Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh
infeksi bakteri atau virus. Penyakit ini umum terjadi pada bayi dan anak,
walaupun dapat terjadi pada jenis usia. (Suharjono, 2009).

Pneumonia merupakan masalah kesehatan yang serius, karena perkembangan


kasusnya terus mengalami peningkatan dan melanda banyak negara. Hampir
disetiap negara pneumonia menjadi masalah nasional yang perlu
mendapatkan perhatian serius dari semua pihak, bukan saja dari pemerintah
tetapi seluruh lapisan masyarakat. Pneumonia merupakan salah satu penyakit
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang paling banyak menyebabkan
kematian pada balita di seluruh dunia.

Kasus pneumonia terdapat 613 juta dan dua juta kematian karena pneumonia
terjadi setiap tahun pada anak balita diseluruh dunia, dimana di Afrika dan
daerah Asia Tenggara. Lebih dari setengah kasus baru pneumonia
terkonsentrasi di 5 negara didunia dimana 44% umur anak tersebut kurang
dari 5 tahun yaitu India(44 juta), China (18 juta), Nigeria dan Pakistan
(masing – masing 7 juta), sedangkan Bangladesh dan Indonesia (masing –
masing 6 juta) (WHO 2014).

Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar bagi balita di Indonesia.


Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia pada tahun 2015 dilaporkan
jumlah kematian balita karena pneumonia di Indonesia mencapai 922.000
balita (15%). Angka case Fatality Rate (CFR) akibat pneumonia pada balita
tahun 2015 sebesar 0,16%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2014
yaitu 0,08%. Kementerian kesehatan RI menyatakan bahwa dari 23 balita

1
yang meninggal dunia setiap jam, empat diantaranya dikarenakan pneumonia
(Tarmizi,2016).

2
3

Penemuan kasus pneumonia di Sumatera Utara tahun 2015 pada usia < 1
tahun yaitu 7.442 orang dan pada usia 1-4 tahun yaitu 9.784 orang. Provinsi
Sumatera Utara merupakan provinsi urutan kedelapan kasus pneumonia pada
balita setelah jawa barat 180.357 orang, Jawa timur 96.087 orang, DKI
Jakarta 39.755 orang, Jawa Tengah 36.279 orang, Banten 32.978 orang, Nusa
Tenggara Barat 24.872 orang dan Sumatera Selatan 17.254 orang (Depkes RI
2016).

Berdasarkan profil Kesehatan Sumatera Utara tahun 2015, jumlah kasus


pneumonia pada tahun 2013 adalah 153.200 kasus dan meningkat menjadi
157.625 kasus pada tahun 2014. Angka morbidity pneumonia pada tiga
kabupaten/kota tertinggi secara berturut-turut adalah kabupaten Deli Serdang
22.104 kasus, Kota Medan 20.416 kasus dan kabupaten Langkat 10.877 kasus
(Dinkes Prov.Sumut, 2015).

Secara teoritis, terdapat empat faktor yang mempengaruhi penyakit


pneumonia yaitu Status Gizi, dimana faktor yang sangat mempengaruhi
karena tubuh yang memperoleh gizi yang cukup tidak mudah diserang
penyakit termasuk penyakit pneumonia. Umur, pada usia balita rentan
terkena penyakit karena pada usianya masih muda sistem pertahanan
tubuhnya belum stabil sehingga mudah terserang penyakit. Status Imunisasi,
memberikan kekebalan pada bayi guna mencegah penyakit tertentu.
Lingkungan, faktor secara fisik dan sosial yang ada disekitar balita.
(Notoatmodjo,2007).

Beberapa penelitian mengukapkan faktor-faktor yang mempengaruhi


pneumonia pada balita. Penelitian Regina (2013) menyimpulkan bahwa ada
hubungan umur dengan kejadian pneumonia pada balita. Penelitian Annah
(2012) mengungkapkan bahwa faktor resiko kejadian pneumonia pada balita
yaitu status imunisasi. Penelitian Hasnawati (2016) menyimpulkan bahwa ada
hubungan status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita dan Penelitian
4

Tulus Aji Yuwono (2012) menyimpulkan bahwa lingkungan juga


mempengaruhi kejadian penyakit pneumonia pada balita.

Berdasarkan survey awal di puskesmas alasa pada tahun 2018 sebanyak 296
orang. 155 diantaranya adalah anak usia <1 tahun,104 orang anak >1 tahun
dan 37 orang balita meninggal dunia. Hasil wawancara dengan 5 orang ibu
dengan balita yang menderita pneumonia menunjukkan bahwa pada
umumnya balitanya tidak mendapatkan imunisasi,adanya anggota keluarga
yang meokok dan rumah di penuhi asap sehingga menimbulkan gangguan
pada pernapasan. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik meneliti
tentang “faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit pneumonia
pada balita diwilayah kerja Puskesmas Alasa Nias utara tahun 2019”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi kejadian penyakit pneumonia
pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Alasa Tahun 2019?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kejadian
pneumonia pada balita.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi faktor status gizi dengan kejadian pneumonia
pada balita di wilayah kerja Puskesmas Alasa Tahun 2019.
5

b. Untuk mengidentifikasi faktor umur dengan kejadian pneumonia pada


balita di wilayah kerja Puskesmas Alasa tahun 2019.
c. Untuk mengidentifikasi faktor status imunisasi dengan kejadian
pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Alasa tahun 2019.
d. Untuk mengidentifikasi faktor lingkungan dengan kejadian pneumonia
pada balita di wilayah kerja Puskesmas Alasa tahun 2019.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ibu yang memiliki balita
Sebagai bahan informasi atau tambahan ilmu pengetahuan tentang
penyakit pneumonia pada balita.
2. Bagi peneliti
Sebagai bahan untuk mengembangkan kemampuan dalam melakukan
penelitian, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta pengalaman.
Dalam mengumpulkan, memproses, dan menganalisa data yang di peroleh
dari hasil penelitian.
3. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan
serta pemberantasan penyakit infeksi saluran pernapasan khususnya
pneumonia pada balita.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan tambahan literatur dan bahan masukan tentang pneumonia
bagi mahasiswa kesehatan khususnya mahasiswa S-1 Keperawatan Sari
Mutiara.

Anda mungkin juga menyukai