NIM : 16023000050
KLS : VI C
2018/2019
“ANALISIS TRANSLASI MISI KEDALAM TUJUAN
Pengenalan Tujuan
Tujuan (goal)
Didefenisikan sebagai kindisi di masa depan yang diinginkan dan coba diwujudkan
oleh perusahaan. Tujuan sangat penting karena perusahaan didirikan untuk
memenuhi suatu maksud, dan tujuanlah yang menetapkan dan menentukan maksud
tersebut.
Tingkatan Tujuan
Proses perencanaan dimulai dengan misi formal yang menentukan maksud dasar
perusahaan, yang ditujukan terutama untuk kalangan luar. Misi inilah yang menjadi
dasar bagi tujuan dan rencana strategis (perusahaan), yang kemudian menentukan
tingkat taktis (divisi) dan operasional (departemen).
Manfaat Tujuan
Masa depan yang tidak menentu dan kompleksnya lingkungan di masa kini
menyulitkan para manajer dan membuat mereka lebih berfokus kepada masalah-
masalah operasional dan hasil jangka pendek daripada tujuan dan rencana jangka
panjang.
Legitimasi Misi perusahaan menggambarkan maksud dan alas an
keberadaanya selain melambangkan legitimasi bagi kalangan eksternal seperti
investor, pelanggan, pemasok dan masyarakat local, misi juga membantu mereka
memandang perusahaan secara positif. Misi yang kuat juga berdampak terhadap
pegawai dengan menjadikan mereka berkomitmen terhadap perusahaan karena
memahami dasar keberadaanya.
Tujuan Perusahaan Dan Misi
Menetapkan tujuan diawali oleh para manajer puncak. Keseluruhan proses
peencanaan dimulai dengan menetapkan misi dan tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
1. Tujuan strategis
Yang disebut juga denga tujuan resmi, adalah pernyataan umum mengenai masa
depan yang ingin dicapai perusahaan. Tujuan ini berkaitan dengan perusahaan
secara keseluruhan, bukan divisi atau departemen.
2. Tujuan taktis
Setelah menetapan tujuan stratgis, langkah berikutnya adalah tujuan taktis. Tujuan
taktis yaitu hasil-hasi yang hendak dicpai oleh divisi0divisi dan departemen-
departemen utama diperusahaan. Tujuan ini berlaku untuk manajemen menengah
dan menggambarkan langkah yang harus dilakukan oleh subunit-subunit utama
perusahaan secara keseluruhan.
3. Tujuan operasional
Adalah hasil yang diharapkan dari departemen kelompok kerja, dan invidu
pegawai. Tujuan operaisonal bersifat pasti dan terukur.
Misi Perusahaan
Misi (misson), yang berarti dasar keberadaan perusahaan, berada dipuncak hierarki
tujuan. Misi menjabarkan nilai-nilai, cita-cita, dan dasar keberadaan perusahaan.
Misi yang ditetapkan dengan jelas merupakan dasar dari penetapan tujuan dan
rencana ke depan. Tanpa misi yang jelas, tujuam sa rencana dibuat secara
serampangan serta tidak mampu mengarahkan perusahaan.
Pernyataan misi (mission statement) formal adalah gambaran umum tujuan
yang membedakan suatu perusahaan dari perusahaan yang lain yang sejenis.
Pernayataan misi yang tepat dapat meningkatkan motivasi pegawai dan kinerja
perusahaan.
Visi, misi, dan tujuan perusahaan mempunyai korelasi dengan strategi perusahaan.
Korelasi ini dapt dilihat dari peran Visi yang mencerminkan alasan kuat tentang
keberadaan suatu perusahaan, Misi yang merupakan pernyataan manajemen mengenai
gambaran seluruh perusahaan, sedangkan tujuan merupakan pernyataan yang
berhubungan dengan standar produksi, pasar, dan keuangan yang ingin dicapai oleh
perusahaan.
Menyeleraskan Tujuan Melalui Peta Strategi
Tujuan-tujuan perusahaan yang disusun secara efektif bersifat selaras. Maksudnya tujuan
tujuan tersebut bersifat konsisten saing mendukung agar tujuan yang dicapai ditingkat
yang lebih rendah memungkinkan untuk mencapai tujuan ditingkat yang lebih tinggi.
