkembang biak dalam media biakan yang telah disiapkan di bawah kondisi laboratorium
terkendali. Kultur mikroba digunakan untuk menentukan jenis organisme dengan kelimpahan dalam
sampel yang diuji, atau keduanya. Ini adalah salah satu metode mikrobiologi yang digunakan sebagai
metode diagnosis untuk menentukan penyebab penyakit infeksi dengan membiarkan agen infeksi
berkembang biak dalam media yang telah disiapkan, seperti yang tertuang dalam Postulat Koch.

Biakan murni yang dihasilkan, jika disimpan dalam jangka waktu yang lama akan mudah sekali
mengalami mutasi. Ini berarti, biakan murni yang disimpan terlalu lama bukan lagi biakan murni
yang semula. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk mencegah atau
setidaknya mengurangi kemungkinan terjadinya mutasi, yaitu:
1. Secara periodik, biakan harus dipindahkan ke medium baru, sebaiknya pemindahan dilakukan pada
fase log.
2. Biakan harus disimpan pada suhu rendah dan terhindar dari radiasi.
Mikroba diliofilisasikan, yaitu dimasukkan dalam ampul berisis susu kering bercampur CO 2
kemudian disimpan pada tempat bersuhu rendah.
 Karakteristik biakan mikroba

Karakteristik pertumbuhan mikroba dalam medium pertumbuhan menunjukkan morfologi,


mekanisme pembelahan, dan aktivitas metabolismenya. Pertumbuhan antara medium cair dan
medium padat memberikan bentuk dan karakteristik yang berbeda.
Pada biakan di medium cair, karakteristik yang ditimbulkan oleh pertumbuhan mikroba,
yaitu:
1. Terbentuk endapan yang menunjukkan sel mikroba membentuk agregat sehingga berat dan
mengendap, misalnya Staphylococcus aureus.
2. Terbentuk pelikel yang disebabkan karena mikroba memiliki pili atau glikokaliks yang
menyebabkan sel yang satu melekat dengan yang lain, misalnya Mycobacterium phlei.
3. Terlihat keruh yang menunjukkan bahwa mikroba yang tumbuh tersebar merata dan biasanya
mikrobanya bersifat motil.

Pada biakan di medium padat, karakteristik yang ditimbulkan oleh pertumbuhan mikroba adalah
dengan terbentuknya suatu kelompok yang dinamakan koloni. Bentuk koloni berbeda-beda untuk
setiap spesies, dan bentuk itu merupakan ciri khas bagi suatu spesies tertentu. Pengamatan mikroba
dapat dilakukan secara individual, satu persatu, maupun secara kelompok dalam bentuk koloni, dan
sifat-sifatnya dapat diketahui melalui koloni yang tumbuh di medium permukaannya. Satu koloni
bakteri yang terpisah dengan koloni lainnya dapat diamati tipe pertumbuhan pada masing-masing
media, diantaranya dilakukan terhadap konsistensi, bentuk koloni, warna koloni dan permukaan
koloni.

Koloni yang tumbuh terpisah ditumbuhkan kembali untuk mendapatkan isolat murni. Isolasi murni
dilakukan dengan mengoleskan ose steril pada koloni dalam kultur campuran yang benar-benar
terpisah satu sama lain. Olesan tersebut digores pada media padat agar miring dalam tabung reaksi.
Koloni yang tumbuh dalam media ini merupakan isolat murni, yang hanya berasal dari satu jenis
bakteri saja. Koloni yang tumbuh dapat dikarakterisasi berdasarkan tipe pertumbuhannya pada
media agar miring.

(Karimah,2015)

6
B. Nutrisi Komponen Struktural

Berdasarkan cara-cara pengambilan nutrient maka mikroba dapat dibagi atas jasad osmotrof dan
jasad fagotrof. Jasad osmotrof mengambil nutrien dalam bentuk larutan, misalnya bakteri dan fungi,
sedangkan jasad fagotrof mengambil nutrien secara fagositosis lalu dicerna di dalam vakuola
makanan, misalnya protozoa, jasad osmotrof mengeluarkan eksoenzim untuk memecah molekul
besar misalnya protease untuk memecah protein menjadi asam amino, amilase untuk memecah pati
menjadi gula, lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam amino,
gula, asam lemak, dan gliserol diserap ke dalam sel untuk digunakan.

Mayoritas komponen seluler adalah karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor dan elemen ini
merupakan penyusun utama membran, protein, asam nukleat dan struktur seluler lainnya. Elemen
ini diperlukan paling banyak oleh mikroba untuk menyusun komponen selulernya. Oleh karena itu
disebut makronutrien. Elemen lainnya yang sedikit diperlukan oleh mikroba untuk menyusun
komponen selulernya disebut mikronutrien. Elemen lainnya yang sangat sedikit (bahkan tidak
terukur) diperlukan sel untuk menyusun komponen seluler, tetapi harus hadir dalam nutrisinya
disebut trace elemen. Semua elemen yang diperlukan oleh mikroba dipaparkan dalam bab
selanjutnya. Faktor pertumbuhan merupakan molekul organik yang penting bagi pertumbuhan tetapi
tidak mampu disintesis oleh mikroba sendiri seperti vitamin dan asam amino ( Arudewangga, 2010)

Semua organisme memerlukan karbon, energi dan elektron untuk aktivitas metabolismenya, dan
bakteri telah dikelompokkan berdasarkan metode memperoleh dan mengunakan ketiga komponen
tersebut. Karbon merupakan komponen utama dan penting bagi sistem hidup khususnya sebagai
kerangka makromolekul seluler. Mikroba yang memperoleh karbon dari karbon dioksida disebut
autotrof, sedangkan mikroba yang memperoleh karbon dari molekul organik disebut heterotrof.
Energi untuk keberlangsungan reaksi seluler dapat berasal dari konversi cahaya atau reaksi oksidasi
senyawa organik maupun anorganik. Mikroba fototrofik mampu mengkonversi cahaya menjadi
energi kimia, sedangkan kemotrofik memperoleh energi dari oksidasi kimiawi baik organik maupun
anorganik. Dalam memperoleh energi diperlukan sumber elektron. Mikroba yang memperoleh
elektron dari senyawa organik, disebut organotrof, sedangkan yang memperoleh elektron dari
senyawa anorganik disebut litotrof. ( Arudewangga, 2010)

1. Karbon

Gambar 1. Struktur Karbon


(http://www.gcsescience.com/Carbon-Dioxide-Molecule.gif)

Sejumlah organisme membutuhkan sejumlah karbon dalam bentuk senyawa karbon dioksida, tetapi
kebanyakan diantarannya juga membutuhkan beberapa senyawa karbon organik, seperti gula dan
karbohidrat.

Tumbuhan, alga, dan beberapa kuman berklorofil membutuhkan karbon dioksida dan
mengubahnya menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis. Ditinjau dari segi nutrisi, semua
organisme yang disebutkan diatas adalah organism ototrof. Bila mereka memperoleh energinya dari
cahaya maka disebut organisme fotoototrof, dan bila memperoleh energinya dengan cara
mengoksidasi senyawa kimia, maka disebut organisme kemoototrof. Mikroorganisme yang lain
tidak dapat menggunakan karbon dioksida sebagai sumber karbon dan hidupnya bergantung pada
organisme ototrof untuk memproduksi karbohidrat dan senyawa-senyawa organik lain yang
digunakan sebagai makanan. Organisme yang membutuhkan senyawa-senyawa organik lain sebagai
sumber karbonnya disebut organissme heterotrof
( Lud Waluyo, 2004).
7
Organisme yang berfotosintesis dan bakteri yang memperoleh energi dari oksidasi senyawa
organik menggunakan secara khas bentuk karbon yang paling teroksidasi, CO 2, sebagai satu-satunya
sumber utama karbon selular. Perubahan CO2, menjadi unsur pokok sel organik adalah proses
reduktif, yang memerlukan pemasukan bersih energi. Karena itu, di dalam golongan faali ini,
sebagian besar dari energi yang berasal dari cahaya atau dari oksidasi senyawa anorganik yang
tereduksi harus dikeluarkan untuk reduksi CO2 sampai kepada tingkat zat organik.
( Lud Waluyo, 2004).

Semua organisme lain memperoleh karbonnya terutama dari zat gizi organik. Karena
kebanyakan substrat organik setingkat dengan oksidasi umum sebagai unsur pokok sel organik, zat-
zat itu biasanya tidak usah menjalani reduksi pertama yang berguna sebagai sumber karbon sel.
Selain untuk memenuhi keperluan biosintetik akan karbon, maka substrat organik harus memberikan
keperluan energetik untuk sel itu. Akibatnya sebagian besar daripada karbon yang terdapat pada
substrat organik memasuki lintasan lintasan metabolisme yang menghasilkan energi dan akhirnya
dikeluarkan lagi dari sel, sebagai CO2 (hasil utama dalam metabolisme pernapasan yang
menghasilkan energi atau sebagai campuran CO2 dan senyawa organik). Jadi, substrat organik
biasanya mempunyai peran gizi yang lengkap. Pada waktu yang bersamaan, berguna sebagai sumber
karbon dan sumber energi. Banyak mikroorganisme dapat menggunakan senyawa senyawa organik
tunggal untuk memenuhi keperluan kedua zat gizi tersebut seluruhnya. Akan tetapi, yang lain tidak
dapat tumbuh bila hanya diberi satu senyawa organik dan mereka memerlukan bermacam-macam
jumlah senyawa tambahan sebagai zat gizi. Tambahan zat gizi organik ini mempunyai fungsi
biosintetik semata-mata, yang diperlukan sebagai pelopor unsur-unsur pokok sel organik tertentu
yang tidak dapat disintesis oleh organisme tersebut. Zat itu disebut faktor tumbuh.
( Lud Waluyo, 2004).

Mikroorganisme teramat beragam baik dalam hal macam maupun jumlah senyawa organik
yang dapat mereka gunakan sebagai sumber utama karbon dan energi. Keanekaragaman ini
diperlihatkan secara nyata bahwa tidak ada senyawa organik yang dihasilkan secara alamiah yang
tidak dapat digunakan sebagai sumber karbon dan energi oleh beberapa mikroorganisme. Karena
itu, tidaklah mungkin untuk memberikan secara singkat sifat-sifat kimiawi sumber karbon organik
untuk mikroorganisme. Variasi yang luar biasa mengenai keperluan akan karbon adalah salah satu
segi fisiologis yang paling menarik dalam mikrobiologi.
( Lud Waluyo, 2004).

Kebanyakan organisme yang bergantung pada sumber-sumber karbon organik memerlukan CO2
pula sebagai zat gizi dalam jumlah yang sangat kecil, karena senyawa ini digunakan dalam beberapa
reaksi biosentitik. Akan tetapi, karena CO2 biasanya dihasilkan dalam jumlah banyak oleh organisme
yang menggunakan senyawa organik, persyaratan biosintetik dapat terpenuhi melalui metabolisme
sumber karbon organik dan energi. Sekalipun demikian, peniadaan CO 2 sama sekali sering kali
menangguhkan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada media organik, dan beberapa
bakteri dan cendawan memerlukan konsentrasi CO2 yang relatif tinggi di dalam atmosfer (5-10 %)
untuk pertumbuhan yang memadai dalam media organic.
( Lud Waluyo, 2004).

2. Sulfur dan Nitogen


Nitrogen merupakan komponen utama protein dan asam nukleat, yaitu sebesar lebih kurang 10
persen dari berat kering sel bakteri. Nitrogen mungkin disuplai dalam bentuk yang berbeda, dan
mikroorganisme beragam kemampuannya untuk mengasimilasi nitrogen. Hasil akhir dari seluruh
jenis asimilasi nitrogen adalah bentuk paling tereduksi yaitu ion ammonium (NH 4+).
( Lud Waluyo, 2004).

Banyak mikroorganisme memiliki kemampuan untuk mengasimilasi nitrat (NO 3) dan nitrit
(NO2) secara reduksi dengan mengubahnya menjadi amoniak (NH 3). Jalur asimilasi ini berbeda
dengan jalur dissimilasi nitrat dan nitrit. Jalur dissimilasi digunakan oleh organisme yang
menggunakan ion ini sebagai elektron penerima terminal dalam respirasi, proses ini dikenal sebagai
denitrifikasi, dan hasilnya adalah gas nitrogen (N2), yang dikeluarkan ke atmosfer.
( Lud Waluyo, 2004).

Kemampuan untuk mengasimilasi N2 secara reduksi melalui NH3, yang disebut fiksasi
nitrogen, adalah sifat untuk prokariota, dan relatif sedikit bakteri yang memiliki kemampuan
metabolisme ini. Proses tersebut membutuhkan sejumlah besar energi metabolik dan tidak dapat
8
aktif dengan adanya oksigen. Kemampuan fiksasi nitrogen ditemukan pada beragam bakteri yang
berevolusi sangat berbeda dalam strategi biokimia untuk melindungi enzim fixing-nitrogen nya dari
oksigen.
Kebanyakan mikroorganisme dapat menggunakan NH4+ sebagai sumber nitrogen utama, dan banyak
organisme memiliki kemampuan untuk menghasilkan NH4+ dari amina (R-NH2) atau dari asam
amino (RCHNH2COOH). Produksi amoniak dari deaminasi asam amino disebut ammonifikasi.
Amoniak dimasukkan ke dalam bahan organik melalui jalur biokomia yang melibatkan glutamat dan
glutamine.
( Lud Waluyo, 2004).

