BAB IV
METODE PENELITIAN
sumber daya manusia, sarana dan prasarana, proses pelayanan dan lay out
sesuatu yang mempunyai variasi nilai. Caranya adalah dengan memilih dimensi
tertentu dari konsep yang mempunyai variasi nilai (Effendi dalam Singarimbun,
1989 dan Nazir, 1988). Sesuai dengan konsep peneliti untuk mengetahui
tertutup (closed questions) dengan skor 1-5 untuk setiap item pertanyaan.
Metode ini dikembangkan oleh Likert (dalam Singarimbun, 1989) atau yang
lazim dikenal sebagai skala Likert. Uraian skala Likert tersebut adalah :
Sangat baik :5
Baik :4
Cukup Baik :3
Kurang baik :2
Tidak baik :1
perangkat komputer.
variabel:
pengguna jasa atas kualitas layanan yang diterima. Variabel yang termasuk di
dalamnya yaitu:
a.Kecepatan pelayanan
c. Kerapian pelayanan
Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.
a.Data primer, yakni data yang bersumber dari responden yaitu pengguna jasa
pada Klinik Natasha Skin Care cabang Banjarmasin. Data ini berkisar pada
hipotesis.
b.Data sekunder, merupakan data yang bersumber dari Klinik Natasha Skin Care
cabag Banjarmasin. Data-data ini berkisar pada situasi dan kondisi klinik
dimiliki subyek dan ditetapkan peneliti untuk dipelajari serta kemudian ditarik
yang terdaftar pada Klinik Natasha Skin Care cabang Banjarmasin sampai pada
dari seluruh populasi yang diteliti, maka dilakukan pengambilan sampel. Sampel
adalah bagian dari populasi yang diselidiki sebagai sumber data yang
tanggal 1 febuari sampai tanggal 28 Febuari 2019, jumlah pengguna jasa klinik
56
adalah penelitian populasi . Sedangkan apabila jumlah responden lebih dari 100,
maka pengambilan sampel 10-20% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2002: 112).
penelitian ini adalah 10% dari populasi yang ada, karena populasi melebihi 100
yaitu 1500 orang. Berarti 1500 x 10% + 150 , jadi sampel yang digunakan dalam
pembayaran, yaitu golongan pembayar tinggi (di atas 1 juta/ transaksi), golongan
pembayar sedang (500 – 1 juta/transaksi) dan golongan rendah (di bawah 500
untuk ketiga klasifikasi tersebut. Dengan cara ini diharapkan dapat memberikan
probabilitas yang sama bagi setiap pelanggan yang terpilih sebagai responden.
57
a. Kuesioner
b. Dokumentasi
ini benar-benar mengukur variabel yang akan diukur dengan cukup baik dan
A. Validitas
dikatakan valid bila memiliki koefisien korelasi dari masing-masing item memiliki
B. Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
58
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk mengetahui apakah alat ukur itu
reliabel atau tidak diuji dengan metode Alpha Cronbach (Gujarati, 1999) Menurut
Malhotra (1996) jika koefisien Alpha menunjukkan ? 0,6, maka dapat dikatakan
dilakukan setelah model dari penelitian memenuhi syarat lolos dari asumsi klasik.
Syarat tersebut adalah data harus terdistribusi secara normal, tidak mengandung
jalur (Path Analysis). Analisi jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear
berganda, atau analisi jalur adalah perluasan analisis regresi untuk menaksir
Analisis jalur sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat dan
juga tidak dapat digunakan sebagai substitusi bagi peneliti untuk melihat
dibentuk dengan model berdasarkan landasan teoritis. Apa yang dapat dilakukan
analisis jalur adalah menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel
kasualitas imajenir.
59
Sumber Daya B1
Pegawai
B3 e1 e2
Proses Kualitas
B5
Pelayanan Pelayanan
B4
Sarana dan
Prasarana B2
Setiap nial p mengambarkan jalur dan koefisien jalur. Berdasarkan gambar model
tidak langsung terhadap proses pelayanan (β4), dan baru kemudian proses
(β5).
