Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

EKONOMI, KOPERASI, DAN BISNIS


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan

Oleh :
Muhammad Marozi Effendi
(1641150010)
D4 SKL 1C

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


SISTEM KELISTRIKAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2017
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat kemurahan Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas tentang “Ekonomi, Koperasi dan
Bisnis” suatu hal yang sangat diperlukan dalam memulai suatu bisnis atau usaha.
Makalah Ini dibuat dalam rangka memperdalam pengetahuan dan pemahaman
tentang pemahaman dalam berbisnis. Dalam proses pembuatan makalah ini,
tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa
terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada :
• Dosen mata kuliah “Kewirausahaan” yang telah memberikan pengarahan
dalam penyusunan dalam makalah ini.
• Rekan – rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk
makalah ini

Demikian makalah ini penulis buat semoga bermanfaat,

Malang, 12 Juli 2017


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dua aspek
kehidupan lain yang wajib menjadi perhatian anda selaku mahasiswa
sekaligus selaku warga negara dan warga masyarakat, yaitu aspek ekonomi,
koperasi dan bisnis yang terus mengalami perkembangan dalam pembangunan
jangka panjang, sektor ekonomi masih tetap mendapat prioritas utama.
Sedangkan aspek politik yang menyangkut pemerintahan dan kenegaraan,
stabilitas tidak dapat diabaikan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut,
perkembangan dan pengembangannya harus tetap diupayakan. Stabilitas
tersebut, bukan berarti statis melainkan dinamik mengikuti perubahan serta
perkembangan internal maupun eksternal global.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekonomi, koperasi, dan bisnis?
2. Apa saja yang termasuk prinsip koperasi?
3. Bagaimanakah Bisnis dan mekanisme pasar di Indonesia?
4. Bagaimanakah kondisi ekonomi, koperasi, dan bisnis di Indonesia?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai
ekonomi, koperasi dan bisnis, yang di harapkan dapat menjadi acuan dan
landasan hukum yang di gunakan rekan-rekan mahasiswa dan untuk bahan
kuliah konsep dasar Kewiraushaan.
1.4 Manfaat
Makalah ini, akan menitik beratkan uraian tiga aspek yaitu ekonomi,
koperasi dan bisnis yang juga berkaitan dengan kehidupan perkoperasian dan
pemerintahan yang nantinya mahasiswa memiliki kemampuan untuk
menganalisa kebutuhan dengan menggunakan konsep dasar ekonomi dan
politik.
BAB II
EKONOMI, KOPERASI, DAN BISNIS

