Anda di halaman 1dari 90

BUKU PANDUAN RAPAT KERJA NASIONAL

Tim Penyunting
Monica Subastia
Santoso Setio
Ade Rahmat Ridwan
Al Bawi

Tata Letak dan Cover


Audianus Sutedja

Penerbit
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.103. Yogyakarta
Jl. Menteng Raya no.62. Jakarta Pusat

Tema
“Spirit Kolaboratif Ciptakan Pelajar Inovatif”

Pimpinan Pusat
Ikatan Pelajar Muhammadiyah 2018 - 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI _____________________________________________ 1


Jadwal Acara Rapat Kerja Nasional IPM _________________________ 2
Kata Pengantar Ketua Umum PP IPM ___________________________ 5
Visi dan Misi ______________________________________________ 8
Konsep Bidang Umum _______________________________________ 9
a.Konsep Kepemimpinan ____________________________________ 9
b.Konsep kesektretariatan____________________________________ 14
c.Konsep keuangan _____________________________________ 16
Program Bidang __________________________________________ 17
A.Bidang Organisasi _____________________________________ 17
B.Bidang Perkaderan _____________________________________ 25
C.Bidang Kajian Dakwah Islam ________________________________ 31
D.Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan _________________________ 34
E.Bidang Apresiasi Seni Budaya Dan Olahraga ____________________ 39
F. Bidang Advokasi ________________ Error! Bookmark not defined.
G.Bidang Ipmawati _____________________________________ 47
h. Bidang Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan ___________ 50
I.Bidang Hubungan Dan Kerja Sama Luar Negeri __________________ 55
Pedoman Umum Kerja _____________________________________ 58
Timeschedule ____________________________________________ 73

1
Jadwal Acara Rapat Kerja Nasional IPM

JAM AGENDA PENANGGUNG JAWAB


Jumat, 29 Maret 2019
13:00 – 17:00 Registrasi + Menuju Penginapan Kesekretariatan
17:00 – 18:00 Perjalanan menuju Rumah Dinas Acara
Gubernur Sumatera Selatan
18:00 – 18:30 ISHO
18:30 – 19:30 Makan Malam bersama Gurbenur
Sumatera Selatan
19:30 – 22:30 Pembukaan MC
- Kalam Illahi
- Menyanyikan Lagu Paduan Suara Siswa
Muhammadiyah
1. Indonesia Raya
2. Sang Surya
3. IPM Berjaya
- Penampilan Tim Pengisi Acara
- Sambutan Sambutan :
1. Ketua Panitia 1. Ahmad Basyiruddin
2. Ketua Umum PP IPM 2. Hafizh
Syafa’aturrahman
3. Ketua Umum PP Muhammadiyah 3. Dr. H. Haedar Nashir,
M.Si
Orasi Kebangsaan oleh Menteri Dr. (HC) H. Imam
Pemuda dan Olahraga Republik Nahrawi, S.Ag., M.KP
Indonesia
“The Spirit of Youth and Hope of the
Nation”
- Pengumuman
- Penutupan MC
22:30 – 23:30 Kembali menuju Penginapan Wisma Atlet Jakabaring
Sport City
23:30 – 00:00 Istirahat
Sabtu, 30 Maret 2019

2
00:00 – 04:00 Istirahat
04:00 – 05:00 Sholat Subuh Berjamaah
05:00 – 06:00 Persiapan Pawai Semarak Rakernas + Acara
Makan Pagi
06:00 – 06:30 Pelepasan Pawai Semarak Rakernas Prof. Dr. Muhajir
oleh Menteri Pendidikan dan Effendy, M.A.P
Kebudayaan Republik Indonesia
06:30 – 08:00 Pawai Semarak Rakernas Acara
“Pendidikan Karakter Kuat, Jasmani
Sehat”
08:00 – 10:00 Konser Amal dan Pentas
Ektrakurikuler
10:00 – 12:00 Seminar Literasi Berdikari Moderator :
"Membangun Peradaban Bangsa Nurcahyo Yudi
melalui Budaya Literasi dan Hermawan
Berkarakter Mandiri"
Narasumber :
Kepala Perpustakaan
Nasional RI
12:00 – 13:00 ISHOMA Konsumsi
13:00 – 14:00 Pemaparan Visi dan Misi PP IPM Ketua Umum
14:00 – 15:00 Pemaparan Bidang Umum
15:00 – 16:00 ISHO
16:00 – 18:00 Kelompok Koordinasi Bidang A : Kelompok Bidang A :
- Bidang Umum Monica Subastia
- Bidang Perkaderan
- Bidang Organisasi
- Bidang HUBLA
Kelompok Koordinasi Bidang B : Kelompok Bidang B :
- Bidang Advokasi Ismi Istiqomah
- Bidang Ipmawati
- Bidang KDI
Kelompok Koordinasi Bidang C : Kelompok Bidang C :
- Bidang ASBO Nurcahyo Yudi
Hermawan
- Bidang PIP
3
- Bidang PKK
18:00 – 20:00 ISHOMA Konsumsi
20:00 – 22:00 Lanjut Kelompok Koordinasi Bidang
22:00 – 00:00 Pemaparan Hasil Koordinasi Bidang Penanggung Jawab
Kelompok Bidang A – C
Ahad, 31 Maret 2019
00:00 – 04:00 Istirahat
04:00 – 05:00 Sholat Subuh Berjamaah
05:00 – 08:00 Makan Pagi + Senam Sehat Konsumsi
08:00 – 10:00 Seminar 4 Pilar Kebangsaan Ketua MPR RI
10:00 – 12:00 Penutupan :
Pembukaan MC
- Kalam Illahi
- Menyanyikan Lagu Paduan Suara Siswa
Muhammadiyah
1. Indonesia Raya
2. Sang Surya
3. IPM Berjaya
- Sambutan Sambutan :
1. Ketua Panitia 1. Ahmad Basyiruddin
2. Ketua Umum PP IPM 2. Hafizh
Syafa’aturrahman
3. Ketua Umum PP Muhammadiyah 3. Dr. H. Haedar Nashir,
M.Si
- Launching Program Nasional PP
IPM :
1. Sistem Informasi IPM Bidang Organisasi
- Penutupan MC
12:00 – 13:00 ISHOMA Konsumsi
13:00 – 17:00 Wisata Keliling Kota Palembang Panitia Lokal

4
Kata Pengantar Ketua Umum PP IPM
Periode 2018-2020
Assalamualaikum Wr. Wb.

ُ‫لله الـ َح ْود‬


ُ ‫ب‬ُ‫ العَالَ هـويْيَُ َر ه‬، ُ‫ هل ْلوت َّ هقيْيَُ َوالعَاقهبَت‬، ‫ل‬
ُ َ َ‫ّل عد َْواىَُ ف‬ َّ ‫ص َلةُ ؛ ال‬
ُ َّ ‫ظا هل هـويْيَُ َعلَى إه‬ َّ ‫َوالس ََّلمُ َوال‬
ُ‫اء أَ ْش َر ه‬
‫ف َعلَى‬ ُ‫س هليْيَُ األ َ ًْ هبيَ ه‬ َ ‫ هل ْل َعالَ هويْيَُ َر ْحـ َوتُ للاُ أَ ْر‬، ‫اج هُه َو َعلَى‬
َ ‫ َوالـو ْر‬، ‫سلَهُ هـ َح َّودُ َو َح هب ْي هبٌَا ًَ هب هيٌَا‬ ‫أ َ ْز َو ه‬
ُ‫ث‬ َّ ‫ث ال‬
‫طاه َهرا ه‬ ُ‫ الـوؤْ ههٌهيْيَُ أ َّه َها ه‬، ‫ط هي هبيْيَُ آ هل هُه َو َعلَى‬ َّ ‫ص َحا هب هُه ال‬
ْ َ‫ْي الغ هُر َوأ‬
ُ‫اهي ه‬ ُْ ‫ساىُ ت َ هب َعه ُْن َو َه‬
‫ الـ َو َي ه‬، ‫ي‬ َ ْ‫هبئهح‬
‫ْي َي ْى هُم هإلَى‬ ‫ ه‬، ‫َب ْعدُ أَ َّها‬
ُ‫الدي ه‬
Pertama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puji serta syukur kita
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kita nikmat dan hidayah untuk kita selalu
berhidmat dalam perjuangan menegakan ajaran islam dan menyebarkan nilai-nilai
keislaman secara kafah di ikatan pelajar muhammadiyah.
kedua solawat beserta salam kita limpah curahkan kepada suriteladan kita semua yaitu
Nabi kita Muhammad SAW. Beliaulah pemimpin peradaban yang dapat
mentransformasikan peradaban menjadi peradapan dengan ilmu pengetahuan yang
begitu melimpah semoga kita dapat selalu meneladani perjuangan beliau dalam
dakwah Amar ma’ruf nahi munkar.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah organisasi pelajar yang bergerak di
tingkat kepelajaran, bergerak untuk mencerdaskan, memberdayakan dan memajukan
pelajar dalam rangka membangun karakter calon pemimpin bangsa. Menjadi
organisasi otonom Muhammadiyah sudah seyogyanya IPM mengindahkan kebijakan
Muhammadiyah dan selaras dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah untuk
Menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga menjadi masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya. IPM hadir bukan untuk mengisi kekosongan pergerakan saja ketika
itu tetapi IPM hadir dan didirikan untuk sama-sama berperan berdakwah amal ma’ruf
nahi munkar dikalangan pelajar.
IPM sebagai organisasi dakwah amal ma’ruf nahi munkar di kalangan pelajar
memiliki pekerjaan rumah (PR) yang begitu besar, komplek dan rumit mesti segera di
selesaikan secara bertahap. tawuran pelajar, bolos sekolah, pelecehan seksual,
pemalakan, dan bullying masih sering terjadi dikalangan pelajar walaupun
permasalahan ini dikata gorikan klasik. Akantetapi belum ada pemecahan masalah
secara konkrit yang dapat di tawarkan. Belum saja permasalahn klasik tersebut
terselesaikan masih ada permasalahan yang harus kita hadapi yaitu bagaimana
menghadapi era digital, bonus demografi, globalisasi dan 21 st century skill yang
sasaran utama pada hal ini ialah pelajar sebagai generasi muda.

5
Pada realitasnya kondisi pelajar sekarang ini atau yang sering disebut sebagai
kelompok muda milenial ini memiliki khas yang begitu unik, mulai dari life style,
pemikiran dan juga pola komunikasi yang cenderung ingin lebih cepat dan simpel,
tidak mau ribet dan birokratis sehingga pada hal ini kelompok milenial cenderung
berkumpul atas dasar hobi dan kesamaan tertentu yang membuat mereka nyaman
dna tidak mau terikat.
Selain pada itu keadaan revolusi industri dan juga big data menuntut kita
untuk merubah (great shifting) pergerakan yang cenderung klasikal dan kaku kedalam
sebuah pergerakan yang inklusif dan dinamis tanpa meninggalkan nilai-nilai dan
paradigma islam berkemajuan. Pola-pola seperti inilah yang menuntut IPM untuk
semakin kreatif dan inovatif dalam menyusun dan merancan pergerakan.
Pada muktamar XXI di sidoarjo dengan tema “ Meneguhkan karyanyata
mendorong generasi berkemajuan” menghasilkan sebuah ide dan gagasan untuk
bersama-sama kita laksanakan. Adapun Amanah muktamar tersebut ialah
pembangunan komunitas kreatif sebagai strategi kultural gerakan pelajar berkemajuan
untuk melakukan transformasi individu, sosial dan kebudayaan ditengah masyarakat
global. Selain itu pula arah dan isu wacana yang digagas harus dapat menjadi daya
tarik dikalangan pelajar.
Atas dasar amanah dan realitas tersebut maka pada periode ini mengusung
tema “IPM sebai rumah kreatif pelajar” dengan empat misi sebagai pilar dan fondasi
utama rumah kreatif pelajar yaitu pertama penguatan idiologi sebagai upaya
penanaman dan penguatan nilai-nilai keislaman, kebangsaan dan kmuhammadiyahan.
Kedua penguatan jejaring yaitu sebuah upaya dalam pemetaan potensi pelajar. Ketiga
reformasi birokrasi yaitu sebuah upaya untuk memberikan akses informasi yang
aksesibel. Keempat literasi kreatif yaitu sebuah strategi atau upaya untuk memberikan
wadah minat dan bakal pelajar untuk mengaktualisasikan dirinya.
Maka pada momentum rakernas ini adalah sebuah kesempatan bersama
untuk menyatukan frekuensi bersama dalam mengkonsolidasikan arah dan kebijakan
IPM duatahun mendatang. Maka oleh sebab itu kami pimpinan pusat IPM berharap
agar semua pimpinan dari tingkat wilayah hingga tingkat ranting dapat berkolaborasi
bersama dalam mensukseskan dan membawa IPM sebagai rumah kreatif yang diminati
oleh para pelajar seluruh Indonesia. Selain itu pula strategi ini pula bukan berarti
menafikan nilai-nilai dari IPM itu sendiri akan tetapi kita harus dapat memasukan nilai-
nilai IPM kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya pelajar melalui komunitas-
komunitas kreatif yang berada di setiap tingkatan. Hal ini merupakan alternatif solusi
dikala para pelajar mencari kesenangan yang hedonis, maka IPM hadir memfasilitasi
potensi pelajar menjadi hal yang produktif. Selian itu pula sudah saatnya kita
melebarkan jaringan dakwah bukan hanya pada lingkup pelajar muhammadiyah saja
tetapi sudah harus masuk kedalam pelajar-pelajar yang bukan bersekolah di
muhammadiyah (inklusi). Berdiaspora di sekolah negeri, borkuntribusi di masyarakat

6
sebagai agent of change yang dapat mentransformasikan pelajar sebagai individu yang
produktif, pelajar sebagai tatanan sosial yang dapat menjaga keutuhan umat, bangsa
dan negara dan pelajar sebagai penjaga kebudayaan (kearifan lokal) kepada arah yang
berkemajuan lagi.
Maka oleh sebab itu mari kita bersama-sama membangun IPM lebih jauhnya
membangun bangsa dengan berkolaborasi bersama menyatukan visi, dan misi untuk
langkah yang lebih maju lagi di Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Mudah-mudahan
setelah terlaksananya rakernas ini semua pimpinan mulai dari tingkat wilayah hingga
ranting dapat memahami hal ini dan dapat berkontribusi nyata terhadap IPM. Mari
kita buat sebuah perubahan yang baik, tak usah kita dikenang dengan sensi tapi
kenanglah kita dengan karya yang membawa solusi. Selamat berjuang dan
bersemangat karna bukan rindu yang berat tetapi berdakwah untuk membawa
perubahanlah yang berat. Jikalah mau rindu, rindulah pada karya-karya pelajar bukan
pada melani karna yang akan di kenang bukanlah orang tetapi karya.

Nunn Walqolami Wama Yasturun


Wasalamualaikum Wr. Wb.

7
Visi dan Misi
Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Periode 2018-2020

Visi
Menjadikan IPM sebagai Rumah Kreatif pelajar
Misi

1. Penguatan Idiologi Kader: guna mengokohkan idiologi kader


2. Penguatan Jejaring: guna pemetaan potensi pelajar guna penguatan
pembangunan berkelanjutan
3. Reformasi Birokrasi: membuat sistem yang terintegrasi
4. Literasi Kreatif: guna meningkatkan daya saing global
Indikator
1. Produksi wacana keilmuan dan gerakan terutama isu-isu kontemporer tanpa
meninggalkan nilai-nialai IPM
2. Terbukanya peta potensi pelajar dalam pengembangan minat dan bakat
pelajar
3. Terbuatnya sistem birokrasi (administrasi:keuangan, kesekertariatan,
pedoman-pedoman, dll)
4. Tersusunya strategi komunitas kreatif pelajar sebagai wadah kreatif pelajar,
yang pada kali ini dengan jargon (#jihadliterasi)

8
Konsep Bidang Umum

a. Konsep Kepemimpinan
Visi Ideal IPM
Terwujudnya pelajar muslim yang berkemajuan
Misi Ideal IPM

a. Membebaskan pelajar dengan Tauhid yang murni berdasarkan Al-Quran


dan As-Sunnah.
a. Mencerdaskan pelajar dari kebodohan, dengan melakukan tradisi Iqra‟
dan keilmuan

b. Memberdayakan individu dan komunitas pelajar, dengan pendekatan


apresiatif terhadap minat, bakat dan potensi pelajar.

1. Landasan Yuridis

Bahwa program Muhammadiyah dengan rangkaian kebijakan dan


kegiatannya senantiasa berpijak pada:
1. Al Quran dan As Sunnah sebagai sumber ajaran dan hukum Islam.
2. Mengindahkan falsafah dan dan dasar negara serta hukum yang sah
dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.
3. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Peraturan-peraturan
yang berlaku dalam Persyarikatan.

2. Prinsip Pelaksanaan Program


Program IPM dirumuskan dan dilaksanakan dengan berpedoman pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Prinsip Ketauhidan; maksudnya program IPM hendaknya merupakan
perwujudan dari iman dan tauhid kepada Allah
2. Prinsip Kerahmatan; maksudnya program IPM hendaknya merupakan
penjabaran dan pelaksanaan dari fungsi rahmatan lil alamin
3. Prinsip Kerisalahan; maksudnya program IPM hendaknya merupakan
penjabaran dan pelaksanaan dari fungsi kerisalahan umat Islam, yaitu
dakwah amar makruf nahi munkar dalam arti yang luas

9
4. Prinsip Kemaslahatan; maksudnya program IPM hendaknya
memperhatikan kemaslahatan umum
5. Prinsip Keilmuan; maksudnya program IPM direncanakan dan
dilaksanakan secara rasional dengan memperhatian dan
memanfaatkan secara ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memungkinkan
6. Prinsip Kekaderan; maksudnya program IPM selalu dijiwai nilai-nilai
kekaderan. Semua yang dilakukan IPM dalam rangka proses kaderisasi
yang bersifat pemberdayaan anggota
7. Prinsip Kemandirian; maksudnya program IPM direncanakan dan
dilaksanakan secara mandiri dengan tujuan menciptakan kemandirian
pelajar.
8. Prinsip Kreativitas; maksudnya program IPM hendaknya merupakan
penjabaran dan pelaksanaan dari fungsi kekhalifahan umat Islam
dalam mengelola kehidupan secara kreatif
9. Prinsip Kemanusiaan; maksudnya program IPM direncanakan dan
dilaksanakan tidak secara ekslusif. Artinya orientasi program IPM
selalu diarahkan untuk kemanusiaan, tanpa memandang suku, agama,
ras, dan budaya.

