Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU

PUSKESMAS LAROMPONG SELATAN


Jalan poros Makassar Palopo, Desa Sampano Kecamatan Larompong
Selatan Kabupaten Luwu (91998) no Tlp 082393270315,
email : pkm.larsel@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan Adalah upaya yang di selenggarakan oleh suatau organisasi untuk
memelihata dan meningkatkan kesehatan dan mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memelihara kesehatan individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
kesehatan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan proprsi yang telah di tetapkan .
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan cepat
dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka kematian dan
mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat darurat ditunjukan
untuk menunjang pelayanan dasar , sehingga dapat menangulangi pasien gawat darurat baik
dalam keadaan sehari- hari maupun dalam keadaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka perlu peningkatan
pelayanan gawat darurat baik yang di selengarakan di tempat kejadian, selama pelayanan kerumah
sakit ,maupun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tesebut diatas, maka di unit gawat darurat perlu di buat standar
pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan ke
pasien pada umumnya dan pasien UGD puskesmas larompong selatan khususnya.
Berkaitan dalam hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayann gawat garurat di
UGD PKM Larompong Selatan harus bedasarkan standar pelayann Gawat daruat PKM Larompong
selatan .

B. Tujuan pelayan UGD


Tujaun dari pelayan gawat darurat ini adalah untuk memberikan petolongan pertama bagi
pasien yang datang dan menghindari berbagai resiko , seperti : kematian ,menanggulangi ,korban
kecelakaan ,atau bencana lain yang langsung membutuhkan tindakan.
Pelayana pada unit gawat darurat untuk pasien yang datang langsung dilakukan tindakan
sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya . bagi pasien yang tertolong emergency ( akut ) akan
langsung dilakukan tindakan menyelamatkan jiwa pasien ( Life Saving ) bagi pasien yang tetolong
tidak akut dan gawat akan dilakukan pengobatan sesuai kebutuhan dan kasus masalahnya yang
setelah itu akan di pulangkan kerumah.

C. Ruangan Lingkup
Ruangan lingkup pelayan instalasi Gawat Darurat Meliputi :
1. Pasien Gawat Darurat
Yaitu pasien yang tiba - tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan menjadi gawat
dan terancam nyawanya atau anggota badanya ( akan menjadi cacat ) bila tidak mendapat
pertolongan secepatnya.
2. Pasien Gawat tidak darurat
Yaitu pasien dengan :
a. Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat.
b. Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badanya.
c. Keadaan tidak gawat dan tidak darurat.