2.1 Pengertian Ekonomi, Koperasi dan Bisnis


Ekonomi
Kata ekonomi berasal dari dari bahasa Yunani : Oikos dan Nomos. Oikos
berarti rumah tangga (house-hold), sedangkan Nomos berarti aturan, kaidah,atau
pengelolaan. Dengan demikian secara sederhana ekonomi dapat diartikan sebagai
kaidah-kaidah, aturan-aturan, atau cara pengelolaan suatu rumah tangga.
Definisinya, ekonomi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang khusus
mempelajari tingkah laku manusia atau segolongan masyarakat dalam usahanya
memenuhi kebutuhan yang relatif tak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang
terbatas adanya.
Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, ilmu ekonomi yang dianut
masyarakat berbeda-beda. Hal ini tergantung bagaimana keputusan-keputusan
dasar tentang pemilikan produksi, distribusi, serta konsumsi yang dilakukan. Ada
keputusan-keputusan yang lebih diserahkan kepada orang perorangan (swasta),
dan ada pula yang harus serba diatur oleh pemerintah. Bentuk sistem dengan
corak keputusan prtama disebut sistem liberal/kapitalisme. Sebaliknya sistem
yang serba diatur dan dikomando oleh pemerintah disebut sistem
sosialisme/komunisme.
Kebutuhan manusia
1. Berdasarkan terhadap barang dan jasa
Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Kebutuhan
primer adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi manusiauntuk bertahan
hidup. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan manusia yang diperlukan untuk
menjaga kenyamanan hidup. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan ketiga
setelah kebutuhan primer dan sekunder. Misalnya TV berwarna bagi orang
desa terpencil merupakan kebutuhan sekunder bagi orang kota. Barang-barang
mewah merupakan contoh kebutuhan tersier.
2. Kebutuhan sosio-budaya
Kebutuhan ini erat kaitannya dengan faktor lingkungan dan tradisi masyarakat
serta dengan sifat-sifat psikologis manusia. Oleh karena itu, kebutuhan jenis
ini ada dua yaitu Kebutuhan Sosial, yaitu kebutuhan yang ditimbulkan oleh
tuntutan hidup di masyarakattempat ia tinggal. Sedangkan Kebutuhan
Psikologis adalah yang berhubungan dengan kebutuhan sifat rohani manusia,
misalnya kebutuhan akan rasa aman, rasa dihargai, kebutuhan keamanan dan
ketentraman hati,dan kebebasan mengatur hidupnya.
3. Kebutuhan menurut waktu
Kebutuhan ini didasarkan pada seberapa pentingnya kebutuhan itu. Jenisnya
yaitu:
a. Kebutuhan sekarang, yaitu kebutuhan yang harus segera dipenuhi dan
tidak dapat ditunda. Misalnya makan, minum, pakaian, kesehatan.
b. Kebutuhan masa depan, yaitu kebutuhan yang merupakan persiapan atau
persediaan untuk menghadapi kebutuhan pada waktu yang akan datang.
Misalnya menabung untuk masa yang akan datang.
c. Kebutuhan yang tidak tentu waktunya, yaitu kebutuhan ini muncul secara
tiba-tiba atau sifatnya insidentil. Misalnya kebutuhan seorang dokter
ketika kita sakit.
Ketika kebutuhan manusia ada, maka harus diikuti dengan adanya benda
pemuas kebutuhan yaitu barang dan jasa. Barang atau benda pemuas kebutuhan
adalah segala sesuatu yang menjadi sarana, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Barang pemuas kebutuhan merupakan pemuas yang berwujud,
sedangkan pmuas kebutuhan yang tidak berwujud adalah dalam bentuk jasa.
Keankaragaman pemuas kebutuhan dibedakan menjadi:
1. Berdasarkan cara mendapatkannya:
Barang ekonomi, yaitu barang yang mempunyai kegunaan dan jmlahnya
terbatas. Artinya, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan yang
dibutuhkan masyarakat. Barang ekonomi yang berwujud antara lain barang
konsumsi, barang produksi, dan barang yang tidak berwujud atau jasa. Barang
konsumsi adalah barang yang keberadaannya tidak memerlukan pengolahan
dan dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang
ini juga sering disbut barang jadi atau barang akhir. Barang konsumsi dapat
dibagi lagi menjadi dua yaitu barang konsumsi tidak tahan lama dan barang
konsumsi tahan lama. Barang produksi atau barang modal adalah barang yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara tidak langsung.barang
ini digunakan untukmenghasilkan barang konsumsi dan atau barang-barang
modal lainnya. Barang produksi dapat dibagi menjadi dua yaitu barang
produksi satu kali pakai dan barang produksi lebih dari satu kali pakai. Barang
ekonomi yang tidak berwujud atau jasa contohnya jasa dokter, guru, salon,
pengacara, dan jasa service.
2. Berdasarkan segi kegunaannya, barang dibedakan atas:
a. Barang komplementer yaitu barang pelengkap,yaitu barang yang dalam
penggunaannya saling melengkapi. Barang komplementer baru
mempunyai nilai pakai jika pemakaiannya digabung dengan barang
lainnya. Contoh: mobil dengan bensin.
b. Barang substitusi yaitu barang pengganti atau barang yang pemakaiannya
dapat saling mengganti. Contoh: kentang pengganti beras atau nasi. Harga
barang substitusi lebih murah dari barang asli.
Untuk mendapatkan barang dan sumber daya, setiap orang harus melakukan
tindakan ekonomi. Ilmu ekonomi melakukan analisis manfaat dan pengorbanan
dari pola alokasi sumber daya dalam usahanya memenuhi kebutuhan. Alokasi
sumber dan balas jasa terletak pada faktor produksi. Faktor produksi tersebut
harus bersinergi untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya dalam
usaha perdagangan, orang mengorganisasikanfaktor-faktor produksi yang ada
seperti tanah sebagai lokasi tempat usaha, tenaga kerja sebagai tenaga administrasi
dan tenaga pemasaran, modal sebagai modal kerja untuk membeli barang-barang
dagangan, dan kewirausahaan yaitu daya seseorang yang mempunyai kemampuan
mengelola usaha.
Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum
yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan
usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan
adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai
soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dalam sistem perekonomian nasional. Sebagai salah satu pelaku ekonomi,
koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi
sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber
daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus
mengutamakan kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu bekerja
seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah
ekonomi.
Prinsip Koperasi
Di dalam Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
disebutkan pada pasal 5 bahwa dalam pelaksanaannya, sebuah koperasi harus
melaksanakan prinsip koperasi. Berikut ini beberapa prinsip koperasi.
a. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.
c. Sisa hasil usaha (SHU) yang merupakan keuntungan dari usaha yang
dilakukan oleh koperasi dibagi berdasarkan besarnya jasa masing-masing
anggota.
d. Modal diberi balas jasa secara terbatas.
e. Koperasi bersifat mandiri.
Pada umumnya koperasi mempunyai anggota orang-orang yang keadaan
perekonomiannya kurang mampu atau lemah. Hal ini menunjukan bahwa koperasi
merupakan badan usaha yang bergerak di lapisan ekonomi bawah dan yang
menjadi anggota koperasi justru orang-orang yang memiliki modal kuat, tetapi
masyarakat masyarakat yang re;atif tidak memiliki kemampuan.
Ciri utama yang membedakan dengan mekanisme pasar dari harga barang dan
jasa yang dijual, koperasi memiliki keunggulan karena dikelola berdasarkan atas
asas kekeluargaan. Koperasi beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi yang memiliki kepentingan yang sama, yaitu untuk memenuhi kebutuhan
anggota dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Bersama-sama dengan sektor lain, yaitu sektor negara dan sektor swasta,
sektor koperasi ingin mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan nasional,
yaitu masyarakat adil, makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 dengan jalan berusaha untuk berusaha memenuhi anggota.