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas dan variabel
terikat berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
= 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diobservasi adalah normal
(Ghozali, 2011).
2. Uji Multikolinearitas
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antara sesama
dilihat dari nilai tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Jika hasil
analisis menunjukkan nilai VIF dibawah 10 dan tolerance value diatas 0,10 dapat
2011:105-106).
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi pada intinya digunakan untuk menguji apakah dalam satu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Uji Durbin -Watson
jumlah selisih kuadrat nilai taksiran faktor gangguan yang berurutan. Dapat
du
4. Uji Heterokedastisitas
61
regresi yang baik adalah yang tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:
korelasi variabel bebas yang signifikan positif dengan nilai mutlak residualnya,
Jika nilai signifikan lebih besar dari nilai α = 0.05, maka dapat dipastikan model
hitung > F-tabel maka model yang dirumuskan sudah tepat (googness of fit).
atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan dalam model (Ghozali,
2011:97).
d. Pengujian Hipotesis
dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih
variabel dependen.
Lokasi penelitian ini adalah Klinik Natasha Skin Care cabang Banjarmasin
Bulan
No Kegiatan Febu Mar April Mei Juni Juli
ary et
1 Penyusunan proposal
2 Bimbingan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Pelaksanaan penelitian
Pengolahan data, analisis dan
5 penyusunan laporan
6 Seminar hasil
Tabel 4.2. Jadwal Penelitian
64
BAB V
perawatan kulit wajah yang terletak di jalan Ahmad Yani km 5,8, pemurus dalam,
Berdirinya Natasha skin care untuk area Banjarmasin tidak terlepas dari
dunia kecantikan dan keinginan orang sekitar untuk memiliki kulit cantik dan
umum tentang karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin, status
No URAIAN F %
1 < 30 tahun 19 12,7
2 31 – 35 tahun 30 20,0
3 36 – 40 tahun 34 22,7
4 41 – 45 tahun 37 24,6
5 > 45 tahun 30 20,0
Jumlah 150 100,0
Sumber : Data Primer yang Diolah (2019)
Dari tabel di atas, dapat dilihat dari 150 responden yang tercakup,
65
ternyata dari sebagian besar responden memiliki umur yang berkisar antara 41 -
30 orang (20 %) selanjutnya untuk responden dengan kisaran umur antara 31-
(12,7%) dengan memiliki kisaran umur dibawah 30 tahun. Dengan demikian 150
sehingga dengan usia yang relatif matang tersebut pendapatan yang dihasilkan
No URAIAN f %
1 Perempuan 103 68,7
2 Laki-laki 47 31,3
Jumlah 150 100,00
Sumber : Data Primer yang diolah (2019)
usia yang relatif matang baik dalam karier maupun dalam penghasilan, jika dilihat
dari jenis kelamin ditunjukkan pada tabel 5.2. tersebut. Pada tabel tersebut dapat
kelamin perempuan.
dilihat pada
No URAIAN f %
1 Menikah 103 68,7
2 Belum Menikah 47 31,3
Jumlah 150 100,00
Sumber : Data Primer yang diolah (2019)
Dari Tabel 5.3 tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (103
(47 orang) bersatus belum menikah dengan persentase sebesar 31,3 % .Dengan
melihat jumlah responden yang menjawab setiap alternatif jawaban. Dari setiap
responden, disamping itu untuk diketahui jawaban yang pada umumnya dipilih
sesuai dengan kelompok Variabel yang diteliti seperti pada tabel tersebut.
67
disebarkan banyak berkisar pada skor 4 dan 5. Adapun urutan responden yang
disebarkan banyak berkisar pada skor 4 dan 5. dari jawaban responden tentang
pelayanan berupa tempat duduk/ ruang tunggu yang dimiliki tempat pelayanan
yang diberikan pegawai tentang hal-hal yang terkait peraturan, sebagian besar
cukup cepat.
