NIM : K4516036
Kelas :C
SURAKARTA
2019
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN
IPA DI KELAS
Pada abad ke-21 ini, peserta didik tentunya sudah tidak asing dengan game, gadget,
handphone, dan permainan-permainan berbasis elektronik lainnya. Peralatan-peralatan
tersebut sudah sangat dekan dengan peserta didik sehingga kegiatan bermain dengan
menggunakan barang tersebut akan juah lebih menarik dibandingkan dengan kegiatan
membaca, mengerjakan pekerjaan rumah, atau mencari sumber belajar lainnya. Menurut
Arend (2012), tantangan bagi pengajar pada abad ke-21, antara lain:
1. Mengajar sebagai belajar aktif
2. Mengajar pada pebelajar multikultural
3. Mengajar untuk mengkonstruksi atau bermakna
4. Pembelajaran dan teknologi
5. Mengajar dan tanggungjawab
6. Mengajar pada kelas pilihan
7. Mengajar dengan pandangan baru tentang kemampuan.
Dengan kemajuan teknologi ini sebagai pengajar di kelas guru harus dapat mengendalikan
pembelajaran agar tetap menarik dan bermakna. Salah satunya dengan merancang sebuah
pembalajaran yang inovatif berbasis teknologi di kelas bagi peserta didik.
A. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif merupakan sebuah pembelajaran yang dapat
memanfaatkan potensi yang dimiliki peserta didik dan sumber belajar yang ada dalam
pembelajaran sehingga peserta didik akan mengalami keadaan “engage” belajar atau
terlibat dengan senang hati saat melakukan kegiatan belajar (Dasna, 2015). Dari
pengertian tersebut, pembelajaran inovatif bukanlah pembelajaran dengan strategi
belajar yang benar-benar baru namun strategi itu merupakan hal baru bagi peserta
didik ataupun guru. Pada kelas dengan menggunakan pembelajar inovatif, peserta
didik tidak dipaksa melakukan kegiatan pembelajaran tetpai mereka melakukannya
untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Pada tahap implementasi, guru mendorong
peserta didik untuk menyamakan pemahamannya tentang materi yang dipelajari
bukan semata-mata hanya untuk menerima informasi dari pengajar. Kondisi ini
menunjukkan suatu pembelajaran yang berpusat terhadap peserta didik.
Menurut Dasna (2015), pembelajaran aktif dan inovatif mempunyai paling
tidak 3 (tiga) keunggulan, yaitu:
1. Pembelajaran aktif dan inovatif dapat meningkatkan kemandirian,
kekritisan, dan berpikir kreatif dari peserta didik
2. Pembelajaran tersebut juga dapat meningkatkan partisipasi peserta didik
dalam belajar secara kolaborasi, dan
3. Pembelajaran tersbeut juga dapat meningkatkan kepercayaan diri, motivasi
dan penampilan (performance) peserta didik.
B. Pembelajaran IPA
Pada hakikatnya, pembelajaran IPA memiliki 4 (empat) dimensi, yaitu sikap,
proses, produk, dan dimensi. Tujuan utama dari pembelajaran IPA Terpadu adalah
membangun gambaran dunia secara menyeluruh, mengembangkan kehidupan peserta
didik dan hubungannya dengan lingkungan serta pengalaman afektif peserta didik.
Keterpaduan dalam pembelajaran IPA dimaksudkan agar pembelajaran IPA lebih
bermakna, efektif, dan efisien (Kemendikbud, 2013).
Pembelajaran IPA di Sekolah Menengan Pertama (SMP) pada Kurikulum
2013 terdapat beberapa perubahan diantara adalah konsep pembelajarannya
dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science atau IPA Terpadu bukan
sebagai pendidikan disiplin ilmu. Konsep keterpaduan ini ditunjukkan dalam
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pembelajaran IPA ykni di dalam
suatu KD sudah memadukan konsep-konsep IPA dari bidang ilmu biologi, fisika, dan
ilmu pengetahuan bumi dan antariksa (IPBA) (Kemendikbud, 2013). Pembelajaran
terpadu dalam IPA dapat dikemas dengan tema /topik /materi ajar tentang suatu
wcaana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah
dipahami dan dikenal pesreta didik (Kemendikbud, 2013).
Berdasarkan sejumlah model pembelajaran yang dikemukakan Fogarty (1991),
terdapat beberapa model yang potensial untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA
Terpadu, yaitu connected, webbed, integrated, dan shared.