Anda di halaman 1dari 15

SKENARIO BLOK I

ILMU DASAR KEPERAWATAN 1

Ahmad berusia 18 tahun berasal dari Gunung Dempo. Setelah tamat SMA, Ahmad
melanjutkan pendidikan di Palembang. Sekarang Ahmad hobi memakan lauk pauk yang
berasal dari laut. Namun, kemarin malam Ahmad masuk RS dikarenakan sesak napas. Dari
cerita temannya, pada kemarin siang Ahmad merasakan gatal-gatal diseluruh tubuhnya. Kata
dokter Ahmad mengalami reaksi Alergi Berat.

1
I. KLARIFIKASI MASALAH

No. Istilah Pengertian

1. Sesak Nafas Kesulitan bernafas atau nafas terasa berat.

2. Gatal-gatal Ruam kulit yang dipicu oleh reaksi terhadap


makanan, obat-obatan, atau iritasi lainnya.

3. Reaksi Kegiatan yang timbul akibat suatu gejala atau


suatu peristiwa.

4. Alergi berat Suatu reaksi alergi parah dan berpotensi


mengancam nyawa

II. IDENTIFIKASI MASALAH

NO KENYATAAN KESESUAIAN KONSEN

1 Ahmad berusia 18 Tahun berasal Sesuai


dari Gunung Dempo. Setelah tamat
SMA Ahmad melanjutkan
pendidikan di Palembang dan
sekarang ia hobi memakan lauk-
pauk yang berasal dari laut.
2 Kemarin malam, Ahmad masuk RS Tidak sesuai √√√
dikarenakan sesak napas.
3 Dari cerita temannya pada kemarin Tidak sesuai √
siang Ahmad merasakan gatal-gatal
diseluruh tubuhnya.
4 Kata dokter Ahmad mengalami Tidak sesuai √√
reaksi alergi berat.

2
III. ANALISIS MASALAH

ANALISIS PERMASALAHAN

1. Ahmad berusia 18 TahunberasaldariGunungDempo. Setelahtamat SMA Ahmad


melanjutkanpendidikan di Palembang dansekarangiahobimemakanlauk-pauk yang
berasaldarilaut.

1. Bagaimana respon adaptasi imunitas tubuh Akhmad dari Gunung Dempo ke


Palembang?
2. Apa yang terkandung didalam makanan dari laut yang dapat menyebabkan
alergi?

2. Ahmad berusia 18 TahunberasaldariGunungDempo. Setelahtamat SMA Ahmad


melanjutkanpendidikan di Palembang dansekarangiahobimemakanlauk-pauk yang
berasaldarilaut.

1. Apa yang menyebabkan Akhmad sesak nafas?

2. Apakah sesak nafas termasuk tanda-tanda alergi?


3. Zat makanan apa yang terkandung dalam lauk pauk dari laut yang
menyebabkan Akhmad sesak nafas?

3. Dari ceritatemannyapadakemarinsiang Ahmad merasakangatal-


gataldiseluruhtubuhnya.

1. Apakah ada hubungan antara gatal-gatal dengan sesak nafas?


2. Apa yang menyebabkan kemungkinan gatal-gatal tersebut?
3. Apakah terjadi reaksi langsung saat Akhmad memakan lauk pauk tersebut?
Atau adanya jeda waktu?

4. Kata dokter Ahmad mengalamireaksialergiberat

1. Tanda-tanda dari reaksi alergi berat?


2. Mengapa Dokter langsung mendiagnosis Akhmad terserang alergi berat?

3
3. Perlukah pengecekan antibodi pada klien?
4. Bagaimana peran perawat dalam mengatasi klien yang mengidap alergi berat?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi sistem imun?
6. Apa yang terjadi pada antibodi Akhmad sehingga mengalami alergi berat?

IV. JAWABAN ANALISIS MASALAH

TABEL 1

1. Respon adaptasi imunitas belum siap untuk beradaptasi terhadap lingkungan baru karena
suhu di Gunung Dempo yang dingin dan lingkungannya masih alami, bersih, dan
udaranya masih segar sedangkan di Palembang, suhunya jauh lebih panas dan sudah
banyak polusi, debu, dan banyak asap rokok di lingkungan sekitar. Sehingga Akhmad
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan
tersebut.