Jawaban
1 2 3 4 5
Item
f f F f% f f% F f% F f%
%
1. Kerapian 0 0 0 0 33 22,0 89 59,3 28 18,
berpakaian
pegawai 7
2. Keramahan 0 0 0 0 29 19,3 89 59,3 32 21,
Pegawai
3
3.Tingkat 0 0 0 0 22 14,7 93 62,0 35 23,
Kecepatan
Pelayanan 3
4.Waktu tunggu 0 0 0 0 38 25,3 77 51,3 35 23,
pelayanan
3
5.Kenyamanan 0 0 1 0,7 27 18,0 82 54,7 40 26,
suasana ruang
7
6.Kemampuan 0 0 0 0 38 25,3 80 53,3 32 21,
pelayanan
permintaan 3
khusus
71
proses pelayanan sebagai kejadian pada saat pelayanan diberikan. Hasil dari
jawaban responden pada angket yang disebarkan banyak berkisar pada skor 4
ramah.
cukup baik dengan prosentase sebesar 53,3% dan 25,3%. Penggunaan sistem
faktor kualitas pelayanan (Y). Dari Tabel 5.7. dapat diketahui bahwa responden
kualitas layanan yang diterimanya. Hasil dari jawaban responden pada angket
yang disebarkan banyak berkisar pada skor 4 dan 5. Adapun urutan responden
sebesar 54% dan sebanyak 26,7% menyatakan sangat tepat. Dan ketertiban
antrian pelayanan pada kantor, sebagian besar responden menyatakan tertib dan
cepat dengan prosentase sebesar 43,3% dan sangat cepat dengan prosentase
sebesar 32%.
Jawaban
1 2 3 4 5
Item
f f f f% f f% f f% f f%
%
1.Ketepatan 0 0 3 2,0 40 26, 81 54,0 26 17,
jadwal
penyelesaian 7 3
pelayanan
2.Ketertiban 0 0 1 0,7 24 16, 84 56,0 41 27,
antrian pelayanan
0 3
3.Tingkat 0 0 3 2,0 24 16, 85 56,7 38 25,
kemudahan
73
informasi yang 0 3
diterima
4.Kesediaan 0 0 4 2,7 33 22, 65 43,3 48 32,
pegawai
menyelesaikan 0 0
keluhan
5.Kesediaan 0 0 1 0,7 33 22, 84 56,0 32 21,
pegawai
menyampaikan 0 3
informasi yang
jelas
6.Kesediaan 0 0 0 0 42 28, 76 50,7 32 21,
pegawai memberi
informasi yang 0 3
mudah dimengerti
7.Kemampuan 0 0 0 0 38 25, 70 46,7 42 28,
pegawai dalam
menangani 3 0
kesulitan
8.Sikap pegawai 0 0 0 0 28 18, 85 56,7 37 24,
dalam mem-
berikan 7 7
pelayanan
9.Tingkat prhatian 0 0 1 0,7 49 32, 77 51,3 23 15,
pegawai dalam
memberi 7 3
pelayanan
10.Komunikasi 0 0 2 1,3 65 43, 65 43,3 18 12,
pegawai selama
pelayanan 3 0
11.Waktu 2 1, 6 4,0 77 51, 53 35,3 12 8,0
menyelesaikan
pelayanan 3 3
12.Ketepatan 0 0 9 6,0 78 52, 49 32,7 14 9,3
pelayanan yang
diberikan 0
pegawai
13. Kerapian 0 0 3 2,0 82 54, 58 38,7 7 4,7
pelayanan yang
diberikan 7
pegawai
Sumber data Primer yang diolah (2019)
56% dan 22% menyatakan cukup baik. Dan kesediaan pegawai memberikan
74
sebesar 46,7% dan 28% menyatakan sangat baik, dalam hal sikap pegawai
43,3%.
menyatakan cukup tepat dengan prosentase sebesar 52% dan sebanyak 32,7%
Pada Tabel dibawah ini akan menjelaskan tentang hasil uji validitas dan
Tabel 5.8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor-faktor Internal (X)
Dari tabel diatas dapat dilihat, bahwa dari hasil uji validitas dan reliabilitas
item dengan total skornya dan dengan angka koefisien korelasi yang lebih besar
atau sama dengan 0,3 (≥ 0,3) hal ini berarti bahwa instrumen kuesioner variabel-
variabel bebas adalah valid. Dari hasil perhitungan diatas juga diketahui koefisien
reliabel/handal (0,7235≥0,6).