Gambar 2. Belerang
(http://kesehatan-kulit.info/wp-content/uploads/2014/12/Manfaat-belerang-untuk-mengobati-
berbagai-masalah-kulit.jpg)

Seperti nitrogen, belerang adalah komponen dari banyak substansi organik sel. Belerang
membentuk bagian struktur beberapa koenzim dan ditemukan dalam rantai samping cisteinil dan
merionil protein. Belerang dalam bentuk asalnya tidak dapat digunakan oleh tumbuhan atau hewan.
Namun, beberapa bakteri autotropik dapat mengoksidasinya menjadi sulfat (SO 42-). Kebanyakan
mikroorganisme dapat menggunakan sulfat sebagai sumber belerang, mereduksi sulfat menjadi
hidrogen sulfida (H2S). Beberapa mikroorganisme dapat mengasimilasi H2S secara langsung dari
medium pertumbuhan tetapi senyawa ini dapat menjadi racun bagi banyak organisme.
( Lud Waluyo, 2004).

Kedua unsur ini yaitu belerang dan nitrogen terdapat dalam sel dalam bentuk tereduksi,
sebagai gugus sulfhidril dan amino. Sebagian besar mikroorganisme mampu menampung unsur-
unsur ini dalam bentuk oksida dan mereduksi sulfat dan juga nitrat. Sumber nitrogen yang paling
lazim untuk mikroorganisme adalah garam-garam ammonium. Beberapa prokariot mampu
mereduksi nitrogen molekul (N2 atau dinitrogen). Mikroorganisme lain memerlukan asam-asam
amino sebagai sumber nitrogen, jadi yang mengandung nitrogen organik. Tidak semua
mikroorganisme mampu mereduksi sulfat, beberapa diantaranya memerukan H 2S atau sistein
sebagai sumber S.
( Lud Waluyo, 2004).
Nitrogen dan belerang terdapat pada senyawa organik sel terutama dalam bentuk yang
terinduksi masing-masing sebagai gugus amino dan sulfhidril. Kebanyakan organisme fotosintetik
mengasimilasi kedua unsur ini dalam keadaan anorganik yang teoksidasi, sebagai nitrat dan sulfat,
jadi penggunaan biosintetiknya meliputi reduksi pendahuluan. Banyak bakteri nonfotosintetik dan
cendawan dapat juga memenuhi keperluannya akan nitrogen dan belerang dari nitrat dan sulfat.
Beberapa mikroorganisme tidak dapat mengadakan reduksi salah satu atau kedua anion ini dan harus
diberikan unsur dalam bentuk tereduksi. Keperluan akan sumber nitrogen yang tereduksi agak umum
dan dapat dipenuhi oleh persediaan nitrogen sebagai garam-garam ammonium. Keperluan akan
belerang tereduksi lebih jarang, bahan itu dipenuhi dari persediaan sulfida atau dari senyawa organik
yang mengandung satu gugus sulfhidril (misalnya sisteine).
( Lud Waluyo, 2004).

Persyaratan akan nitrogen dan belerang sering kali juga dapat diperoleh dari zat gizi organik
yang mengandung kedua unsur ini dalam kombinasi organik yang tereduksi (asam amino atau hasil
penguraian protein yang lebih kompleks, seperti pepton). Tentu saja, senyawa-senyawa seperti itu
dapat menyediakan sumber karbon organik dan energi, sekaligus memenuhi keperluan selular akan
karbon, nitrogen, belerang, dan energi.
( Lud Waluyo, 2004).

9
Beberapa bakteri dapat juga memanfaatkan sumber nitrogen alam yang paling banyak,
yaitu N2. Proses asimilasi nitrogen ini disebut fiksasi nitrogen dan meliputi reduksi permulaan N2
menjadi amino.
( Lud Waluyo, 2004).

3. Phospor
Fosfat (PO43-) dibutuhkan sebagai komponen ATP, asam nukleat dan sejumlah koenzim seperti
NAD, NADP dan flavin. Selain itu, banyak metabolit, lipid (fosfolipid, lipid A), komponen dinding
sel (teichoic acid), beberapa polisakarida kapsul dan beberapa protein adalah bergugus fosfat. Fosfat
selalu diasimilasi sebagai fosfat anorganik bebas (Pi)
(Krisno,A. 2011).

Gambar 3. Phospor
(http://www.chemeddl.org/alfresco//d/d/workspace/SpacesStore/91e618a0-c4d0-4710-8f73-
6fc2cafe2bea/po4-geometry.png)

4. Mineral
Sejumlah besar mineral dibutuhkan untuk fungsi enzim. Ion magnesium (Mg 2+) dan ion ferrum
(Fe2+) juga ditemukan pada turunan porfirin yaitu: magnesium dalam molekul klorofil, dan besi
sebagai bagian dari koenzim sitokrom dan peroksidase. Mg2+ dan K+ keduanya sangat penting untuk
fungsi dan kesatuan ribosom. Ca2+ dibutuhkansebagai komponen dinding sel gram positif, meskipun
ion tersebut bebas untuk bakteri gram negatif. Banyak dari organisme laut membutuhkan Na + untuk
pertumbuhannya. Dalam memformulasikan medium untuk pembiakan kebanyakan mikroorganisme,
sangatlah penting untuk menyediakan sumber potassium, magnesium, kalsium, dan besi, biasanya
dalam bentuk ion-ion (K+, Mg2+, Ca2+, dan Fe2+). Banyak mineral lainnya (seperti Mn2+, Mo2+, Co2+,
Cu2+, dan Zn2+) dibutuhkan: mineral ini kerapkali terdapat dalam air kran atau sebagai kontaminan
dari kandungan medium lainnya.
Pengambilan besi dalam bentuk hidroksida yang tak larut pada pH netral, difasilitasi pada banyak
bakteri dan fungi dengan produksi senyawa siderofor yang mengikat besi dan mendukung
trasnportasinya sebagai kompleks terlarut. Semua ini meliputi hydroxymates (-CONH2OH) yang
disebut sideramines, dan turunan catechol (seperti 2,3-dihydroxybenzolyserine). Siderofor yang
dibentuk plasmid memainkan peranan utama dalam sifat invasi beberapa bakteri pathogen
(Krisno,A. 2011).

5. Air
Air pada organisme berfungsi untuk membantu fungsi-fungsi metabolik dan pertumbuhannya.
Untuk mikroorganisme, semua nutrient harus dalam bentuk larutan sebelum dapat memasuki selnya(
Lud Waluyo, 2004).
6. Oksigen
Untuk sel oksigen tersedia dalam bentuk air. Selanjutnya oksigen juga terdapat dalam CO2 dan dalam
bentuk senyawa organik. Selain itu masih banya organisme yang tergantung dari oksigen molekul
(O2 atau dioksigen). Oksigen yang berasal dari molekul oksigen hanya akan diinkorporasi ke dalam
substansi sel kalau sebagai sumber karbon digunakan metana atau hidrokarbon aromatic yang
berantai panjang. Menilik hubungannya dengan oksigen dapat dibedakan sekurang-kurangnya tiga
kelompok organisme: organisme aerob obligat yang mampu menghasilkan energi hanya melalui
respirasi dan dengan demikian tergantung pada oksigen. Organisme anaerob obligat hanya dapat
10
hidup dalam lingkungan bekas oksigen. Untuk organisme ini O 2 bersifat toksik. Mikroorganisme
anaerob fakultatif tumbuh dengan adanya O2 udara, jadi bersifat aerotoleran; tetapi organisme ini
tidak dapat memanfaatkan O2, tetapi memperoleh energi semata-mata dari peragian. Jenis bakteri
anaerob fakultatif lain (Enterobacteriaceae) dan banyak ragi dapat beralih dari peroleh energi dengan
respirasi (dengan adanya O2) ke peragian (tanpa O2)
(Krisno,A. 2011).

7. Vitamin

Vitamin adalah senyawa organik khusus yang penting untuk pertumbuhan. Kebanyakan vitamin
berfungsi membentuk subsansi yangmengaktifkan enzim. Dalam aspek nutrisi akan vitamin pada
bakteri menunjukkan pola yang beragam. Meskipun bakteri membutuhkan vitamin didalam proses
metaboliknya yang normal, beberapa mikroba mampu mensintesis seluruh kebutuhan vitaminnya.

 Kondisi fisik yang dierlukan untuk pertumbuhan

Selain menyediakan nutrisi yang sesuai untuk kultivasi bakteri, juga perlu disediakan kondisi fisik
yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroba tidak hanya bervariasi dalam persyaratan
nutrisinya, tetapi menunjukan respon yang berbeda terhadap kondisi fisik di lingkungannya. Untuk
berhasilnya kultivasi mikroba diperlukan suatu kombinasi nutrisi serta lingkungan fisik yang sesuai.
( Lud Waluyo, 2004).

 Media pertumbuhan dan penggunaannya di laboratorium

Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba, diperlukan suatu substrat yang disebut
media. Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi di antara mikroba diimbangi oleh tersedianya
berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasi. Agar mikroba dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik di dalam media, diperlukan persyaratan tertentu,yaitu:
a. Media mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakkan mikroba.
b. Media mempunyai tekanan osmosa , dan PH yang sesuai untuk mikroba.
c. Media harus dalam keadaan steril.
( Lud Waluyo, 2004).

 Bentuk media

Bentuk media ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadat seperti agar, gelatin.
Berdasarkan bentuk dikenal tiga jenis media :
1. Media Padat
Yaitu media berbentuk padat yang mengandung agar 1-1.5%, misalnya nutrien agar. Kalau ke dalam
media ditambahkan agar. Jumlah agar yang ditambahkan tergantung kepada jenis atau kelompok
mikroba yang ditumbuhkan. Ada yang memerlukan kadar air tinggi sehingga penambahan agar
harus sedikit tetapi ada pula yang memerlukan kandungan air rendah sehingga penambahan agar
harus lebih banyak. Media padat umumnya dipergunakan untuk menumbuhkan bakteri, jamur, dan
kadang-kadang mikroalga terutama dalam peremajaan dan pemeliharaan kultur murni dalam bentuk
agar miring.

2. Media Cair
Yaitu media berbentuk cair yang tidak mengandung agar, misalnya nutrien broth. Umumnya media
cair digunakan untuk menambah biomassa sel . Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat
pemadat. Media cair dipergunakan untuk penumbuhan bakteri, ragi dan mikroalga.

3. Media Semi Padat


Yaitu media yang berbentuk padat pada suhu dingin, dan berbentuk cir bila suhu panas, misalnya
media SIM (media yang digunakan untuk uji produksi sulfur, indol, motilitas). Kalau penambahan
zat pemadat hanya setengah atau kurang dari seharusnya. Ini umumnya diperlukan untuk
pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobic atau fakultatif
untuk menambah biomassa sel.
( Lud Waluyo, 2004).

