PEMBAHASAN
Proses pembangkitan energi listrik pada prinsipnya merupakan konversi energi primer menjadi
energi mekanik yang berfungsi sebagai penggerak dan penggerak tersebut (energi mekanik)
dikonversi oleh generator listrik menjadi tenaga listrik. Pada proses konversi tersebut pasti
timbulmasalah-masalah. Masalah yang timbul pada poses konversi energitersebut diantaranya
adalah:
B. SISTEM INTERKONEKSI
Pusat listrik yang besar, di atas 100 MW umumnya beroperasi dalam sistem interkoneksi.
Pada sistem interkoneksi terdapat banyak pusatlistrik dan banyak pusat beban (yang disebut gardu
induk/GI) yangdihubungkan satu sama lain oleh saluran transmisi. Di setiap GI terdapat beban
berupa jaringan distribusi yang melayani para konsumen tenaga listrik. Jaringan distribusi beserta
konsumen ini merupakan suatusubsistem distribusi dan subsistem dari setiap GI umumnya
tidakmempunyai hubungan listrik satu sama lain (interkoneksi).
Tujuan dari sistem interkoneksi antara lain adalah untuk menjagakontinuitas penyediaan
tenaga listrik karena apabila salah satu pusatpembangkit mengalami gangguan masih dapat disuplai
dari pembangkitlain yang terhubung secara interkoneksi. Tujuan lainnya adalah salingmemperingan
beban yang harus ditanggung oleh suatu pusat listrik.
Gambar I.14 menunjukkan sebagian dari sistem interkoneksi yang terdiri dari sebuah pusat
listrik, dua buah GI beserta subsistem distribusinya.Karena operasi pusat-pusat listrik dalam sistem
interkoneksi salingmempengaruhi satu sama lain, maka perlu ada koordinasi operasi.Koordinasi
operasi ini dilakukan oleh pusat pengatur beban.
Gambar I.14Sebagian dari Sistem Interkoneksi (sebuah pusatpembangkit listrik, 2 buah GI dan
subsistem distribusinya)
Setelah tenaga listrik dibangkitkan oleh suatu pusat pembangkit listrik, selanjutnya tenaga
listrik disalurkan (ditransmisikan) melalui jaringan transmisi. Dari jaringan transmisi selanjutnya
didistribusikan kepada para konsumen tenaga listrik melalui jaringan distribusi tenaga listrik.
Dalam pusat listrik, energi primer dikonversikan menjadi energi listrik. Kemudian energi
listrik ini dinaikkan tegangannya untuk disalurkanmelalui saluran transmisi. Tegangan transmisi yang
digunakan PLN:70 kV, 150kV, 275 kV, dan 500 kV. PT. Caltex Pacific Indonesia yang beroperasi di
daerah Riau menggunakan tegangan transmisi 110 kV dan 230 kV Sedangkan PT. Inalum di
Sumnatera Utara menggunakan tegangan transmisi 220 kV.
Keterangan :
1. Mesin penggerak mula
2. Generator 3 fasa 50 hz
3. Pentanahan netral
4. Trafo step down pemakai sendiri pada pusat pembanagkit
5. Pemakai sendiri pada pusat pembangkit
6. Gardu induk step up 150 kv
7. Saluran transmisi 150 kv
8. Gardu induk step down 70 kv
9. Saluran sub transmisi 70 kv
10. Gardu hubung step down 20 kv
11. Saluran distribusi primer 20 kv ( jaringan tegangan menengah )
12. Gardu portal step down 380/220 v
13. Pentanahan netral
14. Saluran distribusi sekunder 380/220 v ( jaringan tegangan rendah )
15. Pemakai tenaga listrik ( konsumen )
Skema single line diagram penyaluran tenaga listrik
1. Pembangkit
Pembangkit listrik adalah bagian dari alat industri yang dipakai untuk memproduksi dan
membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga, seperti PLTU, PLTN, PLTA, PLTS,
dan lain lain.
PLTU SIGURA GURA
3. Transmisi
Transmisi tenaga listrik adalah proses penghantaran tenaga listrik secara besar-besaran dari
pembangkit listrik, ke gardu listrik.
4. Distribusi tegangan menengah
Terdiri dari 2 bagian, yaitu
Saluran udara tegangan menengah (SUTM)