Pola Dan Pemrosesan
Pola Dan Pemrosesan
PENDAHULUAN
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Dari Pola Pembelajaran.
2. Mengetahui Macam-macam Pola Pembelajaran.
3. Mengetahui Pengertian Teori Pemrosesan Informasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pola Pembelajaran
Pada masa sekarang ini atau yang akan datang, peran pendidik tidak hanya
sebagai pengajar, tetapi ia harus mulai berperan director of learning, yaitu sebagai
pengelola belajar yang memfasilitasi kegiatan belajar siswa/peserta didik melalui
pemanfaatan dan optimalisasi berbagai sumber belajar. Bahkan, bukan tidak
mungkin pada masa yang akan datang peran media sebagai sumber informasi
utama dalam kegiatan pembelajaran (pola pembelajaran bermedia), seperti halnya
penerapan pembelajaran berbentuk computer, peran pendidik hanya sebagai
fasilitator belajar saja. (Rusman, 2012).
Pola pembelaran merupakan cara yang digunakan oleh guru/pengajar dalam
menyampaikan materi pembelajaran pada proses perkuliahan atau proses belajar
mengajar.
Pola yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah proses pembelajaran yang
dilakukan guru dalam pengelolaan kelas yang menjadi tanggung jawabnya, hal ini
banyak dipengaruhi oleh motivasi dan pandangannya tentang konsep mengajar,
sehingga menjadi gaya atau teknik guru dalam melakukan interaksi dalam
pembelajaran.
Bab ini akan diuraian tiga pola dasar pembelajaran, yaitu pola terpisah, pola
berhubungan, dan pola pembelajaran aktif. (Disarian dari Sanjaya: 2012, 3-12)
1. Pola Terpisah
Pola terpisah adalah pola yang menggambarkan ketiadaan hubungan
antara peran yang dilakukan guru sebagai pengajar dengan peran siswa
sebagai pembelajar. Guru dan siswa berjalan sendiri seakan-akan tidak ada
hubungan komunikasi guru yang semestinya mengarahkan agar siswa
berupaya mencapai tujuan pembelajaran tidak terjadi. Misalnya ketika guru
sedang menyampaikan materi pelajaran, siswa tidak sepenuhnya
memperhatikan penjelasan guru. Ada siswa yang mengantuk, mengobrol atau
melakukan aktivitas lain yang tidak ada kaitannya dengan upaya pencapaian
tujuan pembelajaran, sebab tidak adanya keberhubungan antara tindakan guru
dan tindakan siswa.
Pada pola terpisah ini guru dan siswa berjalan sendiri-sendiri. Guru asyik
bicara didepan kelas dan siswa juga asyik dengan pekerjaannya masing-
masing. Ada beberapa ciri dari pola mengajar terpisah: (Wina Sanjaya, 2012:
3-5).
a. Guru menganggap mengajar adalah sekedar menyampaikan materi
pelajaran.
b. Tidak adanya kriteria yang jelas tentang keberhasilan guru mengajar.
Pola mengajar yang hanya bertumpu pada aktivitas guru seperti apa yang
digambarkan pada pola terpisah ini berpengaruh terhadap rancangan/produksi
dan pemanfaatan media yang digunakan. Media dirancang dan dimanfaatkan
bukan untuk mempermudah belajar siswa, akan tetapi untuk mempermudah
guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Misalnya bagaimana guru
menyajikan semua materi pelajaran pada slide Powerpoint sehingga guru
tinggal menjelaskan dan mendiskusiannya.
2. Pola Berhubung
Pola berhubungan adalah pola mengajar guru yang berupaya agar siswa
memahami materi pelajaran sesuai dengan yang disampaikannya. Pola ini
merupakan pola yang banyak dilakukan oleh guru dewasa.
Pada pola ini guru berperan sebagai pengajar dan siswa sebagai
pembelajar. Dikatakan pola berhubungan, sebab terjadi proses komunikasi
antara guru dan siswa, apa yang dilakukan guru direspons oleh siswa. ketika
guru menjelaskan materi pembelajaran, maka siswa menyimak penjelasan
tersebut sampai mereka benar-benar paham tentang apa yang di informasikan
guru. Komunikasi antara guru dan siswa dalam peristiwa semacam ini yang
dinamakan proses mengajar-belajar.