1
D. Batasan Operasional
1) Unit Gawat Daurat
Adalah Unit pelayanan di PKM Larompong selatan yang memberikan pelayanan pertama
pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan
melibatkan multi disiplin.
2) Triase
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma /
penyakit serta kecepatan penanganan/pemindahanya dengan klasifikasi P1,P2,P3 dan
P4.
3) Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4) Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
5) Survey Sekunder
Adalah melengkapi survey primer dan mencari perubahan –perubahan anatomi yang
akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubahan fungsi vital
yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera di atasi.
6) Pasien Gawat Darurat ( P1 )
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan
terancam nyawanya atau anggota badanya ( akan menjadi cacat ) bila tidak mendapat
pertolongan secepatnya.
7) Pasien Gawat tidak Darurat ( P2 )
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat misalnya
Kanker Stadium lanjut.
8) Pasien Darurat tidak gawat ( P3 )
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan
anggota badanya , misalnya luka sayat dangkal.
9) Pasien tidak gawat tidak darurat ( P4 )
Misalnya pasien dengan Ulkus DM dan sebagainya.
10) Kecelakaan (Accident )
Sesatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya mendadak ,
tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik mental dan sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
a. Tempat kejadian
 Kecelakaan lalulintas
 Kecelakaan dilingkungan rumah tangga
 Kecelakaan dilingkungan pekerjaan
 Kecelakaan sekolah
 Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya : tempat rekreasi,
perbelanjaan, daerah olahraga, dan lain – lain.
b. Mekanisme kejadian
Tertumbuk , Jatuh, terpotong maupun listrik dan radiasi
c. Waktu kejadian
1. Waktu Perjalanan
2. Waktu Bekerja waktu sekolah, waktu bermain dan lain lain
11) Cedera
Masalah kesehatan yang di dapat / dialami sebagai akibat kecelakaan
12) Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam atau manusia yang
mengakibatkan korban dan penderitaan manusia kerugian hata benda, kerusakan
lingkungan , kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan
2
terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan
pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah
satu sistem /organ di bawah ini Yaitu :
1. Sistem saraf pusat
2. Pernapasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pankreas
Kegagalan ( Kerusakan ) sistem, / Organ tersebut di sebabkan oleh :
1. Trauma/cedera
2. Infeksi
3. Keracunan
4. Degenerasi
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar
7. Dan lain lain
Kegagalan sistem susunan saraf pusat kardiovasculer , pernapasan dan hipoglikemia dapat
menyebatkan kematian dalam waktu singkat ( 4-6) sedangkan dalam sistem organ yang lain dapat
menyebabkan kematian dalam waktu yang lama .
Dengan demikian keberhasilan penanggulangan penderita Gawat Darurat dalam mencegah
kematian dan cacat di tentukan oleh :
a. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
b. Kecepatan meminta petolongan
c. Kecepatan dan kualitas petolongan yang diberikan
d. Ditempat kejadian
e. Dalam perjalanan ke rumah sakit
f. Pertolongan selanjutnya secara mantap dirumah sakit.

E. Landasan Hukum
1. Undang –undang No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
2. Surat keputusan mentri kesehatan RI No 0701 /Yanmed /RSKS/GDE /VII/1991 tentang
pedoman pelayanan gawat darurat.
3. Undang – Undang No 29 Tahun 2004 praktek kedokteran
4. Undang –Undang No. 8 Tentang perlindungan konsumen
5. Permenkes NO.5 tahun 2014 edisi revisi

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM
Ketenagaan dan kualifikasi SDM UGD adalah :
1. Dokter UGD Dokter Umum
2. Kepala Ruangan UGD DIII Keperawatan
3. Perawat pelaksana UGD DIII Keperawatan
4. Bidan pelaksana UGD
B. Distribusi ketenagaan
Pola Pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat Yaitu :
1. Untuk Dinas Pagi :
3
Yang bertugas Sejumlah 3 Orang
Kategori : 1 Orang Dokter
2 orang perawat
2. Untuk Dinas Sore
Yang bertugas Sejumlah 2 Orang
Kategori : 1 Orang Dokter
1 Orang Perawat
3. Untuk Dinas Malam
Yang bertugas Sejumlah 1 Orang
Kategori : 1 Orang Dokter
1 Orang Perawat
C. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan jaga UGD
a. Pengaturan jadwal perawat UGD di buat dan dipertanggung jawabkan oleh Kepala
Ruangan (Karu) UGD dan di setujui oleh kepala Puskesmas
b. Jadwal dinas di buat untuk jangka waktu satu bulan dan di realisasikan keperawat
pelaksana UGD setiap satu bulan.
c. Untuk teraga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,maka
perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan.
permintaan akan di sesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apabila tenaga
cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan ,maka permintaan d
setujui)
d. Setiap tugas jaga /shif harus ada perawat penanggung jawab shif (PJ shif)dengan
syarat pendidikan minimal D III keperawatan dan masa kerja minimal 2 tahun.
e. Jadwal dinas tebagi atas dinas pagi,dinas sore dan dinas malam,lepas malam libur
dan cuti
f. Apabila ada tenaga perawat/bidan jaga tidak datang karena sesuatu hal,maka
perawat/bidan bersangkutan wajib mencari pengganti minimal 1 hr sebelum waktu
jaga perawat atau bidan tersebut.