2. Penyebab alergi di dalam makanan adalah protein, glikoprotein atau polipeptida dengan
berat molekul lebih dari 18.000 dalton, tahan panas dan tahan ensim proteolitik. Sebagian
besar alergen pada makanan adalah glikoprotein dan berkisar antara 14.000 sampai
40.000 dalton. Molekul-molekul kecil lainnya juga dapat menimbulkan kepekaan
(sensitisasi) baik secara langsung atau melalui mekanisme hapten-carrier. Perlakuan fisik
misalnya pemberian panas dan tekanan dapat mengurangi imunogenisitas sampai derajat
tertentu. Pada pemurnian ditemukan allergen yang disebut sebagai Peanut-1 suatu
glikoprotein dengan berat molekul 180.000 dalton. Pemurnian pada udang didapatkan
allergen-1 dan allergen-2 masing-masing dengan berat molekul 21.000 dalton dan
200.000 dalton. Pada pemurnian alergen pada ikan diketahui allergen-M sebagai
determinan walau jumlahnya tidak banyak. Ovomukoid ditemukan sebagai alergen utama
pada telur. Tipe protein yang menyebabkan alergi adalah Whey ,lactoglobulin, kasein dan
tropomiosin.

TABEL 2
1. Sesak nafas yaitu salah satu penyakit alergi dan masih menjadi masalah kesehatan
dinegara maju maupun berkembang (Sastrawan, 2008). Penyakit ini ditandai dengan
terhambatnya aliran udara dalam saluran nafas pada paru-paru. Makanan merupakan
salah satu penyebab reaksi alergi yang berbahaya. Menurut Sudoyo, 2006 terdapat 1,4 –
6% populasi dewasa juga pernah mengalami alergi makanan. Penyebab alergi pada orang
dewasa adalah kacang-kacangan, ikan, dan kerang. Reaksi alergi makanan dimulai dari
konsumsi kacang, ikan, kerang, dan hasil olahannya mengandung protein yang dapat
mempengaruhi sel T merangsang sel B. Sel B merangsang sel plasma untuk membuat
IgE. IgE mempengaruhi sel mast, sel mast melepaskan histamen dan leukotrin
menyebabkan spasme bronkus dan mengakibatkan asma (Akib, dkk. 2010). Sesak nafas

4
setelah memakan sesuatu erat kaitannya dengan proses alergi. Apalagi makanannya
sejenis shellfish atau makanan jenis laut (kepiting, udang, kerang, lobster, dll) yang mana
merupakan jenis makanan yang paling sering menyebabkan alergi.

2. Ya, reaksi alergi bisa bersifat ringan atau berat. Kebanyakan reaksi terdiri dari mata
berair, mata terasa gatal, dan kadang bersin. Pada reaksi yang berat bisa terjadi gangguan
pernafasan, kelainan fungsi jantung dan tekanan darah yang sangat rendah. Jadi ketika
sudah terinfeksi alergi berat dapat mengganggu sistem pernafasan misalnya sesak nafas.

3. Zat makanan yang terkandung didalam makanan yang berasal dari laut adalah protein
tropomyosin yang dapat mempengaruhi sel T merangsang Sel B. Sel B merangsang sel
plasma untuk membuat IgE. IgE mempengaruhi sel mast, sel mast melepaskan histamen
dan leukotrin menyebabkan spasme bronkus dan mengakibatkan asma atau sesak nafas
(Akib, dkk. 2010) dan juga di dalam udang terdapat erosol yang dapat memicu gangguan
pernafasan.

TABEL 3
1. Sesak nafas adalah kesulitan bernafas atau nafas terasa sesak.
Gatal-gatal adalah gangguan pada kulit yang menjadikan rasa ingin menggaruk biasanya
menimbulkan merah pada kulit, muncul ruam kulit terasa gatal dan bengkak.
Kedua penyakit tersebut adalah salah satu gejala yang diakibatkan oleh penyakit alergi.
Seorang penderita alergi setelah mendapatkan benda asing yang menyentuh maupun
masuk pada tubuh. Sistem imun akan melakukan pertahanan dan serangan, sehingga
gejala seperti gatal-gatal dan sesak nafas akan terjadi dan akan saling berhubungan.