Kinerja perusahaan adalah hasil dari sejauh mana elemen-elemen yang saling bekerja
secara harmonis untuk mencapai tujuan spesifik yang akhirnya membantu perusahaan
mencapai kinerja tinggi dan memenuhi misinya.
Teknik yang makin popular untuk menyesuaikan tujuan adalah membuat peta
strategi. Peta strategi (strategi map) adalah gambaran visual dari factor-faktor penting
pendorong kesuksesan perusahaan yang menunjukan hubungan antara tujuan dan
rencana spesifik disetiap bidang. Peta strategi menjadi saran ampuh bagi manajer untuk
melihat seba-akibat anatara tujuan dan rencana.
Analisis SWOT
Perumusan strategi sering dimulai dengan evaluasi factor-faktor internal dan external
yang akan memengaruhi daya saing perusahaan. Analisis Swot (SWOT analysis)
mencakup upaya-upaya untuk mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
yang menentukan kinerja perusahaan.
Visi
‘Perusahaan Penerbangan Pilihan Utama di Indonesia dan Berdaya Saing di Internasional’
Misi
- Melaksanakan usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada pengguna
jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui pengelolaan secara profesional dan
didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.
- Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus meningkatkan
pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan, perorangan, wisatawan dan kargo
termasuk penerbangan borongan.
- Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk meningkatkan keuntungan serta
menghasilkan pendapatan tambahan dari usaha unit pendukung tersebut.
Strategi
Corporate Level
Berbicara mengenai di dalam bisnis apa perusahaan akan berpartisipasi dan pembagian
sumber daya ke masing-masing bisnis unit. Berdasarkan corporate level strateginya, maka
Garuda Indonesia diklasifikasikan ke dalam perusahaan related diversified firm yaitu
perusahaan yang beroperasi di bidang industri yang mirip dan mereka berhubungan satu
sama lain melalui operating synergies.
Analisis SWOT
Strength
- On time performance
- Service yang cepat dan memuaskan
- Dibandingkan dengan perusahaan penerbanan domestik lainnya, keamanan
penerbangan Garuda paling terjamin memiliki business unit yang mendukung
aktivitas perusahaannya
- Memiliki SDM yang qualified (kompeten)
Weakness
Biaya operational yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat cukup tinggi diantara
penerbangan domestik lainnya
Tingginya tingkat KKN di dalam perusahaan yang dapat merugikan perusahaan
Garuda mempunyai utang yang sangat banyak
Opportunity
Threat
Kompetitor yang semakin banyak dengan harga tiket yang kompetitif
Kondisi sosial politik yang tidak menentu (misal : ancaman bom)
Penurunan nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS
“IMPLEMENTASI METODE DAN TEKNIK PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN BIAYA PADA BERBAGAI PERUSAHAAN”
Definisi Biaya
Mulyadi (2009:23), mendefinisikan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan tertentu.
Menurut Mursyidi (2008:12), biaya dapat diartikan sebagai suatu pengorbanan yang
dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat
dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.
Dengan kata lain biaya dapat diartikan sebagai suatu pengorbanan tertentu dalam
bentuk satuan uang atau nominal yang dikorbankan untuk digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan tertentu, baik yang telah terjadi atau yang akan terjadi di masa mendatang
dalam suatu organisasi.
Biaya Standar
Soemarso (2008:602) mendefinisikan biaya standar sebagai biaya yang secara
normal dianggap seharusnya terjadi untuk memproduksi satu unit produk. Biaya ini
ditetapkan sebelum biaya aktual terjadi.
Menurut Wilson dan Champbell (2012:95), biaya standar merupakan jumlah yang
seharusnya dikeluarkan dalam kondisi operasi yang normal. Biaya standar merupakan biaya
yang ditetapkan terlebih dahulu secara ilmiah, sebagai lawan biaya aktual atau biaya historis.
Dengan kata lain biaya standar merupakan biaya yang ditentukan di muka yang
merupakan jumlah biaya yang seharusnya terjadi atau dikeluarkan dalam membuat satu
atau sejumlah unit produk selama periode tertentu di masa yang akan datang.