Bisnis dan Mekanisme Pasar


Pengertian pasar dalam arti sempit adalah tempat dimana pada umumnya
barang atau jasa diperjualbelikan. Sedangkan dalam arti luas, pasar adalah proses
dimana pembeli dan penjual saling berinteraksi untuk menentukan atau
menentukan harga jual. Dengan mengetahui jumlah penjual dan pembeli, serta
barang atau jasa yang diperjualbelikan, maka dapat diketahui tingkat persaingan
yang terjadi dalam pasar. Tingkat persaingan atau derajat persaingan inilah yang
akan menentukan bentuk-bentuk atau susunan pasar.
Pengertian pasar berdasarkan sudut pandang tempat adalah suatu tempat
dimana penjual dan pembeli menjual belikan barang dan jasa (pasar konkrit).
Pengertian pasar lainnya dapat berdasarkan jumlah penjual dengan pembeli,
atau bentuk pasar berdasarkan struktural penjual dan pembeli. Pasar jenis ini
antara lain pasar monopoli,pasar monopsoni, pasar persaingan sempurna, dan lain
sebagainya disebut pasar abstrak.
Di dalam pasar terdapat mekanisme permintaan dan penawaran. Permintaan
diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan oleh konsumen dengan berbagai
kemungkinan tingkat harga pada periode tertentu dalam suatu pasar. Permintaan
yang didukung oleh kekuatan daya/tenaga beli disebut permintaan efektif.
Sedangkan permintaan yang hanya didasarkan pada kebutuhan saja disebut
sebagai permintaan potensial.
Bentuk pasar dikelompokan menjadi dua yaitu:
1. Pasar persaingan sempurna atau pasar persaingan murni merupakan salah satu
bentuk pasar yang ekstrim. Pada pasar ini kekuatan permintaan dan kekuatan
penawaran bergerak secara leluasa. Bentuk pasar ini terdapat dalam bidang
produksi dan perdagangan hasil pertanian seperti beras, terigu, kopra, dan
minyak kelapa. Dalam pasar ini, harga ditentukan oleh kekuatan permintaan
dan penawaran. Ciri-ciri pasar ini antara lain:
a. Jumlah penjual dan pembeli banyak
b. Barang dan jasa yang diperjualbelikan bersifat homogen
c. Sumber produksi bebas bergerak
d. Pembeli dan penjual mengetahui keadaan pasar
e. Produsen bebas keluar masuk pasar
2. Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar dimana terdapat satu atau
beberapa penjual yang menguasai pasar atau harga, serta satu atau beberapa
pembeli yang menguasai pasar atau harga. Bentuk-bentuk pasar tidak
sempurna antara lain:
a. Monopili yaitu bentuk pasar yang seluruh penawarannya dipegang oleh
satu orang penjual dengan satu perusahaannya karena hanya terdapat satu
produsen/penjual saja.
b. Oligopoli yaitu suatu bentuk pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan
(2 - 20 perusahaan). Oligopoli dapat dibedakan antara oligopoli dengan
barang diferensiasi dan oligopoli dengan barang homogen. Oligopoli
dengan barang diferensiasi artinya beberapa perusahaan memproduksi
barang yang sama namun sebenarnya barang itu diperbedakan oleh merk,
mutu, dll. Contoh: industri mobil, rokok, dan sabun deterjen. Sedangkan
contoh oligopoli dengan barang homogen adalah industri seng, paralon
dan pipa besi.
c. Monopsoni, jenis ini terjadi pada kondisi permintaan dan pasar yang
dikuasai oleh pembeli tunggal. Harga produk ditentukan oleh pembeli.
d. Oligopsoni yaitu menunjuk pada suatu kondisi pasar dimana terdapat
bebrapa pembeli.
e. Monopolistik adalah suatu bentuk pasar dimana terdapat banyak penjual,
masing-masing menjual suatu macam barang tertentu yang dengan cara
dibedakan antara satu penjual dengan penjual lainnya.