2. Alergi. Salah satu efek samping dari kekebalan dalam keadaan tertentu adalah timbulnya
alergi. Bila seseorang terimunisasi kuat terhadap suatu antigen dan telah membentuk
antibodi dalam Titer sangat tinggi, lalu pemaparan orang ini yang secara tiba-tiba ke
antigen yang sama dengan konsentrasi tinggi menyebabkan reaksi jaringan yang berat.
Kompleks antigen antibodi yang terbentuk mengalami presipitasi, dan sebagian dari
endapan ini berupa granula dalam dinding pembuluh darah kecil. Granula ini juga
mengaktifkan sistem komplemen, mengakibatkan pengeluaran banyak enzim proteolitik.
Akibat dari kedua efek ini adalah perandangan berat dan destruksi pembuluh-pembuluh
darah kecil.

3. Menurut kami reaksi langsung atau cepat, karena sebelumnya akmad terpapar alergen
akibat memakan makanan laut. Alergi berat karena alergi makanan disebut Anafilaksis.
Anafilaksis merupakan reaksi sensitivitasi tipe I. Perjalanan reaksi ini dibagi menjadi tiga
fase, yaitu fase sensitisasi, fase aktivasi, dan fase efektor.

5
 Fase sensitisasi, dimulai dari masuknya antigen ke dalam tubuh lalu ditangkap
oleh sel imun non spesifik kemudian di fagosit dan dipersentasikan ke sel Th2.
Sel ini akan merangsang sel B untuk membentuk antibodi sehingga terbentuklah
antibodi IgE. Antibodi ini akan diikat oleh sel yang memiliki reseptor IgE yaitu
sel mast, basofil, dan eosinofil. Apabila tubuh terpajan kembali dengan alergen
yang sama, alergen yang masuk ke dalam tubuh itu akan diikat oleh IgE dan
memicu degranulasi dari sel mast. Proses ini disebut dengan fase aktivasi.
 Fase aktivasi, terjadi interaksi antara IgE pada permukaan sel mast dan basofil
dengan antigen spesifik pada paparan kedua sehingga mengakibatkan perubahan
membran sel mast dan basofil akibat metilasi fosfolipid yang diikuti oleh influks
Ca++ yang menimbulkan aktivasi fosfolipase, kadar cAMP menurun,
menyebabkan granul-granul yang penuh berisikan mediator bergerak
kepermukaan sel. Terjadilah eksositosis dan isi granul yang mengandung
mediator dikeluarkan dari sel mast dan basofil.
 Fase efektor, adanya degranulasi sel mast menimbulkan pelepasan mediator
inflamasi, seperti histamin, trptase, kimase, sitokin. Bahan-bahan ini dapat
meningkatkan kemampuan degranulasi sel mast lebih lanjut sehingga
menimbulkan dampak klinis pada organ organ tubuh.

TABEL 4
1. Menurut Australian Society of Clinnical Imunologyan. Reaksi alergi berat atau
Anafilaksis merupakan salah satu akibat dari reaksi hipersensitivitas tipe I dimana reaksi
ini terjadi dikarenakan seseorang terpapar allergen (biasanya makanan, serangga, atau
obat). Reaksi ini bisa mengancam nyawa dan tidak semua orang alergi mengalaminya.
Adapun gejala-gejala Anafilaksis yaitu :
A. Pernafasan sulit
B. Lidah bengkak
C. Tenggorokan bengkak
D. Sulit bicara
E. Pening
F. Pucat
G. Batuk
Diawali dengan gejala alergi yang kurang berbahaya seperti, pembengkakan wajah, bibir, dan
mata, gatal-gatal dan ruam, sakit perut.
Faktor yang memperberat seperti panas, olahraga, banyaknya makanan, cara mempersiapkan.
Waktu reaksi 15-30 menit atau 10-12 jam.