11
C. Nutrisi Sumber Energi

Kegiatan sel seperti biosintesis komponen sel, transport nutrient ke dalam sel dan motilitas
memerlukan energi. Berdasarkan sumber energi, mikroba dibagi atas :
 Jasad fototrof yang menggunakan oksidasi senyawa kimia sebagai sumber energi. Kelompok
jasad/bakteri fototrof yaitu sianobakteri dan bakteri fotosintetik. Kedua kelompok ini mengubah
energy cahaya menjadi ATP melalui proses fotosintesis. Mikroba khemotrof mengoksidasi senyawa
kimia seperti glukosa atau ammonium, kemudian energy yang dilepaskan diubah menjadi ATP
dalam proses fermentasi atau respirasi.
 Jasad kemotrof yang menggunakan oksidasi senyawa kimia sebagai sumber energi. Terlepas dari
sumber energy yang digunakan, mikroba akan mengubah energy yang diperoleh menjadi senyawa
pembawa energi yaitu ATP yang dapat dipakai untuk kegiatan sel. Ada 2 kelompok bakteri fototrof
yaitu sianobakteri dan bakteri fotosintetik. Kedua kelompok ini mengubah energy cahaya menjadi
ATP melalui proses fotosintesis.
(Oktariani, Resty.2015)

 Jika nutrisi struktural tersedia dalam media pertumbuhan, biosintesa tidak akan terjadi begitu saja
kalau energi tidak tersedia
 Mengapa energi dibutuhkan ?
- Sintesis polimer
Reaksi polimerisasi monomer adalah endergonis/endoterm (reaksi yang membutuhkan energi)
Energi disuplai/disediakan untuk menggeser kesetimbangan ke arah pembentukan (biosintesa)
- Penyusunan struktur sel
Struktur sel adalah sangat teratur. Keteraturan tidak terjadi begitu saja tetapi melaui penyusunan
yang membutuhkan energi
- Pengolahan informasi
Akuisisi informasi sekeliling (internal, eksternal)
Penyimpanan informasi
Penggunaan informasi
Misal : pada kasus kemotaksis. Bakteri dapat merasakan konsentrasi makanan yang tinggi. Bakteri
dapat bergerak dengan adanya energi mendekati sumber makanan tersebut
- Kerja mekanis
Pergerakan sel
Pertumbuhan sel
Pembelahan sel

 Sumber-sumber energi :
- Energi Kimia
Untuk proses reduksi dan oksidasi biokimia
Berasal dari persenyawaan kimia organik, anorganik
Sebagian besar MO menggunakan jenis energi ini
- Energi Cahaya
Berasal dari cahaya matahari atau buatan
Untuk proses fotosintesis
Tumbuhan, alga hijau, bakteri fotosintetis
 Pembentukan energi dari proses biokimia : energi yang dihasilkan sebagian saja yang digunakan
oleh sel sedangkan sisanya dibuang dalam bentuk panas ke sekeliling
 Klasifikasi mikroorganisme :
- Mikroorganisme Kemotrof (sumber energi adalah zat-zat kimia)
Kemoorganotrof : Pengguna persenyawaan organik
Kemolitotrof : Pengguna persenyawaan anorganik
- MikroorganismeFototrof (sumber energi cahaya)

12
B. NUTRISI KOMPONEN STRUKTURAL

A. Kebutuhan Energi dan Kemampuan Menghasilkan Senyawa Organik

Untuk keperluan hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan
makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga
dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik
dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedangkan proses
penyerapanya disebut proses nutrisi.
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber
energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen,
oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan
sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higienis pada lingkungan adalah kondisi yang
menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh
berkembang di lingkungannya. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih
dan higienis adalah untuk meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya
terkendali.
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba
Menurut Waluyo (2005), peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan
pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan
energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber
karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. Selain itu
secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting
untuk sintesis biologik oranisme baru.
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba

Pertumbuhan mikoorganisme tergantung dari tersedianya air. Bahan-bahan yang terlarut


dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk bahan sel dan memperoleh
energi, adalaah bahan makanan.
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba
B. Nutrisi Mikroorganisme

Mayoritas komponen seluler adalah karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor dan elemen ini
merupakan penyusun utama membran, protein, asam nukleat dan struktur seluler lainnya. Elemen
ini diperlukan paling banyak oleh mikroba untuk menyusun komponen selulernya. Oleh karena itu
disebut makronutrien. Elemen lainnya yang sedikit diperlukan oleh mikroba untuk menyusun
komponen selulernya disebut mikronutrien. Elemen lainnya yang sangat sedikit (bahkan tidak
terukur) diperlukan sel untuk menyusun komponen seluler, tetapi harus hadir dalam nutrisinya
disebut trace elemen. Faktor pertumbuhan merupakan molekul organik yang penting bagi
pertumbuhan tetapi tidak mampu disintesis oleh mikroba sendiri seperti vitamin dan asam amino.
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba

1 Sumber-sumber nutrisi

a Sumber Karbon

Tumbuhan-tumbuhan dan beberapa bakteri mampu mengunakan energi fotosintetik untuk


mereduksi karbondioksida pada penggunaan air. Organisme ini termasuk kelompok autotrof,
makhluk hidup yang tidak membutuhkan nutrient organik untuk pertumbuhannya. Autotrof lain
adalah khemolitotrof, organisme yang menggunakan substrat anorganik seperti hidrogen atau
thiosulfat sebagai reduktan dan karbondioksida sebagai sumber karbon. Heterotrof membutuhkan
karbon organik untuk pertumbuhannya, dan karbon organik tersebut harus dalam bentuk yang
dapat diasimilasi.
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba
b Sumber Nitrogen

Nitrogen merupakan komponen utama protein dan asam nukleat, yaitu sebesar lebih kurang 10
persen dari berat kering sel bakteri. Sumber nitrogen yang paling lazim untuk mikroorganisme
adalah garam-garam ammonium. Beberapa prokariot mampu mereduksi nitrogen molekul (N 2 atau

13
dinitrogen). Mikroorganisme lain memerlukan asam-asam amino sebagai sumber nitrogen, jadi
yang mengandung nitrogen organik. Tidak semua mikroorganisme mampu mereduksi sulfat,
beberapa diantaranya memerukan H2S atau sistein sebagai sumber S.
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba
c Sumber Belerang

Belerang adalah komponen dari banyak substansi organik sel. Belerang membentuk bagian
struktur beberapa koenzim dan ditemukan dalam rantai samping cisteinil dan merionil protein.
Belerang dalam bentuk asalnya tidak dapat digunakan oleh tumbuhan atau hewan. Namun,
beberapa bakteri autotropik dapat mengoksidasinya menjadi sulfat (SO 42-).
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba

d Sumber Phospor

Fosfat (PO43-) dibutuhkan sebagai komponen ATP, asam nukleat dan sejumlah koenzim seperti
NAD, NADP dan flavin. Selain itu, banyak metabolit, lipid (fosfolipid, lipid A), komponen
dinding sel (teichoic acid), beberapa polisakarida kapsul dan beberapa protein adalah bergugus
fosfat. Fosfat selalu diasimilasi sebagai fosfat anorganik bebas (Pi).
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba

e Sumber Mineral

Sejumlah besar mineral dibutuhkan untuk fungsi enzim. Ion magnesium (Mg2+) dan ion ferrum
(Fe2+) juga ditemukan pada turunan porfirin yaitu: magnesium dalam molekul klorofil, dan besi
sebagai bagian dari koenzim sitokrom dan peroksidase. Mg2+ dan K+ keduanya sangat penting
untuk fungsi dan kesatuan ribosom. Ca2+ dibutuhkan sebagai komponen dinding sel gram positif,
meskipun ion tersebut bebas untuk bakteri gram negatif. Banyak dari organisme laut membutuhkan
Na+ untuk pertumbuhannya.
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba
f Sumber Oksigen

Untuk sel, oksigen tersedia dalam bentuk air. Selanjutnya oksigen juga terdapat dalam CO 2 dan
dalam bentuk senyawa organik. Selain itu masih banyak organisme yang tergantung dari oksigen
molekul (O2 atau dioksigen). Oksigen yang berasal dari molekul oksigen hanya akan diinkorporasi
ke dalam substansi sel kalau sebagai sumber karbon digunakan metana atau hidrokarbon aromatic
yang berantai panjang. Mikroorganisme anaerob fakultatif tumbuh dengan adanya O2 udara, jadi
bersifat aerotoleran; tetapi organisme ini tidak dapat memanfaatkan O 2, tetapi memperoleh energi
semata-mata dari peragian. Jenis bakteri anaerob fakultatif lain (Enterobacteriaceae) dan banyak
ragi dapat beralih dari peroleh energi dengan respirasi (dengan adanya O 2) ke peragian (tanpa O2).
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba
2 Tipe-Tipe Nutrisi Utama Bakteri

Tipe Sumber Energi untuk Sumber Karbon Untuk Contoh genus


Pertumbuhan Pertumbuhan
Fototrof
Fotoautotrof Cahaya CO2 Chromatium
Fotoheterotrof Cahaya Senyawa organic Rhodopseumdomonas
Kemotrof
Kemoautotrof Oksidasi senyawa CO2 Thiobacillus
organik
Kemoheterotrof Oksidasi senyawa Senyawa organic Esherichia
Organic
Tabel 2.1 https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba

3 Fungsi Natrium Untuk Mikroba

Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur tersebut diberikan ke
dalam medium sebagai kation garam anorganik yang jumlahnya berbeda-beda tergantung pada
keperluannya. Beberapa golongan mikroba misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika
(Si) yang biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan
14
kebutuhan natrium (Na) untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya. Natrium dalam kadar
yang agak tinggi diperlukan oleh bakteri tertentu yang hidup di laut, algae hijau biru, dan bakteri
fotosintetik. Jasad hidup dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padat maupun cair
(larutan). Jasad yang dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik,
sedangkan yang menggunakan makanan dalam bentuk cair tergolong tipe holofitik. Jasad holofitik
dapat pula menggunakan makanan dalam bentuk padat, tetapi makanan tersebut harus dicernakan
lebih dulu di luar sel dengan pertolongan enzim ekstraseluler. Pencernaan di luar sel ini dikenal
sebagai extracorporeal digestion. Bahan makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat
berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron.
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba

4 Penggolongan Mikroba Berdasarkan Nutrisi Dan Oksigen

a Berdasarkan sumber karbon

Berdasarkan atas kebutuhan karbon jasad dibedakan menjadi jasad ototrof dan heterotrof. Jasad
ototrof ialah jasad yang memerlukan sumber karbon dalam bentuk anorganik, misalnya CO 2 dan
senyawa karbonat. Jasad heterotrof ialah jasad yang memerlukan sumber karbon dalam bentuk
senyawa organik. Jasad heterotrof dibedakan lagi menjadi jasad saprofit dan parasit. Jasad saprofit
ialah jasad yang dapat menggunakan bahan organik yang berasal dari sisa jasad hidup atau sisa
jasad yang telah mati. Jasad parasit ialah jasad yang hidup di dalam jasad hidup lain dan
menggunakan bahan dari jasad inang (hospes)-nya. Jasad parasit yang dapat menyebabkan
penyakit pada inangnya disebut jasad patogen.
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba

b Berdasarkan sumber energi

Berdasarkan atas sumber energi jasad dibedakan menjadi jasad fototrof, jika menggunakan energi
cahaya; dan khemotrof, jika menggunakan energi dari reaksi kimia. Jika didasarkan atas sumber
energi dan karbonnya, maka dikenal jasad fotoototrof, fotoheterotrof, khemoototrof dan
khemoheterotrof.
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba
c Berdasarkan kebutuhan oksigen

Berdasarkan akan kebutuhan oksigen, jasad dapat digolongkan dalam jasad aerob, anaerob,
mikroaerob, anaerob fakultatif, dan kapnofil. Pertumbuhan mikroba di dalam media cair dapat
menunjukkan sifat berdasarkan kebutuhan oksigen.
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba

5 Interaksi Antar Jasad Dalam Menggunakan Nutrien

Jika dua atau lebih jasad yang berbeda ditumbuhkan bersama-sama dalam suatu medium, maka
aktivitas metabolismenya secara kualitatif maupun kuantitatif akan berbeda jika dibandingkan
dengan jumlah aktivitas masing-masing jasad yang ditumbuhkan dalam medium yang sama tetapi
terpisah. Fenomena ini merupakan hasil interaksi metabolisme atau interaksi dalam penggunaan
nutrisi yang dikenal sebagai sintropik atau sintropisme atau sinergitik. Sebagai contoh ialah bakteri
penghasil metan yang anaerob obligat tidak dapat menggunakan glukosa sebagai substrat, tetapi
bakteri tersebut akan segera tumbuh oleh adanya hasil metabolisme bakteri anaerob lain yang
dapat menggunakan glukosa.
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba
6 Media Pertumbuhan Mikroba

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat
makanan (nutrisi) yang di perlukan mikroorganisme untuk pertumbuhan._ Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-melekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolate mikroorganisme menjadi
kultur murni dan juga memanipulasi komponen media pertumbuhannya.
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba

15
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut
harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Untuk
menumbuhkan mikroorganisme yang kita inginkan, yang pertama harus dilakukan adalah
memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan
digunakan.
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba

Media biakan yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri terdapat dalam bentuk padat, semi-
padat dan cair. Media biakan harus berisi zat hara dan mempunyai keadaan fisik yang sesuai
pertumbuhan bakteri. Nutrisi yang berbeda di dalam media biakan di gunakan untuk pertumbuhan,
sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme dan pergerakan. Pada umumnya nutrisi atau
kandungan unsure dalam media biakan yang dibutuhkan oleh bakteri adalah sumber energi,
karbon, nitrogen, sulfur, fasfor, unsur-unsur logam, vitamin dan air. Bahan-bahan media biakan
yaitu antaralain:
a Bahan dasar

1) Air (H2O) sebagai pelarut

2) Agar (dari rumput laut) yang berfungsi sebagai pemadat media. Agar sulit di degradasi oleh
mikroorganisme pada umunya dan mencair pada suhu 45 0C.

3) Glatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Glatin adalah polimer asam aminio yang
diproduksi dari kologen. Kekurangannya adalah lebih banyak jemis mikroba yang mampu
menguraikan dibandingkan agar.

4) Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat media.
Silica gel khususnya digunakan untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof abligat.

b Nutrisi atau zat makanan

1) Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur
malro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelekat/trace element.

2) Sumber karbon dan energi yang dapat di peroleh berupa semyawa organic atau anorganik sesuai
dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon organik antara lain dari
karbohidrat, lemak, protein, dan asam organic.

3) Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain. Sejumalah mikroba
dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.

4) Vitamin-vitamin.

https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba

c Bahan tambahan

Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke dalam medium dengan tujuan tertentu,
msalnya phenol red (indicator asam basa) ditambahkan untuk indicator perbahan pH akibat
produksi asam organic hasil metabolisme. Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media
yaitu :
 Agar, dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari rumput laut.
Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling). Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan
larut, untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi.