3. Tujuan Program Jangka Panjang (Visi IPM 2024)


Program IPM Jangka Panjang adalah suatu tahapan pencapaian
tujuan IPM itu sendiri. Secara spesifik rumusan tujuan Program Jangka
Panjang sebagai Visi IPM 2024 adalah: “Membumikan Gerakan Pelajar
Berkemajuan dengan Menjadikan IPM sebagai Rumah Minat dan Bakat
Pelajar Indonesia disertai Nilai-nilai Ajaran Islam sebagai Komponen
Masyarakat Islam yang Sebenar-Benarnya ”,yang ditandai dengan:
1. Tebentuknya sistem gerakan IPM sebagai gerakan pelajar
Indonesia yang unggul di bandingkan gerakan-gerakan pelajar lain
dalam melaksanakan misi dakwah dan pencerdasan yang
ditunjukkan dengan sistem gerakan yang maju, profesional, modern
yang dilandasi nilai keikhlasan dan komitmen penggerakknya,
10
disertai dengan pemahaman ideologi, paradigma, dan visi gerakan
IPM yang didalam individu-individu teraktualisasi nilai-nilai publik
dan sosial dalam ruang organisasi.
2. Terbentuknya sistem manajemen organisasi dan
kepemimpinan kolektif-kolegial yang efektif, produktif, dinamis
sehingga mampu menghadirkan keteladanan, memproyeksikan
masa depan (berkemajuan) untuk perubahan dengan memobilisasi
seluruh potensi pelajar Indonesia untuk kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang berkualitas dengan meningkatnya
kehidupan keagamaan, moralitas, keilmuan, dan etos kerja
kemanusiaan.
3. Terbentukknya model dan pola jaringan pada level
komunitas, keummatan, kebangsaan dan cita-cita menuju
peradaban global dengan mendorong berkembangnya
fungsi-fungsi kekuatan sosial dan pemerintahan yang menjamin
terwujudnya kehidupan bangsa dan negara yang maju, adil,
makmur, bermartabat, dan berdaulat di bawah naungan ridha Allah
SWT (baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur).
4. Terbentukknya sumberdaya sebagai wahana melahirkan generasi
Islami yang berkemajuan (sumberdaya manusia) ditandai dengan
sistem kaderisasi yang berkelanjutan dan anggota organisasi sebagai
subyek gerakan serta transformasi kader di berbagai lini kehidupan,
juga tersedianya modal bagi berjalannya roda organisasi yang
berorintasi sosial (sumberdaya finansial), serta membangun tatanan
infrastruktur seperti sistem informasi,komunikasi dan karya yang
memadai untuk keberlangsungan IPM.
5. Terbentuknya kesadaran bahwa IPM dalam melakukan aksi dan
pelayanan ialah sebagai wahana dakwah di dunia pelajar, baik lewat
karya kreatif, program dan kegiatan unggul yang sesuai dengan
kebutuhan pelajar Indonesia. Sehingga nilai-nilai ajaran Islam dan
tumbuhnya kesadaran sebagai warga dunia yang lebih luas akan
keutamaan kehidupan Islami, yang menjamin terciptanya tatanan
kehidupan (pergaulan) yang utama di segala bidang kehidupan
sebagai wujud kehadiran Islam yang bersifat rahmatan lil’’alamin.

a) Sasaran Umum
Muktamar XXI (2018-2020), diarahkan kepada pembangunan
komunitas kreatif sebagai strategi kultural Gerakan Pelajar Berkemajuan
untuk melakukan transformasi individu, transformasi sosial, dan transformasi
kebudayaan di tengah masyarakat global

11
b) Indeks Progresivitas Gerakan IPM
Indeks Progresivitas Gerakan (IGP) IPM merupakan satu metode
yang digunakan oleh IPM untuk mengukur keberhasilan sebuah
organisasi dalam satu periode tertentu. Di sini, IPM telah merumuskan
empat ranah yang menjadi tolok ukur keberhasilan gerakan IPM dalam
setiap satu periodenya di berbagai jenjang struktur, baik dari Ranting
hingga Pusat. Keempat ranah itu adalah ranah kepemimpinan, ranah
kaderisasi, ranah program kerja, dan ranah produk. Masing-masing
ranah memiliki indikator yang menjadi tolok ukur keberhasilan dari
masing-masing ranah tersebut. Berikut ini penjelasannya:

No. Ranah Indikator

1. Visi tentang IPM yang ideal

2. Mampu membangun kesadaran kolektif

3. Memproduksi wacana-wacana gerakan

1. Kepemimpinan 4. Mampu menggerakkan aktor dan struktur

Mampu mengartikulasikan kepentingan


5.
basis gerakan

6. Mampu membangun jaringan eksternal

Pelaksanaan Taruna Melati atau kegiatan


1. kaderisasi pendukung lainnya yang sesuai

SPI

2. Ada kegiatan follow up kaderisasi


2. Kaderisasi

3. Pendampingan yang berkelanjutan

12
Munculnya komunitas-komunitas hasil
4.
perkaderan sebagai basis gerakan

Adanya program-program di setiap bidang


1.
sebagai penerjemahan gerakan

2. Adanya follow up dari program


3. Program Kerja
Adanya komunitas-komunitas
3.
pascapelaksaan program

4. Ada kegiatan rutin di masing-masing bidang

Setiap bidang melahirkan produk dalam


1. bentuk artefak-artefak, seperti: buku,

4. Produk majalah, buletin, website, kaos, striker, dll.

Distribusi artefak baik di internal IPM


2.
maupun ke eksternal.

13
b. Konsep kesektretariatan

Dalam mengawal orientasi ikatan, bidang kesekertariatan


PP IPM berfokus pada sistem pergerakan dan kepemimpinan
dengan manajemen kepemimpinan, dan sistem informasi
manajemen sebagai wadah atau fasilitator dalam melaksanakan
aksinyata ikatan, maka untuk mencapai itu semua di butuhkan
beberapa langkah:
1. Konsolidasi dan penertiban sistem administrasi organisasi;
kosolidasi dan penertiban sistem organisasi merupakan sebuah
upaya dalam pengorganisasian sistem yang ada sehingga terbangun
sebuah iklim organisasi yang kondusif (Sosialisasi seluruh pedoman
organisasi, penerbitan pedoman-pedoman, membuat sistem/tata
aturan organisasi mulai dari alur komunikasi.
2. Pengorganisasian dan pengembangan konsep pelaksanaan
administrasi; merupakan upaya penyempurnaan sistem yang sudah
ada, sebagai perangkat yang efektif dan efisien dalam membangun
infrastruktur organisasi untuk aksinyata pelajar berkemajuan
(Penertiban dan sosialisasi tanfidz muktamar dan Tanwir.
3. Optimalisasi pelayanan dan pemenuhan administrasi
Organisasi; Pelayanan kebutuhan administrasi keanggotaan
4. Membentuk Sistem Informasi IPM (SII); sebuah upaya dalam
mengkolaborasikan seluruh unit yang ada di organisasi, untuk
mempermudah organisasi dalam memperoleh data, pengambilan
keputusan dan administrasi yang terpola.

14
Analisis Indikator
No. Program Aksi Kreatif Waktu
Potensi Pencapaian
Program 1 : Optimalisasi sosialisasi sistem adminiastrasi organisasi IPM
1 Sosialisasi Dikerjakan Disahkan RAKERPIM
Pedoman bersama dalam oleh
Umum Kerja bidang quorum
dan Organisasi Rakerpim
Mekanisme kemudian
Kerja Disosialisasikan
ketika
Rakerpim
2 Optimalisasi Dikerjakan Disampaikan Selama
Sosialisasi bersama pada Turba periode
Pedoman bidang dan Regional
Administrasi Organisas Meeting
dan Organisasi
IPM
Program 2 : Optimalisasi pelaksanaan administrasi organisasi IPM
3 Penerbitan dan Dibagikan ke 1. terbitnya terbit
Sosialisasi wilayah ketika tanfidz Sebelum
Tanfidz RAKERNAS 2. 100% April 2019
Muktamar XXI
wilayah
IPM
memiliki
4 Penerbitan dan 3. terbitnya Desember
Sosialisasi tanfidz 2019
Tanfidz Tanwir 4. 100%
IPM
wilayah
memiliki
Program 3 : Optimalisasi pelayanan dan pemenuhan administrasi organisasi
IPM
5 Pelayanan dan Dikerjakan Database Selama
Pemenuhan dengan bidang Keanggotaan periode
KTA Organisasi Online

15
6 Pelayanan Dikerjakan Selama
administrasi bersama periode
dan Kepala Kantor
kesekretariatan dan SE PP IPM

7 Pemenuhan Kerjasama Tentatif


atribut dengan
organisasi bandahara

9 Optimalisasi Dikerjakan Pusat Tentatif


Sistem Pusat bersama Informasi
Informasi IPM Pimpinan dan dan
Tim Media Database
Umum
Organisasi
berbasis
Online

c. Konsep keuangan
Bidang keuangan diharapkan mampu menopang kelancaran bidang yang lain.
Untuk menjalankan program kerja bidang dan organisasi, maka perlu dipersiapkan
sumber daya salah satunya dalam bentuk materi. Meskipun wacana keuangan bukan
segalanya, tapi tanpa perencanaan dan ketersediaan uang program tersebut tidak
dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu bidang keuangan menjabarkan strategi
bidang dalam beberapa poin sebagai berikut:
1. Membuat rencana strategis serta mengatur jalan distribusi dan mekanisme
keuangan
2. Implementasi kebijakan Uang Infaq Siswa dari Dana Taawun Lingkungan
Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah
3. Sosialisasi dan pendampingan pelaksanaan pedoman keuangan Ikatan Pelajar
Muhammadiyah
4. Mengawal kolaborasi pelaksanaan program berbasis kemitraan terkait
keuangan dengan berbagai lembaga

16
PROGRAM BIDANG

A. BIDANG ORGANISASI

1. Pendahuluan
Bidorisme bukan sebuah paham, tapi bentuk rasa cinta untuk selalu taat dan
patuh akan norma organisasi yang sudah di sepakati bersama akan ikatan tercinta
ini.
2. Visi Misi Bidang Perkadera
 Visi
Terwujudnya IPM sebagai organisasi terdepan dalam merespon dinamika zaman
dan perkembangan global sebagai wujud Gerakan Pelajar Berkemajuan
 Misi
a) Meningkatkan konsolidasi gerakan di berbagai tingkatan yang
berorientasi pada penguatan jejaring internal dan akar rumput
melalui pembinaan dan pendampingan
b) Melengkapi dan menguatkan basis data organisasi sebagai dasar
pelaksanaan program yang terukur dan tepat sasaran
3. Garis Besar Program kerja
Sistem Gerakan IPM adalah seperangkat nilai spesifik yang melandasi segala
aktivitas IPM, baik dalam manajemen organisasi, landasan program, atau
aktvitias IPM. Sistem Gerakan IPM berarti apa saja yang menjadi kriteria
keberhasilan gerakan IPM baik itu yang melingkupi pendekatan struktural
(struktur kepemimpinan) atau pun pendekatan kultural (komunitas).
Terdapat enam Sistem Gerakan IPM; keilmuan, kekaderan, keberpihakan,
pemberdayaan, keislaman, kemanusiaan, dan keorganisasian.

17
Sistem Gerakan IPM adalah bentuk konkret penerapan sistem gerakan.
Capaian bidang berbasis program ditentukan melalui lima aspek
pengembangan program kerja yang menjadi penerjemah visi IPM visi yang
bersifat adiluhung, berjangka panjang, dan menunjukkan kedalaman nilai.

5. Sistem Gerakan Bidang Organisasi


Mengembangkan sistem organisasi IPM yang maju, efektif, dan professional
berbasis data
Sistem Gerakan berkaitan dengan alur internalisasi dan
eksternalisasi nilai organisasi. Internalisasi nilai berarti nilai apa saja yang
diharapkan menjadi pegangan bersama antara setiap anggota organisasi.
Jika berkaitan dengan bidang-bidang, berarti nilai semacam apakah yang
diharapkan oleh bidang yang bersangkutan menjadi pegagan dan komitmen
bersama. Sedangkan eksternalisasi nilai berarti nilai apa sajakah yang
diharapkan mampu menjadi tujuan organisasi atau secara spesifik setiap
bidang yang ada di IPM. Sistem gerakan disusun dengan berpedoman pada
nilai-nilai yang tertuang dalam Aktualisasi Sistem Gerakan IPM.
6. Organisasi dan Kepemimpinan Bidang Organisasi

“ Meningkatkan kualitas dan fungsi-fungsi kepemimpinan organisasi di


berbagai tingkatan yang berbasis pada penerapan budaya kerja
organisasi yang manusiawi, apresiatif, amanah dan terukur.
organisasi dan kepemimpinan berarti hal apa saja yang dibutuhkan atau harus
disediakan oleh organisasi dan kepemimpinan dalam memfasilitasi
perjalanan organisasi menuju terwujudnya visi.

18
7. Jaringan Bidang Organisasi


Memperkuat jaringan kelembagaan IPM melalui komunikasi intensif dan
pendampingan sehingga mampu bersinergi membangun organisasi

Jaringan berkaitan dengan apa yang harus dilakukan oleh bidang


atau organisasi dalam memfasilitasi tercapainya visi yang berkaitan dengan
kemitraan. Misalnya untuk mencapai visi gerakan Iqro‟ maka perlu
ditentukan bagaimana, dengan siapa, IPM harus membangun jejaring.

8. Sumber daya Bidang Organisasi


Meningkatkan kualitas kepemimpinan di berbagai tingkatan agar
mampu menjalankan misi ikatan
sumber daya adalah hal apa saja yang dapat dicapai oleh kerja
organisasi atau bidang berkaitan dengan peningkatan kapasitas anggota dan
sasaran program. Sumber daya juga berarti dukungan apa yang dibutuhkan
oleh organisasi atau bidang agar visinya tercapai (dukungan finansial atau
infrastruktur).
9. Aksi Bidang Organisasi


Meningkatkan konsolidasi gerakan di berbagai tingkatan yang
berorientasi pada penguatan jejaring internal dan akar rumput
melalui pembinaan dan pendampingan
Melengkapi dan menguatkan basis data organisasi sebagai dasar
pelaksanaan program yang terukur dan tepat sasaran.
Aksi adalah wujud konkret dari strategi perencanaan visi. Aksi juga
berarti garis besar dari apa yang dapat dilakukan agar visi tercapai.

19
ASPEK PENJELASASAN
SISTEM GERAKAN 6. Menata penglelolaan dan fungsi
managerial organisasi dalam
rangka menginisasi dan
mempelopori sistem organisasi
yang baik bagi Pimpinan Wilayah
hingga Ranting secara nasional
7. Mengontrol ketepatan fungsi dan
sistem organisasi yang suda ada
saat ini serta melakukan
pembenahan dan pengembangan
ORGANISASI DAN 1. Menjadikan PP IPM sebagai
KEPEMIMPINAN rujukan organisasi dengan sistem
dan gerakan yang baik secara
nasional bagi internal maupun
eksternal
2. Sebagai sentral pembelajaran
kepemimpinan dan
keorgarnisasian ideal secara
nasional
JARINGAN 1. Pimpinan Pusat Muhammadiyah
dan Aisyah beserta Majelis
Lembaga
2. Organisasi Otonom Persyarikatan
tingkat Pusat
3. Poros Pelajar Nasional ( IPNU,

20
IPPNU, PII, Wasathiyah, dll )
4. Pemerintahan Pusat,
Kementerian, dan BUMN
5. Organisasi Masyarakat, Partai
Politik, LSM tingkat Nasional
SUMBER DAYA Memaksimalkan pemberdayaan SDM baik
di dalam pimpinan pusat, maupun
pimpiman wilayah secara nasional
AKSI 10. Menyusun database pimpinan,
organisasi, perkaderan dll secara
nasonal berupa Big Data
11. Melakukakan pendampingan ke
34 Pimpinan Wilayah
12. Verifikasi, Validasi, Pendataan
Potensi Organisasi dan Pimpinan
dalam bentuk database
organisasi
13. Melakaukan supervisi dan kontrol
terhadap pelaksanaan agenda
agenda organisasi didalam IPM
berupa Regional Meeting
14. Pemberayaan cabang ranting IPM
dalam rangka masifikasi gerakan
dan program kerja berupa
Apresiasis IPM Award
15. Pelaksanaan Rakernas

21
16. Pelaksanaan Rakornas Bidang
Organisasi
17. Pelaksanaan Tanwir 2019
18. Pelaksanaan Muktamar IPM XXII
2020

4. Program Kerja Bidang


a) Rakernas IPM 2019
b) Tanwir IPM 2019
c) Muktamar IPM XXII 2020
d) Pemberdayaan dan Pendampingan Wilayah
e) Rakornas Bidang Organisasi
f) Integrasi Interkoneski Data IPM
5. Agenda Program Bidang Organisasi
NO PROGRAM ANALISIS POTENSI AKSI INDIKATOR WAKTU
KREATIF PENCAPAIAN
1 RAKERNAS Diperlukanya Diskusi, Tersosialisasi Bulan
IPM 2019 koordinasi Pleno di nya Proram April
konsolidasi Perluas, Kerja PP IPM 2019
antara PP IPM Seminar Terkonsolida
dalam rangka Nasional, sinya
sinergisitas Worksho Pimpinan
kepemimpinan p Wilayah se
IPM 2018-2020 Indonesia
akan arah
gerakan IPM
2 TANWIR Diperlukanya Diskusi, Terselengara Bulan
IPM 2019 wadah untuk Pleno di nya Novem
revitalisasi Perluas, pelaporan ber
gerakan Seminar pertanggung 2019
Kepemimpinan Nasional, jawaban PP
dan Ikatan pada Sidang IPM paruh
paruh waktu Komisi periode
22
kepempimpi
nan