Pada tabel dibawah ini akan menjelaskan tentang hasil uji validitas dan
Tabel 5.9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kualitas pelayanan (Y)
Dari tabel diatas dapat dilihat, bahwa dari hasil uji validitas dan reliabilitas
ternyata kualitas Pelayanan (Y) diketahui terdapat signifikasi untuk setiap item
dengan total skornya dan dengan angka koefisien korelasi yang lebih besar atau
sama dengan 0,3 (.≥0,3), hal ini berarti bahwa instrumen kuesioner kualitas
pelayanan adalah valid. Dari hasil perhitungan diatas juga diketahui koefisien
Analisa faktor dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap dengan
memiliki nilai MSA atau Measure of Sampling Adequacy yang relatif rendah.
Variabel yang memiliki nilai MSA mendekati 0,5 harus dieliminasi karena variabel
MSA mendekati 0,5 adalah variabel X12 tentang kualitas informasi perawatan
yang dapat diberikan oleh pegawai yang memiliki nilai MSA 0,521. Alasan
jawaban cukup baik, jawaban pegawai atas pertanyaan telah sesuai dengan
bahwa semua variabel tidak berhubungan satu sama lain. Hasil Penelitian
0,0000. Hal ini bermakna bahwa peluang kesalahan dukungan data untuk
variabel.
Sementara Uji Kaiser Meyer Olkin (KMO) merupakan uji untuk mengukur
tingkat kedekatan antar variabel yang dijelaskan oleh korelasi antar variabel.
78
Berdasarkan hasil analisis faktor tahap kedua, diketahui nilai KMO sebesar
0,875. Bila dibandingkan dengan kategori KMO pada tabel 3.1, KMO sebesar
0,875 tergolong baik. Ini berarti bahwa antar variabel penelitian terdapat
hubungan satu sama lain sehingga analisis faktor adalah analisis tepat untuk
kumulatif yang lebih baik dibandingkan teknik lain. Penentuan jumlah faktor
didasarkan pada nilai eigenvalue > 1 dan Comulative percentage of Variance >
Dari hasil analisis, jumlah faktor yang didasarkan pada kriteria tersebut
adalah sebanyak 6 faktor. Hasil lengkap tahap ini adalah sebagai berikut
4. Rotasi Faktor
Rotasi faktor yang digunakan adalah rotasi Varimax, dengan alasan rotasi
ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan teknik rotasi
yang lain. Dengan rotasi varimax, ke-6 faktor dapat dicerminkan oleh variabel
analisis. Lebih lanjut, variabel yang akan ditahan untuk dianalisis adalah variabel
yang mempunyai faktor loading minimum 0,5, sementara variabel dengan faktor
loading dibawah 0,5 dikeluarkan dari model. Hasil rotasi dari matrik faktor dapat
bahwa faktor 1 tersusun atau terdiri dari lima variabel,yaitu secara berurutan X1
hingga X5. Demikian juga terjadi pada semua variabel,setelah dilakukan rotasi
variabel dengan faktor loading dibawah standar 0,5 maka tidak ada variabel yang
hasil rotasi terbukti secara empiris dapat digunakan untuk menentukan kualitas
pelayanan.
5. Interpretasi Faktor
Kenyamanan 0,645
Suasana/Fisik
ruangan
Kecepatan 0,631
memberikan
pelayanan
Kemampuan 0,751
melayani 1,128 4,513 68,295 6 Pelayan
permintaan an
khusus ( X 20) Khusus
Kecepatan 0,736
pelayanan
dengan Sistem
Komputer (X
21)
Tingkat 0,746
Pengalaman
Pegawai (X 1 ) Sumber
Kemampuan 0,739 2,916 11,664 33,351 Daya
Pegawai 1 Manusia
menangani
keluhan
Kemampuan 0,738
pegawai
memberikan
informasi
Kemampuan 0,707
pegawai
memberi
pelayanan
Rendahnya
frekuensi
Kesalahan
Sumber : Data Primer yang diolah (2019)
faktor baik yang dilihat maupun yang dirasakan. Beberapa item pertanyaan atau
variabel yang mirip satu sama lain mengelompok dan membentuk suatu faktor.