 Peptone, adalah produk hidrolisis protein hewani aau nabati seperti otot, liver, darah, susu, kasein,
laktobumin, gelatin, dan kedelai.

 Meat extract, mengandung basa organic terbuat dari otak, limpa, plasenta, dan daging sapi.

 Yeast extract, terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol. Yeast extract mengandung
asam amino yang lengkap dan vitamin (B complex).

16
Karbohidrat, ditambahkan untuk memperkaya asam amino dan gas dari karbohidrat. Jenis
karbohidrat yang umumnya digunakan adalah amilum, glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa,
manitol, dan lain-lain. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba

Ø Macam-macam media pertumbuhan:


1) Berdasarkan konsistensi ataupun kepadatannya, medium terbagi tiga bagian, yaitu:

a) Medium cair/broth/liquid yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient
Broth), LB (Lactose Broth).

b) Medium setengah padat (semi solid medium) yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga
menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya
pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran
sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free
Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media,
jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk
mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit
oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh
media.

c) Medium padat (solid medium) yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin
media menjadi padat. Contoh : endo agar, PDA, Nutrient agar

https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba

2) Medium berdasarkan komposisi

a) Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara
pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.

b) Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA
(Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak
kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.

c) Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara
pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain
Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.

https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba

3) Media berdasarkan tujuan

a) Medium umum, yaitu medium yang dapat ditumbuhi berbagai jenis mikroorganisme. Contoh : NA
(nutrient agar) umum untuk bakteri, PDA (potato dextrose agar) dan toge umum untuk jamur.

b) Medium diferensial, yaitu medium yang hanya ditumbuhi berbagai jenis mikroba, salah satu jenis
memberikan cirri yang khas sehingga dapat segera diketahui berbeda dari yang lain. Contoh : Blood
Agar, EMB agar, dll.

c) Medium pengaya, yaitu medium yang kaya akan nutrient tertentu sehingga dapat menumbuhkan
dan memperbanyak sel dengan cepat. Contoh: medium Tetrathionat Broth, dll.

d) Media diperkaya (Enrichment media), merupakan media yang mengandung komponen dasar untuk
pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kunuing telur.Media
diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditambah dalam media initidak
hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen
kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar , Blle Agar, Serum Agar, dll.

https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba

Media Selektif/penghambat merupakan media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah
suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan
merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Misalnya Luria Bertani Medium yang
17
ditambah Amphisilin untuk merangsang E .coli resisten antibiotik dan menghambat kontaminan
yang peka, Ampicilline.Salt Broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh streptococcus
agalactioe yang toleran terhadap garam.
Adapun beberapa definisi tentang media diperkaya/selektif diantaranya :
 Media diperkaya ( Enrichment media) merupakan media yang diperlukan untuk oganismeyang
memerlukan makanan tambahan.

 Media diperkaya digunakan untuk memperbanyak bakteribaik di dalam Specimen maupun koloni-
koloni yang kecil.

 Media diperkaya Eksklusif digunakan segolongan bakteri yang lain termasuk dalam media
iniantaralain Azide Broth, Selenite Broth.

 Media Selektif merupakan media yang digunakan untuk membedakan golongan sehinggadapat
dipilih, koloni bakteri yang ada. Contoh : Endo

https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba\

C. NUTRISI SUMBER ENERGI

1. KARBOHIDRAT

Karbohidrat adalah senyawa kimia yang tersusun oleh unsur C, H, serta O. Bahan makanan yang
kaya akan karbohidrat yaitu beras, jagung, serealia, kentang, tepung, gandum, gula, umbi-umbian,
serta buah-buahan yang rasanya manis. Karbohidrat berperan sebagai sumber energi sekitar 4 kkal
(kilo kalori) per 1 gram karbohidrat. Ada tiga jenis karbohidrat yaitu:

 Monosakarida seperti glukosa, fruktosa, serta galaktosa.


 Disakarida seperti sukrosa, laktosa, serta maltosa.
 Polisakarida seperti amilum, selulosa, serta glikogen.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-mereka-1

Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh. Tubuh mengubah gula sederhana dan
pati kompleks menjadi glukosa untuk dijadikan sumber energi sel tubuh. Kelebihan karbohidrat
akan menaikkan berat badan karena disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Karbohidrat yang terbentuk dalam gula dan pati diperlukan oleh tubuh sebagai sumber energi.
Seluruh kegiatan tubuh membutuhkan energi agar dapat berjalan dengan baik. Beberapa kegiatan
yang tidak kita sadari seperti bernafas juga memerlukan energi. Glukosa yang diperoleh dari pati
serta gula dari berbagai jenis makanan akan dipecah menjadi gula sederhana.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Proses ini memerlukan insulin yang telah diproduksi oleh pankreas. Kemudian glukosa akan
masuk ke bagian dinding sel serta dapat menjadi sumber tenaga untuk tubuh.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

18
Bagaimana caranya agar tidak kelebihan karbohidrat?

Ganti konsumsi nasi putih, kue, dan roti putih menjadi gandum/oatmeal, sorghum, quinoa, wortel,
beet, dan kacang-kacangan yang berserat tinggi dan penuh vitamin mineral. Sumber karbohidrat
berserat tinggi membuat kamu lebih kenyang dan penuh nutrisi.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Berapa banyak karbohidrat yang diperlukan tubuh?

Disarankan, 40% kalori kita bersumber dari karbohidrat. Biasanya, perempuan Indonesia
dengan berat badan dan kegiatan normal hanya membutuhkan 1,500 kal/hari, dengan acuan
40% kita membutuhkan 600 kalori/hari dari karbohidrat, setara dengan 3 porsi nasi putih/hari.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

2. PROTEIN

Protein adalah senyawa kimia yang memiliki kandungan unsur C, H, O, N, serta terkadang juga
memiliki kandungan unsur P serta S. 1 gram protein menghasilkan 4 kalori. Ada dua jenis protein
berdasar pada sumbernya yaitu:

 Protein hewani, contohnya daging, ikan, telur, susu, serta keju.


 Protein nabati, contohnya kacang-kacangan, tahu, tempe, serta gandum.

Protein berguna untuk pertumbuhan dan perbaikan sel. Tubuh kita memecah protein menjadi
berbagai macam asam amino kemudian diserap oleh sel-sel tubuh untuk kebutuhan metabolisme
dan pertumbuhannya.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Menghasilkan Tenaga
Protein menjadi zat yang baik bagi tubuh terutama untuk membantu pembentukan tenaga.
Berbagai jenis makanan yang memiliki kandungan karbohidrat serta lemak dibutuhkan tubuh
sebagai cadangan energi. Tetapi semua proses itu tak dapat dikerjakan tanpa ada protein. Protein
membantu tubuh dalam mengolah energi dari kalori serta beragam jenis sumber makanan lain.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Meningkatkan Energi
Protein diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang besar serta protein tak dapat diperoleh dari
dalam tubuh. Asupan protein akan membuat tubuh mempunyai banyak energi yang dapat berperan
untuk mendukung beragam jenis kegiatan harian. Protein berperan penting untuk meningkatkan
daya ingat, memori serta beragam jenis kegiatan fisik.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

19
Berapa banyak protein yang dibutuhkan setiap hari?

Tubuh membutuhkan 0.8gr protein dari setiap 1kg berat tubuh. Jadi protein yang
dibutuhkan laki-laki sekitar 44g setiap hari, dan 36g untuk perempuan. Sebagai acuan, 36-44
gram protein setara dengan 1-2 dada ayam.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Apa yang terjadi jika kelebihan protein?

Banyak sekali kasus di mana kita sering kali mengkonsumsi protein lebih. Akibat paling sering
adalah asam urat, kolesterol meningkat, berat badan naik, gangguan fungsi ginjal dan
meningkatkan resiko kanker.

Untuk mencegah kelebihan protein, cukup pastikan dalam 1 porsi makanan kita hanya terdapat 1-
2 Jenis sumber protein seperti ayam, ikan atau ganti dengan protein nabati seperti kacang-
kacangan, biji-bijian, tempe, dan sayur hijau.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

3. LEMAK

Lemak adalah senyawa kimia yang memiliki kandungan unsur C, H, serta O. Lemak memberi
energi sebesar 9 kilo kalori per gram, melarutkan vitamin A, D, E, K, serta menyediakan asam
lemak esensial untuk tubuh manusia. Lemak mulai dianggap berbahaya untuk kesehatan setelah
ada yang menunjukkan hubungan pada kematian akibat penyakit jantung koroner dengan
banyaknya konsumsi lemak serta kandungan lemak di dalam darah. Penyakit jantung koroner
terjadi jika pembuluh darah itu tersumbat atau menyempit. Hal semacam ini karena endapan lemak
yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri. Ada dua jenis lemak menurut sumbernya yaitu:

 Lemak hewani, misalnya keju, susu, daging, serta kuning telur.


 Lemak nabati, contohnya kelapa, kemiri, kacang-kacangan, serta buah avocado.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-mereka-1

Lemak adalah sumber energi kaya yang membantu penyerapan Vitamin A, D, E, dan K dan
pembetukan hormon didalam tubuh. Sumber lemak terbaik adalah alpukat, kacang-kacangan,
sayur hijau, dan buah-buahan.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Sumber Energi
Dalam setiap 1 gram lemak menyediakan kurang lebih 9 kalori untuk tubuh. Lemak yang baik
nyatanya bermanfaat untuk menjadi sumber energi. Tubuh tidak akan dapat bergerak atau
melakukan kegiatan tanpa ada energi. Bahkan juga bila kita kekurangan energi maka dapat
membuat beberapa jenis penyakit yang menyerang kekebalan mudah muncul. Lemak melindungi
kesehatan tubuh serta seluruh organ tubuh

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Membantu Penyerapan Vitamin

20
Ada beragam jenis vitamin yang diperlukan oleh tubuh, salah satu adalah vitamin yang
mempunyai sifat larut dalam lemak. Jenis vitamin ini yaitu vitamin A, D, E serta vitamin K.
Semua vitamin ini mempunyai peran yang khusus seperti vitamin A yang berperan untuk
melindungi kesehatan mata, vitamin D yang membantu penyerapan kalsium serta menguatkan
tulang dan gigi, vitamin E untuk membuat kesehatan kulit serta vitamin K yang bertindak untuk
mendukung proses pembekuan darah. Tanpa ada lemak maka tubuh tidak akan dapat menyerap
vitamin yang dihasilkan dari luar tubuh atau diperoleh dari makanan.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Apa yang terjadi jika kelebihan lemak?

 Meningkatkan resiko kanker


 Obesitas
 Sembelit
 Kerusakan dinding arteri dan otak
 Kolesterol tinggi

Berapa banyak lemak yang dibutuhkan tubuh?

Rata-rata orang dewasa sebaiknya mengkonsumsi 30% lemak, 30% protein, dan 40%
karbohidrat. Lemak yang dikonsumsi sebaiknya mengandung omega 3 dan minyak
nabati. Dengan acuan 1,500 kalori per hari, 30% lemak setara dengan 450 kalori atau 3
sendok olive oil atau 6 sendok makan selai kacang dalam sehari.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

4. VITAMIN

Vitamin sangat penting untuk metabolisme tubuh dan merawat sel tubuh. Setiap sel dalam
tubuh membutuhkan Vitamin untuk banyak proses didalamnya dan kita paling sering
kekurangan vitamin karena pemilihan dan cara pengolahan makanan modern.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Vitamin C & B kompleks sangatlah rentan terhadap suhu sehingga seringkali rusak ketika
dimasak dalam suhu tinggi. Terlebih lagi, Vitamin C & B kompleks harus dikonsumsi setiap
hari karena kelebihannya tidak dapat disimpan dalam tubuh dan selalu dikeluarkan melalui
urin.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Kekurangan vitamin bisa menyebabkan penyakit mata, anemia, hipertensi, penyakit ginjal,
penuaan dini, eczema, kanker, batuk pilek, osteoporosis, dan sakit ketika haid/menstruasi.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Vitamin dapat banyak ditemukan dalam buah dan sayur seperti kacang-kacangan, bayam, apel,
tomat, sunflower seed, alpukat, kale, sunflower seeds, buah bit, lemon dan jeruk.

21
https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

5. MINERAL

Mineral juga sangat penting untuk pertumbuhan dan proses metabolisme dalam sel tubuh kita,
mulai dari rambut, kulit, tulang hingga sel darah membutuhkan Mineral dalam kesehariannya.
Mineral juga meningkat fungsi saraf dan membantu mengubah makanan menjadi energi.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Apa yang terjadi jika kita kekurangan mineral?

Kekurangan mineral dapat menyebabkan banyak proses metabolisme tubuh terganggu dan
timbul masalah kesehatan seperti osteoporosis, anemia, mudah lelah, kulit kering, rambut
rontok hingga masalah keseimbangan hormonal.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Berapa banyak mineral yang dibutuhkan tubuh per hari?

Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, mineral dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu
mineral mayor dan minor.