Revitalisasi
gerakan
pasca
rakernas PP
IPM 2019
Pembahasan
dan
persiapan
Gerakan IPM
pada
Muktamar
XXII 2020
3 MUKTAMA Proses Organisasi Diskusi, Terselengara Bulan
R IPM XXII dalam IPM yang Pleno di nya Novem
2020 juga sebagai Perluas, pelaporan ber
sarana laporan Seminar pertanggung 2020
pertangung Nasional, jawaban PP
jawaban PP IPM Sidang IPM 2018 -
periode 2018- Komisi, 2020
2020, Tanwir Pembahasan
perencanaan Pra Arah Gerakan
gerakan kedepan Muktam IPM 2020-
dan pemilihan ar 2022
kepemempinan Pergantian
baru kepengurusa
n PP IPM
masa jabatan
kepemimpina
n 2020-2022
4 PEMBERDA Meningkatkan Turba, Verifikasi, Tentatif
YAAN DAN konsolidasi IPM Validasi,
PENDAMPI gerakan di Award, Pendataan
NGAN berbagai Regional Potensi
WILAYAH tingkatan yang Meeting, Organisasi
berorientasi pada Rumah dan
penguatan dan Pimpinan
23
jejaring internal Mobil dalam
dan akar rumput Pelajar bentuk
melalui Berkema database
pembinaan dan djoean organisasi
pendampingan
Terbentukny
a 34
Pimpinan
Wilayah aktif
se Indonesia
Apresiasi IPM
Award
Regional
Meeting
Adanya
Rumah dan
Mobil Pelajar
Berkemadjoe
an
5 RAKORNAS Perlu adanya Diskusi, Revitalisasi Bulan
BIDANG konsoliasi internal Worksho Pedoman April
ORGANISAS bidang organisasi p Organisasi, 2019
I guna Lembaga,
Terwujudnya IPM dan
sebagai Komunitas
organisasi Workshop
terdepan dalam Bidang
merespon Organiasi
dinamika zaman IPM Nasional
dan Revitalisasi
perkembangan KTA
global sebagai
wujud Gerakan
Pelajar
Berkemajuan

24
6 INTEGRASI Melengkapi dan Big Data Adanya Tentatif
INTERKONE menguatkan basis IPM System
SKI DATA data organisasi Organisasi
IPM sebagai dasar baik berupa
pelaksanaan dekstop atau
program yang mobile yang
terukur dan tepat berisi data
sasaran IPM dari
Pimpinan
Pusat hingga
Ranting baik
berupa
organisasi,
perkaderan,
dll

B. BIDANG PERKADERAN
a) Pendahuluan
Perkaderan merupakan ruh yang paling utama dalam sebuah
organisasi. Layaknya bagian dari tubuh, perkaderan merupakan Rahim yang
tidak pernah berhenti melahirkan generasi-generasi penerus sebuah
organisasi. Perkaderan yang dilaksanakan dengan baik dalam sebuah
organisasi akan menciptakan regenarasi kepemimpinan yang nantinya
mampu menjawab tantangan zaman, karna diakui ataupun tidak semakin
baik kualitas pengelolaan perkaderan suatu organisasi maka akan
berdampak baik pula pada lahirnya kader-kader yang baik.
Islam telah mengajarkan melalui Rasulnya bahwa sepatutnya kita
harus takut apabila meninggalkan generasi yang lemah. Di zaman yang
sudah semakin maju, dengan banyaknya pemikiran-pemikiran dari luar yang
mulai masuk dalam tubuh Ikatan Pelajar Muhammadiyah mendorong
adanya inovasi dalam menciptakan gagasan, ide, serta konsep dan
keseragaman dalam melaksanakan perkaderan yang dirasa sesuai dengan
perkembangan zaman untuk mengcounter pemikiran-pemikiran yang
bertentangan dengan ideologi organisasi. Atas dasar tersebut, maka kami
Bidang Perkaderan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah mencoba
merancang arah gerak Bidang Perkaderan sesuai dengan amanat Muktamar
Sidoarjo berupa program kerja sehingga kedepan kader-kader Ikatan Pelajar
Muhammadiyah memiliki kecakapan dalam menghadapi tantangan
organisasi dimasa yang akan datang
25
b) Visi Misi Bidang Perkaderan
1. Visi
Berkembangnya kapasitas anggota dan kader IPM sebagai pelaku
gerakan yang memiliki keunggulan kapasitas, komitmen ideologis, dan
mampu memajukan serta menyebarluaskan peran IPM sebagai gerakan
pelajar dalam dinamika kemanusiaan, umat, bangsa, dan
Muhammadiyah.
2. Misi
a. Masifikasi proses perkaderan formal maupun non-formal
berdasarkan sistem yang telah disusun serta konteks yang ada di
seluruh level pimpinan
b. Optimalisasi diskusi pengembangan konsep dan model perkaderan
yang sesuai dalam pelaksanaan perkaderan.
c. Internalisasi nilai-nilai kekaderan dalam setiap aspek gerakan IPM.
d. Optimalisasi pendataan dan penataan informasi terkait dengan kader
dan kekaderan.
c) Garis Besar Program kerja
Sistem Gerakan IPM adalah bentuk konkret penerapan sistem
gerakan. Capaian bidang berbasis program ditentukan melalui lima aspek
pengembangan program kerja yang menjadi penerjemah visi IPM visi yang
bersifat adiluhung, berjangka panjang, dan menunjukkan kedalaman nilai.
Berikut garis besar program kerja bidang perkaderan
1. Sistem Gerakan:
Memperkuat kapasitas kader dan ideologi dengan mengoptimalkan
Sistem Perkaderan IPM dengan mengadakan Pelatihan Kader Taruna
Melati secara massif yang berdaya
emansipatif dan mencerahkan dengan spirit Islam Berkemajuan.

26
2. Organisasi dan Kepemimpinan:
Mendukung segala proses kaderisasi baik dalam wujud formal, informal,
dan non-formal. Berkomitmen untuk menjaga proses perkaderan yang
manusiawi, apresiatif, dan fokus pada pengembangan kapasitas diri
kader sebagai generasi berkemajuan.
3. Jaringan:
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama secara tersistem antar pimpinan
dalam hal pelaksanaan perkaderan dilingkungan masing masing.
4. Sumber daya:
Membentuk dan meningkatkan kualitas fasilitator dan membina fasilitator
yang mampu mengembangkan perkaderan yang lebih relevan dan
kompatibel dengan kepentingan dan kebutuhan para kader.
5. Aksi:
 Mengadakan kajian-kajian perkaderan untuk pengembangan
konsep, model, pendekatan, dan metode yang lebih berkualitas
dalam pelaksanaan perkaderan IPM untuk dijadikan pedoman
kegiatan
perkaderan disetiap tingkatan pimpinan.
 Identifikasi, penyusunan database, dan pemetaan kader yang dimiliki
IPM di semua lini.
 Mengadakan hari ber-IPM disaat momen- momen liburan sekolah
atau saat milad

d) Program Kerja Bidang


1. Taruna Melati Utama
2. PFP Nasional (masing-masing part)
3. Workshop dan Diskusi Perkaderan formal maupun non-formal
4. Penyusunan data base kader dan kekaderan

27
5. Agenda Program Bidang

Indikator
No Program Analisis potensi Aksi kreatif Waktu
pencapaian
1 Taruna Melati  Kader IPM  Diskusi  Terlaksananya Pada tanggal
Utama yang telah  Workshop workshop 6 – 13 Juni
melalui proses  Seminar Fasilitator TM U 2020
perkaderan  Talkshow  Tersusunnya
formal TM 3  Studi Grand Desain
 Besarnya Lapangan TM U
minat kader  Terlaksananya
untuk Secreening
melakukan peserta TM U
tranformasi  Terlaksananya
perkaderan ke proses TM U
jenjang yang  Terlaksananya
lebih tinggi. Follow Up TM U
 Adanya karya
berupa
massifikasi
proses
pengkaderan
dan produk
produk ilmiah
lainnya

28
 Terjadinya
proses
transformasi
kader
2 PFP Nasional  Besarnya  Workshop Dalam dua opsi Oktober
Kesadaran  Diskusi  Dalam bentuk 2019
kader dalam pendampingan
melaksanakan PFP 2 yang
proses dilaksanakan
perkaderan. oleh regional
 Kader IPM pulau
yang siap  Dalam bentuk
menjadi pelatihan bagi
seorang ekstrainee TMU
fasilitator  Terbentuknya
korp Fasilitator
3 Workshop  Besarnya Workshop dan  Terlaksananya Insidental
dan Diskusi pengaruh Diskusi kegiatan ini sebelum
Perkaderan SPI pada ditandai tanwir 2019
formal pelaksanaan dengan adanya
maupun non- perkaderan rumusan dan
formal  Besarnya masukan yang
kesadaran sistematis bagi
pimpinan setiap
akan pimpinan
pentingnya dalam

29
proses pelaksanaan
perkaderan proses
perkaderan
 Termanajemen
nya naskah-
naskah hasil
workshop dan
diskusi
4 Penyusunan  Banyaknya Workshop dan  Terlaksananya Insidental
data base data kader study assestment sebelum
kader dan yang perlu lapangan kader dan tanwir 2019
kekaderan diolah dan perkaderan se-
dikelola Indonesia
dengan baik  Terinputnya
untuk data kader dan
kepentingan kekaderan se-
proses Indonesia
pemberdaya  Terlaksananya
an kegiatan ini
kedepanan ditandai
 Proses dengan adanya
perkaderan database yang
di setiap bisa digunakan
hierarki oleh setiap
kepemimpin pimpinan
an IPM yang

30
semakin
baik

C. BIDANG KAJIAN DAKWAH ISLAM

1. Pendahuluan
Pada era kekinian, dijelaskan oleh Noam Chomsky, intelektual
kiranya dibagi menjadi dua bagian: intelektual yang berorientasi pada nilai
dan intelektual yang teknokratik dan berorientasi pada kebijakan. Kelompok
pertama seringkali disebut sebagai pembangkang sebab aktifitasnya yang
seringkali menyuarakan kelompok marjinal baik oleh negara maupun
kelompok kapitalistik. Kelompok ini mengajukan “keberatan terhadap
pemerintah demokratis yang, setidaknya berpotensi, sama seriusnya dengan
yang diajukan oleh kaum aristokrat, gerakan fasis, dan partai komunis.
Diantara pelanggaran lainnya, kelompok ini mengabdikan diri untuk
melecehkan kepemimpinan, menantang otoritas. Adapun kelompok kedua,
adalah mereka yang dengan penuh kesigapan mengabdikan dirinya untuk
menjadi pelayan negara. Ketika negara membutuhkan bantuan untuk
menyukseskan programprogramnya, intelektual pada model inilah yang
turut membantu negara dalam mencapai tujuannya.
Tetapi, poin penting daripada seorang intelektual adalah
menyampaikan ‘kesadaran’. Sebagaimana dituliskan oleh Ali Shariati, bahwa
intelektual punya tanggungjawab untuk ‘membangunkan’ dan
‘membangkitkan’ masyarakat. Bila masyarakat dibangunkan dengan benar,
dia akan dapat melahirkan pahlawan-pahlawan yang cukup tangguh untuk
memerintah dan membimbing masyarakat. Jadi tugas intelektual adalah
melanjutkan kewajiban dalam membangunkan dan menerangi masyarakat
sampai masyarakat mampu.
IPM yang adalah kelompok masyarakat sipil-intelektual punya
tanggungawab sebagai organisasi yang di dalamnya berkumpul intelektual
muslim, sehingga semesti harus turut andil menjadi bagian dari solusi atas
fenomena-fenomena yang ada melalui agenda baru itu untuk meneguhkan
dirinya sebagai gerakan intelektual.
Oleh karena itu, sebagai bidang kajian dakwah islam pimpinan
pusat ikatan pelajar muhammadiyah maka perlu dilakukan strategi straegi
kultural untuk menciptakan dakwah yang inspirastif, menggembirakan dan
mencerahkan bagi para pelajar – pelajar di Indonesia.

31
2. Visi Misi Bidang
Berkembangnya dakwah islam pelajar yang bersifat inspiratif,
menggembirakan dan mencerahkan serta dakwah yang memahami
karakteristik mad’u kontemporer, sehingga islam menjadi sumber hidup
kreatif bagi pengembangan kehidupan sehari – hari pelajar.

3. Garis Besar Program kerja


Menghidupkan dakwah dan kajian islam yang mampu merespon
dinamika dan kebutuhan zaman sehingga menjadikan islam sebagai sumber
inspirasi.

4. Program Kerja Bidang


1. Membentuk dan mengembangkan pusat penelitian, kajian dan informasi
bidang keislaman serta menyusun pedoman – pedoman materi
keislaman dengan merujuk pada Himpunan Putusan Tarjih yang dapat
menjadi acuan pelajar secara umum dan pelajar muhammadiyah secara
khusus.
2. Meningkatkan fungsi media dakwah seperti bulletin, leaflet, website,
tabligh seluler, android dan media lain yang menyajikan materi/pesan
islam yang bersifat membimbing, meneguhkan, menggembirakan dan
mencerahkan.
3. Responsif terhadap isu – isu lokal, nasional dan internasional
4. Memberantas buta al – qur’an di kalangan internal pimpinan dengan
forum halaqoh qur’an

5. Agenda Program Bidang


N Agenda
Program Masukan Proses Keluaran Waktu
o Aksi
- Belum - Pelaksanaan - Pelaksana Insidental
Standardis
tersistemat PDPM diatur an PDPM
asi dan
isasinya sebagai berikut: sesuai
sistematis
PDPM dari  Semester I: dengan
asi
Gerakan tingkat PDPM 1 standardi
Pelatihan
1 Pelajar pusat (ranting/cab sasi yang
Da’i
Bermoral hingga ang) telah
Pelajar
ranting  Semester II: ditetapka
Muhamma
- Memasifka PDPM II n
diyah
n gerakan (Daerah)
(PDPM)
pelajar  Semester III:
32
bermoral PDPM III
(Wilayah)
 Semester IV:
PDPMN
(Pusat)
- Target
pembahasan
utama PDPM
adalah pelajar
bermoral

- Sarana - Pelaksanaan - Terciptan Agustus


menciptaka PDPMN ya kader 2020
Pelatihan n kader mubaligh
Da’i mubaligh muhamm
Pelajar muhamma adiyah
Muhamma diyah - Termassif
diyah - Ajang kan
Nasional silaturahmi gerakan
(PDPMN) kader se – pelajar
Indonesia bermoral

Dakwah - Delivering - Pengelolaan - Akun Insidental


virtual fresh akun media sosial
Islamic sosial media
content instagram, aktif
- Create youtube dan - Termassif
Islamic website “sabda kan
civilization millennial” gerakan
- Memasifka - Social media pelajar
n gerakan enggagment bermoral
pelajar - Responsif
bermoral terhadap isu
dakwah pelajar
kekinian
Kajian Pusat kajian - Pengadaan Terlaksana Setiap dua
Rutin dan informasi kajian rutin 2 kajian rutin bulan
Jihad
2 bidang bulanan di sesuai
Literasi
keislaman kantor dengan
Yogyakarta/Jaka target
33
rta
Kelas Meningkatkan - Pengadaan Terlaksana Insidental
Pelatihan kompetensi pelatihan yang minimal 3
dan dibutuhkan pelatihan
pengetahuan untuk dalam satu
dalam pengembangan periode
keislaman program KDI
dan
peningkatan
kualitas
“keislaman”
pimpinan

D. BIDANG PENGKAJIAN ILMU PENGETAHUAN

1. Pendahuluan
Ilmu pengetahuan merupakan bagian terpenting yang menjadikan
manusia berkembang dan maju. Dengan adanya ilmu pengetahuan serta
adanya berbagai fasiltas dan teknologi yang menunjang kehidupan manusia
tentunya akan berpengaruh terhadap perkembangan peradaban. Oleh
karena itu, sebagai manusia yang diberikan akal dan pikiran serta memiliki
peran penting sebagai khalifah di muka bumi, tentunya menjadi pacuan dan
semangat bagi kami untuk terus belajar dan mengembangkan segala
sesuatu yang ada di muka bumi ini dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan cara yang benar.
Perputaran zaman dengan segala hal yang mengiringinya
menjadikan adanya perubahan tradisi dan kebudayaan di lingkungan
manusia, tidak terkecuali perubahan cara pandang dan sikap diri manusia.
Agar perubahan yang terjadi tersebut tetap terkendali dan bisa memberikan
manfaat bagi makhluk lainnya, perlu adanya strategi dan aksi yang mampu
membantu pencapaian tujuan tersebut. Semangat untuk mengembangkan
gagasan dan ide kreatif saat ini menjadi hal yang ditunggu-tunggu sehingga
perlu kiranya segera untuk dirumuskan.
IPM sebagai organisasi yang memiliki basis massa pelajar yang
jumlahnya sangat banyak, sudah seharusnya mengelola kemungkinan
gagasan-gagasan kreatif yang muncul dengan jumlah sangat besar. Apalagi
dunia pelajar tidak bisa lepas dengan tradisi keilmuan yang terus
berkembang sesuai kemajuan zaman. Perpaduan tradisi keilmuan dengan
kemajuan IPTEK menjadi fokus yang menarik untuk dikembangkan untuk
34
menumbuhkan tradisi iqro yang telah dirumuskan oleh IPM pada periode-
periode sebelumnya.
Mulai beberapa periode-periode terakhir, bidang PIP selalu
diarahkan untuk menjadi penjaga napas dan gerakan keilmuan di IPM.
Bidang ini diberi tanggung jawab untuk terus aktif menggelorakan budaya
literasi dan tradisi iqro (membaca, menulis, diskusi, dan riset) di kalangan
pelajar. Oleh karena itu, pengembangan strategi dan aksi yang sekiranya
mampu mengembangkan potensi yang dimiliki pelajar pada zaman saat ini
perlu dirumuskan. Era disrupsi yang berpedoman pada perubahan signifikan
untuk arah yang lebih baik menjadi sebuah iringan dalam perjalanan langkah
bidang ini. Strategi dan program yang bertujuan untuk mendukungnya
difokuskan pada agenda literasi yang dilihat dari sudut pandangan
berkembangnya IPTEK saat ini. Harapannya, akan muncul pelajar beserta
komunitasnya yang mampu menjadi agen berdaya literasi yang sesuai
dengan perkembangan IPTEK sehingga mampu membentuk insan mandiri
yang berilmu dan siap mengiringi perkembangan dan kemajuan zaman.