sumbangan terhadap varian sebesar 11,664 dengan eigen value sebesar 2,196
yang baik menjadi variabel yang paling menentukan dalam dimensi sumber daya
dengan kompetensi sumber daya pegawai yang dimiliki oleh kantor untuk
memberikan pelayanan. Oleh karena itu, faktor kedua ini dinamakan Faktor
dilengkapi AC. Item atau variabel diatas menggambarkan kondisi fisik sarana
kasat mata. Oleh karena itu, faktor ini dinamakan Faktor Kelayakan Sarana.
variabel utama yang dipertimbangkan. Hal ini wajar mengingat kondisi dan
83
dan merawat meja tempat mereka melayani para konsumen menjadi tolok ukur
konsumen, waktu pelayanan yang tidak memerlukan waktu tunggu yang lama
terbaru dan keakuratan informasi peraturan yang memliki faktor loading cukup
besar dan membentuk satu faktor tersendiri. Kedua variabel ini menunjukkan
berupa informasi dalam hal tata peraturan dan hal-hal lain terkait dengan
pelayanan konsumen. Oleh karenanya, Faktor baru ini disebut dengan Faktor
Item pertanyaan atau variabel yang membentuk faktor ini ada dua, yaitu
Berbeda dengan sifat prasarana pada faktor 4 yang bersifat non fisik, yaitu
berupa informasi lisan, maka sifat prasarana yang membentuk faktor 5 adalah
fisik. Artinya karakteristik prasarana tersebut dapat dilihat secara nyata, seperti
memadainya kondisi tempat parkir yang baik (tidak rusak), adanya penjaga parkir
Dengan eigen value sebesar 1,128 faktor ini cukup mampu untuk
karakteristik kedua variabel tersebut, maka faktor ini diberi nama sebagai Faktor
6. Skor Faktor
lebih sedikit untuk analisis regresi berganda. Dalam penelitian ini, perhitungan
skor faktor dilakukan dengan bantuan SPSS versi 8.0. hasil perhitungan skor
korelasi awal yang dibandingkan dengan matrik korelasi pada bentukan baru
berapa banyak nilai korelasi yang telah mengalami perubahan (diatas 5%)
residual memiliki nilai absolut lebih besar dari 0,05 atau 5%. Hal ini berarti bahwa
76% residual tidak mengalami perubahan lebih dari 5% seperti pada matrik
korelasi awal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model dalam analisis
variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas yang dianalisis disini
adalah skor faktor dari masing-masing faktor. Berikut adalah perhitungan analisis
regresi berganda.
Variabel B t Sign
sebagai berikut :
faktor internal yang digunakan dalam analisis regresi berganda, ternyata faktor 3
yaitu proses pelayanan memiliki koefisien regresi terbesar yaitu 0,374. Dengan
pengaruh relatif besar pula adalah faktor 4 yaitu Aktivitas Pemberian Informasi .
Hal ini bermakna pula bahwa dalam era keterbukaan dewasa ini,
Dengan alasan yang sama , dapat diduga bahwa faktor ke tiga terbesar
yang memiliki kontribusi relatif pada kualitas pelayanan adalah faktor Kelayakan
Sarana.
keempat yang memiliki kontribusi terhadap kualitas layanan adalah Sumber Daya
Pegawai, disusul faktor Prasarana fisik sebagai faktor penentu urutan ke lima.
Terakhir, faktor yang memiliki kontribusi paling kecil adalah Pelayanan Khusus.
0,719) maka berarti terdapat kontribusi atau pengaruh yang signifikan antara
besarnya 71,9%. Hal ini berarti bahwa sisanya 28,1% dipergunakan oleh variabel
lain yang belum diteliti. Diketahui pula nilai multiple regression sebesar 0,848
hubungan dengan variabel terikat (Y) sebesar 84,8% Nilai Adjusted R-Square
sebesar 0,591 menunjukkan bahwa secara partial atau pengaruh yang kuat dari
tiap-tiap variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) sebesar 59,1 %.