Walaupun pola ini lebih baik dibandingkan dengan pola pertama, akan
tetapi ketika kita kritis ada beberapa kelemahan ditinjau dari sudut siswa itu
sendiri, yaitu:
Kriteria keberhasilan mengajar bagi guru adalah sejauh mana siswa dapat
menguasai materi pelajaran. Belajar tidak hanya dianggap sebagai proses
menumpuk otak dengan materi pelajaran melalui proses menghafal, akan
tetapi belajar adalah proses perubahan perilaku yang menyeluruh melalui
proses berpengalaman. Itulah sebabnya, antara hasil dan proses belajar,
merupakan dua sisi yang sama pentingnya seperti seekor burung dengan dua
sayapnya yang sama kuatnya. seekor burung akan dapat terbang dengan
sempurna manakala kedua sayapnya berfungsi dengan baik, begitupula
sebaliknya.
Mencermati uraian diatas, maka pada pola ini rancangan dan pemanfaatan
media pembelajaran ditekankan pada upaya agar informasi atau pesan yang
disampaikan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Dengan demikian, media
difungsikan bukan hanya untuk guru tetapi juga untuk siswanya.
2. Register Pengindraan
Register pengindraan menerima sejumlah besar informasi dari indra
( penglihatan, pendengaran, peraba, pembau, dan pengecap). Register
Pengindraan disimpan dalam waktu yang sangat singkat ( tidak lebih dari dua
detik). Bila tidak terjadi proses terhadap informasi yang disimpan dalam
register pengindraan itu, maka dengan cepat informasi itu akan hilang.
Keberadaan register pengindraan mempunyai dua implikasi penting dalam
pendidikan. Pertama, orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi
bila informasi itu harus diingat. Kedua, seseorang memerlukan waktu untuk
membawa suatu informasi yang dilihat dalam waktu singkat masuk kedalam
kesadaran.
Register pengindraan ini, mengalami pemrosesan awal dengan melalui:
a. Resepsi, suatu interpretasi seseorang terhadap rangsangan. Persepsi
dipengaruhi oleh status mental, pengalaman masa lalu, dan motivasi.
b. Psikologi Gestalt, suatu persepsi yang dipandang keseluruhan dari suatu
sensasi yang dimiliki makna yang lebih dari bagian-bagian sensasi itu.
Prinsip ini mengilustrasikan dengan prinsip closure (melengapi) sehingga
persepsi menjadi sederhana dan logis.
c. Perhatian, merupakan suatu sumber daya terbatas. Cara untuk
memperoleh perhatian siswa dengan menggunakan isyarat dengan ucapan
(mengeraskan), pengulangan, atau mengatur posisi untuk
mengomunikasikan pesan penting.
Seluruh informasi yang masuk, sebagian kecil yang disimpan oleh otak
untuk selanjutnya diteruskan ke memori jangka pendek, sedangkan selebihnya
hilang dari sistem.
Tulving (1985) seperti yang dikutip oleh Nur (1998: 13 dalam buku
Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual).
Membagi memori jangka panjang menjadi tiga bagian, yaitu:
A. Kesimpulan
Pola pembelaran merupakan cara yang digunakan oleh guru/pengajar
dalam menyampaikan materi pembelajarn pada proses perkuliahan atau
proses beajar mengajar.
Dalam pola pembelajaran terdapat tiga macam pola pembelajaran,
yaitu pola terpisah, pola berhubungan, dan pola pembelajaran aktif.
Teori pemrosesan informasi ini menjelaskan pemrosesan,
penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Peristiwa
mental diuraikan sebagai transformasi informasi dari input (stimulus) ke
ouput (respon). Model pemrosesan informasi dapat digambarkan sebagai
kumpulan kotak-kotak yang dihubungkan dengan garis.
DAFTAR PUSTAKA