2. Karena berdasarkan gejala-gejala yang ditunjukkan Akhmad yaitu gatal-gatal dan sesak
nafas merupakan beberapa gejala dari Anafilaksis (reaksi alergi berat). Selain itu, untuk
lebih memastikan apakah benar Akhmad menderita alergi berat maka dilakukan
pengecekan eusoniofil yang ada di dalam tubuh Akhmad. jika kadarnya kurang dari 1-
3% dari leukosit, maka Akhmad positif menderita alergi berat. Anafilaksis sendiri sering
terjadi pada seseorang yang alergi makanan dengan rentang reaksi cepat.

6
3. Iya perlu , karna fungsi antibodi yang paling penting adalah meningkatkan respons imun
spesifik yang sudah dimulai oleh masuknya zat asing . Antibodi memberi tanda atau
mengidentifikasi benda asing sebagai suatu sasaran yang harus dihancurkan oleh sistem
komponen fagosit atau sel sel pembunuh, sambil meningkatkan aktivitas dengan
berbagai sistem pertahanan
1. Pengaktifan sistem komplemen
2. Meningkatkan fagosit terutama igG
3. Stimulus sel penuh
Dengan cara tersebut antibodi mampu secara tidak langsung menghancurkan bakteri atau
bahan lain yang tidak diperlukan

4. Melalui beberapa 5 hal :


 Pengkajian:
1. Mengidentifikasi identitas pasien,riwayat hidup pasien, dan keluarga pasien.
2. Mengkaji gejala gejala yang dialami pasien
 Diagnosis keperawatan:
1. Memilih askep yang dibutuhkan pasien.
2. Menetapkan obat yang akan diberikan pada pasien
 Perencaan keperawatan:
1. Mengkomunikasikan pada dokter,obat yang akan kita berikan sudah sesuai pada
alergi yang dialami pasien.
2. Meminta bantuan dokter untuk memberikan dosis obat untuk pasien
3. Mengkomunikasian bersama dokter dan tenaga medis lainnya untuk melakukan cek
antibodi pada pasien
 Pelaksanaan keperawatan:
1. Sebelum memberikan askep pada pasien,pastikan ia sudah nyaman dengan
posisinya dan dalam keadaan tenang.
2.Memberikan suntikan obat (dexamethason) dengan dosis 0,75-9 mg per hari dibagi i
pemberian. Karena pasien mengalami asma (sesak napas) juga.
3.Memberikan obat secara teratur sampai alergi pasien sembuh.
 Evaluasi keperawatan:
1. Mengecek kembali kondisi pasien apakah sudah kembali normal
2. Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga mengenai alergi yang dialami
pasien
3. Menganjurkan keluarga untuk selalu sedia obat yang berkaitan dengan alergi pasien
dirumah.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem imun:


 Usia, frekuensi dan intensitas infeksi meningkat pada usia lanjut, juga terjadi
penurunan kemampuan untuk bereaksi secara memadai terhadap mikroorganisme
yang menginvasi. Tergantung fungsi limfosit T dan B menurunkan fungsi organ
yang berkaitan seperti lambung, sel kemih, jaringan paru, penipisan kulit,
neuropati perifer, dan penurunan sensibilitas sirkulasi.
 Gender (jenis kelamin) :
b. Estrogen memodulasi aktivitas limfosit T (Sel supresor)
c. Androgen berfungsi untuk mempertahankan produksi interkulin 2 dan
aktivitas sel sukresor

7
d. Estrogen cenderung menggalakkan imunitas sedangkan androgen bersifat
imunosupresif
 Nutrisi :
a. Gangguan fungsi imun yang disebabkan oleh insufisiensi protein kalori
terjadi akibat kekurangan vitamin yang diperlukan untuk sintesis DNA
dan protein
b. Vitamin akan membantu dalam pengaturan proliferasi sel dan maturasi sel
imun
c. Kelebihan atau kekurangan unsur-unsur renik (tembaga, besi, mangan,
selenium,zink) akan memengaruhi fungsi imun.
 Faktor psikoneuroimunologi :
a. Limfosit dan makrofag memiliki reseptor yang dapat bereaksi terhadap
neutrotransmiter dan hormon-hormon endokrin
b. Proses imun dapat memengaruhi fungsi neural dan endokrin termasuk
perilaku kelainan organ lain, keadaan seperti luka bakar atau bentuk
cedera lain (infeksi dan kanker) turut mengubah fungsi sistem imun.
Hilangnya serum dalam jumlah besar akan menimbulkan deplesi
(kehilangan) protein tubuh yang esensial, termasuk imunoglobulin stresor
fisiologis, disertai stres karena pembedahan atau cedera akan
menstimulasi (mendorong) pelepasan kortisol dan korteks adrenal turut
menyebabkan supresi respon imun yang normal.