Penetapan biaya standar pada perusahaan adalah pedoman di dalam pengeluaran biaya
aktual/sesungguhnya. Penerapan sistem biaya standar berguna untuk memperbaiki
perencanaan dan pengendalian, serta untuk memfasilitasi perhitungan biaya produk. Biaya
standar yang ditetapkan oleh perusahaan meliputi biaya standar bahan baku, biaya standar
tenaga kerja langsung dan biaya standar overhead pabrik. Standar yang ditetapkan tersebut
harus sudah tersusun di awal tahun sehingga dapat dipakai menjadi suatu landasan dalam
proses produksi yang menjadi faktor penting bagi perusahaan.
Salman (2013:207) menyatakan dalam merancang biaya standar dapat digunakan
beberapa jenis standar yaitu :
1. Standar ideal (ideal standard), merupakan efisiensi maksimum dan hanya bisa dicapai
bila semua berjalan lancar.
2. Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable standards), merupakan standar
yang dapat dicapai dalam kondisi operasi efisien.
B. Biaya Tenaga Kerja Standar, terdiri dari jam tenaga kerja standar dan tarif upah standar.
1. Jam tenaga kerja standar ditentukan dengan :
a. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu
harga pokok periode yang lalu.
b. Membuat test run operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan.
c. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan dibawah
keadaan nyata yang diharapkan.
d. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan
pengetahuan operasi produksi dan produk.
C. Biaya Overhead Standar, dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang
dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normalnya.
1) Performance Improvement
Untuk memperbaiki kinerja pegawai, menajer, dan supervisor dimasa yang akan
dating
2) Compensation Adjustment
Untuk membantu dalam pengambilan keputusan penentuan siapa yang seharusnya
menerima kenaikan pembayaran dalam bentuk upah, bonus, ataupun bentuk
lainnya yang didasarkan pada sistem merit.
3) Placement Decisions
Untuk promosi, transfer ataupun penurunan jabatan atau pangkat biasanya
didasarkan pada kinerja masa lalu dan bersifat antisipatif.
4) Training and Development Need
Untuk melakukan pelatihan, sehingga setiap karyawan selalu memiliki
kemampuan untuk mengembangkan diri.
5) Career Planning and Development
Untuk proses pengambilan keputusan utamanya tentang karier spesifik dari
karyawan, sebagaai tahapan untuk pengembangan diri pegawai.
6) Staffing Process Deficiencies
Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam prosedur penempatan staf di
departemen SDM.
7) Informational Inaccuracies
Untuk mengetahui adanya kesalahan dalam informasi analisis pekerjaan,
perencanaan SDM, atau hal lain dari sistem SDM. Hal demikian akan mengarah
pada ketidaktepatan dalam keputusan memperkerjakan karyawan, pelatihan dan
keputusan konseling.
8) Job Design Errors
Untuk mengetahui kesalahan dalam rancangan pekerjaan atau kurang tepat.
9) Equal Employment Opportunity
Untuk menjamin bahwa keputusan penempatan internal bukanlah merupakan
sesuatu yang diskriminatif
10) External Challenges
Untuk mengetahui pengaruh faktor ekternal seperti keluarga, finansial, kesehatan
ataupun masalah-masalah lainnya, terhadap kinerjanya.
11) Feedback to Human Resources
Untuk mengetahui kinerja dari fungsi departemen SDM.
D. Tahap – tahap penilaian kinerja
b. Tahap penilaian
Lingkungan bisnis yang yang di masuki organisasi sangat kompetitif dan turbulen ,
lingkungan bisnis ini menuntut kemampuan organisasi untuk :
a. Membangun keunggulan kompetitif
b. Membangun secara berkelanjutan mewujudkan masa depan organisasi
c. Menempuh langkah –langkah strategic dalam membangun masa depan organisasi
d. Mengerahkan dan memusatkan kapatabilitas dan komitmen seluruh personel
dalam membangun masa depan organisasi
System manajeman yang digunakan oleh perusahaan tidak pas dengan tuntutan
lingkungan bisnis yang di masuki perusahaan.