2. Visi Misi Bidang


Terbentuknya tradisi iqro (membaca, menulis, riset), serta
pengembangan ilmu pengetahuan berbasis teknologi (IPTEK) di era
disurupsi, dan eksplorasi aspek-aspek kehidupan yang bercirikan islam
sehingga mampu menjadi alternatif kemajuan dan keunggulan peradaban.
3. Garis Besar Program kerja
Mengembangkan tradisi iqro di lingkungan IPM sebagai bagian dari
pengembangan gerakan ilmu melalui gerakan melek literasi berbasis IPTEK.
4. Agenda Kegiatan Bidang
1. Literacy Camp
2. Sekolah Literasi
3. Pendataan Komunitas Literasi
4. Call of Papper
5. Dialogue
6. Literasi Digital

35
7. Gerakan Selasa Bahasa
8. Massifikasi Pengelolaan dan Pengembangan Lembaga Media, Komunikasi
dan Informasi
9. Massifikasi Riset dan kajian ilmiah melalui Lembaga Pengembangan
Sumber Daya Insani
10. Penerbitan karya IPM melalui Lembaga Pustaka
11. Eksistensi pembentukan Lembaga Lingkungan Hidup
e) Agenda Program Bidang
No Program Agenda Masukan Proses Keluaran Waktu
. Kerja Kegiatan
1 Pelatihan Literacy Banyaknya Pelatihan Buku Maret
Literasi Camp pelajar literasi Panduan; 2020
yang sesuai Komunitas
kurang klasifikasi Literasi;
tertarik bidang Workshop
dengan
budaya
literasi
Sekolah Kurangnya Pelatihan Buku Desemb
Ekolitera kepedulian dan edukasi panduan; er 2019
si lingkungan materi kampanye
di ekoliterasi
kalangan
pelajar
Pendataa Tidak Melakukan Ajang Agustus
n terdatanya pendataan silaturahmi; 2019

36
Komunit komunitas Diskusi
as literasi di
Literasi bawah IPM
Call of Kurangnya Seminar dan Prosiding Jelang
Papper daya riset call of Muktam
di papper ar XXII
kalangan
pelajar
2 Diskusi Dialogue Perlunya Diskusi dan Info grafis Setiap
respons tanya jawab diskusi satu
isu di Prosiding bulan
kalangan hasil diskusi sekali
pelajar
3 Literasi Gerakan Kurang Kampanye Melek continue
Digital Literasi dewasanya Informasi
Digital pelajar digital
dalam
merespons
informasi
era digital
Gerakan Rendahnya Kampanye Adanya Setiap
Selasa- pengharga kesadaran selasa
Bahasa an atas pelajar
bahasa- terhadap
bahasa di bahasa
Indonesia

37
4 Pengembang Massifika Masih Pelatihan Meningkatn Continu
an Lembaga si perlunya Media ya aplikasi e
Lembaga pembenah Koordinasi dan media
Media an media Antarlemba PP IPM
PP IPM ga dan
bidang
Peningkatan
peralatan
Massifika Kurangnya Riset isu dan Kampanye Continu
si Lapsi kampanye, pelatihan dan hasil e
fasilitator, fasilitator riset
dan daya
riset di PP
IPM
Massifika Kurangnya Penerbitan Buku Continu
si dokument dan terbitan e
Lembaga asi karya Penyelamat dan artefak
Pustaka PP IPM an karya PP
IPM
Eksistens Masih Pelatihan Kampanye Continu
i belum dan e
Lembaga berfungsin pemberdaya
Lingkung ya LLH PP an lembaga
an Hidup IPM

38
E. BIDANG APRESIASI SENI BUDAYA DAN OLAHRAGA

1. PENDAHULUAN
Seni, Budaya dan Olahraga menjadi fokus pergerakan dakwah
pelajar dibidang ASBO di Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar
Muhammadiyah, tiga fokus gerakan tersebut akan saling berkolaborasi
di medan dakwah guna mewujudkan generasi pelajar bekemajuan yang
inovatif dengan melakukan upaya – upaya pengembangan seni budaya
dan olahraga dikalangan pelajar berspiritkan islam berkemajuan yang
mencerahkan peradaban manusia sebagai makhluk yang berbudaya
dan berakhlak mulia serta sehat jasmani dan rohaninya.
Adanya bidang ASBO sendiri diharapkan mampu menjadi strategi
efektif dalam melebarkan sayap dakwah dikalangan pelajar dengan
segala pendekatannya juga mampu menjadi rumah minat dan bakat
pelajar muhammadiyah khususnya, terutama dalam bidang seni,
budaya dan olahraga yang menjadi fokus perhatian bidang ini.

2. VISI DAN MISI BIDANG


VISI :
“Berkembangnya Seni Budaya dan Olahraga yang terkolaborasikan dengan
spirit yang bernafaskan nilai – nilai islam berkemajuan”

MISI :
“Meningkatkan minat seni budaya dan olahraga dikalangan pelajar melalui
gerakan dan kegiatan apresiasi seni budaya dan olahraga dengan
bernafaskan spirit keislaman”.

3. GARIS BESAR PROGRAM KERJA


a. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya seni, budaya dan
olahraga, melalui kegiatan seminar atau workshop dikalangan
pelajar.
b. Mengembangkan seni budaya dan olahraga dengan bernafaskan
spirit islam dan Muhammadiyah di setiao kegiatan apresiasi seni
budaya dan olahraga

39
c. Mengangkat potensi seni, budaya dan olahraga agar mampu dikenal
dan bersaing di kalangan yang lebih luas.
d. Membentuk dan mewadahi setiap komunitas seni, budaya dan
olahraga serta menyelenggarakan kegiatan pelatihan, apresiasi dan
penciptaan seni budaya.
e. Membentuk pelajar yang mencintai seni, berbudaya dan sehat
jasmani dan rohani.

4. PROGRAM KERJA BIDANG


a. Kopdar Seni Budaya
Merupakan sebuah kegiatan diskusi pelajar dengan mengangkat tema –
tema kesenian dan kebudayaan yang tentunya menarik dikalangan
pelajar, yang bertujuan meningkatkan kecintaan pelajar akan
kesenian dan budayanya sendiri, yaitu seni dan budaya indonesia.
Tak lupa pula kami membumbui kegiatan tersebut dengan
pembukaan berbau kesenian, baik itu musik, puisi atau teater di saat
pembukaan safari budaya yang dilakukan di Pimpinan Wilayah IPM
b. Gebyar Bulan Bahasa (GBB)
Sebuah program pengapresiasian segala bentuk karya dikalangan pelajar
untuk menggali dan meningkatkan potensi pelajar dibidang
kesusastraan.
c. Buku Saku ASBO
Sebuah buku panduan yang menjadi acuan pelajar khususnya bidang
apresiasi seni budaya dan olahraga.
d. Jambore Komunitas
Sebuah Program yang dibuat untuk mewadahi dan menghimpun
komunitas – komunitas yang dikemas dalam bentuk apel dan kemah
akbar yang nantinya akan mewarnai dakwah IPM khususnya dakwah
komunitas yang digagas oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah
N Program Analisis Aksi Kreatif Indikator Waktu
o. Potensi Pencapaian
1. Kopdar Berkembangn 1.Terciptanya 1.Mengadakan Tentatif
Seni ya forum – wadah untuk Kopdar Seni
Budaya forum diskusi mengasah Budaya 3 kali
seni dan potensi seni dalam satu
kebudayaan (musik, puisi, periode
dikalangan teater dll) yang
pelajar ada dikalangan 2.Menghimpun
pelajar dan

40
memberdayakan
2.Terciptanya komunitas seni
forum diskusi dan budaya
kebudayaan pelajar untuk
yang ada menggali
dikalanganpelaj potensi pelajar
ar dalam bidang
seni dan budaya
2. Gebyar Pelajar 1.Pembuataan Terbentuknya Tentatif
Bulan Memiliki Culture Song komunitas
Bahasa Potensi dan Pelajar sastra dimasing
pengetahuan Muhammadiyah – masing
dalam hal Seindonesia wilayah
sastra 2.Perlombaan
Sastra Pelajar
Muhammadiyah
Seindonesia
3. Buku Saku Perlu adanya Pebuatan Buku 1.Tersampaikan Tanwir
ASBO panduan yang Saku ASBO nya buku ini
menjad tolak sampai ke
ukur dalam tingkat ranting
bidang ASBO
2.Launching Saat
Tanwir
4. Jambore 1.Banyaknya Pelaksanaan 1.Terhimpunnya Tentatif
Komunita komunitas - Apel dan database
s komunitas Kemah akbar berbagai
yang yang diikuti komunitas
berkembang berbagai dalam ranah
saat ini komunitas yang lebih luas

2.Terbangunnya
komunikasi
dengan
komunitas –
komunitas yang
berpotensi
menjadi mitra
ipm terutama
dalam dakwah
komunitas

41
A. BIDANG ADVOKASI
a. Pendahuluan
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sebagai organisasi gerakan
dakwah di kalangan pelajar memiliki etos yang kuat terhadap dua hal, yang
pertama adalah keIslaman, dan yang kedua adalah kemajuan. Subjek yang
memiliki etos tersebut adalah pelajar dengan Gerakan Pelajar Berkemajuan.
IPM mendialogkan masa lalu, kekinian dan masa depan tidak hanya akan
menghasilkan konsep-konsep, ide-ide atau gagasan-gagasan mengenai Islam
dan peta akan realitas kekinian melalui pembacaan sosial dan antisipasi masa
depan, tetapi konsep-konsep tersebut harus diinkarnasikan dalam sebuah
tubuh yang disebut dengan gerakan. Melalui gerakan inilah IPM bukan
sekadar produsen konsep-konsep atau ide-ide, bukan sekedar organisasi an-
sich dan bukan pula sekedar penanda bagi kerumunan pelajar yang
mempunyai minat yang sama.
Tantangan-tantangan yang dihadapi IPM bagaimanapun akan
merefleksikan arti penting keberadaannya. Jika IPM tak mampu membangun
dialektika terhadap tantangan-tantangan tersebut, bisa jadi IPM akan
kehilangan perannya menyusul sejumlah gerakan pelajar yang redup ditelan
pragmatisme. Maka sangat penting bagi IPM untuk mengolah daya kreatif
yang dimilikinya sebagai kekuatan penting dalam menyikapi berbagai
tantangan yang ada. IPM harus mampu menggerakkan daya-kreatif dan
kekuatannya melalui banyak strategi.
Bidang Advokasi mencoba mewujudkan kesadaran advokasi di
lingkungan IPM atas persoalan-persoalan Indonesia yang menjadi lokus
gerakan IPM sebagai “Gerakan Pelajar Berkemajuan” wujud dakwah amar
ma‟ruf dan nahi munkar di kalangan pelajar. Konteks yang dibangun adalah
melalui bentuk penyadaran dan emansipatif. Melalui fokus ini Bidang

42
Advokasi akan terus memberikan banyak penyadaran mulai dari internal IPM
hingga eksternal kebangsaan. Bagaimana konsep penyadaran yang akan coba
kami bawa, dikemas dengan penerjemahan emansipatif. Dalam
pengembanganya ada isu strategis yang coba kami bangun yaitu tentang
pendampingan teman sebaya, lingkungan hidup, dan pelajar sehat yang
merupakan action plan yang coba kami garap dalam periode ini sehingga
pencapaian gerakan IPM bisa terlaksana mulai dari tataran pusat hingga
ranting.
Aksi strategis pendampingan teman sebaya, lingkungan hidup, dan
pelajar sehat akan di konstruksikan secara modern dengan kemasan kajian
kekiniaan dengan menangkap isu tersebut serta akan di kelola melalui sprit
penyadaran terhadap pelajar perihal isu-isu yang coba kami angkat. Oleh
sebab itu Bidang Advokasi PP IPM dalam periode ini mencoba menawarkan
kepada kader IPM seluruh Indonesia untuk menangkap persoalan ke-
Pelajaran yang dikemas melalui kajian serta penguatan melalui spirit
penyadaran dan emansipatif.
b. Visi Misi Bidang
Visi : Terwujudnya kesadaran advokasi di lingkungan IPM atas persoalan-
persoalan agama, pendidikan, budaya, sosial-politik, dan ekonomi yang
menjadi fokus gerakan IPM sebagai “Gerakan Pelajar Berkemajuan”
wujud dakwah amar makruf nahi munkar di kalangan pelajar.
Misi : Mengembangkan kesadaran advokatif dan emansipatif serta
mengintensifkan kajian-kajian khusus tentang isu-isu strategis advokasi
hak-hak pelajar dan anak usia pelajar serta kebijakan nasional yang
menyangkut kepentingan pelajar.
c. Garis Besar Program kerja
Program kerja bidang Advokasi periode ini berfokus pada 3 isu

43
utama yang menjadi amanah pada muktamar ke 21 di Sidoarjo lalu yaitu, isu
lingkungan hidup, pendampingan teman sebaya, serta kesehatan pelajar
baik fisik maupun psikis. Dalam pembentukannya alur yang digunakan
menggunakan 3 karakter utama pembentuk komunitas, adapun alur
tersebut adalah pencerdasan > pemberdayaan > pembebebasan
(pendampingan).

d. Program Kerja Bidang


1. Pendampingan Teman Sebaya
2. Gerakan Pelajar Sehat
3. Pelajar Peduli Lingkungan
e. Agenda Program Bidang
Indikator
No Program Analisis potensi Aksi kreatif Waktu
pencapaian
1. Pelajar Diskusi dan 3 Bulan
1. Tercapainya
memiliki kajian isu sekali
kampanye
kesadaran Survey
secara masif
yang tinggi terkait isu Insidental
dalam bentuk
tentang kesehatan (Pasca SA)
Gerakan media kreatif
kesehatan pelajar
1 Pelajar 2. Hasil riset
dan
Sehat mengenai isu
fenomena Kampanye
terkait pelajar
sosial di terkait isu Insidental
sehat
lingkunganya kesehatan (Pasca SA)
tersampaikan
2. Pelajar pelajar
dan terpublikasi
memiliki

44
potensi untuk
membuat
kampanye
kreatif
6 Bulan
Sekolah pertama
Advokasi pasca
1. Terciptanya rakernas
Diskusi dan fasilitator PCI 3 Bulan
Pelajar memiliki kajian isu sebagai sekali
Pendampin kepedulian yang Pembentuka penanggung
Pasca
2 gan Teman tinggi terhadap n dan jawab agen PCI
Sekolah
Sebaya sesama (teman pendamping 2. Terciptanya
Advokasi
sebaya) an PCI modul
Kampanye pendampingan
terkait teman sebaya.
Insidental
pendampina
(Pasca SA)
n teman
sebaya
1. Pelajar Survey dan 1. Tercapainya
Insidental
memiiki riset tentang kampanye
(Pasca SA)
Pelajar kepedulian isu ekologi secara masif
3 Peduli terkait isu Kampanye dalam bentuk
Insidental
Lingkungan lingkungan tentang isu media kreatif
(Pasca SA)
2. Pelajar ekologi 2. Terciptanya
memiliki Diskusi dan kampanye 3 Bulan

45
potensi kajian isu Pelajar Peduli Sekali
untuk Lingkungan di
membuat setiap kegiatan
kampanye IPM
kreatif


46
B. BIDANG IPMAWATI
1. Pendahuluan
Ipmawati merupakan salah satu bidang yang penting untuk
meningkatkan kepedulian terhadap permasalahan dan hak-hak pelajar
perempuan dan kesadaran terhadap kesetaraan gender. Bidang ipmawati
diharapkan mampu melakukan pencerdasan, pendampingan dan
penyadaran terhadap pelajar peempuan di berbagai sektor publik. Sehingga
tidak lagi terjadi kekerasan terhadap perempuan dan diskrimasi di
lingkungan sekolah dan masyarakat.
2. Visi Misi Bidang
Terwujudnya pelajar perempuan yang memiliki kesadaran sosial
yang tinggi, berdaya dan mampu memenuhi haknya pribadi secara maksimal
sebagai kader kemanusiaan, persyarikatan dan keummatan serta mampu
menjadi pelopor bagi pelajar perempuan lainnya. Tagline “Perempuan
cerdas berdaya”.
1. Meningkatkan pemahaman tentang kesadaran pelajar perempuan
terhadap kesetaraan gender
2. Meningkatkan peran serta ipmawati dalam mencerdasakan, melakukan
pendampingan dan menyadarkan pelajar perempuan

3. Garis Besar Program kerja


Program kerja bidang ipmawati berfokus pada isu gender dengan 3
unsur didalamnya: pencerdasan perempuan, pemberdayaan perempuan,
pendampingan perempuan. Berdasarkan ketiga unsur tersebut bidang
ipmawati menjalankan 2 sub isu yakni pendidikan (pernikahan anak,
kekerasan anak-remaja, fiqih wanita, problem sosial) dan kesehatan

47
(kespro, pubertas, PTM, PM) yang terealisasi dalam 2 program
1. Upaya peningakatan kemampuan perempuan
2. Pembanguanan pemberdayaan perempuan
4. Program Kerja Bidang
1. Upaya peningakatan kemampuan perempuan (pencerdasan dan
pendampingan) Pendidikan dan kesehatan
2. Pembangunan pemberdayaan perempuan (pemberdayaan)
Komunitas ipmawati dan konselor pelajar
1. Agenda Program Bidang

Analisis Aksi Kreatif Indikator Keterangan


No Program Waktu
Potensi Pencapaian Tambahan
1. Ipmawati Perlunya Diskusi  Terbentuknya Juli Berkolaborasi
Camp konsolidasi IPMAWATI persamaan 2020 dengan komisi
di bidang berdasarkan pandangan pemberdayaan
IPMAWATI hasil riset mengenai isu perempuan,
tentang ISU gender Feminist group
gender dan  Optimalisasi discussion
turunannya. pemberdayaa Jakarta, ICW
n peran
ipmawati
 Terbentuknya
komunitas
IPMAWATI
2. Diskuswati Banyak isu Diskusi  Terlaksananya Maret Kolaborasi
IPMAWATI pelajar diksuswati 2019 Kementrian
yang harus perempuan minimal 4 kali hingga pemberdayaan
ditindaklan melalui dalam satu akhir perempuan,
juti pertemuan periode via period Majelis Tarjih
Melihat dan media media social e PP
banyaknya sosial  Terlaksananya Muhammadiya
minat dengan diksuswati h, Komunitas
pelajar pembahasan tatap muka Kontras
zaman mengenai sekali dalam
now, isu nasional satu periode
pencerdas perempuan

48
an
dilakukan
dengan
diskusi
pertemuan
/ media
sosial.