2. Pengaturan Jaga Dokter UGD


Di karenakan dokter merangkap kepala puskesmas dan tidak menetap di rumah dines
oleh karena ada dokter lain yang tinggal dan bertugas di puskesmas lain maka jika ada
pasien UGD dikonsul via Telfon atau SMS.

4
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Dena Ruangan
1. Standar fasilitas
a. UGD PKM LAROMPONG SELATAN berada di sebelah kiri dari ruang pelayanan, yang
terdiri dari ruang tindakan.
b. Ruang tindakan terdiri dari dua (2) Tempat tidur.

BELAKANG

11 9 7 5 1 3 15 WC 17

13 WC

18
A B

12 10 2 4 14 WC
8 6 16
22
WC
22
2
Pintu masuk
DEPAN
Keterangan :

1.Pendaftaran dan rekam medik 11.Gudang Obat

2.kamar Obat 12. MTBS

3.Imunisasi 13. Pojok ASI

5
4.Poli Umum 14.Kamar Nipas

5.Laboratirium 15. UGD

6.Promkes,kesker,dan K.sanitasi 16. Kamar Persalinan

7,KIA dan KB 17.Rawat Inap

8.Kepala Puskesmas 18. Kamar Jaga

9.Poli Gigi

10.Administrasi

2. Peralatan
Peralatan yang tersedia di ruangan UGD mengacu kepada permakes No.75 tahun
2014 tentang puskesmas.
Alat –alat untuk ruangan UGD
1. Mesin Suction ( ada)
2. Trolly Emergency (ada)
3. Tromol( ada )
4. Nierbeken ( ada )
5. Com ( ada )
6. Baki logam tempat alat steril tertutup ( ada )
7. Corong telinga/spekulum telinga ukuran kecil,besar,sedang ( tidak ada )
8. Dopler ( tidak ada )
9. Dressing forceps ( tidak ada )
10. EKG ( ada )
11. Porceps aligator ( tidak ada )
12. Porceps bayonet ( tidak ada )
13. Guadel airway ( oropharingel airway) ( tidak ada )
14. Gunting bedah standar, lengkung ( tidak ada )
15. Gunting bedah standar, lengkung, ujung tajam/tajam ( tidak ada )
16. Gunting bedah standar, tajam/tumpul ( tidak ada )
17. Gunting bedah standar, tumpul/tumpul ( tidak ada )
18. Gunting bedah standar, lurus ,ujung tumpul/tumpul ( tidak ada )
19. Gunting bedah standar, lurus,ujung tajam/tajam ( tidak ada )
20. Gunting bedah standar, lurus ,ujung tajam/tumpul ( tidak ada )
21. Gunting pembalut(ada)
22. Gunting pembuka jahitan lurus (ada)
23. Handle kaca laring ( tidak ada )
24. Handle kaca nasopharing ( tidak ada )
25. Hooked probes ( tidak ada )
26. Kaca laring ukuran 2,4,5,6 ( tidak ada )
27. Kaca nasopharing ukuran2,4,5,6 ( tidak ada )
28. Kait dan kuret seumen ( tidak ada )
29. Kanula hidung anak ( tidak ada )
30. Kanula hidung dewasa ( tidak ada )
31. Klem arteri 14cm (kocher) ( tidak ada )
32. Klem arteri 12cm lengkung,dengan gigi 1x2 (halstead-mosquito) ( tidak ada )
33. Klem arteri,12cm lengkung tanpa gigi (halstead-mosquito) ( tidak ada )
34. Klem arteri 12cm lurus dengan gigi 1x2 (halstead-mosquito) ( tidak ada )
35. Klem arteri,lurus (kelly) ( tidak ada )
6
36. Klem/pemegang jarum jahit 18cm(Mayohegar) ( tidak ada )
37. Korentang,lengkung,penjepit alat steril (23cm) ( tidak ada )
38. Kursi roda (ada)
39. Lampu kepala (ada)
40. Laringoskop anak ( tidak ada )
41. Laringoskop dewasa ( tidak ada )
42. Laringoskop neonatus bilah lurus ( tidak ada )
43. Mangill porceps ( tidak ada )
44. Nebulizer
45. Otoskop
46. Palu reflex
47. Pinset alat,bengkok(remky)
48. Pinset anatomis,14,5 cm
49. Pinset anatomis 18 cm
50. Pinset bedah,14,5 cm
51. Pinset bedah 18 cm
52. Pinset epilasi
53. Pinset telinga
54. Pinset insisi hordeolum/chalazion
55. Resusitator anak-anak dan sungkup
56. Resusitator dewasa dan sungkup
57. Retraktor,pembuka kelopak mata
58. Resusitator neonatus dan sungkup
59. Semprit glisering
60. Seinder korengtang steril
61. Skalpel,tangkai pisau operasi
62. Spalk
63. Spekulum hidung
64. Spekulum mata
65. Sphygmomanometer untuk anak
66. Sphygmomanometer untuk dewasa
67. Stand lamp untuk tindakan
68. Standar infus
69. Stetoskop anak
70. Stetoskop dewasa
71. Stetoskop janin/leanec
72. Suction pump(alat penghisap)
73. Sudip lidah/spatula lidah logam panjang 12 cm
74. Sudip lidah logam /spatula lidah logam panjang 16,5 cm
75. Tabung oksigen dan regulator
76. Tempat tidur periksa dan perlengkapannya
77. Termometer anak
78. Termometer dewasa
79. Timbangan anak
80. Timbangan dewasa
81. Tissue forceps
82. Turniket karet
83. Usungan(brankar)