6. Reaksi alergi digunakan untuk menunjukkan adanya reaksi yang melibatkan antibodi
Imunoglobin E (IgE) yang terikat pada sel-sel khusus. Jika sel-sel khusus tersebut
berhadapan dengan antibodi (allergen) maka sel-sel tesebut akan mendorong untuk
melepaskan zat-zat kimia yang dapat merusak atau melukai jaringan sekitarnya. Alergi
dapat berupa makanan, asap, debu, serbuk sari yang bertindak sebagai antigen yang
merangsang untuk merespon kekebalan.

8
V. TOPIK PEMBELAJARAN DAN KETERBATASAN ILMU
PENGETAHUAN

Pokok bahasan What I know What I don’t What I have to How I will
know prove learn

Iklim dan Pengertian Mekanisme Fungsi Jaringan


Sistem Imunitas sistem imunitas dalam sistem imun
Jurnal
Pengaruh
Lingkungan
terhadap imun

Jaringan yang Pakar


terlibat dalam
sistem imun

Faktor dan Faktor yang Internet


Sistem Imunitas mempengaruhi

Asuhan Tindakan Cara mencegah Text Book


Keperawatan keperawatan alergi
untuk klien
alergi

Pertolongan
pertama pada
klien alergi dan
sesak nafas

VI. SINTESIS

A. SISTEM IMUNITAS
a. Pengertian Sistem Imunitas
Imunitas adalah kemampuan tubuh untuk melindungi dirinya sendiri dengan
menahan atau menghilangkan benda asing (seperti bakteri atau virus) atau sel
abnormal (sel kanker) yang berpotensi merugikan.

9
b. Mekanisme Sistem Imunitas
Sistem imun dapat membedakan sel-sel atau komponen tubuh ‘sendiri’
dari zat ‘asing’, zat asing ini disebut juga antigen. Respons imun terjadi
berdasarkan pengenalan zat/komponen asing ini dan eliminasinya.
Ada dua bagian fungsional sistem imun, yaitu sistem imun alamiah atau
intrinsik yang bereaksi terlebih dahulu melawan setiap antigen, dan sistem imun
dapatan atau adaptif yang teraktivasi jika sistem imun intrinsik gagal. Kedua
sistem ini kemudian bekerja sama.
Respons adaptasi bersifat spesifik terhadap antigen khusus, dan sistem
imun akan terus menyimpan memori dan mengingatnya. Hal ini berarti jika
respons imun terhadap suatu antigen telah teraktivasi maka jika suatu saat Anda
terpapar dengan antigen yang sama untuk kedua kalinya, akan terjadi respons
yang lebih cepat.

c. Pengaruh Lingkungan Terhadap Imun


Lingkungan memiliki pengaruh bagi sistem imun seseorang, terutama
pada kontaminasi udara. Penelitian menunjukkan bahwa udara yang
terkontaminasi menekan kinerja sel T yang merupakan komponen sistem imun.
Perubahan lingkungan juga dapat menurunkan sistem imun seseorang
dikarenakan sistem imun harus beradaptasi terlebih dahulu dengan lingkungan
sekitarnya sehingga menyebabkan sistem imun kita menurun.