3. Ipmawati Kebutuhan Tips fiqih  Adanya Mulai Sinergi dengan


dakwah pelajar perempuan peningkatan Maret lembaga media
virtual perempua sesuai HPT pemahaman 2019
n akan melalui tentang fiqih sampai
pendidikan media sosial perempuan akhir
dan  Terlaksana period
kesehatan minimal 12 e
kali dalam 1
periode
4. PCI Isu pelajar Workshop  Terbentuknya Juni Bersinergi
perempua timnas 2019 dengan bidang
n konselor Advokasi dll
kolaborasi pelajar
dengan
konseling
pelajar

49
C. BIDANG PENGEMBANGAN KREATIFITAS DAN KEWIRAUSAHAAN
Ketua Bidang : Santoso Setio
Sekretaris Bidang : Ari Budi Pratama
Anggota Bidang : Arief Dwi Saputra
Nabiha Azzkiyah
1. Pendahuluan
Indonesia adalah negara yang memiliki Sumber Daya Manusia yang besar.
Berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) jumlah penduduk Indonesia
pada tahun 2019 diproyeksikan mencapai 266,91 juta jiwa. Begitu besarnya
pertumbuhan penduduk di Indonesia ini selalu menjadi hangat untuk
diperbincangkan karena jika SDM yang besar ini tidak mampu untuk diberdayakan
dan dimaksimalkan dengan baik maka negara yang besar ini hanya akan menjadi
negara penghasil penduduk terbesar. Potensi ini seharusnya bisa bersama kita
manfaatkan dengan baik untuk menjadikan Sumber Daya Manusia yang besar ini
menjadi lebih kreatif dan inovatif.
Jumlah penduduk yang besar ini juga di antaranya adalah jumlah Pelajar di
Indonesia. Menurut Pusat Data Pendidikan dan Kebudayaan (PDPK) tercatat jumlah
pelajar di Indonesia mencapai 44.761.535. Dengan jumlah yang begitu besar ini
juga menunjukkan bahwa pelajar di Indonesia termasuk Ikatan Pelajar
Muhammadiyah sudah seharusnya mengambil peran strategis sebagai kewajiban
perwujudan mendedikasikan diri dalam meningkatkan kemajuan bangsa Indonesia,
bangsa yang kita cintai ini. Apalagi diproyeksikan bahwa pada tahun 2020 sampai
2035 dimana Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah
penduduk usia produktif lebih banyak dibanding usia lainnya. Bonus demografi
bagai dua mata pisau, apabila pelajar saat ini disiapkan dengan baik maka baiklah
bangsa ini mendatang, begitu pun sebaliknya. Jumlah penduduk usia produktif
dalam besar tentu membutuhkan lapangan kerja yang besar juga.
Oleh karena itu, potensi pelajar yang besar dengan tingkat kreatifitas yang
tinggi dengan segala potensi yang ada pada pelajar baik secara langsung atau tidak
langsung yang dapat dirasakan dan dimanfaatkan ini harus digiring dan dijaga
untuk menjadi gerakan nyata yang akan membawa kepada pelajar mandiri dan
berkemajuan. Dengan selalu menampilkan gerakan kreatif dan inovatif sehingga
lahirnya kreator dan inovator sebagai agenda-agenda kebaikan pelajar. Apalagi
pelajar khususnya dan pemuda pada umunya pada 10 sampai 20 tahun mendatang
akan memegang peranan penting bagi bangsa Indonesia dan umat islam.
Tentunya dengan seluruh kekayaan sumber daya yang ada maka tidak aneh
rasanya menjadikan bidang Pengembangan Kreatif dan Kewirausahaan yang
awalnya merupakan pengembangan dari Bidang Kewirausahaan dan dibentuk
pasca Muktamar XX sebagai cara dan media untuk sebuah gerakan yaitu Gerakan
Kemandirian yang Mencerahkan, dimana gerakan yang mengarahkan dan
50
menumbuhkan kesadaran pelajar dengan segala potensi yang ada didalam dirinya
baik potensi eksternal dan internal.
Secara disadari atau tidak daya kreatif yang ada pada diri manusia itu akan
selalu ada dan selalu berkaitan dengan aktivitas keseharian kita. Apalagi ditunjang
dengan segala kemudahan yang dapat kita rasakan di era millenial ini. Banyak
potensi pada diri pelajar yang secara tidak disadari tertimbun bahkan hilang akibat
kemudahan yang dibiasakan. Padahal pada era ini juga dengan segala
kemudahannya menciptakan daya saing yang sangat tinggi. Ketergantungan
terhadap kemudahan ini jika dibiarkan akan mengakibatkan kurangnya daya fikir
untuk menciptakan sebuah kreatifitasan. Walaupun demikian dengan percepatan
zaman yang begitu cepat maka era ini tidak bisa dijadikan alasan untuk mengalami
kemunduran daya fikir kreatif itu sendiri apalagi sampai melepaskan diri dan
mengaku kalah pada era ini. Banyak hal yang bisa dimanfaatkan jika kita segera
bergerak dan menyadarkan diri kita dengan segala potensi yang kita miliki.
Para era ini juga dengan segala kemudahan yang dirasakan timbullah perilaku
konsumtif yang mengurangi bahkan menghilangkan daya fikir untuk lebih
produktif. Republika 12 Maret 2015 menyebutkan bahwa jumlah pengusaha
indonesia hanya sebesar 1,65% dari total penduduk. Angka ini pun jauh tertinggal
jika dibandingkan dengan negara Singapura yang mencapai angka 7% ,Malaysia 5%
dan Thailand 4%. Karena ini juga kondisi bangsa kita mendesak ketergantungan
besar terhadap negara lain. Hal ini juga yang mesti dicermati secara seksama oleh
pelajar Muhammadiyah.
Diketahui juga bahwa alumni IPM yang terjun dikancah kewirausahaan masih
sangat kecil. Umumnya para alumni IPM terjun dan menekuni karir di bidang
akademik dan politik. Dari hasil Kornas Alumni IPM sangat sulit ditemui bahwa
alumni IPM menjadi seorang pengusaha dilevel nasional apalagi internasional.
Tetapi jika dibandingkan dalam bidang Akademik dan politik berjejer nama-nama
hebat baik nasional bahkan internasional dan mereka adalah Alumni IPM. Hal ini
secara tidak langsung manandakan bahwa semangat dalam berwirausaha atau
pengimplementasian dari nilai kemandirian masih sangat kurang. Padahal diketahui
bersama bahwa etos yang dimiliki gerakan pelajar berkemajuan adalah gerakan
kemandirian.
Menjadi menarik bahwa Gerakan Kewirausahaan yang di gagas IPM tidak
hanya terfokus kepada pengembangan skill dan pengetahuan dalam
memenangkan persaingan global di dunia wirausaha tetapi juga terfokus kepada
pengembangan afektif dan spiritual dalam berwirausaha. Selain itu nilai
kemandirian juga tidak semata diartikan sebagai mandiri secara individual dan
membentuk polarisme individual, tetapi kemandirian yang diharapkan IPM adalah
kemandirian kolektif yang ditopang oleh nilai berbagi dan berkolaborasi untuk
mensejahterakan pelajar secara bersama dengan gerakan etos kesadaran kreatif

51
dan berkolaborasi, ini juga yang disebut sebagai agenda mencerahkan.
Mengkolaborasikan keduanya adalah salah satu jalan untuk mempersiapkan
pelajar berkemajuan yang mandiri dan memampukan dirinya untuk bersaing.
Menciptakan kesadaran pelajar agar menyiapkan dirinya, meningkatkan daya
kreatif dengan memadukan segala kemudahan ini menjadi cara untuk menciptakan
perilaku produktif dan mengurangi tingkat konsumtif pada pelajar. Melalui nilai ini
juga diharapkan Bidang Pengembangan Kreatif dan Kewirausahaan mampu
menumbuhkan dan mengoptimalisasikan nilai kemandirian yang mencerahkan di
kalangan pelajar dan memunculkan generasi wirausaha muslim yang tangguh.

2. Visi Misi Bidang


VISI
“Menciptakan Usaha Kreatif, Wujudkan Kemandirian Pelajar dan Organisasi”
MISI
1. Menumbuhkan kesadaran kreatif hingga memunculkan daya fikir dan karya
kreatif pelajar berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan minat
dan bakat pelajar.
2. Mengoptimalisasikan kemampuan dan keterampilan diri sejak dini dalam
mewujudkan kemandirian kolektif
3. Menciptakan kemandirian organisasi melalui gerakan amal usaha organisasi

3. Garis Besar Program Kerja


1. Sistem Gerakan
Menciptakan kemandirian pelajar dengan nilai-nilai
entrepreneurship sejak dini menuju Indonesia yang berdaulat secara ekonomi
melalui Sosio-entrepreneurship dan pendampingan pengembangan
kewirausahaan pelajar.
2. Organisasi dan Kepemimpinan
Menguatkan lembaga/bidang kreatif dan kewirausahaan,
mengembangkan sistem manajemen bisnis dan tata kelola ekonomi serta
pemanfaatan aset-aset untuk mendorong kemandirian ekonomi IPM
3. Jaringan
Mengintensifkan hubungan kerjasama dan berkolaborasi bersama
dengan tujuan pengembangan daya kesadaran kreatif.
4. Sumber Daya
Menciptakan kesadaran kreatif, sikap mandiri dan perilaku terampil

52
5. Aksi
a. Memberikan motivasi bagi pelajar untuk meningkatkan kesadaran kreatif
dan berwirausaha berbasis Ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai
dengan minat dan bakat pelajar.
b. Pemberdayaan pelajar dalam meningkatkan keterampilan diri sejak dini
menuju pelajar mandiri
c. Pemberdayaan pelajar dalam meningkatkan keterampilan agar
terbentuknya unit-unit usaha dan lainnya.

4. Program Kerja Bidang


1. Buku kewirausahaan
2. Jambore Kewirausahaan Pelajar
3. Optimalisasi Unit Usaha
4. Schoolpreneur

5. Agenda Program Kerja Bidang

Program Indikator
No Analisis Potensi Aksi Kreatif Waktu
Kerja Pencapaian
1 Rapat Konsolidasi 1. Sosialisasi Terlaksananya 01 – 03
Koordinasi struktural program Bidang kegiatan kreatif dan April 2019
Bidang PKK bidang PKK dan PKK kewirausahaan 50%
pengoptimalisas 2. Konsolidasi di tiap wilayah
i program PKK Bidang PKK
2 Optimalisa Pengembangan 1. Pengoptimalan 1. Pelajar dan Continue
si Unit dan PT. IBM Pimpinan
Usaha pengoptimalisas 2. Pengembangan Muhammadiyah
ian PT. IBM dan PRESIDIUM dapat memakai
PRESIDIUM menjadi CV. batik Pelajar,
PRESIDIUM batik IPM dan
atribut lainnya
pada setiap
acara
Muhammadiyah
terkhusus IPM
dan

53
mewujudkan
sikap dan sifat
Kemandirian
Organisasi
2. Terbentuknya
Presidium
Wilayah dan
Marketing
Eksekutif
Daerah

3 Buku Pelajar memiliki 1. Penerbitan Terbitnya buku Saat


Kewirausa buku buku panduan kewirausahaan Tanwir dan
haan kewirausahaan kewirausahaan Muktamar
sehingga dapat 2. Penerbitan
memandu, buku inspirasi
menunjang dan entrepreneur
menumbuhkan 3. Penerbitan
semangat agar cerita
memiliki minat entrepreneur
dan tiap wilayah
keterampilan
dalam
berwirausaha

4 SchoolPren Terwujudnya 1. Schoolpreneur Terbentuknya Unit Oktober


eur gerakan Intermediate Usaha Kreatif 2019
kewirausahaan 2. Schoolpreneur Pelajar di tiap
dan mewadahi Advance wilayah
bakat dan karya 3. Pendampingan
kreatif pelajar entrepreneur
Muhammadiyah 4. Inkubator
secara nasional kewirausahaan
5 Membentu Menciptakan 1. Pengembangan Terbentuknya Launching
k Badan dan Big Data badan usaha IPM saat
usaha mengoptimalisa Muktamar
(Start Up) sikan sumber
daya IPM
melalui unit
usaha
54
6 Jambore Terbentuknya 1. Optimalisasi Terbentuknya Mei 2019
Kewirausa jaringan publikasi Usaha media dan jaringan
haan wirausaha IPM Kreatif yang bergerak untuk
dan 2. Memperkuat memaksimalkan
terpublikasinya Jaringan potensi dan prestasi
potensi dan Saudagar IPM pelajar
prestasi 3. Bazar IPM
kewirausahaan 4. Pemberian
Pelajar penghargaan
terhadap
pelajar dan
entrepreneur
berprestasi

D. BIDANG HUBUNGAN DAN KERJA SAMA LUAR NEGERI


a. OBJEKTIFITAS BIDANG
Realitas yang dihadapi oleh bidang Hubungan dan Kerjasama Internasional
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai bidang yang baru dimunculkan
kembali pasca kekosongan periode yang lalu menjadi tantangan terbesar dalam
mengarungi arah gerak langkah bidang hubungan dan kerjasama Internasional periode
2018-2020. Untuk menjawab mandat Muktamar IPM di Sidoarjo, Jawa Timur tentang
upaya internasionalisasi gerakan IPM sebagai sarana perwujudan gerakan pelajar
berkemajuan.sehingga atas dasar tersebut maka Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar
Muhammadiyah berupaya untuk berjihad lebih serius dalam merumuskan langkah
strategis dalam hal menindak lanjuti titah tersebut.
Strategi konsepsional yang telah kita rumuskan dan ditetapkan dalam
permusyawaratan tertinggi menjadi sebuah keharusan untuk diaktualisasikan pada
tataran strategis dan taktis. Kondisi global yang mengharuskan IPM masuk sebagai
masyarakat dunia untuk menjawab persoalan pelajar nasional dan internasional
menjadi tolak ukur menjalankan program kerja bidang hubungan dan kerjasama
internasional.
Format program akan dikembangkan sesuai dengan titah Muktamar IPM di
Sidoarjo, Jawa Timur. Yakni membangun jejaring global sebagai cara meningkatkan
kapasitas organisasi melalui penyelenggaraan konferensi pelajar tingkat internasional
dan menjawab wacana global terkait isu yang berkembang soal pelajar dan
pendidikan.
Semoga kehadiran bidang ini menjadikan Ikatan Pelajar Muhammadiyah
sebagai gerakan dan organisasi yang mampu berkiprah dan menjawab isu pelajar
nasional dan internasional.

55
b. LATAR BELAKANG BIDANG
Kondisi Global
1. Dalam beberapa dekade mendatang umat manusia dan realitas
kehidupan global masih akan menghadapi dunia yang ditandai oleh
lima realitas besar(great reality), yakni pertama, hegemoni Amerika Serikat.
Kedua, berlanjutnya dominasi peradaban barat. Ketiga, kekuasaan
pasar(market forces) dan globalisasi. Keempat,pergeseran teknologi industri
ke teknologi digital, berikut kesenjangan digital(digital divide). Dan kelima,
terhimpitya peradaban Islam ditengah dinamika peradaban global yang
bercorak post-modern.
2. Keterbukaan informasi dan teknologi dunia menjadikan pola
hubungan yang terjadi baik secara individu dan komunitas menjadi lebih
mondial ini sebagai konsekuensi dan fenomena globalisasi.
3. Membangun kerjasama dengan organisasi internasional dan NGO
internasional
Kondisi Nasional
1. Fakta dan realitas masyarakat indonesia yang majemuk dalam berorganisasi
2. Tuntutan Ikatan Pelajar Muhammadiyah menjadi organisasi trans
medium dan post modern dalam percaturan dan posisi strukturasi eksistensial
dan kultur sosial (social cultur existensial structural of political berganing)
pada tingkatan nasional
3. Adanya kebutuhan untuk membangun komunikasi dengan
pemerintah, NGO dan pihak lain yang terkait dengan civil society
Struktur Bidang

Ketua : Ruslan Abd. Gani


Sekretaris : Deden Kurnia
Anggota : Reza Zikri Fauzian
Fajar Mustofa

56
Alur Pengembangan Program Hubungan dan Kerja sama Internasional

Alur Program Kebijakan Hubungan dan Kerja Sama Internasional

57
PEDOMAN UMUM KERJA
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

BAB I
Ketentuan Umum

Pasal 1
Pengertian
1. Yang dimaksud pedoman umum kerja IPM adalah tata kerja yang berlaku dalam
kepemimpinan IPM yang meliputi seluruh pimpinan IPM pada setiap tingkatan.
2. Yang dimaksud IPM dalam pedoman umum kerja ini adalah Ikatan Pelajar
Muhammadiyah.
3. Yang dimaksud dengan pimpinan pusat dalam pedoman umum kerja ini adalah
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
4. Yang dimaksud dengan pimpinan IPM dalam pedoman umum kerja ini adalah
pimpinan IPM pada setiap tingkatan.

Pasal 2
Landasan
Pedoman umum kerja IPM disusun berdasarkan:
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
2. Tanfidz Muktamar XXI Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
3. Pedoman Administrasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
4. Hasil keputusan Rapat Kerja Pimpinan Tanggal 03 Februari 2019

Pasal 3
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan ditetapkannya pedoman umum kerja ini adalah untuk mengatur
mekanisme tugas, wewenang, tanggung jawab dan pembagian kerja pimpinan
sehingga menjadi suatu pedoman yang jelas dalam menjalankan progam untuk
mencapai tujuan ikatan.

BAB II
SUSUNAN ORGANISASI, STRUKTUR KEPEMIMPINAN DAN KEPUTUSAN ORGANISAISI

Pasal 4
Susunan Organisasi
58
 Susunan organisasi IPM terdiri atas:
c) Ranting
d) Cabang
e) Daerah
f) Wilayah
g) Pusat
 Ranting adalah kesatuan anggota-anggota dalam satu sekolah,
desa/kelurahan/masjid dan atau tempat lainnya.
 Cabang adalah kesatuan ranting-ranting dalam satu kecamatan dan atau
sekurang-kurangnya terdiri dari 3 ranting.
 Daerah adalah kesatuan cabang-cabang dalam tingkat Kabupaten/Kota dan atau
sekurangkurangnya terdiri 4 Cabang.
 Wilayah adalah kesatuan daerah-daerah dalam tingkat Provinsi dan sekurang-
kurangnya terdiri dari 3 daerah.
 Pusat adalah kesatuan wilayah-wilayah dalam lingkup Nasional.

Pasal 5
Struktur Kepemimpinan
1. Struktur kepemimpinan IPM terdiri atas:
a) Pimpinan Pusat
b) Pimpinan Wilayah
c) Pimpinan Daerah
d) Pimpinan Cabang
e) Pimpinan Ranting
2. Pimpinan Pusat adalah pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab ke dalam dan
ke luar ikatan.
3. Pimpinan Wilayah adalah pimpinan dalam wilayah dan melaksanakan
kepemimpinan diwilayahnya.
4. Pimpinan Daerah adalah pimpinan dalam daerah dan melaksanakan
kepemimpinan didaerahnya.
5. Pimpinan Cabang adalah pimpinan dalam cabang dan melaksanakan
kepemimpinan dicabangnya.
6. Pimpinan Ranting adalah pimpinan dalam ranting dan melaksanakan
kepemimpinan dirantingnya.