2.2 Kondisi Ekonomi, Koperasi dan Bisnis di Indonesia


Setiap negara berupaya untuk memakmurkan dan meningkatkan taraf hidup
rakyatnya dengan melakukan pembangunan ekonomi. Sejumlah faktor yang
mempengaruhi pembangunan ekonomi adalah:
a. Faktor alam, yaitu kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, hasil
hutan dan kekayaan laut.
b. Faktor teknologi dan barang modal karena kemajuan teknologi dengan
diikuti kemampuan investasi akan semakin mempercepat laju
perkembangan ekonomi suatu negara.
c. Faktor budaya dapat berfungsi sebagai motivator atau pendorong
pelaksanaan pembangunan apabila adat istiadat atau kehidupan masyarakat
lebih mengacu pada pola hidup hemat dan kerja keras, tetapi juga dapat
menjadi penghambat pembangunan apabila sifat budayanya boros dan
malas bekerja.

Arah pembangunan nasional tertera dalam visi dan misi pembangunan


nasional. Visi dan misi pembangunan nasional tersebut antara lain berusaha
mewujudkan masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, daya
saing, maju, dan sejahtera dalam wadah kesatuan republik Indonesia yang
didukung oleh manusia Indonesia. Sesuai dengan tap MPR No. IV/MPR/1999,
arah kebijakan di bidang ekonomi sebagai berikut:
1. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme
pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikan
pertumbuhan ekonomi, nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas hidup,
pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sehingga terjamin
kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja, perlindungan hak-hak
konsumen, serta perlakuan yang adil bagi seluruh masyarakat.
2. Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil serta menghindarkan
terjadinya struktur pasar monopolistik dan berbagai struktur pasar yang
distortif, yang merugikan masyarakat.
3. Mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan
pasar dengan menghilangkan seluruh hambatan yang mengganggu mekanisme
pasar, melalui regulasi, layanan publik, subsidi dan insentif, yang dilakukan
secara transparan dan diatur dengan undang-undang.
4. Mengupayakan kehidupan yang layak berdasarkan atas kemanusiaan yang adil
bagi masyarakat, terutama bagi fakir miskin dan anak-anak terlantar dengan
mengembangkan sistem dana jaminan sosial melalui program pemerintah serta
menumbuhkembangkan usaha dan kreativitas masyarakat yang
pendistribusiannya dilakukan dengan birokrasi yang efektif dan efisien serta
ditetapkan dengan undang-undang.
5. Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan
teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan
komparatif sebagai negara maritim dan agraris sesuai kompetensi dan produk
unggulan di setiap daerah, terutama pertanian dalam arti luas, kehutanan,
kelautan, pertambangan, pariwisata, serta industri kecil dan kerajinan rakyat.
6. Mengelola kebijakan makro dan mikro ekonomi secara terkoordinasi dan
sinergi guna menentukan tingkat suku bunga wajar, tingkat inflasi terkendali,
tingkat kurs rupiah yang stabil dan realistis, menyediakan kebutuhan pokok
terutama perumahan dan pangan rakyat, menyediakan fasilitas publik yang
memadai dan harga terjangkau, serta memperlancar perizinan yang transparan,
mudah, murah, dan cepat.
7. Mengembangkan kebijakan fiskal dengan memperhatikan prinsip transparansi,
disiplin, keadilan, efisiensi, efektivitas, untuk menambah penerimaan negara
dan mengurangi ketergantungan dana dari luar negeri.
8. Mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan efisien, dan
meningkatkan penerapan peraturan perundangan sesuai dengan standar
internasional dan diawasi oleh lembaga independen.
9. Mengoptimalkan penggunaan pinjaman luar negeri pemerintah untuk
kegiatan ekonomi produktif yang dilaksanakan secara transparan, efektif, dan
efisien. Mekanisme dan prosedur peminjaman luar negeri harus dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dan diatur dengan undang-undang.
10. Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan, dan investasi dalam rangka
meningkatkan daya saing global dengan membuka aksesibilitas yang sama
terhadap kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat dan seluruh
daerah melalui keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan sumber