7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Tata laksana pendaptaran pasien


1. Petugas penanggun jawab
a. Perawt UGD
2. Perangkat kerja
a. Status Medis
3. Tata laksana pendaptaran pasien UGD
a. Pendaftaran Pasien yang datang ke UGD di lakukan oleh pasien/keluarga di
bagian pendaftaran.
b. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian pendaftaran akan
c. memberikan status untuk di isi oleh dokter UGD yang bertugas
d. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung di beriakan
pertolongan di UGD, sementara keluarga/penanggun jawab melakukan
pendaftaran di bagian pendaftaran
B. Tata laksana sistem komunikasi UGD
1. Petugas penaggun jawab
8
a. Petugas Operator
b. Dokter Atau perawat UGD
2. Perangkat kerja
a. Handphone
3. Tata laksana sistem komunikasi UGD
a. Antara UGD dengan unit lain dalam Puskesmas Larompong selatan adalah
dengan Handphone
b. Antara UGD dengan dokter konsulen/puskesmas lain /yang terkait dengan
pelayanan di luar puskesmas adalah dengan menggunakan Handphone
c. Antara UGD dengan petugas Ambulance yang berada di lapangan menggunakan
handphone
C. Tata laksana pengisian informen Consent
1. Petugas penanggun jawab
a. Dokter jaga UGD
2. Perangkat kerja
a. Formulir persetujuan tindakan
3. Tata laksana informed consent
a. Dokter UGD yang sedang bertugas menjelskan tujuan dari pengisian informent
consent pada pasien /keluarga pasien di saksikan oleh perawat
b. Pasien menyetujui , informet consent di isi dengan lengkap disaksikan oleh
perawat dan ditanda tangani oleh pasien
c. Setelah di isi dimasukkan dalam status medik pasien
D. Tata laksana transportasi pasien
1. Petugas penaggun jawab
a. Perawat UGD
b. Sopir mobil Puskel
2. Perangkat kerja
a. Mobil Puskel
b. Alat tulis
3. Tata laksana transportasi pasien UGD
a. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan mobil Puskel puskesmas sebagai
trasportasi , maka perawat unit terkait menghubungi petugas yang bisa bawa
mobil
b. Perawat UGD menuliskan data – data / Penggunaan mobil Puskel ( nama pasien
ruang rawat inap , waktu penggunaan dan tujuan penggunaan )
c. Perawat UGD mengghubungi bagian / sopir mobil Puskel untuk menyiapkan
kendaraan
d. Perawat UGD menyiapkan alat medis sesui dengan kondisi pasien
E. Tata laksana pelayanan Fase Emergency
1. Petugas penanggun jawab
a. Perawat pendaftaran
b. Dokter jaga UGD
2. Perangkat kerja
a. Stetoscope
b. Tensi meter
c. Alat tulis
3. Tata laksana pelayanan fase emergency
a. Pasien / keluarga pasien mendaftar di bagian pendaftaran
b. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga UGD
c. Dokter jada menjelaskan kondisi pasien pada keluarga / penanggun jawab
d. Bila perlu di rawat / obserpasi pasien di anjurkan ke bagian pendaftaran
e. Bila tidak perlu di rawat pasien di berikan resep dan bisa langsung pulang
9
f. Pasien di anjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter
F. Tata laksana pelayanan Visum Et repertum
1. Petugas penanggun jawab
a. Petugas rekan medik
b. Dokter jaga UGD
2. Perangkat kerja
a. Formulir Visium et repertum UGD
3. Tata laksana pelayanan Visium et repertum
a. Petugas UGD menerima surat perintah visium et repetum dari kepolisian
b. Sutar perintah visium et repertum diserahkan sebagai rekan medik
c. Petugas rekam menyerahkan ststus medis kepada dokter jaga yang menangani
pasien terkait
d. Setelah pasien et repertum di selesaikan oleh rekan medik maka lebar yang asli
di berikan pada pihak kepolisian