Mineral mayor umumnya merupakan mineral yang dibutuhkan dalam jumlah 100 mg per hari atau
lebih. Mineral mayor meliputi kalsium, kalium, fosfor, sulfur, dan magnesium.

Sedangkan Mineral minor atau sering disebut trace mineral merupakan mineral yang dibutuhkan
dalam jumlah kecil oleh tubuh. Beberapa mineral minor tersebut adalah zink, besi, mangan,
tembaga, boron, silikon, molibdenum, vanadium, kromium, selenium, dan iodin.

Mineral banyak didapatkan dari tanaman yang tumbuh dalam tanah seperti jahe, kunyit, wortel,
buah bit, kacang-kacangan, kacang mede, dan juga sayuran berwarna hijau gelap seperti kale.

6. SERAT TUMBUHAN

Serat tumbuhan atau disebut juga dengan Serat Makanan (dietary fiber) adalah bagian dari
makanan yang tidak dipecah oleh tubuh dan membantu untuk menjaga fungsi sistem pencernaan
lebih baik.

Serat berguna untuk membantu penyerapan nutrisi di usus, menjaga aktifitas usus tetap optimal,
mengendalikan imunitas dan keseimbangan bakteri usus dan melindungi sel-sel tubuh sehingga
mencegah konstipasi, ambeien, penyakit hati dan kanker usus besar.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Bagaimana agar tidak kekurangan fiber?

Perbanyak konsumsi sayuran hijau seperti Bayam Horenzo, Kale, Parsley, Seledri, dan sayuran
hijau lain. Kamu juga bisa konsumsi jenis makanan tinggi karbohidrat dan protein yang juga
mengandung tinggi serat seperti gandum, sorghum, edamame, dan tempe.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

22
7. AIR

65% berat tubuh itu terbuat dari air. Kandungan air dalam tubuh berkurang lewat pencernaan,
pernapasan, keringat, dan urin. Sangat penting untuk mengisi ulang kadar air dalam tubuh kita
dengan minum air mineral atau makan sayur buah yang memiliki kandungan air tinggi seperti
timun, semangka, dan jeruk.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Apa yang terjadi kalau kita kurang minum air?

Kekurangan air bisa menyebabkan gangguan dan kerusakan pada banyak sel dan organ
seperti otak, mata, darah, dan saluran pencernaan.

Ciri-cirinya bisa terlihat dari daya konsentrasi yang lemah, moody, mata kering, darah kental,
tekanan darah rendah, konstipasi, air kencing yang kuning, sakit batu ginjal, dan sakit ketika
kencing.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Berapa banyak air yang diperlukan tubuh?

Biasanya, kita dianjurkan untuk minum 8 gelas per hari (2-3 liter). Tapi berlebihan juga tidak
sehat. Cara sederhana lainnya untuk melihat kecukupan minum air kita adalah dengan menjaga
warna BAK tetap kuning terang sepanjang hari.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-mereka-1

23
D. NUTRISI SUMBER GIZI

1. Karbohidrat

Gambar 2.2 https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-


mereka-1

Asupan karbohidrat untuk anak tidak boleh kekurangan, karena zat gizi ini berperan sebagai
sumber energi utama bagi tubuh. Demi mencukupi kebutuhannya, ada dua jenis karbohidrat yang
bisa Anda berikan pada si kecil:

Karbohidrat sederhana

Sesuai dengan namanya, karbohidrat sederhana adalah jenis karbohidrat yang hanya terdiri dari
satu atau dua molekul gula saja. Itu sebabnya, karbohidrat sederhana bisa dengan mudah diproses
tubuh sehingga nantinya langsung diserap oleh darah.

Atas dasar inilah, karbohidrat sederhana cenderung lebih cepat dalam meningkatkan kadar gula
darah ketimbang karbohidrat kompleks.

Dalam kehidupan sehari-hari, makanan sumber karbohidrat sederhana seperti gula, madu, sirup,
bisa menjadi asupan gizi untuk anak.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Karbohidrat kompleks

Karbohidrat kompleks adalah jenis yang berasal dari rantai molekul gula panjang (kompleks). Oleh
karena cukup kompleks, maka proses pencernaan jenis karbohidrat ini membutuhkan waktu yang
lebih lama. Namun kabar baiknya, karbohidrat kompleks tidak akan meningkatkan kadar gula
darah secepat karbohidrat sederhana.

Tak perlu bingung di mana harus mencarinya, karena sebagian besar sumber karbohidrat kompleks
tersedia dalam makanan pokok sehari-hari.

Misalnya kelompok kacang-kacangan, mie, bihun, nasi, kentang, jagung, roti, ubi, dan lainnya.
Anda bisa menambahkan asupan gizi karbohidrat untuk anak dari sumber makanan tersebut.

Biasanya, karbohidrat menyumbang sebanyak 50-60% dari total kebutuhan kalori harian tubuh.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Meningkatkan Penyerapan Nutrisi

24
Salah satu jenis karbohidrat yang termasuk juga dalam jenis laktosa sangat baik bagi tubuh. Jenis
laktosa yang paling baik umumnya diperoleh dari susu serta yoghurt. Jenis karbohidrat ini sangat
baik untuk membuat tubuh merasa lebih berenergi dalam waktu yang lama. Selain itu laktosa juga
berguna untuk membuat tubuh dapat menyerap nutrisi sehingga dapat memperlancar sistem
pencernaan.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

2. Protein

Gambar 2.3 https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-


mereka-1

Protein punya peran penting sebagai zat pembangun sel dan jaringan tubuh. Maka itu, pastikan
Anda menyediakan makanan sumber protein dalam menu harian anak. Tidak jauh berbeda dengan
karbohidrat, sumber protein juga terbagi menjadi dua jenis, yakni:

Protein hewani

Seperti yang mungkin sudah Anda tahu, protein hewani adalah jenis protein yang berasal dari
hewan. Hal utama yang membedakan protein hewani dan nabati terletak pada kandungan asam
aminonya.

Di dalam protein hewani, terkandung asam amino esensial lengkap dengan struktur yang serupa
seperti yang ada pada tubuh. Sumber protein hewani tersedia pada daging merah, daging ayam,
ikan, telur, dan produk olahan susu seperti keju.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

25
Protein nabati

Sedangkan protein nabati adalah jenis protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Protein ini
memang tidak memiliki kandungan asam amino lengkap seperti yang terdapat pada protein
hewani.

Akan tetapi, Zat gizi ini tidak kalah baik untuk melengkapi kebutuhan protein anak. Contoh
makanan dengan kandungan protein nabati yaitu kacang-kacangan, gandum, oat, tahu, tempe, dan
beberapa jenis buah-buahan.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

3. Lemak

Gambar 2.4 https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-


mereka-1

Sebelum memberikan sajian untuk anak, Anda juga harus memahami bahwa tidak semua sumber
lemak itu baik untuk tubuh. Alih-alih mencukupi asupan gizi anak, Anda mungkin justru akan
meningkatkan risiko anak terserang suatu penyakit karena makan sumber lemak jahat.

Berikut pembagian sumber lemak berdasarkan jenisnya:

Lemak jahat

Ada berbagai macam makanan sumber lemak yang masuk ke dalam kategori buruk, dengan rincian
sebagai berikut:

Lemak jenuh

Lemak jenuh sebenarnya masih boleh dimakan, tapi dalam frekuensi dan porsi yang terbatas.
Sumber lemak yang satu ini biasanya ditemukan dalam daging dan produk susu yang tinggi lemak.

Contohnya seperti daging merah, daging ayam dengan kulit, minyak kelapa sawit, susu tinggi
lemak, mentega, dan keju.

Terlalu banyak makan makanan dengan kandungan lemak jenuh, berisiko meningkatkan kadar
kolesterol dalam darah. Alhasil, membuka peluang bagi anak untuk terserang berbagai penyakit
kronis.

26
https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Lemak trans

Sedangkan lemak trans, sebaiknya harus dihindari karena berbahaya untuk kesehatan tubuh.
Makanan sumber lemak trans seperti gorengan, makanan cepat saji, dan makanan ringan olahan
yang biasanya digemari anak-anak.

Sama seperti lemak jenuh, makan lemak trans terlalu banyak juga bisa meningkatkan kadar LDL
atau kolesterol jahat. Selain tidak baik untuk tubuh, memberikan asupan lemak trans juga tidak
akan memenuhi kebutuhan gizi anak.

Di sisi lain, jenis lemak ini akan menurunkan kadar HDL atau kolesterol baik. Bahkan, makan
makanan dengan kandungan lemak trans kerap diyakini bisa memicu peradangan di dalam tubuh.

Jika dibiarkan peradangan tersebut bisa menimbulkan efek buruk bagi kesehatan, misalnya
penyakit jantung, diabetes, dan stroke.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Lemak baik

Tidak selamanya lemak itu jahat. Idealnya, lemak tetap dibutuhkan oleh tubuh tetapi dalam sumber
yang baik. Berikut contoh lemak baik sebagai asupan gizi untuk anak:

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Lemak tak jenuh tunggal

Makanan dengan kandungan lemak tak jenuh tunggal dapat membantu meningkatkan kadar
kolesterol darah, sekaligus menurunkan risiko penyakit jantung.

Asupan makanan yang bisa membantu memenuhi kebutuhan gizi anak yang satu ini yakni dari
kacang-kacangan, minyak zaitun, buah alpukat, dan lainnya.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Lemak tak jenuh ganda

Lemak tak jenuh ganda juga dikenal sebagai lemak esensial. Pasalnya, sumber lemak ini tidak
dihasilkan sendiri oleh tubuh, melainkan didapat dari asupan makanan harian.

Kebutuhan zat gizi untuk anak yang satu ini bisa dipenuhi dari ikan, tahu, kacang kedelai, biji-
bijian, hingga kacang-kacangan.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

27
4. Serat

Gambar 2.5 https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-


mereka-1

Sudah tidak diragukan lagi, sayur dan buah-buahan merupakan sumber serat terbaik yang bisa
Anda berikan untuk anak. Namun meski sama-sama serat, ternyata jenisnya bisa terbagi menjadi
dua kelompok yang baik bagi asupan gizi anak:

Serat larut air

Serat larut air adalah jenis serat yang larut dalam air. Tak heran, ketika masuk ke dalam tubuh,
kelompok serat ini akan berubah menjadi gel dan ikut larut bersama air.

Serat larut air juga bisa diserap langsung oleh tubuh tanpa harus diolah oleh sistem pencernaan.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

Serat tidak larut air

Sedangkan serat tidak larut air, harus diolah terlebih dahulu oleh sistem pencernaan karena tidak
bisa menyatu dengan air.

Itulah mengapa di dalam tubuh, serat tidak larut air bertugas untuk membantu melancarkan kerja
sistem pencernaan dalam menyerap makanan.

Jika tidak ingin anak mengalami masalah pencernaan, asupan zat gizi dari serat khususnya yang
tidak larut air sebaiknya selalu tersedia.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

28
5. Vitamin dan mineral

Gambar 2.6 https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-


mereka-1

Meski termasuk mikronutrien, kebutuhan zat gizi ini harus dipenuhi oleh orangtua jika ingin anak
tetap sehat dan bugar. Tidak hanya itu, asupan zat gizi mikro ini juga membantu memperkuat
sistem imun dan menunjang fungsi sel serta organ tubuh anak.