d. Jaringan dan fungsi jaringan yang terlibat dalam sistem imun

Jaringan Limfoid, secara kolektif, adalah jaringan yang memproduksi,


menyimpan, atau memperoses limfosit. Jaringa – jaringan ini mencakup
sumsum tulang belakang, kelenjar limfe, limpa, timus, tonsil, adenoid,
apendiks, dan agregat jaringan limfoid di lapisan saluran cerna yang dinamai
bercak Peyer atau jaringan limfoid terkait usus (gut-associated lymphoid
tissue, GALT)
 Fungsi Jaringan Limfoit
1. Sumsum tulang: asal semua sel darah
Tempat proses pematangan untuk limfosit B
2. Kelenjar limfe, tonsil, adenoid, apendiks, jaringan limfoid terkait usus:
Perpindahan limfosit dengan limfe (membuang, menyimpan, memproduksi,
dan menambahkan). Limfosit residen menghasilkan antibodi dan sel T
teraktivasi, yang dikeluarkan ke dalam limfe. Makrofag residen mengeluarkan
mikroba dan debris lain yang berbentuk partikel dari limfe
3. Limpa: Perpindahan limfosit dengan darah (membuang, menyimpan,
memproduksi, dan menambahkan). Limfosit residen menghasilkan antibodi
dan sel T teraktivasi, yang dibebaskan ke dalam darah. Makrofag residen
mengeluarkan mikroba dan debris lain yang berbentuk partikel, terutama sel
darah merah yang sudah usang, dari darah. Menyimpan sejumlah kecil sel

10
darah merah, yang dapat ditambahkan ke darah oleh kontraksi limpa sesuai
kebutuhan
4. Timus: Tempat proses pematangan untuk limfosit T. Mengeluarkan hormon
timosin

e. Faktor yang mempengaruhi sistem imun


Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem imun:
 Usia, frekuensi dan intensitas infeksi meningkat pada usia lanjut, juga terjadi
penurunan kemampuan untuk bereaksi secara memadai terhadap mikroorganisme
yang menginvasi. Tergantung fungsi limfosit T dan B menurunkan fungsi organ
yang berkaitan seperti lambung, sel kemih, jaringan paru, penipisan kulit,
neuropati perifer, dan penurunan sensibilitas sirkulasi.
 Gender (jenis kelamin) :
e. Estrogen memodulasi aktivitas limfosit T (Sel supresor)
f. Androgen berfungsi untuk mempertahankan produksi interkulin 2 dan
aktivitas sel sukresor
g. Estrogen cenderung menggalakkan imunitas sedangkan androgen bersifat
imunosupresif
 Nutrisi :
a. Gangguan fungsi imun yang disebabkan oleh insufisiensi protein kalori
terjadi akibat kekurangan vitamin yang diperlukan untuk sintesis DNA
dan protein
b. Vitamin akan membantu dalam pengaturan proliferasi sel dan maturasi sel
imun
c. Kelebihan atau kekurangan unsur-unsur renik (tembaga, besi, mangan,
selenium,zink) akan memengaruhi fungsi imun.
 Faktor psikoneuroimunologi :
a. Limfosit dan makrofag memiliki reseptor yang dapat bereaksi terhadap
neutrotransmiter dan hormon-hormon endokrin
b. Proses imun dapat memengaruhi fungsi neural dan endokrin termasuk
perilaku kelainan organ lain, keadaan seperti luka bakar atau bentuk
cedera lain (infeksi dan kanker) turut mengubah fungsi sistem imun.
Hilangnya serum dalam jumlah besar akan menimbulkan deplesi
(kehilangan) protein tubuh yang esensial, termasuk imunoglobulin stresor
fisiologis, disertai stres karena pembedahan atau cedera akan
menstimulasi (mendorong) pelepasan kortisol dan korteks adrenal turut
menyebabkan supresi respon imun yang normal.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Tindakan keperawatan pada klien alergi
Seperti yang kita ketahui dalam memberikan asuhan keperawatan ada
5 tahap yang harus dilakukan yaitu, Pengkajian, Pendiagnosis, Perencanaan,

11
Pelaksanaan, dan evaluasi. Maka hal yang pertama yang kita lakukan adalah
kita mengkaji pasien, menanyakan identitasnya, menanyakan riwayat
kesehatannya, mengajukan pertanyaan mengapa pasien dapat masuk rumah
sakit, menanyakan apakah sebelumnya pasien pernah menderita penyakit
seperti ini, riwayat keluarganya apakah keluarga pasien juga ada juga ada
menderita alergi. Karena, alergi juga dapat dipengaruhi oleh faktor gen.
Menanyakan lingkungan tempat tinggal apakah telah bersih dan sebelumnya
apakah pasien memakan makanan yang dapat memicu alergi. Barulah
kemudian kita oerikd TTV yang meliputi, frekuensi nafas pasien, keadaan
integumen pasien, dan memeriksa darah tepi pasien yaitu mengecek berapa
jumlah eousoniofil apakah kurang dari batas normal. Dan setelah mendapat
beberapa data, baru kita mendiagnosis. Bahwa, sesak nafas terjadi karena
pasien terpapar alergen, dan kerusakan integritas kulit juga disebabkan
terpapar alergen. Setelah merumusakan diagnosis. Kemudian, kita melakukan
perencanaan yaitu tindakan apakah yang mungkin akan kita lakukan seperti
mengatasi pasien sesak nafas, dengan memberikan pasien oksigen.