59
Pasal 6
Keputusan Organisasi
1. Keputusan organisasi adalah keputusan yang menyangkut kebijakan organisasi
secara luas yang tidak dapat diputuskan oleh masing-masing personal pimpinan.
2. Secara hirarki keputusan organisasi tersusun secara vertikal sebagai berikut:
a) Keputusan Muktamar Ikatan Pelajar Muhammadiyah
b) Keputusan Tanwir Ikatan Pelajar Muhammadiyah
c) Keputusan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
d) Keputusan Musyawarah Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah
e) Keputusan Konferensi Pimpinan wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah
f) Keputusan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah
g) Keputusan Musyawarah Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah
h) Keputusan Konferensi Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah
i) Keputusan Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah
j) Keputusan Musyawarah Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah
k) Keputusan Konferensi Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah
l) Keputusan Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah
m) Keputusan Musyawarah Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah
n) Keputusan Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah
3. Keputusan Muktamar berlaku setelah diberitahukan kepada Pimpinan Pusat
Muhammadiyah dan ditanfidzkan oleh Pimpinan Pusat IPM.
4. Keputusan Musyawarah Wilayah, Musyawarah Daerah, dan Musyawarah Cabang
berlaku setelah diberitahukan kepada Pimpinan Muhammadiyah setingkat dan
disahkan oleh pimpinan diatasnya.
5. Keputusan Musyawarah Ranting berlaku setelah diberitahukan kepada Pimpinan
Sekolah/Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat dan disahkan oleh
pimpinan diatasnya.
6. Keputusan Tanwir, Konpiwil, Konpida, dan Konpicab berlaku setelah ditanfidzkan
oleh Pimpinan yang bersangkutan dan diberitahukan kepada pimpinan
Muhammadiyah setingkat.
7. Keputusan organisasi mengikat lembaga(institusi) atau personal/pihak yang
terkena putusan.
8. Segala peraturan organisasi, baik yang merupakan keputusan, peraturan,
pedoman, dan sebagainya harus mengacu dan tidak boleh bertentangan dengan
keputusan yang lebih tinggi

60
BAB III
Kedudukan, Sifat, Wewenang dan Susunan Pimpinan

Pasal 7
Kedudukan
1. Pimpinan pusat merupakan pimpinan tertinggi dalam struktur kepemimpinan
Ikatan Pelajar Muhammadiyah secara keseluruhan dan bertanggung jawab
kepada muktamar.
2. Pimpinan wilayah merupakan pimpinan tertinggi dalam struktur kepemimpinan
Ikatan Pelajar Muhammadiyah ditingkat wilayah dan bertanggung jawab kepada
musyawarah wilayah.
3. Pimpinan daerah merupakan pimpinan tertinggi dalam struktur kepemimpinan
Ikatan Pelajar Muhammadiyah ditingkat daerah dan bertanggung jawab kepada
musyawarah daerah.
4. Pimpinan cabang merupakan pimpinan tertinggi dalam struktur kepemimpinan
Ikatan Pelajar Muhammadiyah ditingkat cabang dan bertanggung jawab kepada
musyawarah cabang.
5. Pimpinan ranting merupakan pimpinan tertinggi dalam struktur kepemimpinan
Ikatan Pelajar Muhammadiyah ditingkat ranting dan bertanggung jawab kepada
musyawarah ranting.
Pasal 8
Sifat
Pimpinan IPM bersifat kolektif kolegial, artinya bahwa proses pengambilan
keputusan/kebijakan organisasi dan pelaksanaan tugas serta kewajiban
diselenggarakan dengan semangat kebersamaan.
Pasal 9
Wewenang
Dalam melaksanakan kepemimpinannya, pimpinan IPM memiliki wewenang sebagai
berikut:
1. Menentuhkan kebijakan organisasi berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Keputusan Permusyawaratan
sesuai dengan jenjang kepemimpinan pada masing-masing tingkatan.
2. Mentanfidzkan keputusan permusyawaratan pada masing-masing tingkatan.
3. Menetapkan rencana kegiatan organisasi berdasarkan progam kerja yang
diputuskan permusyawaratan pada masing-masing tingkatan.
4. Memimpin pelaksanaan rencana kegiatan organisasi dan pada masing-masing
tingkatan.
61
5. Memimpin dan mengawasi pelaksanaan kebijakan sesuai dengan ruang lingkup
kepemimpinan
Pasal 10
Susunan Pimpinan
1. Pimpinan IPM yang merupakan kesatuan kolektif dari pimpinan harian dan
anggota pimpinan

2. Pimpinan Harian terdiri dari:


1. 1 (satu) orang ketua umum
2. 8 (delapan) orang dan jumlahnya disesuaikan dengan jumlah bidang yang
ada dalam setiap jenjang pimpinan
3. 1 (satu) orang sekretaris jendral/sekretaris umum
4. 8 (delapan) orang sekretaris atau jumlahnya disesuaikan dengan jumlah
bidang yang ada dalam setiap jenjang pimpinan
5. 1 (satu) orang bendahara umum
6. 2 (dua) orang bendahara
3. Anggota pimpinan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan
organisasi
4. Anggota pimpinan melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab
didasarkan pembagian bidang-bidang yang telah ditetapkan dalam muktamar
atau tugas, wewenang dan tanggung jawab khusus yang diberikan oleh pimpinan
IPM dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan organisasi
5. Pimpinan pusat dapat membentuk lembaga khusus, kelompok kerja, dan atau
panitia sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan organisasi.

BAB IV
Bidang, Lembaga Khusus, Kelompok Kerja dan Panitia

Pasal 11
Bidang
1. Bidang adalah badan struktural yang merupakan bagian inheren dari
kepemimpinan IPM, berfungsi sebagai pengelola aktifitas kegiatan guna
menjalankan organisasi dan bertugas sebagai unit pelaksana teknis pimpinan IPM
dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
2. Bidang-bidang terdiri dari, Bidang Organisasi, Bidang Perkaderan, Bidang Kajian
Dakwah Islam (KDI), Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP), Bidang Apresiasi
62
Seni dan budaya dan Olahraga (ASBO), Bidang Pengembangan Kreatifitas dan
Kewirausahaan, Bidang Advokasi,Ipmawati, dan Hubungan dan Kerja sama Luar
Negeri (khusus pimpinan pusat) yang dipimpin oleh seorang ketua dan sekretaris
pimpinan IPM yang membidanginya dan dilengkapi dengan anggota-anggota
bidang.
Pasal 12
Lembaga Khusus
19. Lembaga khusus adalah badan pembantu pimpinan yang melaksanakan hal-
hal yang tidak dapat ditangani langsung oleh pimpinan dalam hal pelaksanaan
dan pengembangan operasional progam.
20. Batas wewenang dan kedudukan lembaga khusus ditentuhkan dalam surat
keputusan pimpinan yang bersangkutan.
21. Lembaga khusus bertanggung jawab kepada Pimpinan IPM yang
bersangkutan dibawah koordinasi dan pembinaan pimpinan yang di tunjuk.
22. Personal lembaga khusus direkrut dari anggota IPM, simpatisan atau remaja
muslim lain yang dianggap dapat mengemban amanah lembaga lembaga dan
diberi tanggung jawab oleh masingmasing pimpinan.
23. Pimpinan IPM dapat membubarkan suatu lembaga khusus dan atau merubah
susunan anggota pengurusnya atas dasar musyawarah atau pertimbangan
pengurus lembaga khusus itu sendiri.
24. Hal-hal tentang lembaga khusus diatur dalam qaidah umum lembaga khusus
IPM.
Pasal 13
Kelompok Kerja
10. Kelompok kerja adalah badan pembantu pimpinan yang bertugas membantu
pimpinan IPM dalam menjalankan kerja tekhnis operasional suatu progam atau
suatu kebijakan.
11. Batas wewenang dan kedudukan kelompok kerja ditetapkan dengan surat
keputusan pimpinan IPM.
12. Kelompok kerja bertanggung jawab kepada pimpinan IPM dibawah koordinasi
dan pimbinaan pimpinan yang ditunjuk.
13. Personal kelompok kerja direkrut dari anggota IPM, simpatisan atau remaja
muslim lain yang dianggap dapat mengemban amanah dan ditetapkan dengan
keputusan pimpinan IPM.

63
14. Pimpinan IPM dapat membubarkan suatu kelompok kerja dan atau merubah
susunan anggotanya atas dasar musyawarah atau pertimbangan kelompok kerja
itu sendiri.
Pasal 14
Panitia Pelaksana/Penerima
1. Panitia Pelaksana adalah badan pelaksana teknis operasional kegiatan
pelaksanaan progam kerja pimpinan IPM.
2. Batas wewenang dan kedudukan panitia pelaksana/penerima ditetapkan dengan
surat keputusan pimpinan IPM.
3. Panitia Pelaksana bertanggung jawab kepada pimpinan pusat secara kolektif di
bawah koordinasi dan pembinaan pimpinan yang di tunjuk.
4. Personal panitia pelaksana/penerima direkrut dari anggota IPM, simpatisan atau
remaja muslim lain yang dianggap dapat mengemban amanah dan ditetapkan
dengan keputusan pimpinan IPM.
5. Pimpinan IPM dapat membentuk Panitia Penerima yang terdiri dari Pimpinan
dibawahnya yang anggotanya dikoordinasikan dengan pimpinan yang
bersangkutan.
BAB V
Pembagian Tugas dan Wewenang

Pasal 15
Tugas dan Wewenang Ketua Umum
1. Sebagai penanggung jawab tertinggi dan memimpin organisasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku serta kebijakan yang digariskan pimpinan IPM.
2. Bersama-sama sekretaris jendral/sekretaris umum bertanggung jawab atas
jalannya organisasi dan bertindak ke luar untuk dan atas nama organisasi sesuai
dengan kebijakan yang digariskan pimpinan IPM.
3. Mengarahkan, membimbing, mengawasi serta mengendalikan pelaksanaan
progam dan rencana kegiatan organisasi.
4. Dalam kondisi mendesak, ketua umum dapat mengambil keputusan organisasi
dengan mempertimbangkan saran dari pimpinan lain dan kemudian
mempertanggungjawabkannya kepada pimpinan IPM.
5. Mengatur pembagian kerja diantara masing-masing ketua.
6. Bersama-sama ketua-ketua dan sekretaris jendral/sekretaris umum
menginventarisasi masalah yang timbul untuk dapat dicari penyelesaiannya.
7. Memimpin rapat-rapat seperti yang diatur dalam pedoman umum kerja ini.
64
8. Mengkoordinasikan lembaga khusus, kelompok kerja, panitia yang koordinasinya
diserahkan kepadanya.
9. Menugaskan satu atau beberapa pimpinan untuk mewakili pimpinan IPM dalam
acara/kegiatan atas nama pimpinan IPM.
Pasal 16
Tugas dan Wewenang Ketua
1. Bertanggung jawab memimpin bidang sesuai ketetapan yang berlaku atau atas
dasar kebijakan pimpinan IPM.
2. Bersama-sama ketua umum memimpin organisasi berdasarkan pembagian tugas
yang diatur berdasarkan kebijakan Pimpinan IPM.
3. Bersama-sama ketua umum dan sekretaris jerndral/ sekretaris umum
menginventarisasi masalah yang timbul untuk dapat dicari penyelesaiannya.
4. Bersama-sama pimpinan lainnya memberikan saran dan pertimbangan kepada
ketua umum dalam hal pengambilan keputusan dalam keadaan mendesak.
5. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugas yang diserahkan kepadanya
terutama yang sesuai dengan lingkup bidangnya.
6. Melaksanakan tugas ketua umum atas dasar pembagian bidang masing-masing
apabila ketua umum berhalangan.
7. Bertanggung jawab dalam mengkoordinir perencanaan, pengorganisasian, dan
melaksanakan serta evaluasi kegiatan atau progam bidang yang dipimpinnya.
8. Membantu ketua umum dalam memimpin rapat-rapat pimpinan IPM.
9. Mengkoordinasikan lembaga khusus, kelompok kerja, panitia yang berada dalam
lingkup bidangnya.
10. Membuat laporan kerja bidang dalam waktu tiap 4(empat) bulan secara tertulis
yang disampaikan pada saat rapat pleno.

Pasal 17
Tugas dan Wewenang Sekretaris Jendral (Khusus Pimpinan Pusat)/ Sekretaris
Umum
1. Bersama-sama ketua umum bertanggung jawab atas jalannya organisasi, dan
bertindak ke luar untuk dan atas nama organisasi sesuai dengan kebijakan
pimpinan IPM.
2. Mengendalikan segala informasi baik masuk maupun ke luar yang diperlukan
pimpinan IPM.
3. Bersama-sama ketua umum dan ketua-ketua mengkoordinir pelaksanaan tugas
dan kegiatan pimpinan IPM.
65
4. Bersama-sama ketua umum dan ketua menginvetarisasi masalah yang timbul
untuk dapat dicari penyelesaiannya.
5. Bersama-sama ketua umum menunjuk pimpinan untuk menyelesaikan
permasalahan organisasi baik internal maupun eksternal.
6. Bersama-sama pimpinan lainnya memberi saran dan pertimbangan kepada ketua
umum dalam hal pengambilan keputusan dalam keadaan mendesak.
7. Membantu ketua umum dalam memimpin rapat-rapat pimpinan IPM.
8. Mempersiapkan dan menyelenggarakan rapat pimpinan IPM serta menyelesaikan
hasilnya dalam tuangan kesimpulan dan atau rumusan keputusan sampai kepada
penyiapan tanfidz.
9. Memimpin kegiatan kesekretariatan pimpinan IPM.
10. Mengkoordinasikan kegiatan kesekretariatan yang dilakukan lembaga khusus,
kelompok kerja, panitia.
11. Bertanggung jawab atas pembinaan administrasi terhadap pimpinan IPM di
bawahnya.
12. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang diserahkan kepadanya.
13. Mengatur pembagian tugas diantara sekretaris.
14. Membuat tanfidz sesuai tingkatan kepemimpinan
Pasal 18
Tugas dan Wewenang Sekretaris
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang diserahkan kepadanya,
terutama yang sesuai dengan bidangnya masing-masing.
2. Membantu ketua dalam melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya masing-
masing.
3. Melaksanakan tugas-tugas administrasi dan memberi dukungan bagi suksesnya
kegiatan dan progam organisasi pada umumnya dan bidang pada khususnya.
4. Bersama-sama sekretaris jendral/sekretaris umum menyelenggarakan dan
mengelola kegiatan administrasi dan kesekretariatan sesuai dengan pembagian
tugas sekretaris.
5. Membantu sekretaris jendral/ sekretaris umum dalam mengendalikan informasi
baik yang masuk maupun yang keluar sesuai dengan kebutuhan organisasi
berdasarkan pembagian tugas sekretaris.
6. Membantu sekretaris jendral/ sekretaris umum dalam mempersiapkan dan
menyelenggarakan rapat pimpinan IPM serta menyelesaikan hasilnya dalam

66
tuangan kesimpulan dan atau rumusan keputusan sampai kepada penyiapan
tanfidz.
7. Melaksanakan tugas sekretaris jendral/ sekretaris umum bila sekretaris jendral/
sekretaris umum berhalangan.
8. Memberikan saran dan pertimbangan kepada sekretaris jendral/ sekretaris
umum.
9. Bersama-sama pimpinan lainnya memberikan saran dan pertimbangan kepada
ketua umum dalam hal pengambilan keputusan dalam keadaan mendesak.
10. Membantu ketua umum dalam memimpin rapat-rapat pimpinan IPM.

Pasal 19
Tugas dan wewenang Bendahara Umum
1. Bertanggung jawab atas keuangan dan penggaangan dana.
2. Mengupayakan dan mengkoordinasikan penggalangan dana.
3. Menyelenggarakan pengelolaan keuangan pimpinan IPM.
4. Bertanggung jawab atas distribusi dana taktis pimpinan IPM.
5. Mengurus buku-buku keuangan ikatan dan daftar pembayaran iuran dan
sokongan dengan rapi.
6. Mempersiapkan bahan dan menyusun anggran pendapatan dan belanja
pimpinan IPM.
7. Menyelenggarakanpertanggung jawaban keuangan pimpinan IPM.
8. Mengatur dan menyelenggarakan pembukuan keuangan pimpinan IPM.
9. Bertanggung jawab atas pembinaan administrasi keuangan terhadap pimpinan
yang ada di bahwahnya.
10. Mengadakan pembagian tugas diantara bendahara dan wakil-wakil bendahara.
11. Bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya.
12. Bersama-sama pimpinan lainnya memberikan saran dan pertimbangan kepada
ketua umum dalam hal pengambilan keputusan dalam keadaan mendesak.
13. Mengkoordinasikan lembaga khusus, kelompok kerja, panitia yang menangani
penggalian dan atau pengelolaan keuangan.
14. Membantu ketua umum dalam memimpin rapat-rapat pimpinan IPM.
15. Mebuat laporan kepada pimpinan sedikitnya sebulan sekali tentang: keadaan
keuangan organisasi, keluar-masuknya uang, maju-mundurnya iuran, sokongan,
dan sebagainya. Sedikitnya tiga bulan sekali, Bendahara menunjukkan buku-buku

67
keuangan dan memberikan laporan kepada rapat pimpinan, dan disampaikan
pada rapat pllo.
16. Adalah menjadi tugas dan kewajiban anggota untuk mencari/mengumpulkan
sokongan yang tetap, dari para penyokong/donator dan sebagainya
Pasal 20
Tugas dan wewenang Wakil Bendahara
1. Bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya.
2. Bersama-sama bendahara dalam melaksanakan tugas-tugas kebendaharaan,
yaitu penggalangan dana, penyelenggaraan pengelolaan keuangan pimpinan IPM,
pendistribusian, pembukuan dsb, sesuai kesepakatan bendahara dan wakil-
wakilnya.
3. Melaksanakan tugas bendahara bila bendahara berhalangan.
4. Bersama-sama pimpinan lainnya memberikan saran dan pertimbangan kepada
ketua umum dalam hal pengambilan keputusan dalam keadaan mendesak.
5. Membantu ketua umum dalam memimpin rapat-rapat.