Asupan zat gizi vitamin dan mineral untuk anak umumnya bisa didapatkan dari aneka ragam buah
dan sayur. Namun, daging merah, dagin ayam, makanan laut, juga tak kalah kaya dengan berbagai
vitamin dan mineral di dalamnya.

https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-
mereka-1

E.Pengaturan Kondisi Lingkungan


Kondisi lingkungan yang tepat harus disetel agar memenuhi kebutuhan mikroorganisme
sehingga berlangsungnya perkembangbiakan yang optimal.
Mikroorganis mememiliki karakteristik pertumbuhan yang berbeda
Faktor - faktor lingkungan yang mendukung pertumbuhan sel
- Faktor Fisika : Temperatur, Tekanan
- Faktor Kimia : Konsentrasi (substrat+nutrisi), pH
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Jika kondisi tersebut terlalu ekstrim, maka sel cenderung tidak berkembang dan bahkan bisa
mati.Sensitivitas lingkungan mikroorganisme disebabkan oleh persenyawaan penyusun sel.pH,
suhu, konsentrasi bahan kimia dapat merusak susunanpersenyawaan struktural sehingga molekul-
molekul menjadi tidak berfungsi
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

Molekul-molekul tersebut mempunyai ikatan-ikatan non kovalen :


- Ikatan hidrogen  putus oleh perubahan suhu
- Ikatan ion  putus oleh perubahan pH, garam
- Ikatan v. der Waals  rusak oleh bahan kimia
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

A. FAKTOR TEMPERATUR
Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan terpenting yang mempengaruhi kehidupan dan
pertumbuhan mikroorganisme. Seluruh proses pertumbuhan bergantung pada reaksi-reaksi biokimia
yang sangat dipengaruhi oleh temperatur
Suhu dapat mempengaruhi mikroorganisme dalam dua cara yang berlawanan :
a.) Apabila suhu naik, kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat. Sebaliknya apabila
suhu turun kecepatan metabolisme juga turun dan pertumbuhan terhambat;
29
b.) Apabila suhu naik atau turun, tingkat pertumbuhan mungkin terhenti, komponen sel menjadi
tidak aktif dan sel-sel dapat mati.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Berdasarkan hal di atas, beberapa hal sehubungan dengan suhu bagi setiap mikroorganisme dapat
digolongkan sebagai berikut :
 Suhu minimum, di bawah suhu ini pertumbuhan mikroorganisme tidak terjadi lagi
 Suhu optimum, suhu dimana pertumbuhan paling cepat
 Suhu maksimum, di atas suhu ini pertumbuhan mikroorganisme tak mungkin terjadi.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

Table 2.2
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

Temperatur optimum (suhu dimana laju pertumbuhan paling cepat) berada pada kondisi yang
mendekati suhu maksimum. Pada suhu sangat tinggi:
 Reaksi biokimia berlangsung cepat
 Enzim tidak berfungsi karena denaturasi senyawa penyusunnya
 Denaturasi molekul DNA kromosom
 Mencairnya molekul-molekul membran sel
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

Pada suhu terlalu rendah:


 Bio reaksi berlangsung lambat
 Mengkristalnya molekul-molekul membran
 Terbentuk kristal air yang tajam yang dapat merusak struktur sel
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

Klasifikasi sel: Secara umum dibagi 3 kelas.Ada beberapa jenis mikroorganisme yang hidup pada
kondisiekstrim (suhu sangat tinggi,rendah). Pyrodictium occultum (110°C),Thermococcucceler
(103°C),Thermusaquaticus(160°C). Sel eukaryotik tidak bisa hidup pada suhu>60°C sedangkan sel
prokaryotik lebih tinggi toleransi suhunya. Perubahan suhu yang terjadi selama proses artifisial dapat
dicegah dengan aplikasi sistem perpindahan panas.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Pengelompokkan mikroorganisme berdasarkan reaksi pertumbuhan terhadap suhu dapat dilihat pada
Tabel di bawah ini.

Tabel 2.3 Pengelompokkan mikroorganisme berdasarkan reaksi pertumbuhan terhadap suhu

30
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Kelompok Suhu Suhu Suhu
pertumbuhan pertumbuhan pertumbuhan
minimum (°C) optimum (°C) maksimum (°C)

Psikrofil -5 – +5 12 – 15 15 – 20

Psikrotrof -5 – +5 25 – 30 30 – 35

Mesofil 5 – 15 30 – 40 40 – 47

Thermofil 40 45 – 55 60 – 80

Thermotrof 15 42 – 46 50

Sehubungan dengan pengaruh suhu terhadap ketahanan hidup mikroorganisme, pemanasan atau
kenaikan suhu bersifat jauh lebih merusak dari pada pendinginan. Berdasarkan hal ini
mikroorganisme dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan :
 Peka terhadap panas yaitu hampir semua sel rusak apabila dipanaskan 60 °C selama 10 – 20 menit
 Tahan terhadap panas yaitu dibutuhkan suhu 100 °C selama 10 menit untuk mematikan sel
 Thermodurik yaitu dibutuhkan suhu lebih dari 60 °C selama 10 – 20 menit tetapi kurang dari 100
°C selama 10 menit untuk mematikan sel
 https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Bakteri pembentuk spora seperti Clostridium dan Bacillus termasuk kelompok yang tahan terhadap
panas.Kebanyakan mikroorganisme yang tahan terhadap suhu rendah sampai suhu pembekuan dan
walaupun pertumbuhan serta pembelahan mungkin dihambat, sel bakteri dapat bertahan hidup untuk
jangka waktu cukup lama pada suhu pendinginan ± 5 °C.Pada suhu pembekuan, kerusakan sel terjadi
tetapi tidak secepat pada suhu tinggi.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
B. FAKTOR pH
 Asiditas atau alkalinitas yang tepat harus disediakan
 Setiap mikroorganisme hidup pada suatu rentang pH (minimum,optimum, maksimum)
 pH optimum berada disekitar titik tengah nilai minimum-maksimum
 Sel mengatur keseimbangan pH sekeliling dengan absorbi atau desorbsi ion hidrogen(H)
 Jika pH cairan sitoplasma terlalu tinggi atau terlalu rendah, mikroorganis me akan mati karena sel
kesulitan menghasilkan energi

Table 2.4
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Asidofil Netrofil Alkalofil

4,5 6-8 8,5

 Sebagian besar mikroorganisme hidup pada pH optimum 6-8 tetapi jamur punya pH optimum 5-6s
edangkan alga 4-8,5. Hampir seluruh jenis bakteri tidak dapat hidup pada suhu asam (3-4) tetapi
spesies Thiobacillus dapat hidup pada pH 0,5
 Untuk menjaga perubahan pH pada kultivasi artifisial mikroorganisme,digunakan larutan penyangga
(buffer solution) kedalam media pertumbuhan agar pH tetap konstan. Perubahan pH tersebut terjadi
karena akumulasi produk dan limbah hasil metabolisme sel mikroorganisme . Sehingga pada
kultivasi biomassa perlu diketahui karakteristiknya (pH menjadi
naik/turun dari kondisi awal).
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

pH LARUTANBUFFER

31
Netral 6-7,5 Sodium Fosfat,Potasium Fosfat

Asam 4-6 Asam Sitrat,Asam Glutamat

Asam Tinggi 1,5-3 Asam Sulfat

Alkali 8-9 Tris-(hidroksi-metil)-aminometan

Alkali Tinggi 10-11 Sodium Silikat,Sodium Bora

Table 2.5
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

C. FAKTOR KELEMBABAN RELATIF

Kelembaban relatif dan aktivitas air saling terkait, sehingga kelembaban relatif pada
dasarnya adalah ukuran aktivitas air dari fase gas. Setelah mikro-organisme sudah mulai tumbuh dan
menjadi aktif secara fisiologis mereka biasanya menghasilkan air sebagai produk akhir dari respirasi,
dengan cara ini mikroorganisme tersebut dapat meningkatkan aktivitas air dari lingkungan terdekat
mereka sehingga yang akhirnya mikroorganisme membutuhkan aw tinggi dapat tumbuh dan
merusak makanan yang awalnya dianggap mikrobiologis stabil.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

D. FAKTOR GAS ATMOSFER/KETERSEDIAAN OKSIGEN

Tidak seperti bentuk kehidupan lainnya, mikroorganisme berbeda nyata dalam kebutuhan
oksigen yang digunakan untuk metabolisme. Beberapa kelompok dapat dibedakan sebagai berikut :
 Mikroorganisme aerobik yaitu tersedianya oksigen dan penggunaannya dibutuhkan untuk
pertumbuhan.
 Mikroorganisme anaerobik yaitu tidak dapat tumbuh dengan adanya oksigen dan bahkan oksigen
ini dapat merupakan racun bagi mikroorganisme tersebut.
 Mikroorganisme fakultatif anaerob yaitu oksigen akan dipergunakan apabila tersedia, kalau tidak
tersedia mikroorganisme ini tetap dapat tumbuh dalam keadaan anaerob.
 Mikroorganisme mikroaerofilik yaitu mikroorganisme yang lebih dapat tumbuh pada kadar
oksigen yang lebih rendah dari pada kadar oksigen dalam atmosfer.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

E. FAKTOR KONDISI OSMOTIK


Kondisi osmotik yang diidentikan dengan tekanan osmotik merupakan gaya perpindahan yang
disebabkan oleh pergerakan molekul air melalui membran dari lingkungan berkonsentrasi solut
rendah menuju lingkungan berkonsentrasi solut tinggi pada sel mikroorganisme. Mikroorganisme
umumnya hidup pada lingkungan berair (aqueous solution): larutan isotonik, tidak ada pergerakan
molekul air in-outsel, mikroorganisme tumbuh normal
 Perubahan tekanan osmotik disebabkan oleh tinggi atau rendah kandungan bahan kimia disel atau
sekelilingnya
 Pada kondisi osmotik diluar sel tinggi:
- Sel akan kehilangan molekul air. Molekul air bergerak keluar sel
- Sel dapat menyusut dan kemudian pecah/mati
-Dijumpai pada larutan hipertonik (konsentrasi solut lingkungan tinggi)seperti ikan asin,
selai, sirup
 Pada kondisi osmotik yang rendah:
- Sel akan banyak menyerap molekul air
- Sel mengembang dan bisa pecah
 Untuk kondisi kultivasi artifisial,tinggi rendah tekanan osmotik bergantung pada konsentrasi sumber
karbon (biasanya gula). Kadar gula awal periode pertumbuhan diatur pada kisaran 40-55%.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

32
F. FAKTOR TEKANAN
Sel mikroorganisme tumbuh pada kondisi tekanan atmosferik
 Pada kondisi tekanan yang tinggi
- Sel pada kondisi under-pressure (ditekan)
- Sel akan pecah dan mati
 Pada kondisi tekanan yang rendah(vakum)
- Sel pada kondisiover-pressure (mengembang)
- Sel akan pecah dan mati
 Pengaturan kondisi tekanan atmosferik sangat dibutuhkan : pembentukan jalur kontak dengan
tekanan sekeliling
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

G. FAKTOR BAHAN KIMIA


 Gas-gas
- Karbon dioksida(CO2)
Sel bukan autotof akan menghasilkan gas tersebut sebagai hasil metabolisme sel. Pada konsentrasi
CO2 10-20% (v/v) akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Terjadi inhibisi aktivitas enzim
oksidatif proses metabolisme. Tetapi ada mikroorganisme yang tumbuh dengan baik jika terdapat
sedikit (5-10%v/v) gas CO2 dalam larutan media
- Oksigen(O2)
Oksigen sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme aerobik dan sel yang butuh oksigen sebagai
elektron akseptor. Kelarutan gas O2 dalam air adalah±7ppm. Kandungan yang tinggi akan
menyebabkan terbentuknya radikal OH atau O2 yang jika tidak segera dirombak akan
mengakibatkan rusaknya DNA. Hal yang lebih parah terjadi jika kedua radikal bereaksi membentuk
senyawa H2O2
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
MO yang butuh oksigen atmosfir
MO Aerobik untuktumbuh&survive

MO yangtumbuh& survivedengan
MO Fakultatif Atautanpaudara

MO yang tumbuh & survive tanpa


MO Anaerobik Menggunakanudara

MO yangtumbuh& survivedengan
keberadaan oksigen tetapi tidak
MO Mikroaerofilik menggunakannya. Hanya untuk
strimulasipertumbuhan

Table 2.6
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

 Solven dan Deterjen


- Dapat merusak struktur membran, memutus ikatan kimia
 ZatLainnya
- Logam berat menghambat pertumbuhan sel
-Beberapa asam organik juga menghambat pertumbuhan sel
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

H. .FAKTOR RADIASI
 Mikroorganisme fototrofik membutuhkan pasokan energi cahaya untuk pertumbuhannya
sedangkan mikroorganisme kemo organotrofik tidak.
 Pasokan radisi UV, X menyebabkan kerusakan ikatan kimia dan mengarah ke reaksi-reaksi
tertentu
 Dapat mengganggu pertumbuhan sel dan mengarah ke kematian sel
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

33
F. Perubahan kondisi lingkungan artifisial

Gambar 2.3
https://id.scribd.com/doc/296705780/Mikrobiologi
Selama periode pertumbuhan berlangsung terjadi :
 Penurunan konsentrasi bahan makanan dan nutrisi
 Produksi bahan kimia beracun
 Peningkatan konsentrasi biomassa dan stabil
 Perubahan pH
 Produksi panas
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

D. Laju pertumbuhan biomassa


Biomassa adalah adalah suatu produk bernilai mutu yang merupakan hasil samping dari proses
metabolisme suatuorganisme, yang sejatinya adalah zat buangan yang tidak dibutuhkan oleh
organisme tersebut. Biomassa dapat berbentuk material bahan bakar, bahan serat, bahan kimia, atau
lainnya. Biomassa dalam bentuk material bahan bakar merupakan suatu bentuk sumber energy
terbarukan, dimana penghasil utamanya adalah makhluk hidup. Sehingga ketersediaan bahan bakar
biomassa akan mengikuti siklus kehidupan makhluk hidup yang bersangkutan. Dalam konteks
mikroorganisme biomassa yang terbentuk biasanyadalam bentuk alcohol.
Pertumbuhan sel mikroba biasanya mengikuti suatu pola pertumbuhan tertentu berupa kurva
pertumbuhan sigmoid (model Monod)
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