G. Tata laksana pelayanan death on arrival ( doa )


1. Petugas penanggun jawab
a. Dokter jaga UGD
2. Perangkat kerja
a. Senter
b. Stetoscope
c. Surat kematian
3. Tata laksana death no arrival ( doa )
a. Bila dokter sudah menyatakan meninggal,maka dilakukan perawatan jenasah
b. Dokter jaga UGD membuat surat keterangan meninggal
c. Jenasah dipindahkan/diserah terimakan kepada keluarga
H. Tata laksana tentang informasi pelayanan pra puskesmas
1. Petugas penanggun jawab
a. Perawat UGD
2. Perangkat kerja
a. Mobil Puskel
b. Handphone
3. Tata laksana sistem informasi pelayanan pra rumah sakit
a. Perawat yang mendapingi pasien memberikan informasi mengenai kondisi
pasien yang akan di bawah kepada perawat puskesmas larompong selatan
b. Isi informasi mencakup
1. Keadaan umum ( kesadaran dan tanda – tanda )
2). Peralatan yang di perlukan di UGD
3). Perawat UGD melaporkan kepada dokter jaga UGD dan penanggun jawab
shif serta menyiapka hal – hal yeng di perluakan sesuai dengan laporan yang
diterima dari petugas Mobil Puskel
I. Tata laksana sistem rujukan
1. Petugas penanggun jawab
a. Dokter UGD
b. Perawat UGD
2. Perangkat keja
a. Mobil Puskel
b. Formulir persetujuan tindakan
c. Formulir rujukan
J. Tata laksana sistem rujukan UGD
a. Pengertian

10
Puskesmas tidak dapat menyediakan kebutuhan pasien dengan kondisi emergensi
dan pasien memerlukan rujukan ke pelayanan yang mempunyai kemampuan lebih
tinggi