b. Pertolongan pertama pada alergi berat


TINDAKAN UNTUK ANAFILAKSIS (REAKSI ALERGI YANG BERAT)
1. Baringkan rata si penderita
JANGAN memperbolehkan penderita berdiri atau berjalan. Jika pingsan
miringkan penderita. Jika kesulitan bernapas, biarkan penderita penderita
2. Berikan suntikan adrenalin
3. Telepon ambulans
4. Telepon keluarga atau saudara dekat
5. Dosis adrenalin berikutnya boleh diberikan bila tidak ada tanggapan
setelah 5 menit
6. Rujuk penderita ke rumah sakit untuk dipantau setidaknya 4 jam.
Jika ragu, berikan suntikan adrenalin, berikan pernapasan mulut ke mulut
(CPR) jika tidak ada tanggapan atau penderita tidak bernapas seperti
biasa.

c. Cara mencegah alergi berat


Menghindari makan-makanan yang dapat menyebabkan alergi,
Pencegahan anafilaksis juga bisa dilakukan dengan menyuntikkan alergen
dalam dosis sedikit ke kulit dan secara bertahap akan ditingkatkan dosisnya.
Hal ini diperkirakan dapat menurunkan hipersensitivitas tubuh terhadap
alergen tersebut sehingga nantinya diharapkan tubuh dapat mengonsumsi
alergen tersebut tanpa adanya reaksi anafilaksis lagi.

12
VII. KERANGKA KONSEP

13
VIII. SIMPULAN

Dari skenario diatas kami dapat simpulkan:

1. Faktor alergi yang dialami bisa jadi tidak hanya dari makanan saja, namu bisa juga
dari faktor adaptasi. Lingkungan yang sebelumnya asri ke lingkungan yang
berpolutan. Bisa dikaji lagi kemungkinan adav faktor genetik juga.

2. Gejala alergi yang dialami merupakan hipersensitivitas tipe I.

3. Adanya reaksi yang melibatkan antibodi Ig E yang terikat, dimana jika sel khusus
tersebut berhadapan dengan antibodi (allergen) maka sel tersebut di dorong untuk
melepaskan zat kimia yang dapat merusak melukai jaringan sekitar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mangunnegoro H, Yunus F, Soewarta D. Patogenesis, Diagnosis, dan Penatalaksanaan


Asma.

Situs Putera kembara seijin Dr. Widodo

Akib, A.A. F. Munasir. Z, Kurniati N, 2010. Bahan Ajar Alergi Imunologi Anak. Jakarta;
Ikatan Dokter Anak Indonesia

Australian Society of Clinnical Imunology and allergy

Guyton Fisiologi Manusia dan mekanisme penyakit, Artur C. Guyton, MD, 1987 penerbit
buku kedokteran EGC Cetakan 2012 edisi revisi

Wijaya, I Gusti.B. 2018. Belajar Lapangan Syok Anafilaksis. Bali; Universitas Udayana

Jurnal SEPUTAR REAKSI HIPERSENSITIVITAS (ALERGI) Nuzulul Hikmah, I Dewa Ayu


Ratna Dewanti, Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Dexamethasone


https://www.webmd.com/drugs/2/grug-1027-5021/dexamethasone-oral/dexamethasone-
oral/details

Syaifuddin. ANATOMI FISIOLOGI

Jurnal unnej.ac.id

Sherwood, Lauralee. 2016. Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem

Jurnal Analisis Pencegahan dan Penanganan Anafilaksis di Masyarakat Nurani Almira


Salsabilla, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

15

Anda mungkin juga menyukai