A. FASE LAG (FASE ADAPTASI)


Fase lag merupakan suatu periode penyesuaian terhadap medium tidak terjadi
perbanyakan jumlah sel. Ketika sel dipindahkan kelingkungan yang baru. Adaptasi mencakup
sintesis enzim dan protein yang dibutuhkan dari nutrisi yang tersedia. Biomassa sel tidak
berkembang jika tidak ada proses sintesis. Pada fase ini laju pertumbuhan belum memperlihatkan
pertumbuhan ekponensial, tetapi dalam tahap masa persiapan. Hal ini tergantung dari kondisi
permulaan, apabila mikroorganisme yang ditanami pada substrat ataumedium yang sesuai, maka
pertumbuhan akan terjadi. Namun sebaliknya apabila diinokulasikan mikroorganisme yang sudah
tua meskipun makanannya cocok, maka pertumbuhannya mikroorganisme ini membutuhkan masa
persiapan atau fase lag. Waktu yang diperlukan pada fase ini digunakan untuk mensintesa enzim.
Sehingga mencapai konsentrasi yang cukup untuk melaksanakan pertumbuhan ekponensial. Fase
ini berlangsung beberapajam hingga beberapa hari, tergantung dari jenis mikroorganisme
serta lingkungan yang hidup.Selama fase ini perubahan bentuk dan pertumbuhan jumlah individu
tidak secara nyata terlihat. Karena fase ini dapat juga dinamakan sebagai fase adaptasi
34
(penyesuaian) ataupun fase-pengaturan jasad untuk suatu aktivitas didalam lingkungan yang
mungkin baru. Sehingga grafik selama fase ini umumnya mendatar.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

B. ACCELERATION PHASE (FASE AKSELARASI PERTUMBUHAN)


Biomassa sel mulai melakukan pertumbuhan dengan cepat. Tidak seluruh anggota populasi
mulai berkembang biak. Konsentrasi nutrisi tinggi, faktor lingkungan belum berpengaruh.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
C. EXPONENTIAL GROWTH RATE(FASE LAJU PERTUMBUHAN EKSPONENSIAL)
Seluruh sel tumbuh pada laju maksimum. Kecepatan pertumbuhan adalah sama.
Konsentrasi nutrisi tinggi dan mulai turun drastis, faktor lingkungan mulai berpengaruh.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
D. FASE LOG (FASE EKSPONENSIAL)
Pada fase eksponensial atau logaritmik, sel membelah dengan kecepatan konstan dan terjadi
pertambahan jumlah sel menjadi 2 kali lipat (generation time).
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
E. FASE STASIONER.
Selama fase ini, jumlah sel yang hidup tetap konstan tetapi akhirnya menuju periode
penurunan populasi. Dihasilkan metabolit sekunder untuk pertahanan diri bakteri. Seluruh
sel tumbuh pada laju maksimum. Kecepatan pertumbuhan adalah sama. Konsentrasi nutrisi
tinggi dan mulai turun drastis,faktor lingkungan mulai berpengaruh. Kecepatan pertumbuhan
mendekati nol.
Biomassa sel cenderung mati perlahan. Pengurangan sumber nutrien serta faktor –faktor yang
terkandung di dalam jasadnya sendiri, maka sampailah puncak aktivitas pertumbuhan kepada titik
yang tidak bisa dilampaui lagi, sehingga selama fase ini, gambaran grafik seakan mendatar. Populasi
jasad hidup di dalam keadaan yang maksimal stasioner yang konstan.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
F. FASE PENURUNAN POPULASI ATAU FASE KEMATIAN
. Fase kematian dipercepat mengalami penurunan jumlah sel, karena jumlah sel mikroorganisme
mati. Namun penurunan jumlahsel tidak mencapai nol, sebab sebagian kecil sel yang mampu
beradaptasi dan tetap hidup dalam beberapa saat waktu tertentu. Pada fase ini merupakan akhir dari
suatu kurva dimana jumlah individu secara tajam akan menurun sehingga grafik tampaknya akan
kembali ke titik awal lagi.Pada saat medium kehabisan nutrien maka populasi bakteri akan menurun
jumlahnya, pada saat ini jumlah sel yang mati lebih banyak daripada sel yang hidup. Kecepatan sel
tumbuh mulai menurun disebabkan konsentrasi nutrisi yang berkurang dan akumulasi produk
metabolik sehingga kondisi lingkungan mulai berubah secara drastis. Kecepatan tumbuh=0.
Biomassa sel mati total https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

Gambar 2.4

https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

35
 Selama berkembangnya biomassa sel:
- Laju reproduksi berbanding lurus dengan konsentrasi nutrisi lingkungan
- Secara umum laju reaksi biokimia hanya bergantung pada salah satu nutrisi(nutrisi pembatas
pertumbuhan/Growth- Limiting Nutrient)
- Hubungan antara laju pertumbuhan sel dengan konsentrasi nutrisi pembatas(substrat)

dX/dt = m X
= [(m S)/(KS+S)]
diberikan oleh persamaan Monod:
dimana:
= laju pertumbuhan biomassa sel
m = laju pertumbuhan spesifik maksimum
S = konsentrasi substrat
KS = konsentrasi substrat pada saat( m/2)
X = konsentrasi biomassa sel
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Laju pertumbuhan mikroba dan waktu generasi
 Jika sejumlah sel mikroba (Xo) dibiakkan dalam waktu (t) pada suatu medium, maka sel akan
membelah dan jumlahnya akan bertambah menjadi Xt
 Pertambahan jumlah sel berhubungan dengan laju pertumbuhan serta waktu generasi sel tersebut
membelah
 Kurva pertumbuhan tersebut dapat dilukiskan dengan persamaan matematika sebagai berikut :

Grafik pertumbuhan mikroba

Gambar 2.5
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-
KUSNADI/KULIAH%2CKINETIKA_PERTUMBUHAN_MIKROBA.pdf

G. Perhitungan kuantitas sel


 Berdasarkan jumlah massa sel

36
- Pengukuran Berat Kering
Sejumlah volume tertentu sel disentrifugasi. Endapan sel dikeringkan dan kemudian diukur
- Pengukuran Berat Basah
Mirip dengan metode diatas tetapi sel tidak dikeringkan
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

 Berdasarkan jumlah sel


- Pengukuran Jumlah Sel Hidup
 Teknik Dilusi
Deretan pengenceran yang diketahui rasionya dari sampel
 Teknik Most Probable Number (MPN)
Menggunakan tabel statistik. Sampel diencerkan dan diinkubasi kemudian jumlah kultur yang
tumbuh dihitung
 Teknik Filtrasi Membran
Sampel disaring dengan membran khusus (selulosa asetat, selulosa nitrat, nilon)
- PengukuranJumlahSelTotal
 Perhitungan Mikroskopik
Sampel ditempatkan diatas slide mikroskop yang memiliki ukuran
 CoulterCounter
Menghitung jumlah sel dalam suspensi garam yang ditempatkan pada kuvet dan diukur
konduktivitasnya (mirip teknik analisa spektrometer)
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

 Berdasarkan metode tidak langsung


 Teknik Densitas Optis
Menggunakan spektrometer. Panjang gelombang yang digunakan berhubungan dengan
jumlah sel
 Teknik Komposisi Kimiawi
Mengukur kandungan komponen kimiawi sel disampel(protein, karbon, nitrogen)
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

Menurut Jutono, dkk (1980) ada 2 cara perhitungan jumlah mikrobia yaitu perhitungan
secara langsung (direct method) dan secara tidak lengsung (indirect method).
1. Perhitungan secara langsung
Perhitungan jumlah mikrobia secara langsung, dipakai untuk menentukan jumlah mikrobia
keseluruhan baik yang mati maupun yang hidup. Ada beberapa cara perhitungan antara lain:
o Menggunakan cara pengecatan dan pengamatan mikrospis
Pada cara ini mula-mula dibuat preparat mikroskopik pada gelas benda, suspensi bahan atau
biakan mikrobia yang telah diketahui vulumenya diratakan di atas gelas benda pada suatu luas
tertentu setelah itu preparat dicat dan dihitung jumlah rata-rata sel tiap petak atau tiap bidang
pemandangan mikroskop. Luas bidang pemandangan mikroskop dihitung dengan mengukur garis
tengahnya. Jadi jumlah mikrobia yang terdapat pada gelas benda seluruhnya dapat dihitung,
sehingga dapat diperoleh jumlah mikrobia tiap cc bahan atau cairan yang diperiksa
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
o Menggunakan filter membrane (miliphore filter)
Suspensi bahan mula-mula disaring sejumlah volume tertentu kemudian disaring dengan
filter membrane yang telah disterilkan terlebih dahulu. Dengan menghitung jumlah sel rata-rata tiap
kesatuan luas pada filter membran dapat dihitung jumlah sel dari volume suspensi yang disaring
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
o Menggunakan counting chamber
Perhitungan ini dapat menggunakan haemacytometer, Petroff-Hausser Bacteria Counter,
dan alat-alat lainnya yang sejenis. Dasar perhitungannya ialah dengan menempatkan 1 tetes suspensi
bahan atau biakan mikrobia pada alat tersebut, ditutup dengan gelas penutup kemudian diamati
dengan mikroskop dengan perbesaran sesuai besar kecilnya mikrobia. Dengan menentukan jumlah
sel rata-rata tiap petak (ruangan) yang telah diketahui volumenya dan alat tersebut dapat ditentukan
jumlah sel mikrobia tiap cc (Jutono dkk, 1980). Perhitungan jumlah organisme uniseluler dalam
suspensi dapat ditentukan secara mikroskopik dengan menghitung individu sel dalam volume yangs
angat kecil secara akurat. Seperti perhitungan yang biasanya dilakukan dengan mikroskop khusus
37
(slide) yang dikenal dengan “counting chamber”. Counting chamber terdiri dari kotak-kotak teratur
yang telah diketahui areanya, yang disusun dari liquid film dimana telah diketahui kedalamannya
dan dapat dibedakan antara slide dan cover slip. Akibatnya volume dari cairan yang dituangkan tiap
kotak dengan pasti volumenya dapat diketahui. Seperti perhitungan langsung yang dikenal dengan
“total cell count” merupakan perhitungan yang meliputi sel hidup dan sel yang tidak hidup, sejak ini
pada kasus bacteria yang tidak dibedakan dengan pengamatan mikroskopik.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
2. Perhitungan secara tidak langsung
Perhitungan mikrobia secara tidak langsung, dipakai untuk menentukan jumlah mikrobia
keseluruhan baik yang mati maupun yang hidup atau hanya menentukan jumlah mikrobia yang hidup
saja. Untuk menentukan jumlah mikrobia yang hidup dapat dilakukan setelah suspensi bahan atau
biakan mikrobia diencerkan beberapa kali dan ditumbuhkan dalam medium dengan cara tertentu
tergantung dari macamnya bahan dan sifat mikrobianya
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Ada beberapa cara perhitungan antara lain:
 Menggunakan sentrifuge
Caranya ialah 10 cc biakan cair mikrobia disentrifuge dengan menggunakan sentrifuge
yang biasa digunakan untuk menentukan jumlah butir-butir darah. Kecapatan dan waktu sentrifugasi
harus diperhatikan. Setelah ditentukan volume mikrobia keseluruhan maka dapat dipakai untuk
menentukan jumlah sel-sel mikrobia tiap cc, yaitu dengan membagi volume mikrobia keseluruhan
dengan volume rata-rata tiap sel mikrobia https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-
artifisial
 Berdasarkan kekeruhan
Dasar penentuan cara ini ialah jika seberkas sinar dilakukan pada suatu suspensi mikrobia
maka makin pekat (keruh) suspensi tersebut, makin besar intensitas sinar yang diabsorbsi sehingga
intensitas sinar yang diteruskan makin kecil (Jutono dkk, 1980). Untuk perhitungan jumlah bakteri
berdasarkan kekeruhan digunakan alat-alat seperti photoelectric turbidimeter electrophotometer,
spectrophotometer, nephelometer, dan alat-alat lain yang sejenis. Alat-alat ini menggunakan sinar
monokromatik dengan panjang gelombang tertentu
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
 Menggunakan perhitungan elektronik (electronic counter)
Alat ini dapat untuk menentukan beribu-ribu sel tiap detik secaa tepat. Prinsip kerjanya alat
ini adanya gangguan-gangguan pada aliran ion-ion yang bergerak diantara 2 elektroda. Penyumbatan
sementara oleh sel mikrobia pada pori sekat yang terdapat diantara kedua elektroda sehingga
terputusnya aliran listrik. Jumlah pemutusan aliran tiap satuan waktu dihubungkan dengan kecepatan
aliran cairan yang mengandung mikrobia adalah ukuran jumlah mikrobia dalam cairan tersebut.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
 Berdasarkan analisa kimia
Cara ini didasarkan atas hasil analisa kimia sel-sel mikrobia. Makin banyak sel-sel
mikrobia, makin besar hasil analisa kimianya secara kuantitatif.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
 Berdasarkan berat kering
Terutama digunakan untuk penentuan jumlah jamur benang, misalnya dalam industri
mikrobiologi. Kenaikkan berat kering suatu mikrobia diiringi dengan kenaikkan sintesa dan volume
sel-sel dapat menentukan jumlah mikrobia.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
 Menggunakan cara pengenceran
Cara ini dipakai untuk menentukan jumlah mikrobia yang hidup saja. Dasar perhitungannya
ialah mengencerkan sejumlah volume tertentu suatu suspensi bahan atau biakan mikrobia secara
bertingkat. https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
 Menggunakan cara Most Probable Number (MPN)
Metode ini dilakukan pengenceran dengan beberapa kali ulangan, secara matematik
hasilnya dapat untuk menentukan kemungkinan besar jumlah mikrobia yang terdapat dalam
suspense. https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
 Berdasarkan jumlah koloni (Plate count)