Pasal 21
Tugas dan Wewenang Anggota Bidang
1. Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya didasarkan pada
pembagian bidang masing-masing.
2. Bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya.
3. Bersama-sama pimpinan lainnya memberikan saran dan pertimbangan kepada
ketua umum dalam hal pengambilan keputusan dalam keadaan mendesak

BAB VI
Rapat Pimpinan IPM

Pasal 22
Quorum
Rapat dapat berlangsung tanpa memandang jumlah yang hadir asal yang bersangkutan
telah diundang secara sah.

Pasal 23
Keputusan Rapat
1. Keputusan rapat diusahakan diambil berdasarkan suara bulat dan apabila
terpaksa dengan pemungutan suara maka putusan diambil dengan suara
terbanyak mutlak, dengan setiap peserta rapat berhak satu suara.

68
2. Keputusan rapat secara langsung merupakan keputusan organisasi yang
mengikat institusi atau personal/pihak yang terkena putusan.
Pasal 24
Jenis Rapat
Rapat Pimpinan IPM terdiri dari:
1. Rapat Kerja Nasional/Wilayah/Daerah/Cabang/Ranting
2. Rapat Kerja Pimpinan
3. Rapat Pleno Pimpinan
4. Rapat Pimpinan
5. Rapat Bidang
Pasal 25
Rapat Kerja Pimpinan
1. Rapat kerja pimpinan adalah rapat yang membahas progam kerja pimpinan IPM.
2. Rapat kerja pimpinan dihadiri oleh
g) Personal pimpinan IPM
h) Undangan yang dianggap perlu sebagai peninjau rapat
3. Rapat kerja pimpinan berwenang untuk
a) Silahturahmi penciptaan suasana kerja yang kondusif
b) Mengagendakan progam kerja
c) Menentukan agenda kebijakan pimpinan IPM
d) Menentukan RAPB pimpinan IPM
e) Membahas agenda lain yang dianggap perlu
4. Rapat kerja pimpinan diadakan minimal satu kali dalam satu periode dan dapat
diselenggarakan kembali bila dianggap perlu.
5. Apabila dianggap perlu, pimpinan IPM dapat menyelenggarakan rapat kerja
dengan mengikutsertakan pimpinan dibawahnya dengan sebagai forum
sosialisasi dan pembahasan strategi pengembangan progam sesuai dengan
keputusan permusyawaratan pada setiap tingkat kepemimpinan.

Pasal 26
Rapat Pleno
1. Rapat pleno pimpinan adalah rapat pimpinan IPM yang pesertanya terdiri dari
seluruh personal pimpinan IPM.
2. Rapat pleno pimpinan dapat diperluas dengan mengikut sertakan pimpinan di
bawahnya sebagai peserta dalam membahas masalah-masalah urgen.

69
3. Jika dianggap perlu, rapat pleno pimpinan dapat mengikut sertakan wakil
lembaga dan atau undangan lainnya sesuai kebutuhan peninjau.
4. Rapat pleno pimpinan berwenang untuk
a) Mentanfidzkan keputusan permusyawaratan pada setiap tingkatan.
b) Membahas dan menetapkan peraturan organisasi
c) Membahas dan menetapkan kebijakan strategis pimpinan IPM
d) Pemecahan masalah mendasar organisasi dan kepemimpinannya
e) Mengambil keputusan dan menentukan sikap pimpinan IPM terhadap
berbagai masalah penting internal maupun eksternal
f) Membahas, menetapkan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan
progam pimpinan IPM
g) Membentuk kelengkapan pimpinan IPM, seperti jika dianggap perlu,
kelompok kerja, lembaga, dan sebagainya.
5. Waktu pelaksanaan rapat pleno pimpinan ditentuhkan oleh pimpinan IPM pada
tiap tingkatan disesuaikan dengan kebutuhan/kepentingan.
6. Agenda rapat pleno pimpinan ditetapkan berdasarkan kepentingan yang dipimpin
oleh sekretaris jendral/sekretaris umum.

Pasal 27
Rapat Pimpinan
8. Rapat pimpinan adalah Rapat yang membahas masalah kebijakan operasional,
kebijakan taktis organisasi baik masalah kepemimpinan, administrasi, progam
dan kegiatan.
9. Rapat Pimpinan diikuti oleh seluruh personil pimpinan IPM.
10. Rapat rutin pimpinan berwenang untuk
a) Evaluasi keputusan rapat pimpinan sebelumnya
b) Membahas kegiatan/ progam
c) Pembahasan agenda, surat masuk dan penyikapannya serta hal lain yang
mendesak.
d) Informasi permasalahan aktual dan penyikapan
e) Evaluasi kinerja pimpinan kantor yang bersangkutan
f) Agenda lain yang dianggap perlu dan representative untuk dibicarakan dalam
rapat rutin pimpinan
11. Waktu pelaksanaan rapat rutin ditentuhkan oleh pimpinan IPM pada tiap
tingkatan disesuaikan dengan kebutuhan/kepentingan.

70
Pasal 28
Rapat Bidang
1. Rapat bidang adalah rapat untuk koordinasi dan konsultasi dalam bidang yang
diadakan secara insidental sesuai dengan kebutuhan/kepentingan.
2. Rapat bidang berwenang untuk
a) Membahas perencanaan, perngorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi
bidang
b) Memecahkan masalah intern bidang
3. Rapat bidang dipimpin oleh ketua dan atau yang memimpin bidang tersebut.
Pasal29
Rapat Kerja Nasional
3. Rapat Kerja Nasional adalah rapat yang membahas strategi pengembangan
progra sesuai dengan garis besar haluan kebijakan yang ditetapkan dalam
Muktamar dan program kerja PP IPM
4. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh:
a. Personal PP IPM
b. Ketua Umum dan Sekum serta anggota lain sesuai kebutuhan
c. Wakil Lembaga PP IPM
d. Undangan
5. Rapat Kerja Nsional berwewenang untuk:
2. Mensosialisasikan proram PP IPM
3. Mengagendakan program kerja PP IPM secara nasional dan strategi
pengembangannya
4. Menentukan pembagian wilayah antar setiap jenjang kepemimpinan
5. Membahas agenda lain yang dianggap perlu
6. Rapat kerja nasional diselenggarakan atas undangan PP IPM. Diadakan minimal 1
kali dalam 1 periode
BAB VII
Laporan Organisasi

Pasal 31
Laporan Organisasi
1. Setiap tingkat pimpinan IPM berkewajiban untuk membuat laporan tentang
keadaan IPM meliputi bidang organisasi, amal usaha, administrasi, inventarisasi
organisasi dan kegiatan-kegiatan termasuk laporan bidang/lembaga,
problematika, usul dan saran dari tingkat pimpinan IPM masingmasing
71
disampaikan kepada pimpinan di atasnya, dengan ketentuan bagi Pimpinan
Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang setiap enam bulan dan Pimpinan Ranting setiap
empat bulan.
2. Masing-masing bidang berkewajiban melaporkan kegiatan bidang dalam rapat
pleno.
3. Setiap personal yang melakukan kegiatan yang menyangkut organisasi
berkewajiban melaporkan kegiatannya pada rapat pimpinan.
BAB IX
Pengagendaan Surat
Pasal 32
Pengagendaan Surat
6. Seluruh surat masuk dan keluar dicatat dengan tertib berdasarkan pedoman
administratif.
7. Seluruh personil pimpinan yang menerima surat secara langsung, dan berkaitan
dengan kepentingan organisasi harus mencatat surat tersebut kepada bagian
agendaris (dari sekretaris pimpinan atau pimpinan/petugas yang ditunjuk).
Pasal 33
Tindak Lanjut
Surat yang telah masuk dilaporkan pada sekretaris jendral (khusus pimpinan pusat)
/sekretaris umum dan atau sekretaris yang kemudian meneruskannya:
a) Surat yang bersifat umum diteruskan pada ketua umum untuk kemudian
diteruskan pada bagian sesuai masalahnya sesuai dengan petunjuk.
b) Surat yang tidak memerluhkan kebijakan khusus dapat langsung diteruskan
pada bidang/bagian yang sesuai dengan permasalahan

Pasal 34
Penandatanganan Surat
1. Surat-surat yang bersifat umum ditandatangani oleh ketua umum dan sekretris
jendral ( khusus pimpinan pusat)/ sekretaris umum, terutama surat yang berisi
keputusan dan pernyataan sikap untuk dan atas nama organisasi.
2. Jika ketua umum berhalangan, surat-surat ditandatangani oleh ketua.
3. Jika sekretaris jendral(khusus pimpinan pusat) /sekretaris umum berhalangan,
surat-surat ditandatangani oleh sekretaris.
4. Surat yang bersifat internal organisasi ditanda tangani oleh ketua umum dan
sekretaris jenderal / sekretaris umum.

72
5. Jika sekretaris jendral(khusus pimpinan pusat) /sekretaris umum dan sekretaris
berhalangan, surat-surat dapat ditandatangangi oleh pimpinan lain yang ditunjuk
atas keputusan rapat sebagai pejabat sekretaris.
6. Surat-surat pimpinan IPM mengenai keuangan ditandatangani oleh ketua
umum/ketua bersama bendahara/ wakil bendahara. Jika bendahara/wakil
bendahara berhalangan,surat ditandatangani oleh ketua umum atau ketua,
bersama sekretaris jendral(khusus pimpinan pusat)/sekretaris umum atau
sekretaris.
7. Surat-surat yang berhubungan dengan kerja bidang masing-masing ditandangani
oleh ketua dan sekretaris yang bertanggungjawab pada bidang tersebut.
8. Surat-surat yang bersifat intern organisasi dan bukan merupakan keputusan atau
kebijakan khusus dapat ditandatangani oleh sekretaris.
BAB X
Ketentuan Lain

Pasal 35
Penutup
1. Pedoman umum kerja ini berlaku bagi setiap jenjang pimpinan IPM dengan
penerapannya disesuaikan dengan kondisi pada tiap tingkatan.
2. Pimpinan IPM pada masing-masing tingkatan dapat membuat mekanisme kerja
yang berlaku bagi pimpinan IPM dengan mengacu ppada pedoman umum kerja
ini.
3. Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman umum kerja ini dapat diatur
kemudian dalam rapat pimpinan pada masing-masing tingkatan yang berlaku
untuk pimpinan IPM tersebut.
4. Parameter Pimpinan (keberhasilan tiap Pleno) dilihat dari progress report bidang
yang disampiakan dengan laporan tertulis

73
PEDOMAN KERJA ORGANISASI
PIMPINAN PUSAT IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
Periode 2018-2020

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Pedoman Kerja Organisasi Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah
tata kerja yang berlaku dalam pimpinan pusat dan mengikat kepada seluruh
personal pimpinan yang selanjutnya di sebut dengan Mekanisme kerja.
2. Komposisi jabatan adalah komponen-komponen jabatan yang mencerminkan
tugas-tugas dalam pimpinan.
3. Pimpinan adalah Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
4. Personal pimpinan adalah seseorang yang menempati jabatan pada struktur
pimpinan pusat.
5. Ikatan adalah Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
6. Bidang adalah pengelompokan tugas-tugas pimpinan yang menjalankan program
ikatan.
7. Rapat kerja pimpinan adalah rapat yang membahas program kerja pimpinan yang
mengacu pada keputusan muktamar yang selanjutnya di sebut rakerpim.
8. Rapat pleno pimpinan adalah rapat yang di ikuti oleh seluruh pimpinan yang
selanjutnya di sebut Rapat Pleno.
9. Rapat bidang adalah rapat yang di ikuti oleh ketua, sekretaris dan anggota
bidang.
10. Rapat rutin adalah rapat yang di selenggarakan oleh masing-masing kantor
pimpinan yang selanjutnya di sebut rapat rutin.
11. Bahan rapat adalah sebuah kumpulan materi pembahasan rapat yang di
sampaikan secara tertulis kepada peserta rapat.
12. Materi rapat adalah persoalan yang akan di bahas dalam rapat.
Pasal 2
Tujuan mekanisme kerja ini adalah untuk mengatur mekanisme tugas, wewenang,
tanggungjawab, dan pembagian kerja pimpinan pusat sehingga menjadi suatu
pedoman yang jelas dalam menjalankan program untuk mencapai tujuan Ikatan.

74
BAB II
KOMPOSISI JABATAN PIMPINAN
Pasal 3
1. Pimpinan pusat memiliki sembilan bidang.
2. Delapan bidang sebagaimana ayat 1 pasal ini adalah:
a. Bidang organisasi.
b. Bidang perkaderan.
c. Bidang kajian dan dakwah Islam.
d. Bidang pengkajian ilmu pengetahuan
e. Bidang apresiasi seni, budaya dan olahraga
f. Bidang advokasi.
g. Bidang Pengembangan Kreatifitas dan Kewirausahaan
h. Bidang Ipmawati
i. Bidang Hubungan dan Kerja Sama Internasional

3. Pimpinan pusat terdiri dari atas komposisi jabatan sebagai berikut:


a. Satu orang ketua umum.
b. Sembilan orang ketua, yang masing-masing ketua menjadi salah satu ketua
bidang sebagaimana ayat 2 pasal ini.
c. Satu orang sekretaris jenderal.
d. Sembilan orang sekretaris, yang masing-masing sekretaris menjadi salahsatu
sekretaris bidang sebagaimana pasal 2 ayat ini.
e. Satu orang bendahara umum.
f. Dua orang bendahara, bendahara 1 di Jakarta dan bendahara 2 di Yogyakarta
g. Anggota yang jumlah totalnya minimal delapan (9), dan maksimal enam belas
(18).
h. Anggota sebagimana huruf g ayat 3 di atas harus terbagi dengan komposisi
masing-masing bidang maksimal 2 orang

75
BAB III
PERSONAL PIMPINAN
Bagian pertama
Pasal 4
Untuk menjadi personal pimpinan harus di penuhi syarat sebagai berikut:
1. Telah mengikuti pengkaderan IPM setidak-tidaknya tingkat madya (Taruna Melati
III)
2. Telah menjadi personal pimpinan wilayah IPM atau lembaga minimal satu periode
3. Memiliki KTA IPM.
4. Memiliki Nomor Baku Anggota Muhammadiyah.
Pasal 5
Sebelum menjalankan tugasnya, personal pimpinan harus mengikuti prosesi pelantikan
dan pengambilan sumpah pimpinan yang pelaksanaannya di lakukan sebelum rapat
kerja pimpinan.
Pasal 6
Personal pimpinan berakhir kepemimpinannya setelah di adakan serah terima jabatan
kepada pimpinan yang baru.
Pasal 7
Personal pimpinan berhenti karena:
1. Meninggal dunia.
2. Atas permintaan sendiri secara tertulis yang di ajukan kepada ketua umum.
3. Di berhentikan oleh pimpinan karena;
a. Melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dengan sanksi
pemberhentian.
b. Melanggar sumpah pimpinan.
c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana pasal 4.
d. Melanggar aturan lain dengan sanksi pemberhentian.

Bagian kedua
Kewajiban personal pimpinan
Pasal 8
1. Mengikuti setiap rapat yang di selenggarakan oleh pimpinan.
2. Mengikuti setiap kegiatan yang diselenggarakan.
3. Menjaga nama baik organisasi dan pimpinan.

76
4. Menjalankan tugas-tugas sesuai dengan mekanisme kerja dan aturan lain
organisasi.

Bagian ketiga
Hak personal pimpinan
Pasal 9
Hak personal pimpinan adalah sebagai berikut:
1. Mengikuti setiap acara yang di selenggarakan oleh pimpinan.
2. Acara sebagaima ayat 1 pasal ini adalah dalam ruang-lingkup pimpinan, bukan
aktivitas bidang.
3. Transportasi dalam setiap acara yang di selenggarakan oleh pimpinan.
4. Transportasi sebagaimana angka 3 pasal ini tidak termasuk untuk rapat rutin.
5. Transportasi sebagaimana angka 3 pasal ini diberlakukan dari Jakarta atau
Yogyakarta.
6. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya terkhusus dalam permusyawaratan
pimpinan, setiap personal memiliki:
a. Hak suara;
b. Hak bicara dan mengeluarkan pendapat.
Bagian keempat
Larangan personal pimpinan
Pasal 10
1. Seluruh personal pimpinan dilarang:
a. Membuat proposal, atau surat keluar, dan mengedarkannya dengan
mengatasnamakan pimpinan, tanpa izin dan sepengetahuan ketua umum dan
sekretaris jenderal.
b. Membuat pernyataan yang mengatasnamakan organisasi tanpa seizin dan
sepengetahuan Pimpinan
c. Melakukan transaksi keuangan dengan pihak luar IPM atas nama pimpinan
tanpa izin dan sepengetahuan bendahara umum, atau bendahara.
d. Melakukan Penggelapan Dana, penipuan, pencurian, pemalsuan, yang
merugikan Ikatan
e. Menghilangkan, dan atau menyembunyikan dokumen Ikatan atau pimpinan
untuk kepentingan pribadi personal.
f. Menggunakan barang-barang atau fasilitas milik Muhammadiyah, Ikatan atau
pimpinan tanpa izin dan sepengetahuan dari pejabat yang berwenang.

77
g. Menolak atau tidak bersedia memberikan laporan pertanggungjawaban
kepengurusan, laporan keuangan, atau laporan kegiatan, di lingkungan
pimpinan.
h. Melakukan fitnah, penghinaan, pencemaran nama baik dan tindakan kekerasan
terhadap sesama personal pimpinan, pengurus dan karyawan di lingkungan
Muhammadiyah serta amal usahanya.
i. Mengahadiri undangan resmi yang ditujukan pada pimpinan tanpa seizin atau
sepengetahuan dari pimpinan.
j. Seluruh personal pimpinan dilarang melakukan perbuatan-perbuatan lainnya
yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Bagian kelima
Domisili pimpinan
Pasal 11
1. Pada dasarnya pimpinan harus berdomisili di sekitaran DKI Jakarta atau DI
Yogyakarta.
2. Pimpinan yang tidak berdomisili sebagaimana angka 1 pasal ini lebih dari tiga
bulan selama masa kepemimpinan setelah pelantikan, maka kepadanya akan
diberhentikan.
3. Apabila dalam jangka waktu dua bulan setelah dikeluarkan Surat Peringatan
belum berdomisili sebagaimana angka 1 pasal ini, maka akan di berhentikan dari
pimpinan.
BAB IV
PERMUSYAWARATAN PIMPINAN
Pasal 12
Pimpinan mengenal lima jenis rapat:
1. Rapat Kerja Pimpinan.
2. Rapat Pleno Pimpinan.
3. Rapat Bidang.
4. Rapat Rutin.
5. Rapat Koordinasi.
Pasal 13
Rapat pimpinan tidak memandang quorum, asalkan undangan sudah di sampaikan
secara sah maka rapat dapat di selenggarakan.