88
maka H 0 diterima dan H 1 atau alternatif ditolak, dan sebaliknya. Dari hasil
secara bersama-sama dapat pula dilihat pada tabel 4.15. Besarnya F hitung
maka dipastikan bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel, sehingga Hipotesis nol
ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Dengan kata lain, hal ini bermakna
bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini dapat diterima, mengingat ke
enam variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah mencakup faktor-faktor
Sementara itu, dari tabel yang sama, uji- t menunjukkan bahwa nilai t
hitung untuk tiap-tiap variabel memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan
dengan t tabel yang sebesar 1,893. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial,
agar diperoleh nilai pemerkira yang tidak bias dan efisien dari model persamaan
berikut.
Untuk mengetahui apakah nilai residual itu tersebar secara normal atau
tidak perlu dilakukan uji normalitas, dengan ketentuan H0 diterima jika p < 0,05
Square (X²) diperoleh nilai X² = 110.987 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,05),
hubungan antara nilai residu dengan nilai prediksi merupakan titik-titik koordinat
yang tersebar dengan tidak mengikuti pola tertentu (acak), Ho ditolak dalam
hubungan antara nilai residu dengan nilai prediksi tidak membentuk pola tertentu.
dengan semua variabel bebas. Dengan ketentuan Ho diterima jika p > 0,05 dan
Ho ditolak jika p ≤ 0,05 , Dari hasil perhitungan pada lampiran 7 diperoleh hasil
bahwa nilai p > 0,05 untuk semua variabel bebas. Ini berarti tidak ditemukan
adanya heteroskedastistas .
yang sangat tinggi antar variabel bebas dalam persamaan regresi. Gujarati
tinggi (mendekati sempurna) diantara dua variabel atau lebih variabel bebas.
90
dari lampiran 10 tampak bahwa keenam faktor mempunyai nilai VIF < 10, maka
faktor. Dengan kata lain, antar faktor tidak saling berpengaruh secara sempurna.
obyek, perhatian dan sikap sebelum, saat dan setelah proses interaksi atau
Terkait dengan sifat jasa yang tidak berwujud dan menyebabkan bisa
mencari tanda atau bukti atas kualitas jasa (Kotler, 1997). Pelanggan jasa atau
nyata (tangible) terkait dengan pencarian bukti atas kualitas. Hasil penelitian ini
atribut-atribut yang bersifat nyata yang menjadi patokan untuk menilai kualitas
klinik. Hal ini seperti yang disebut Kotler (1997) bahwa para pelanggan suatu
jasa akan menarik kesimpulan tentang kualitas jasa institusi tersebut dari tempat,
pula oleh Kotler bahwa berbagai faktor seperti musik, warna, aroma, temperatur,
lokasi gedung, tata letak atmosfir (situasi dan kondisi transaksi) dapat pula
yang lebih bersifat non fisik menandakan bahwa kualitas pelayanan dapat juga
diketahui apa yang dirasakan oleh para konsumen sebagai pelanggan jasa
klinik . Hal ini sesuai dengan pendapat Tjiptono (1998) dan Yazid (1999) bahwa
tersebut dapat juga dibentuk oleh eksterior dan interior fasilitas jasa tersebut.