b. Tujuan
Mengupayankan pasien untuk mendapatkan pelayanan yang lebih memadai
c. Prosedur
1. Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik
untuk menentukan diagnosis utama dan diagnosis banding
2. Menstabilkan keadaan umum pasien sesuai kasus berdasarkan Standar
Oprasional Prosedur ( SOP )
a. Sebelum dirujuk pastikan :
 Gangguan pernapasan dan sisrkulasi setelah ditangani
 Perdarahan sudah dihentikan
 Luka-luka telah ditutup
 Patah tulang telah difiksasi
b. Jika belum stabil :
 Periksa kesadaran pasien untuk menentukan keadaan umum pasien
sadar atau tidak
 Air way (jalan napas) :
- Periksa jalan nafas, bebaskan jalan nafas dari sumbatan sekret,
darah, benda asing
- Lakukan tindakan Triple manouver ; Head Tilt (ekstensi kepala
),Chin Lift (angkat dagu keatas), Jaw Thurst ( dorong rahang
bawah kedepan)
- Buka mulut
- Pemasangan Oro-pharingeal tube bila pasien tidak sadar
 Breathing ( pernafasan) :
- Periksa pernafasan pasien bernafas atau tidak dengan listen ( suara
nafas ), Look ( melihat gerakan dada ), feel ( merasakan ada udara
atau tidak ).
- Bila tidak bernafas segera beri bantuan nafas :
 Bantuan nafas buatan tanpa alat ( manual ) dari mulut kemulut
dengan frekwensi 30 : 2 ( 30 kali pijat jantung 2 kali nafas
buatan )
 Bantuan nafas buatan dengan alat ambu bag, jukson reese,
respirator
- Bila pasien bernafas segara beri terapi oxygen melalu :
 Nasal pronge 3 liter
 Nasal catheter 3 liter
 Mask 6-8 liter
 Circulation ( sirkulasi darah ) :
- Perikasa bagaimana perdarahanya

11
- Segera lakukan terapi cairan pemasangan infus dengan
pemberian cairan kristaloid (Nacl, RL, Normal salin)
- Periksa tekanan darah,nadi dan perifer
c. Drugs ( obat-obatan ) ; sesuai kasus
d. Membuat rekam medis pasien
e. Menjelaskan memberikan informed consent (persetujuan / penolakan
rujukan)
f. Meminta konfirmasi / menghubungi rumah sakit yang akan dituju dengan
menggunakan sarana komunikasi dan memastikan kesiapan fasilitas
penerima rujukan

 Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk.


 Meminta petunjuk apa yang perlu dilakuakn dalam rangka persiapan
dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan.
 Meminta petunjuk dan cara penanganan untuk menolong penderita bila
penderita tidak mungkin dikirm.
g. Membuat surat rujukan pasien rangkap 2,lembar pertama dikirikm
ketempat rujukan bersama pasien yang bersangkutan. Lembar kedua
disimpan sebagai arsip.
h. Mobil ambulan disiapkan di depan puskesmas
i. Pasien dibawa ke ambulan dengan kursi roda atau bed srsuai dengan
kondisi pasien
j. Proses rujukan harus didampingi tenaga medis yang berkompeten.
k. Selama didalam ambulan pasien harus dimonitor kundisi vitalnya sampai di
tempat rujukan.
l. Setelah sampai di rumah sakit, tenaga medis menghubungi petugas IGD
rumah sakit rujukan
m. Menyerahkan surat rujukan kepada pihak yang berwenang di fasilitas
pelayanan kesehatan tempat rujukan.
n. Meminta lembar umpan balik surat rujukan, yang menyatakan bahwa
pasien telah diterima dan ditangani dirumah sakit rujukan.

12
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan unit gawat darurat di buat dalam
rancangan usulan kegiatan ( RUK ) dan selanjutnya di bahas dalam pertemuan lokakarya mini
sesuai dengan tahapan kegiatan pelayanan unit gawat darurat dan metode pemberdayaan yang
akan di laksanakan .
Tahap pelaksanaan dana untuk kebutuhan logistik dan dana JKN dan swadaya puskesmas
jasa pasien.