daya alam dan sumber daya manusia dengan menghapus segala bentuk
perlakuan diskriminatif dan hambatan.
11. Memberdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi agar lebih efisien,
produktif dan berdaya saing dengan menciptakan iklim berusaha yang
kondusif dan peluang usaha yang seluas-luasnya. Bantuan fasilitas dari
negara diberikan secara selektif terutama dalam bentuk perlindungan dari
persaingan yang tidak sehat, pendidikan dan pelatihan, informasi bisnis dan
teknologi, permohonan, dan lokasi berusaha.
12. Menata Badan Usaha Milik Negara secara efisien, transparan, dan profesional
terutama yang usahanya berkaitan dengan kepentingan umum yang bergerak
dalam penyediaan fasilitas publik, industri pertahanan dan keamanan,
pengelolaan aset strategis, dan kegiatan usaha lainnya yang tidak dilakukan
oleh swasta dan koperasi. Keberadaan dan pengelolaan Badan Usaha Milik
Negara ditetapkan dengan undang-undang
13. Mengembangkan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha yang
saling menunjang dan menguntungkan antara koperasi, swasta dan Badan
Usaha Milik Negara, serta antara usaha besar, menengah, dan kecil dalam
rangka memperkuat struktur ekonomi nasional.
14. Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman
sumber daya bahan pangan, kelembagaan dan budaya lokal dalam rangka
menjamin tersedianya pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu yang
dibutuhkan pada tingkat harga yang terjangkau dengan memperhatikan
peningkatan pendapatan petani dan nelayan, serta peningkatan produksi yang
diatur dengan udang-undang.
15. Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan sumber energi dan tenaga listrik
yang relatif murah dan ramah lingkungan dan secara berkelanjutan yang
pengelolaannya diatur dengan undang-undang.
16. Mengembangkan kebijakan pertanahan untuk meningkatkan pemanfaatan dan
penggunaan tanah secara adil, transparan, dan produktif dengan
mengutamakan hak-hak rakyat setempat, termasuk hak ulayat dan masyarakat
adat, serta berdasarkan tata ruang wilayah yang serasi dan seimbang.
17. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik,
termasuk transportasi telekomunikasi, energi, dan listrik, dan air bersih guna
mendorong pemerataan pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat
dengan harga terjangkau, serta membuka keterisolasian wilayah pedalaman
dan terpencil.
18. Mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu yang
diarahkan pada peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja,
peningkatan pengupahan, penjaminan kesejahteraan, perlindungan kerja, dan
kebebasan berserikat.
19. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri
dengan memperhatikan kompetensi, perlindungan dan pembelaan tenaga
kerja yang dikelola secara terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi
tenaga kerja.
20. Meningkatkan penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi termasuk teknologi bangsa sendiri dalam dunia
usaha, terutama usaha kecil, menengah, dan koperasi guna meningkatkan
daya saing produk yang berbasis sumber daya lokal.
21. Melakukan berbagai upaya terpadu untuk mempercepat proses pengentasan
masyarakat dari kemiskinan dan mengurangi pengangguran, yang merupakan
dampak krisis ekonomi.
22. Mempercepat penyelamatan dan pemulihan ekonomi guna membangkitkan
sektor riil terutama bagi pengusaha kecil, menengah, dan koperasi melalui
upaya pengendalian laju inflasi, stabilisasi kurs rupiah pada tingkat yang
realistis, dan suku bunga yang wajar serta didukung oleh tersedianya
likuiditas sesuai kebutuhan.
23. Menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan mengurangi
defisit anggaran melalui peningkatan disiplin anggaran, pengurangan subsidi
dan pinjaman luar negeri secara bertahap, peningkatan penerimaan pajak
progresif yang adil dan jujur, serta penghematan pengeluaran.
24. Mempercepat rekapitalisasi sektor perbankan dan restrukturisasi utang swasta
secara transparan agar perbankan nasional dan perusahaan swasta menjadi
sehat, terpercaya, adil, dan efisien dalam malayani masyarakat dan kegiatan
perekonomian.
25. Melaksanakan restrukturisasi aset negara, terutama aset yang berasal dari
likuidasi perbankan dan perusahaan, dalam rangka meningkatkan efisiensi
dan produktivitas secara transparan dan pelaksanaannya dikonsultasikan
dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Pengelolaan aset negara diatur dengan
undang-undang.
26. Melakukan renegosiasi dan mempercepat restrukturisasi utang luar negeri
bersama-sama dengan Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, lembaga
keuangan internasional lainnya, dan negara donor dengan memperhatikan
kemampuan bangsa dan negara, yang pelaksanaannya dilakukan secara
transparan dan dikonsultasikan dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
27. Melakukan secara produktif negosiasi dan kerja sama ekonomi bilateral dan
multilateral dalam rangka meningkatkan volume dan nilai ekspor terutama
dari sektor industri yang berbasis sumber daya alam, serta menarik investasi
finansial dan investasi asing langsung tanpa merugikan pengusaha nasional.
28. Menyehatkan Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah terutama
yang usahanya berkaitan dengan kepentingan umum. Bagi Badan Usaha
Milik Negara yang usahanya tidak berkaitan dengan kepentingan umum
didorong untuk privatisasi melalui pasar modal.
Pengembangan ekonomi koperasi
Tahun 1903 pejuang kemerdekaan mendirikan koperasi yang bergerak
dibidang konsumsi yang memiliki ciri-ciri seperti koperasi Rochdale. Saat itu
koperasi berperan ganda disatu pihak senagai organisasi ekonomi dalam upaya
memenuhi kebutuhan para anggota dilain pihak mempunyai fungsi yang lebih
penting yaitu merupakan saran komunikasi antara pejuang kemerdekaan
Tahun 1912 serikat dagang islam yang kemudian disebut seikat islam juga
berusaha mendirikan toko bersama yaitu toko koperasi. Usaha ini kurang berhasil
karena kurangnya informasi kepada masyarakat tentang perkoperasian dan juga
terbatasnya pimpinan yang mampu mengelola koperasi tersebut.
Tahun 1915 Dikeluarkanya peraturan No. 413/1915 yang isinya mengatur
tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi tentang pendirian koperasi.
Tahun 1927 dikeluarkannya Peraturan Koperasi No.91/1927 yang
dikhususkan bagi Koperasi Bumi Putera. Peraturan ini pada dasarnya
menyederhanakan dan memperingan Peraturan Koperasi No.413/1915.
Tahun 1933 dikeluatkannya Perturan Perkoperasian No.108/1933. Isi dari
peraturan ini tidak jauh berbeda dengan peraturan No.91/1927. Peraturan
perkoperasian No.108/1933 berlaku bagi masyarakat atau pegawai kolonial
Belanda. Hal ini justru mempersempit atau membatasi berkembangnya koperasi.
Tahun 1949 pada masa penjajahan Jepang perkembangan koperasi di
Indonesia semakin terpuruk. Apalagi bila dilihat UU No.23/1942. Orang yang
akan mendirikan koperasi harus mendapatkan izin dari pembesar setempat. Pada
masa itu Jepang mendirikan Kumiai yaitu semacam koperasi yang breada dibawah
badan ekonomi atau Yumun Keisioku.
Tahun 1949 dikeluarkannya UU No. 179/1949 yang isinya Pendirian
Koperasi tidak lagi menggunakan akte notaris Keberadaan Koperasi dibawah
pengawasan pemerintah Keanggotaan terbuka bagi siapa saja, Pemerintah ikut
mengatur kehidupan koperasi
Tahun 1958 pemerintah mengelaukan UU RI No.79/1958. Undang-indang ini
dimaksudkan untuk menyempurnakan peraturan-peraturan yang pernah berlaku di
Indonesia. UU RI No.79/1958 disempurnakana lagi menjadi UU No. 60/1959
yang lebih memberikan peran kepada direktorat koperasi
Tahun 1965 dikeluarkan UU No. 14/1965 Undang-undang ini merupakan
hasil Munaskop II tanggal 2-10 Agustus 1965. UU ini isinya ternyata
menyelewengkan dan bertentang dengan perikehidupan koperasi. Menurut UU ini
koperasi berubah perannya menjadi organisasi untuk kepentingan politik dan
dipergunakan sebagai alat revolusi
Tahun 1967 untuk mengembalikan peran koperasi sebagai alat untuk
memperbaiki perekonomian rakyat maka dikeluarkan Undang-Undang
No.12/1967. UU ini berisi tentang pokok-pokok perkoperasian yang sesuai
dengan landasan, asas dan sendi dasar koperasi Indonesia.
Tahun 1992 untuk menyempurnakan dan meningkatkan peran koperasi
sebagai salah satu sektor perekonomian Indonesia maka dikeluarkanlah UU Kop
No. 25/1992 . Menurut UU ini koperasi diberikan peran yang lebih luas didalam
mengembangkan usahanya. Diharapkan kemandirian koperasi benar-benar dapat
terwujud.
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi
dan peran koperasi sebagai berikut:
 Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
 Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat
 Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya
 Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
Bisnis
Selain koperasi, pemerintah juga membuka bagi warga negara untuk
mengembangkan ekonomi melalui lembaga selain koperasi, yaitu antara lain pada
sektor negara dan sektor swasta.
Sektor negara merupakan perwujudan isi Pasal 33 UUD 1945 ayat 2 dan
3,pasal 33 ayat 2 menyebutkan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan menguasai hayat hidup orang banyak dikuasai oleh negara, sedangkan
pasal 33 ayat 3 menyebutkan bahwa bumi dan air dan kekayaan yang terkandung
di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat. Hal ini memberikan makna bahwa monopoli atas cabang
produksi yang penting dan menguasai hayat hidup orang banyak serta kekayaan
alam oleh negara semata-mata untuk mengamankan agar jangan sampai jatuh ke
tangan swasta atau perorangan yang tidak bertanggung jawab. Pelaksanaan Pasal
33 ayat 2 dan 3 oleh pemerintah direalisasikan melalui pendirian Badan Usaha
Milik Negara.
Bila cabang-cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai negara, maka swasta diberikan kesempatan untuk berusaha di
cabang-cabang produksi yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak. BUMS
memiliki beberapa bentuk, yaitu :
1. Perusahaan Perseorangan Suatu bentuk badan usaha yang seluruh modal dan
tanggung jawabnya dimiliki oleh seseorang secara pribadi. Jadi, semua resiko
dan kegiatan usaha menjadi tanggung jawab penuh pengusaha. Contoh :
Penginapan, penggilingan padi, toserba, restoran. Untuk mendirikan
perusahaan perseorangan tidak ada undang – undang yang mengatur secara
khusus. Namun untuk beberapa jenis usaha, perusahaan perseorangan baru
boleh melakukan aktivitasnya setelah mendapatkan izin dari pemerintah daerah
setempat.
2. Firma Suatu persekutuan antara 2 orang atau lebih yang menjalankan usaha
dengan 1 nama dan bertujuan untuk membagi hasil yang diperoleh dari
persekutuan itu. Biasanya orang – orang yang mendirikan Firma adalah orang –
orang yang memiliki hubungan keluarga. Pendiriannya dilakukan di hadapan
notaris dengan membuat akta pendirian sebagai bukti tertulis. Firma lebih baik
daripada perusahaan perseorangan sebab memiliki modal lebih besar dan
dikelola lebih dari 1 orang. Contoh : konsultan hukum dan pengacara.
3. Persekutuan Komanditer (CV) CV singkatan dari Commanditaire
Vennotschaap yang berasal dari Bahasa Belanda, dalam Bahasa Indonesia
dikenal dengan istilah persekutuan komanditer. Persekutuan Komanditer
adalah suatu persekutuan yang terdiri atas beberapa orang yang menjalankan
usaha dan beberapa orang hanya menyerahkan modal saja. Orang yang terlibat
dalam CV ini disebut sekutu. Ada 2 jenis sekutu dalam CV yaitu, :
1. Sekutu aktif / komplementer yaitu sekutu yang menjalankan / memimpin
suatu perusahaan.
2. Sekutu pasif / komanditer Sekutu yang memercayakan modalnya kepada
sekutu aktif dan tidak bertanggung jawab menjalankan usahanya.
4. Persekutuan Terbatas (PT) Pt adalah suatu persekutuan antara 2 orang / lebih
yang menjalankan usahanya dengan modal yang diperoleh dari pengeluaran
saham. Saham adalah tanda pernyataan modal pada PT. Pemegang saham /
persero bertanggung jawab terbatas, hanya sebesar modal yang ditanam.
Keuntungan bagi persero diberikan dalam bentuk dividen : Pengolahan PT
diserahkan kepada dewan direksi Dalam menjalankan tugasnya, dewan direksi
diawasi oleh dewan komisaris.
Komponen yang memegang kekuasaan tertinggi dalam PT adalah Rapat
Umum Pemegang Saham(RUPS). Dlm RUPS,ditentukan bagaimana kegiatan
badan usaha akan dijalankan, mengangkat, memberhentikan direksi & dewan
komisaris serta mengatur pembagian dividen untuk para peserta. Berdasarkan
sahamnya PT dibedakan menjadi 2. yaitu :
1. PT tertutup Saham dalam PT ini sifatnya terbatas, jumlahnya tidak banyak
& pemegang saham biasanya saling mengenal. Biasanya hal ini ditujukan
agar kekayaan badan usaha tidak jatuh ke tangan orang lain.
2. PT terbuka Dalam PT ini, sahamnya terdaftar di bursa efek. Saham dapat
dimiliki oleh masyarakat umum & pemegang saham tidak harus mengenal.
PT biasanya menuliskan singkatan Tbk (terbuka) di belakang nama
perseronya.