Tata letak fasilitas jasa memiliki pengaruh tersendiri terhadap perasaan dan
respon konsumen. Hal ini pula yang menjadikan faktor tampilan fisik ruangan
menjadi salah satu faktor yang memiliki kontribusi atau pengaruh terhadap
konsumen kedalam image mereka maupun proses dari jasa mereka. Fasilitas
dengan saran dari hasil penelitian Pujiastuti (2000) tentang kualitas jasa pelayan
oleh perusahaan jasa, yaitu seperti keramahan, sopan santun dan ketrampilan
berkomunikasi yang baik. Lebih lanjut disebutkan Pujiastuti bahwa hal ini
92
disebabkan oleh karena penilaian pelanggan pada kualitas jasa dipengaruhi oleh
dilakukan sesuai kualitas teknis yang umumnya dapat dilihat, diamati dan
dirasakan. Semua sikap dan tindakan pegawai, bahkan cara berpakaian dan
memiliki pengalaman yang cukup dalam melayani para pelanggan serta memiliki
jawabnya. Skill atau kemampuan pegawai merupakan salah satu faktor yang
menguasai pekerjaan dan tugas terutama yang terkait dengan bagian atau
departemennya dengan baik, bisa memahami isyarat verbal maupun non verbal
realibility and trustwortiness, recovery dan reputation and credibility, maka hasil
dengan hasil analisis regresi, terdapat 28,1 % faktor yang berasal dari variabel
lain yang tidak diteliti oleh peneliti (diluar model) yang turut memberikan
Gronroos (dalam Tjiptono,1997) bahwa kualitas total suatu jasa terdiri dari tiga
yaitu kualitas yang sukar dievaluasi pelanggan meskipun jasa tersebut telah
diterima dan dikonsumsi oleh pelanggan, serta 3) corporate image yaitu profil,
Faktor ini mirip dengan faktor daya tanggap yang menurut Pujiastuti (2000)
manusia yang bersifat unik, dengan ragam cara, emosi dan perasaan tersendiri
serta mereka memiliki kebutuhan ingin diperhatikan. Oleh karenanya, bank harus
kemiripan dan dapat disamakan dengan faktor daya tanggap. Menurut Gronroos
(dalam Tjiptono, 1997), daya tanggap merupakan salah satu komponen dari
penyampaian suatu jasa. Disebutkan pula oleh Gronroos bahwa daya tanggap
sama dengan salah satu dimensi kualitas yaitu attitude and behavior, yaitu upaya
secara spontan dan senang hati. Faktor ini dapat disetarakan pula dengan faktor
(ber AC). Faktor ini memiliki kemiripan dengan faktor accessibility and flexibility
yang dikemukakan Gronroos (dalam Tjiptono, 1997) bahwa lokasi penyedia jasa,
jasa, jam kerja, karyawan dan sistem operasionalnya dirancang dan dioperasikan
Selain itu atribut dalam faktor ini dirancang pula dengan maksud agar dapat
Sementara itu faktor proses pelayanan dalam penelitian ini terkait dengan
berjalan dengan baik. Menurut Gasperrz (1997), Hal ini terkait dengan
adalah hal-hal terkait dengan waktu tunggu, waktu proses, serta mengenai
akurasi pelayanan yang berkaitan dengan realibilitas pelayanan dan bebas dari
kesalahan.
kemapuan pegawai menangani proses pelayanan ini terkait dengan proses yang
trustworst yaitu pelanggan memahami bahwa apapun yang terjadi, mereka bisa
dan sistemnya, 2) recovery, yaitu bahwa pelanggan menyadari bahwa bila ada
kesalahan atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, maka penyedia jasa akan
jasa tersebut sebagai bagian dari jasa itu sendiri. Semua kegiatan pekerjaan
merupakan proses dan apabila proses berjalan dengan baik, hasil atau produk
BAB VI
6.1 Kesimpulan
maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tentang faktor-faktor internal
berikut:
a. Berdasarkan hasil analisis faktor dan anlisis regresi terdapat enam faktor
sementara itu sisanya (28,1 %) merupakan variabel lain yang tidak diteliti dan
pelayanan.
institusi penyedia jasa ( dalam hal ini adalah klinik ) dengan para pegawai
sebagai ujung tombak pelayanan untuk itu, kualitas hubungan atau proses ini
atribut yang dirasakan dan diamati oleh para pelanggan dan menjadi penentu
kualitas pelayanan.
97
6.2. Saran
berikut a. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan serta penambahan
sumber pengetahuan bagi pemimpin klinik Natasha skin care khususnya guna
meningkatkan kualitas pelayanan yang jauh lebih baik. Selain itu hasil penelitian
ini juga dapat dijadikan bahan pertimbangan dan acuan bagi penyedia layanan
b. Untuk peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal
informasi dan teknologi seperti saat ini. Sehingga peneliti lain dapat mencari dan