13
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih
aman.
Sistem tersebut meliputi :
1. Asesmen resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
B. Implementasi solusi untuk menimbulkan timbulnya resiko
C. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh :
1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambul
Tujuan
a. Tecipatnya budaya keselamatan pasien di puskesmas
b. Meningkatnya angkubilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
c. Menurunkan kejadian yang tidak diharapkan (KTD) di puskesmas
d. Terlaksananya program – progam pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak di harapkan ( KTD )
D. Standar keselamatan pasien
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode metode peningkatan kinerja utuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tengtang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keslamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
E. Kejadian tidak di harapkan ( KTD )
Adalah suatu kejadian yang tidak di harapkan , yang mengakibatkan cedera pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengalami tindakan yang seharusnya diambil dan
14
bukan karna penyakit dasarnya atau kondisi pasien . cedera dapat di akibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis tidak dapat di cegah KTD yang tidak dapat di
cegah . suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat di cegah dengan
pengetahuan muktahir.
F. Kejadian nyaris cedera ( KNC )
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan , atau tidak mengambil
tinadakan yang seharusnya di ambil yang dapat mencederai pasien ,tetapi cedera serius tidak
terjadi :

1. Karena “ keberuntungan “
2. Karena “ pencegahan “
3. Karena “ peringatan “
G. Kesalahan medis
Adalah kesalahan yang terjadi dalam poses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
H. Tata laksana
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai kondisi yang terjadi pada pasien
2. Melaporkan pada dokter jaga UGD
3. Memberikan tindakan sesuai instruksi dokter jaga
4. Mengobservasi keadaan umum pasien
5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada pormulir “ pelaporan insiden keselamatan

BAB VII
15
KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan
HIV / AIDS telah tejadi ancaman global . Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih
tinggi karna pengidap HIV tidak menampakkan gejala.Setiap hari ibuan anak berusia
kuraang dari 15 tahun dan 14.000 peenduduk berusia 15 – 49 tahun teinfeksi HIV.Dari
keseluruhan kasus baru 25 %terjadi di Negara-negara berkembang yang belum mampu
menyelenggaakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di indonesia terus meningkat,dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna.Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara
langsung ke masyarakat melalui oenduduk migran,sementara potensi penularan di
masyarakat cukup tinggi ( misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa
pelindungan,pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum di tetapkannya
kewaspadaan umum dengan baik,penggunaan besama peralatan menembus
kulit:tato,tindik,dll )
Penyakit Hepatiti B dan C,yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan.Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut
data PMI angka kesakitan Hepatitis B di indonesia pada pendonor sebesar 2,08 % pada
tahun 1998 dan angka kesakitan pada Hepatitis C di Masyarakat menurut perkiraan
WHO adalah 2,10 % dan angka penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis
karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut di atas memperkuat keinginan
untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak
dari penyebaran infeksi.Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui
“Kewaspadaan Umum”Atau “Universal Precaution”Petugas Kesehatan.
Tenaga Kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya
mempunyai resiko terpajan infeksi,oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga
kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko terpajan infeksi,oleh sebab itu tenaga
Kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular
penyakit agar dapat bekerja maksimal.
B. Tujuan
1. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajiban dapat melindungi
diri sendiri,pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
2. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajiban mempunyai resiko
tinggi terinfeksi penyakit menular di lingkungan tempat kerjanya,untuk
menghundari paparan tersebut,setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”
C. Tindakan yang Berisiko Terpajan
1. Cuci tangan yang kurang benar penggunaan sarung tangan yang kurang tepat
2. Penutupan kembali jaum suntik secara tidak aman
3. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman
4. Tekhnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kuang tepat
5. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai

16
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Idikator mutu yang digunakan puskesmas dalam memberikan pelayanan adalah angka
keterlambatan penanganan kegawatdaruratan dengan pariabel jumlah penderita yang dilayani > 5 menit
berbanding dengan jumlah penderita gawat darurat hari yang sama

17
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam pelaksanaan
dan pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dengan tetap memperhatikan prinsip proses
pembelajaran dan mamfaat.

Kebehasilan kegiatan pemberdayaan masyarakat tergantung pada komitmen yang kuat dari semua
pihak terkait dalam upaya meningkatkat kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam
bidang kesehatan.

18

Anda mungkin juga menyukai