c) Performance Prism
The Performance Prism (PPR) yang dikembangkan oleh Neely dan Adams pada
tahun 2001. Metode ini adalah sebuah sistem manajemen kinerja yang diorganisir
sekitar lima perspektif yang berbeda tetapi terkait kinerja : kepuasan stakeholder,
strategi, proses, kemampuan dan konstribusi stakeholder. Perspektif ini
divisualisasikan oleh sebuah model tiga dimensi berbentuk prisma, yang dapat dilihat
dalam gambar dibawah
Adapun metode penilaian kinerja lain yang sederhana dan yang sering
digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk menilai kinerja karyawannya adalah
sebagai berikut :
2. Metode Checklist
Metode Checklist atau Metode Daftar Periksa adalah metode penilaian kinerja
yang terdiri dari serangkaian standar kerja yang berbentuk pernyataan dengan
pertanyaan dan jawaban “ya” atau “tidak” yang telah disiapkan oleh departemen
SDM (HR Dept). Jika karyawan yang bersangkutan memenuhi kinerja yang
disebutkan dalam pertanyaan Checklist, maka akan diberikan tanda centang (√) atau
tanda kali (x) pada kolom “ya”. Sebaliknya jika karyawan yang bersangkutan tidak
memenuhi kinerja yang dimaksud, maka tanda centang (√) atau tanda kali (x) akan
diberikan pada kolom “tidak”.
4. Metode Essay
Metode Essay adalah metode penilaian yang paling sederhana diantara
berbagai metode penilaian yang ada. Dalam metode Essay (metode esai) ini, penilai
menulis uraian tentang kekuatan, kelemahan, kecerdasan, kehadiran, sikap, efisiensi
kerja, perilaku, karakter dan potensi bawahannya. Format dan Pola Laporannya pun
bervariasi dan berbeda-beda diantara para pengevaluasi atau para manajer yang
melakukan evaluasi terhadap bawahannya. Namun karena tidak adanya struktur yang
standar, metode esai ini cenderung bervariasi sehingga kualitas penilaian juga
tergantung pada keterampilan pengevaluasi atau penulis. Metode Essay ini juga
bersifat deskriptif sehingga metode ini hanya memberikan informasi kualitatif tentang
karyawan. Dengan tidak adanya data kuantitatif, evaluasi akan mengalami masalah
subyektif. Meskipun demikian, Metode Esai adalah awal yang baik dan sangat
bermanfaat jika digunakan bersama dengan metode penilaian kinerja lainnya.
5. Metode Ranking
Metode Ranking adalah metode penilaian yang membandingkan satu
karyawan dengan karyawan lainnya kemudian diurutkan berdasarkan peringkatnya.
Karyawan-karyawan tersebut diberikan peringkat atau ranking dari yang tertinggi
hingga yang terendah atau dari yang terbaik hingga yang terburuk. Metode Ranking
ini akan sulit dilakukan apabila terdapat dua atau lebih karyawan yang memiliki
kinerja yang hampir sama atau sebanding.
CONTOH KASUS
Abstrack CV MCH
Kinerja CV MCH dari perspektif keuangan sebesar 1,912 pada tahun 2003
,dan 2,066 pada tahun 2004 mengindikasikan bahwa CV MCH pada tahun tersebut
menunjukkan kinerja keuangan cukup baik. Strategi perusahaan untuk mencapai
target kuangan telah sesuai.
Kinerja CV MCH dari perspektif pelanggan sebesar 2,50 pada tahun 2002,
tahun 2003 , dan pada tahun 2004 mengindikasikan bahwa CV MCH pada tahun
tersebut menunjukkan kinerja perspektif pelanggan yang baik. Strategi perusahaan
untuk mencapai target kepuasan pelanggan telah sesuai.
Tabel 4.31 Kinerja CV MCH Perspektif Proses Bisnis Tahun 2003 - 2004
Kinerja CV MCH dari perspektif proses bisnis internal tahun 2003 sebesar
1,610 termasuk kategori jelek dan tahun 2004 sebesar 1,870 termasuk kategori cukup.
Strategi perusahaan untuk mencapai target telah sesuai.
D. Kinerja CV. MCH dalam Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Pengukuran berdasarkan faktor-faktor pembelajaran dan pertumbuhan ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama untuk kondisi
saat ini dalam segi disiplin dan motivasi indikator-indikator yang digunakan untuk
mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan.
Kinerja CV MCH dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada tahun 2003
dan tahun 2004 sebesar 2,00 termasuk kategori cukup. Strategi perusahaan untuk
mencapai target telah sesuai.
Tabel 4.37 Kinerja Secara Keseluruhan CV MCH Tahun 2003 dan 2004