78
Pasal 14
Undangan sebagaimana pasal 13 di atas adalah melalui pesan singkat elektronik
1. Rapat Kerja Pimpinan diundang oleh Sekretaris Jenderal
2. Rapat Pleno Pimpinan diundang oleh Sekretaris Jenderal
3. Rapat Bidang diundang oleh bidang
4. Rapat Rutin diundang oleh kepala kantor
5. Rapat Koordinasi
Pasal 15
Rapat kerja pimpinan
1. Acara pokok dalam rakerpim adalah membahas program kerja pimpinan selama
satu periode.
2. Apabila di anggap perlu, maka dapat di agendakan acara atau pembahasan lain
untuk kepentingan organisasi.
3. Syarat di selenggarakannya rakerpim:
a. Masing-masing bidang sudah menyelenggarakan berkoordinasi paling sedikit
satu kali untuk mempersiapkan program selama satu periode.
b. Selanjutnya dikomunikasikan antara ketua umum, sekretaris jenderal,
bendahara umum, dan seluruh ketua bidang untuk mencari kesefahaman dan
harmonisasi program.
4. Apabila syarat sebagaimana ayat 2 tidak terpenuhi, maka rakerpim harus di tunda
sampai syarat seluruhnya terpenuhi.
5. Ketua umum bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan rakerpim.
6. Peserta rapat adalah seluruh personal pimpinan.
7. Rakerpim di selenggarkan paling sedikit satu kali dalam satu periode.
8. Keputusan rakerpim adalah mengikat kepada seluruh pimpinan.
9. Apabila ada personal pimpinan yang tidak menghadiri rakerpim, maka di anggap
menyetujui keputusan.

Pasal 16
Mekanisme Rapat Kerja Pimpinan
1. Rakerpim di pimpin oleh ketua umum.
2. Sebelum pokok rapat di mulai, ketua umum wajib memberikan orientasi awal
terkait dengan pelaksanaan rakerpim yang sekaligus memberikan info-info
aktual terkait dengan perkembangan organisasi.

79
3. Pokok rapat di mulai dengan presentasi dari masing-masing bidang pimpinan
yang urutannya di sepakati oleh pimpinan.
4. Setelah presentasi selesai, selanjutnya di buka sesion pertanyaan.
5. Setelah sesion pertanyaan selesai, di buka sesion pandangan umum.
6. Pertanyaan atau pandangan umum oleh personal pimpinan bukan
merupakan kewajiban.
7. Setiap pandangan umum yang bersifat usulan, wajib di tampung dan di ambil
keputusan untuk di terima atau di tolak.
8. Giliran berbicara di berikan berdasarkan pesanan dari peserta.
9. Peserta yang sedang berbicara tidak boleh di potong pembicaraannya.
10. Pemimpin rapat berhak mengarahkan pembicaraan, megembalikan pada
pokok persoalan, atau memotong pembicaraan peserta rapat yang tidak
bermanfaat.
11. Lama berbicara di sepakati oleh pimpinan.

Pasal 17
Rapat Pleno pimpinan
1. Acara pokok dalam Rapat Pleno adalah:
a. Laporan bidang.
b. Evaluasi program dan kebijakan.
c. Evaluasi pimpinan.
d. Laporan keuangan
2. Rapat Pleno berwenang:
a. Membahas dan menetapkan peraturan organisasi.
b. Membahas dan menetapkan kebijakan strategis pimpinan.
c. Memecahkan masalah mendasar organisasi dan pimpinan.
d. Menetapkan kelompok kerja, kepanitiaan, pengurus lembaga atau
sejenisnya yang dapat di persamakan dengan itu.
e. Menetapkan berdirinya lembaga pimpinan.
f. Menetapkan reshuffle pimpinan.
3. Undangan di terima oleh personal pimpinan paling lambat satu minggu
sebelum di selenggarakannya rapat peno.
4. Bahan rapat berisi laporan bidang dan draf yang akan menjadi pembahasan
dalam rapat pleno harus di terima oleh sekretaris jenderal paling lambat 5
hari sebelum di selenggarakannya rapat peno.

80
5. Ketuan umum bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan rapat pleno.
6. Peserta rapat adalah seluruh personal pimpinan.
7. Apabila di perlukan, rapat dapat menghadirkan pimpinan lembaga khusus.
8. Rapat pleno di selenggarkan paling sedikit satu kali dalam tiga bulan.
9. Keputusan rapat pleno adalah mengikat kepada seluruh pimpinan.
10. Apabila ada personal pimpinan yang tidak menghadiri rapat pleno, maka di
anggap menyetujui keputusan.
Pasal 18
Mekanisme Rapat Pleno pimpinan
1. Rapat pleno di pimpin oleh ketua umum, apabila ketua umum berhalangan
maka di gantikan oleh sekretaris jenderal, apabila sekretaris jenderal
berhalangan maka di gantian oleh salah satu ketua.
2. Sebelum pokok rapat dimulai, sekretaris jenderal wajib melaporkan tentang
kegiatan pertisipatif pimpinan dan info-info aktual terkait dengan organisasi.
3. Rapat pleno dimulai dengan laporan masing-masing bidang secara lengkap
dan detail.
4. Bidang Keuangan melaporkan kondisi keuangan perpleno.
5. Setelah laporan selesai, selanjutnya di buka sesion pertanyaan.
6. Pertanyaan oleh personal pimpinan bukan merupakan kewajiban, tetapi
pendekatan program.
7. Setelah laporan selesai, selanjutnya rapat di lanjutkan pada pembahasan
evaluasi program, dan pimpinan.
8. Pemimpin rapat harus membahas satu-persatu bahasan secara detail, tanpa
mengalihkan pembicaraan atau membiarkan pembicaraan jadi melebar.
9. Kesempatan berbicara diberikan berdasarkan izin pimpinan rapat.
10. Peserta yang sedang berbicara tidak boleh di potong pembicaraannya.
11. Pemimpin rapat berhak mengarahkan pembicaraan, megembalikan pada
pokok persoalan, atau memotong pembicaraan peserta rapat yang tidak
bermanfaat.
12. Tempat pelaksanaan Rapat Pleno Ganjil di kantor Yogyakarta dan Rapat Pleno
Genap di kantor Jakarta

81
Pasal 19
Rapat Bidang
1. Acara pokok dalam Rapat Bidang adalah:
a. Mempersiapkan laporan bidang yang akan di sampaikan dalam rapat
pleno.
b. Mempersiapan kegiatan bidang.
c. Evaluasi program dan kebijakan.
d. Evaluasi personal bidang.
2. Apabila dianggap perlu, maka dapat di agendakan acara atau pembahasan
lain untuk kepentingan bidang.
3. Ketua bidang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan rapat bidang.
4. Peserta rapat adalah seluruh personal bidang.
5. keputusan rapat bidang adalah mengikat kepada seluruh personal bidang.
6. Apabila ada personal pimpinan yang tidak menghadiri rapat bidang, maka
dianggap menyetujui keputusan.
Pasal 20
Mekanisme rapat bidang di atur sendiri oleh bidang.

Pasal 21
Rapat Rutin Pimpinan
1. Rapat rutin membahas hal-hal teknis terkait dengan:
a. Aktivitas rutin kantor.
b. Aktivitas kegiatan sebelumnya yang sudah di putuskan melalui Rakerpim
atau Rapat pleno.
2. Rapat di selenggarakan di Kantor Jakarta hari Jum’at dan di kantor Jogjakarta
hari Sabtu.
3. Ketua umum bertanggungjawab terhadap penyelanggaraan rapat rutin.
4. Peserta rapat adalah seluruh personal pimpinan.
5. Keputusan rapat rutin adalah mengikat kepada seluruh personal bidang.
6. Apabila ada personal pimpinan yang tidak menghadiri rapat rutin, maka di
anggap menyetujui keputusan.

82
Pasal 22
Mekanisme Rapat Rutin
1. Rapat dipimpin oleh pimpinan secara hierarkis.
2. Sebelum pokok rapat dimulai, rapat didahului dengan kajian selama 7 menit yang
penyampainnya di lakukan oleh salah satu personal sesuai dengan jadwal yang
dibuat oleh kepala kantor.
3. Pimpinan rapat harus memisah antara sesion laporan dan pembahasan.
4. Pimpinan rapat harus membahas satu-persatu bahasan secara detail, tanpa
mengalihkan pembicaraan atau membiarkan pembicaraan jadi melebar.
5. Peserta yang sedang berbicara tidak boleh di potong pembicaraannya.
6. Pemimpin rapat berhak mengarahkan pembicaraan, megembalikan pada pokok
persoalan, atau memotong pembicaraan peserta rapat yang tidak bermanfaat.
7. Lama berbicara di sepakati oleh peserta rapat.
Pasal 23
Notulensi
Setiap rapat dibuat risalah yakni notulensi, apabila memungkinkan demi kepentingan
pimpinan maka dapat memakai rekaman.
Pasal 24
Notulensi dalam rapat setidak-tidaknya mencantumkan:
1. waktu rapat (hari/tanggal jam dibuka dan ditutupnya rapat)
2. tempat rapat.
3. pemimpin rapat.
4. absensi rapat
5. nama-nama pembicara dan pendapat masing-masing.
6. keterangan-keterangan tentang putusan dan kesimpulan.
Pasal 25
Notulensi segera dipublikasikan kepada peserta rapat melalui Grup WA internal PP
IPM.
BAB V
KEPANITIAAN
Pasal 26
Untuk menyelenggarakan kegiatan pimpinan, maka pimpinan wajib membentuk
kepanitiaan yang bertugas menyelenggarakan kegiatan tersebut dan disahkan melalui
Surat Keputusan.

83
Pasal 27
Kegiatan sebagaimana pasal 26 di atas, adalah kegiatan yang sudah terprogram dan
menjadi agenda pimpinan, dan bukan merupakan kegiatan insidental.
Pasal 28
Ketentuan pembentukan panitia adalah sebagai berikut:
1. Panitia Tanwir dan Muktamar dibentuk paling lambat 6 bulan sebelum
penyelenggaraan.
2. Pembentukan panitia kegiatan program diserahkan kepada masing-masing
bidang.
3. Pembentukan panitia dapat di lakukan dalam rapat rutin dan di laporkan pada
rapat pleno yang waktu penyelenggaraannya paling dekat pasca rapat rutin
tersebut.
4. Mekanisme pembentukan panitia diawali dengan pemilihan ketua panitia.
5. Penyusunan panitia dalam satu kepanitiaan menjadi kewenangan ketua
panitia terpilih.
Pasal 29
Panitia yang sudah terbentuk wajib melaksanakan tugas- tugas kepanitiaan dengan
baik dan bertanggungjawab penuh terhadap kewajibannya.

BAB VI
PERKANTORAN
Pasal 30
1. Kantor pimpinan terdapat di Jogjakarta dan Jakarta.
2. Penanggungjawab segala bentuk fisik dan operasional administratif kantor
adalah kepala kantor.
3. Kepala kantor dipilih oleh ditunjuk oleh Sekretaris Jenderal.
4. Yang berhak dipilih sebagai kepala kantor adalah personal pimpinan.

BAB VII
LEMBAGA
Pasal 31
Pimpinan dapat membentuk lembaga sesuai kebutuhan yang pengesahannya melalui
rapat pleno pimpinan.

84
Pasal 32
Ketentuan mengenai lembaga adalah sebagai berikut :
1. Lembaga sebagaimana pasal 31 di atas setidaknya beraktivitas di bidang
dakwah, pendidikan, penelitian, pelatihan, ekonomi, jurnalistik, advokasi
pelajar dan kesenian.
2. Pengurus, pekerja, ataupun eksekutif lembaga pimpinan adalah seseorang
yang berada di luar struktur pimpinan.
3. Kantor lembaga berkedudukan di Jogjakarta atau di Jakarta.
4. Melalui forum rapat pleno, pimpinan dapat memanggil pimpinan lembaga
untuk melaporkan perkembangan lembaga.
5. Ketentuan lain mengenai lembaga pimpinan di atur melalui keputusan lain.

BAB VIII
PEMBERLAKUKAN SURAT MASUK
DAN SURAT KELUAR
Pasal 33
1. Semua surat masuk disampaikan dan dibahas dalam rapat rutin,
komunikasikan dengan kedua kantor.
2. Apabila isi surat perlu pendelegasian (undangan), maka Ketua Umum atau
Sekretaris Jenderal mengambil keputusan pendelegasian atas usul peserta
rapat.
3. Apabila isi surat perlu pendelegasian (undangan) yang terkait dengan bidang,
maka keputusan pendelegasian diambil oleh ketua bidang dan atau sekretaris
bidang.
4. Semua surat masuk wajib diarsipkan dan masuk dalam dokumen organisasi.
Pasal 34
1. Semua surat keluar diberi penomoran, sesuai dengan penomoran Ikatan.
2. Penomoran sebagaimana ayat 1 pasal ini apabila bersifat umum, maka dapat
dikeluarkan di dua kantor, apabila bersifat khusus maka di lakukan di kantor
jogjakarta.
3. Surat keputusan harus ditandatangani oleh ketua umum dan sekretaris
jenderal.
4. Surat yang bersifat umum ditandatangani oleh ketua umum dan sekretaris
jenderal.

85
5. Apabila salahsatu berhalangan maka surat harus di tandatangani oleh “salah
satu ketua dan sekretaris jenderal” atau “ketua umum dan salahsatu
sekretaris”.
6. Surat-surat mengenai keuangan ditandatangani oleh “ketua umum dan
bendahara umum”, apabila salahsatu dari keduanya berhalangan maka di
tantangani oleh “ketua umum dan bendahara atau ketua dan bendahara
umum”.
7. Surat-surat yang berhubungan dengan kerja bidang, masing-masing
ditandatangani oleh ketua dan sekretaris bidang.
8. Surat-surat yang bersifat intern pimpinan dan bukan merupakan keputusan
atau kebijakan khusus dapat di tandatangani oleh sekretaris.
9. Surat-surat yang bersifat operasional intern pimpinan dan bukan keputusan
atau kebijakan khusus dapat di tandatangani oleh sekretaris eksekutif.

BAB IX
KETENTUAN PELANGGARAN DAN SANKSI
Pelanggaran
Pasal 35
Jenis pelanggaran di kategorikan sebagai berikut:
1. Pelanggaran ringan.
2. Pelanggaran sedang.
3. Pelanggaran berat.
Pasal 36
Perbuatan yang dapat di klasifikasikan sebagai pelanggaran ringan adalah:
1. Tidak mengikuti rapat rutin, rapat bidang, rapat pleno, rakerpim, rapat
koordinasi tanpa ada alasan yang jelas dan dapat di terima.
2. Menghadiri undangan pimpinan tanpa seizin dan sepengatuhan dari
pimpinan sebagaimana ketentuan pasal 10 ayat 1 poin h.

Pasal 37
Perbuatan yang dapat di klasifikasikan sebagai pelanggaran sedang adalah:
1. Tidak mengikuti rapat rutin tiga kali tanpa ada pemberitahuan.
2. Tidak mengikuti rapat pleno dua kali tanpa ada pemberitahuan.
3. Tidak melakukan tugas kepanitiaan sebagaimana pada pasal 31.

86
4. Membuat pernyataan yang mengatasnamakan organisasi tanpa seizin dan
sepengetahuan Pimpinan sebagaimana pasal 10 angka 1 huruf b.
5. Menghadiri undangan sebagaimana pasal 37 angka 2 untuk yang kedua.
6. Menghilangkan dan atau menyembunyikan dokumen IPM sebagaimana
ketentuan pasal 10 angka 1 huruf d.
7. Menggunakan barang-barang atau fasilitas milik muhammadiyah, IPM atau
pimpinan tanpa sepengetahuan dari pejabat yang sebagaimana ketentuan
pasal 10 ayat 1 huruf e.
8. Menolak atau tidak bersedia memberikan laporan pertanggungjawaban
sebgaimana ketentuan pasal 10 ayat 1 huruf f.
9. melakukan fitnah, penghinaan, pencemaran nama baik dan tindakan
kekerasan terhadap sesama personal pimpinan sebagaimana ketentuan pasal
10 ayat 1 huruf g.
Pasal 38
Perbuatan yang dapat di klasifikasikan sebagai pelanggaran berat adalah:
1. membuat proposal, atau surat keluar dan mengedarkannya sebagaiaman
ketentuan pasal 10 ayat 1 huruf a.
2. melakukan transaksi keuangan dengan pihak luar pimpinan atas nama
pimpinan sebagaimana ketentuan pasal 10 ayat 1 huruf b.
3. melakukan penggelapan dana, penipuan, pencurian, pemalsuan, dan
pngrusakan sebagaimana ketentuan pasal 10 ayat 1 huruf c.
4. Melakukan tindakan asu-sila, kriminal yang bertentangan dengan hukum.
Pasal 39
Sanksi
Macam-macam sanksi:
1. sanksi ringan.
2. sanksi sedang.
3. sanksi berat.
Pasal 40
Bentuk sanksi ringan berupa surat peringatan yang di keluarkan oleh ketua umum dan
sekretaris jenderal.

87
Pasal 41
Bentuk sanksi sedang berupa:
1. Tidak diberikan amanah dalam kepanitiaan.
2. Apabila melakukan pelanggaran untuk kedua kalinya dengan kategori
pelanggaran yang sama, maka di berhentikan dari pimpinan.
Pasal 42
Bentuk sanksi berat berupa pemberhentiaan dari pimpinan.
BAB X
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 43
Perubahan keputusan tentang pedoman kerja pimpinan dapat di lakukan melalui rapat
pleno pimpinan.
Pasal 44
Perubahan keputusan sebagaimana pasal 44 di atas setidak-tidaknya di usulkan oleh
lebih dari separuh jumlah pimpinan.
Pasal 45
Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur melalui keputusan lain.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 46
Keputusan pimpinan tentang pedoman kerja ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
di gunakan selamanya.
Pasal 47
Dengan ditetapkan pedoman kerja ini Maka mekanisme kerja Sebelumnya dinyatakan
tidak berlaku.

Disahkan di Cipanas, 3 Februari 2019

88
Timeschedule
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Periode 2018-2020

Anda mungkin juga menyukai