Sistem Ekonomi Global dan Dampaknya


Dampak globalisasi ekonomi baik dampak globalisasi positif ataupun dampak
globalisasi negatif termasuk pengaruh globalisasi terhadap kehidupan ekonomi
akan sedikit saya ulas dalam posting saya kali ini. Makalah Dampak globalisasi
ekonomi ini, ( jika tulisan sederhana ini boleh saya sebut makalah) adalah bagian
dari opini saya sebagai aktivis koperasi sekaligus pelaku usaha kecil dalam
menyikapi globalisasi ekonomi yang dibungkus perjanjian ACFTA. saya telah
sedikit menyiggung persoalan ini dala posting saya sebelumnya yang berjudul
peluang usaha 2010. Pengertian globalisasi sendiri diambil dari kata global yang
artinya universal. Ada sebagain yang berpendapat bahwa globalisasi merupakan
proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa
seluruh bangsa dan negara berada dalam ikatan yang semakin kuat untuk
mewujudkan sebuah tatanan kehidupan baru atau kita bisa mengatikan kesatuan
ko-eksistensi yang nantinya akan mengahpus batas-batas geografis, ekonomi dan
budaya masyarakat. Penertian ini didukung oleh pihak yang mendukung
terjadinya sebuah evolusi sosial ekonomi dan budaya.
Namun bagi pihak yang tidak sependapat menyebutkan bahwa globalisasi
sebagai sebuah proyek rekayasa negara-negara adikuasa (kapitalis) untuk tetap
menjaga eksistensi dan pengaruhnya terhadap dunia terutama dunia ketiga. Stigma
negatif disematkan kepada globalisasi oleh para pendukung ide ini, globalisasi
dipandang hanya evlolusi dari kapitalisme dimana negara2 kaya akan mengontrol
perokonomian dunia sedangkan negara negara kecil atau yang sering disebuk
negara ketiga hanya dieksploitasi dan semakin terbenam karena tidak mempunyai
daya saing.
Salah satu tokoh yang berpendapat bahwa Globalisasi berdampak negatif
adalah Dosen dari Universitas Ohio Elizabeth Fuller Collins. Collins
menyebutkan bahwa dampak negatif globalisasi adalah bahwa kapitalisme pasar
bebas yang bersanding manis dengan istilah ekonomi neoliberal memperlakukan
tenaga kerja, uang, tanah dan sumber alam sebagai faktor produksi semata atau
komoditas yang diperjual belikan. Akibatnya, Suplay dan demand dari tenaga
kerja, uang, tanah dan sumber alam akan ditentukan dan menentukan harga di
pasaran. Dampak langsung yang diakibatkan kondisi ini adalah krisis finansial,
instabilitas politik, dan ancaman kelestarian lingkungan.
Penjelasan sederhana dari pernyataan diatas seperti saya tulis dalam posting
garuda vs freeport . Jika tenaga kerja hanya dianggap sebagai faktor produksi
maka karyawan tidak lebih dari mesin atau robot. Upah tenaga kerja akan ditekan
serendah mungkin agar memberikan hasil maksimal dalam mengeruk keuntungan,
faktor humanisme akan dikesampingkan dan tentu sasaran paling empuk untuk
mensuplay tenaga kerja murah adalah negara berkembang atau negara miskin
yang "terjebak" dengan iming2 investasi dan perkembangan ekonomi semu.
Pemilik modal akan meminta berbagai macam fasilitas seperti pengurangan pajak,
pasokan tenaga kerja murah dan tentu juga ketersediaan sumber daya alam dan
demi investasi negara berkembang akan mengamini semua permintaan kapitalis
akibatnya persis seperti yang terjadi di papua dengan freeport. setiap hari freeport
menghasilkan 225 ribu ton bijih emas, bahkan reuters pernah melansir 4 bos besar
freeport menerima tidak kurang Rp. 126,3 M / bulan atau 1,5 T / tahun,
bandingkan dengan APBD yang cuma ditargetkan 5,28 T. Apa yang diperoleh
papua dari kapitalisasi freeport? kemiskinan, Kerusakan hutan dan AIDS, maka
wajar jika kemudian globalisasi sebagai bentuk paling mutakhir dari kapitalisme
dianggap mengakibatkan dampak negatif yang luar biasa
Lantas jika demikian apakah ada dampak positif globalisasi ? Sebagaiman
diyakini oleh pemerintah orde baru yang kemudian diadopsi sampai saat ini
bahwa globalisasi adalah sebuah keharusan dan tidak bisa terelakan karena
memang menjadi bagian dari proses perubahan sosial maka globalisasi akan
berdampak positif bagi pemilik modal atau yang memiliki kompetensi untuk
bersaing. Globalisasi akan memberikan ruang dan pasar serta peluang usaha
semakin luas dengan konsep bordeless maka kesempatan mengembangkan usaha
akan semakin terbuka lebar, dengan catatan ini hanya berlaku bagi mereka yang
memiliki kompetensi, bagaimana dengan rakyat Indonesia yang sebagian besar
tidak memiliki kompetensi? pada saat globalisasi berlaku penuh dengan hukum
pasar yang banyak berperan sedangkan peran pemerintah semakinberkurang maka
jangan harap berbagai macam subsidi dan bantuan - bantuan akan bisa dinikamati,
gak akan ada lagi kata mutiara cinta untuk rakyat, contoh kongkrit adalah
pengahapusan subsidi BBM yang dilakukan agar asing bisa ikut bermain dalam
bisnis BBM adalah bentuk nyata dari proses globalisasi, jangan heran jika suatu
saat air juga diprivatisasi
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Koperasi merupakan asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan


usaha bersama atas dasar prinsip-prinsip koperasi, sehingga mendapatkan
manfaat yang lebih besar dengan biaya rendah melalui perusahaan yang
dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya.
2. Bisnis adalah usaha menjual barang atau jasa yang dilakukan oleh
perorangan, sekelompok orang atau organisasi kepada konsumen
(masyarakat) dengan tujuan utamanya adalah memperoleh
keuntungan/laba (profit). Pada dasarnya, kita melakukan bisnis adalah
untuk memperoleh laba atau keuntungan (profit)

Saran

Dari makalah yang telah penulis buat, mungkin terdapat kesalahan dan
kekurangan baik itu dari penulisan atau dari kata-katanya, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca, agar dapat memberikan
motivasi atau nasihat guna memperbaiki makalah ini nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Taneo, S.P. (2009). Konsep dasar ilmu-ilmu social. [online].


Tersedia: http://www.fkip.unej.ac.id/attachments/221_Kajian_IPS_2_0.pdf
TAP MPR no IV/MPR/1999. (1999) [online]
Tersedia: http://tatanusa.co.id/tapmpr/99TAPMPR-IV.pdf
Koperasi syariah. (2009). Fungsi dan Peran Koperasi. [online]
Tersedia: http://www.koperasisyariah.com/fungsi-dan-peran-koperasi/

Anda mungkin juga menyukai