38
Cara ini yang paling umum digunakan untuk perhitungan jumlah mikrobia. Dasarnya ialah
membuat suatu seri pengenceran bahan dengan kelipatan 10.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Menurut Jutono (1980), tidak semua jumlah bakteri dapat dihitung. Ada beberapa syarat perhitungan
yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Jumlah koloni tiap petridish antara 30-300 koloni, jika memang tidak ada yang memenuhi syarat
dipilih yang jumlahnya mendekati 300.
2. Tidak ada koloni yang menutup lebih besar dari setengah luas petridish, koloni tersebut dikenal
sebagai spreader.
3. Perbandingan jumlah bakteri dari hasil pengenceran yang bertururt-turut antara pengenceran yang
lebih besar dengan pengenceran sebelumnya, jika sama atau lebih kecil dari 2 hasilnya dirata-rata,
tetapi jika lebih besar dari 2 yang dipakai jumlah mikrobia dari hasil pengenceran sebelumnya.
4. Jika dengan ulangan setelah memenuhi syarat hasilnya dirata-rata.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Dalam perhitungan jumlah mikroorganisme ini seringkali digunakan pengenceran. Pada
pengenceran dengan menggunakan botol cairan terlebih dahulu dikocok dengan baik sehingga
kelompok sel dapat terpisah. Pengenceran sel dapat membantu untuk memperoleh perhitungan
jumlah mikroorganisme yang benar. Namun pengenceran yang terlalu tinggi akan menghasilkan
lempengan agar dengan jumlah koloni yang umumnya relatif rendah .
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Pengenceran dilakukan agar setelah inkubasi, koloni yang terbentuk pada cawan tersebut
dalam jumlah yang dapat dihitung. Dimana jumlah terbaik adalah antara 30 sampai 300 sel mikrobia
per ml, per gr, atau per cm permukaan (Fardiaz, 1992). Prinsip pengenceran adalah menurunkan
jumlah sehingga semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan, makin sedikit sedikit jumlah
mikrobia, dimana suatu saat didapat hanya satu mikrobia pada satu tabung. Inkubasi dilakukan
selama 2 x 24 jam karena jumlah mikrobia maksimal yang dapat dihitung, optimal setelah masa
tersebut yaitu akhir inkubasi. Selama masa inkubasi, sel yang masih hidup akan membentuk koloni
yang dapat dilihat langsung oleh mata. https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-
artifisial

Tabel 2.6. Hasil Perhitungan Bakteri secara Langsung


https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Suspensi Faktor pengenceran Jumlah
bakteri bakteri

Tanah 10-4 4,25 x 109

Susu 10-3 9,95 x 1011

Tabel 2.7 Perhitungan Jumlah Bakteri Tanah secara Tidak Langsung


https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Pengenceran Koloni bakteri Rata- Jumlah Keterangan
rata bakteri
A B
10-3 Spreader Spreader – –

10-4 36 Spreader 36 x 36 x 104 Warna : kuning, putih


10-4
Bentuk koloni : irreguler,
sirkuler, curled, toruloid

10-5 5 66 66 x Warna : putih susu


10-5

39
Bentuk koloni : sirkuler,
rhizoid, amoeboid, irreguler

10-6 80 ˃ 300 80 x Warna : krem


10-6

Bentuk koloid : sirkuler

Tabel 2.8 Perhitungan Jumlah Bakteri Susu secara Tidak Langsung


https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Pengenceran Koloni bakteri Rata- Jumlah Keterangan
A B rata bakteri
10-3 56 Spreader 56 x 56 x 103 Warna : putih susu & krem
10-3
Bentuk koloni : rhizoid,
irreguler, myceloid

10-4 76 Spreader 76 x Warna : putih susu


10-4
Bentuk koloni : sirkulair

10-5 11 Spreader – Warna : putih susu

Bentuk koloni : circular

10-6 107 10 107 x Warna : krem


10-6
Bentuk koloid : circular &
rhizoid

Perhitungan jumlah bakteri secara langsung digunakan rumus jumlah rata-rata bakteri
dihitung dengan hand counter atau koloni counter, angka 25 diperoleh dari banyaknya petak dalam
hemositometer yakni perkalian antara panjang dan lebarnya 5 x 5, sedangkan untuk faktor
pengenceran adalah merupakan pengenceran yang digunakan saat percobaan. Pada perhitungan
bakteri secara langsung menggunakan pengenceran bakteri 10 -3 untuk bakteri susu atau 10-4 untuk
bakteri tanah karena dalam pengenceran tersebut bakteri yang ada dalam medium dapat dihitung,
populasinya tidak padat dan juga tidak sedikit. Populasi bakteri yang padat dapat mempersulit
perhitungan karena bakteri yang ada tumpang tindih dan polulasi yang sedikit kurang mewakili
jumlah bakteri yang ada secara keseluruhan. Jadi pengenceran tersebut antara suspensi yang diambil
dari pengenceran terdahulu untuk diencerkan kembali, jumlah bakteri yang ada lebih memencar satu
sama lain dan mudah dihitung. Bakteri susu dengan pengenceran 10 -3 setelah penghitungan didapat
hasil 9,95 x 1011 mm3 dan untuk bakteri tanah dengan pengenceran 10-4 dengan penghitungan didapat
hasil 4,25 x 109 mm3. https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Perhitungan jumlah bakteri secara langsung memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya, adalah waktunya yang digunakan singkat, penghitungannya lebih mudah, tidak
membutuhkan bahan yang banyak. Sedangkan kekurangannya adalah tidak dapat membedakan sel
hidup dan mati dan sel yang berukuran kecil sulit dilihat dengan mikroskop.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Perhitungan jumlah bakteri secara tidak langsung dilakukan dengan metode plate count,
yakni hanya sel yang hidup yang dihitung dalam metode ini. Prinsipnya yaitu pengenceran dalam
tiap konsentrasi diinokulasikan dalam medium agar dipetri dengan cara spread. Perhitungan jumlah
bakteri ini digunakan pengenceran 10-3,10-4,10-5,10-6 lalu dibandingkan jumlah koloni dari tiap
konsentrasi pengenceran sehingga dengan mengikuti perhitungan dan persyaratan plate count akan
40
didapatkan jumlah bakteri yang ada. Beberapa syarat perhitungan dengan menggunakan metode ini
adalah : https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
1. Tidak ada spreader.
2. Jumlah koloni mulai dari 30-300.
3. Perbandingan jumlah bakteri antara pengenceran yang lebih besar dengan pengenceran yang lebih
kecil :
1. Jika ≤ 2, hasil perhitungan dirata-rata.
2. Jika ˃ 2, dipakai hasil pengenceran yang sebelumnya.

Dari hasil perhitungan jumlah bakteri tanah secara tidak langsung, didapatkan bahwa pada
pengenceran 10-3 koloni bakteri A dan koloni B mengalami spreader. Pada pengenceran 10-4 koloni
A berjumlah 36 sedangkan koloni B spreader sehingga diperoleh jumlah bakteri sebanyak 36 x 10 4
dengan berwarna putih dan bentuk koloni irreguler, sirkuler, curled, dan toruloid. Pada pengenceran
10-5 koloni A berjumlah 5 dan koloni B berjumlah 66 koloni yang berwarna putih susu dan berbentuk
sirkuler, rhizoid, amoeboid, irreguler. Pada pengenceran 10 -6 koloni A berjumlah 80 dan koloni B
berjumlah ˃ 300 yang berwarna krem dan berbentuk sirkuler. Pada perhitungan jumlah bakteri susu
secara tidak langsung, didapatkan bahwa pada pengenceran 10-3 koloni bakteri A berjumlah 56
sedangkan bakteri koloni B mengalami spreader tetapi diperoleh jumlah bakteri sebanyak 56 x 10 3
dengan warna koloni putih susu dan krem dan berbentuk rhizoid, irreguler dan myceloid. Pada
pengenceran 10-4 pada petridish didapat jumlah koloni bakteri A sebanyak 76 sedangkan koloni B
mengalami spreader yang berwarna putih susu dan berbentuk circulair. Pada pengenceran 10 -5 koloni
A berjumlah 11 dan koloni B mengalami spreader dengan warna putih susu berbentuk circular. Pada
koloni A jumlah koloni sebanyak 107 dan koloni B berjumlah 10 yang berwarna krem dan berbentuk
circular dan rhizoid. https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Perhitungan jumlah bakteri secara tidak langsung memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya adalah dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi bakteri, bakteri yang dihitung
adalah bakteri yang hidup. Sedangkan kekurangannya adalah perhitungannya kurang akurat karena
ada kemungkinan beberapa sel bertumpuk, ada kemungkinan terjadi spreader, waktu yang
dibutuhkan cukup lama, bahan yang digunakan relatif banyak.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Pada percobaan ini spreader terjadi karena pengenceran suspensi tanah yang kurang encer
sehingga bakteri yang terikut masih sangat banyak sehingga tidak bisa dihitung dan harus diencerkan
lagi. Selain faktor pengenceran, kualitas dari bahan juga dapat menyebabkan spreader, kualitas
bahan yang jelek dapat menyebabkan banyaknya mikrobia yang ada sehingga karena faktor
pengencerannya kurang bakteri yang diinokulasikan ke dalam petridish menjadi bertumpuk sehingga
tidak dapat dihitung jumlahnya dan mengalami spreader.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial
Perhitungan jumlah bakteri secara langsung maupun secara tidak langsung dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yakni :
1. Faktor pengenceran, semakin tinggi pengenceran suatu suspensi maka akan semakin sedikit jumlah
bakteri yang dikandung atau tidak ada sama sekali
2. Temperatur dan pH, berkaitan dengan pertumbuhan bakteri pada suhu dan pH optimum
3. Komposisi medium, medium yang digunakan untuk penanaman harus sesuai dengan bakteri yang
akan dihitung
4. Segi teknis yaitu Alat yang digunakan dan tingkat ketelitian dalam penghitungan.
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

Teknik Waktu Sensitivitas Akurasi Sel Besar/ Pelet Kalibrasi


Berat Kering Lambat Baik Baik Layak Tidak

Berat Basah Moderat Moderat Buruk Layak Perlu

Dilusi Lambat Buruk Moderat Tidak Layak Tidak

MPN Lambat Moderat Moderat Tidak Layak Tidak

Filtrasi Lambat Baik Moderat Tidak Layak Tidak

41
Mikroskopik Cepat Moderat Buruk Layak Tidak

CC Cepat Baik Baik Layak Tidak

OD Cepat Baik Baik Tidak Layak Perlu

Komposisi Moderat Moderat Moderat Layak Perlu

Table 2.9 https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

42
BAB III
Kesimpulan:

1. Kondisi artifisial yang digunakan haruslah menyerupai lingkungan pertumbuhan alami sehingga
sangat mendukung pertumbuhan sel. Artifisialisasi kondisi lingkungan mengharuskan
terpenuhinya persyaratan pertumbuhan dan biosintesa sel MO. Persyaratan tersebut dapat
terpenuhi dengan mencukupi kebutuhan :
 Nutrisi sumber energi
 Nutrisi sumber penyusun struktur sel
 Nutrisi sumber gizi (growth factor)
 Kondisi lingkungan fisik dan kimia yang tepat
2. Nutrisi penyusun struktur sel terdiri dari C, H, O, N, S, P serta mineral tertentu.
3. Berdasarkan sumber energi, mikroba dibagi atas :
 Jasad fototrof yang menggunakan oksidasi senyawa kimia sebagai sumber energi
 Jasad kemotrof yang menggunakan oksidasi senyawa kimia sebagai sumber energi.
4. Faktor Lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba yaitu: suhu, Ph, tekanan osmotik,
tekanan hidrostatik, radiasi, kelembaban, ion-ion, listrik, tegangan muka, CO2, O2, bahan kimia.
5. Sumber gizi (growth factors) terkadang disuplai dalam jumlah yang sangat sedikit karena sel tidak
dapat mensintesisnya. Nutrisi yang dibutuhkan merupakan senyawa organik (vitamin, terkadang
juga sumber protein)
6. Laju pertumbuhan biomassa berbanding lurus dengan konsentrasi nutrisi lingkungan
7. Perhitungan kuantitas sel dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu langsung dan tak langsung.

43
DAFTAR PUSTAKA

(Krisno,A. 2011).
( Lud Waluyo, 2004).
https://www.academia.edu/17497134/Bahan_Ajar_Mikrobiologi_Nutrisi_Mikroba
https://www.nakedpress.co/blogs/stories/tubuh-harus-punya-7-nutrisi-apa-saja-mereka-1
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-
KUSNADI/KULIAH%2CKINETIKA_PERTUMBUHAN_MIKROBA.pdf
https://www.scribd.com/document/396227633/kultivasi-artifisial

44

Anda mungkin juga menyukai